Halaman

Thursday, March 7, 2019

Raja : Chaos Volume. 1 Chapter. 2 : Something...Interesting

Chapter Two – Something…Interesting


Part One


Sorakan yang sangat meriah. Kembang api yang menyala di sekitar Arena. Dan di tengah itu semua hanya ada satu orang yang berdiri dengan bangga dan Sombongnya. 100 Survivor masuk kedalam Arena dan hanya ada satu yang selamat, Yaitu ‘Raja’.

Raja kemudian berjalan keluar Arena, Di setiap jalannya semua penonton terus menyorakinya tanpa henti.

RAJA! RAJA! RAJA! RAJA! RAJA! RAJA! RAJA! RAJA! RAJA!

Sayangnya dari ratusan sorakan itu, Raja tidak dapat mendengarnya. Tapi Raja dapat mendengar suara dari Sora. Di sepanjang jalannya menuju keluar Arena, Raja dan Sora saling bertatapan satu sama lain. Sora terus mengikuti Raja dari jauh sampai pada akhirnya Raja sampai pada pintu keluar Arena dan kembali masuk ke ruang ‘F-12’. Begitu pun juga Sora, Sora dengan segera keluar dari tempat penonton dan berlari ke lantai bawah menuju ruangan ‘F-12’ berharap untuk segera bertemu dengan Raja.

Dibalik meriahnya sebuah kemenangan, Di ruangan VIP terjadi sebuah percakapan antara anggota OSIS.

“Hmm, Bagaimana menurut mu ?”                 

Seorang perempuan Misterius yang tidak terlihat wajahnya bertanya kepada seseorang di dalam ruangan VIP itu.

“Apanya ?” Seorang laki-laki yang sedang duduk menjawab pertanyaan perempuan itu.

Laki-laki itu berambut hitam di sisir ke belakang dan matanya juga hitam. Dia juga cukup tampan dan sangat tenang.

“Dia…Raja…Bagaimana menurut mu ?” Perempuan itu kembali bertanya.

“………Aku tidak tahu” Laki-laki yang duduk itu menjawab.

“Tapi bagaimana dengan mu, Hmmm, ‘Leiter’ ?”

Laki-laki itu memanggil perempuan itu ‘Leiter’ dan memberikan pertanyaan.
Perempuan yang dikenal sebagai ‘Leiter’ itu berpikir dari balik bayangan yang menutup wajahnya lalu bayangan itu secara perlahan menghilang dan menampakan wajah dari perempuan itu.

“Hmhehe, Haaa, Yaaa, Dia harus di perhatikan. ‘Raja’ ini yang mereka panggil. Akan menjadi kunci dari Rencana kita.”

‘Leiter’ dengan pikiran jahatnya telah menyatakan akan terus memperhatikan ‘Raja’. Kemungkinan dia membutuhkan ‘Raja’ untuk rencana yang dia miliki.

Perempuan itu dikenal sebagai ‘Leiter’ yang pastinya bukan nama aslinya. Rambutnya berwarna Silver tidak seperti Sora yang berwarna Putih seputih Salju, Leiter memilik rambut berwarna Silver panjang dan rambutnya diikat dengan dua cincin yang diikat dengan pita yang dililit di dalamnya dan rambut depannya turun ke sekitar mata. Kulitnya sangat terang dan putih namun tidak seputih Sora. Tingginya pas untuk ukuran perempuan remaja. Matanya berwarna Hijau berlian dan matanya itu terlihat tajam hampir mirip seperti Raja.

“Rencana kita ?...Ku kira itu rencana gila mu saja ?” Laki-laki itu kembali berbicara.

“Ara, Memang tapi tanpa mu aku tidak dapat melakukannya ingat”

“Kau cukup senang bukan begitu ‘Leiter’”

Suara ketiga datang dari arah pintu ruangan VIP. Suara perempuan yang tidak asing dan perempuan itu juga sudah tidak asing lagi yaitu Anggota OSIS Berkacamata yang sebelumnya memandu para Murid.

“Apa kau mengira semua rencana mu itu akan berjalan cukup lancar ?”

“Ya, Tentu. Kalau aku yang membuatnya” Dengan sombongnya Leiter menjawab.

“Haaahhh…Aku tidak begitu tahan dengan ke sombongan mu, Tapi bagusnya kesombongan mu itu 
selalu membawakan hasil yang baik. Itu yang membuat ku tambah kesal”

Anggota OSIS itu sepertinya tidak terlalu akrab dengan Leiter – Tidak, bukannya tidak terlalu akrab melainkan mereka memilik pendapat yang berbeda  yang membuat mereka tidak saling percaya.

“Ayolah Kak (Senior), Ku yakin ini akan berjalan sangat lancar. Raja bisa menjadi ‘Pasukan’ terahasia yang sudah ku rencanakan. Dan mungkin juga ‘Terkuat’. Dia adalah Kuncinya di sini”

“Hmph, Berapa banyak kau ingin merekrut orang untuk mengikuti Rencana gila mu itu ?”

“Aku mungkin memanggilnya gila tapi yaa…Tidak, ini memang gila namun selagi itu menguntungkan untuk SMA Area 2. Aku harus mendukungnya.”
Anggota OSIS perempuan itu terus saja mempertanyakan tentang rencana milik Leiter.
Leiter tersenyum tajam.

“Hanya 5, Untuk sekarang aku sudah memiliki 3 orang yang ku pecayai. Tinggal 2 saja dan ku harap Raja akan mendengarkan ku”

“Tidak, Tapi harus. Itu Harus !” Leiter mengatakan itu dengan senyumannya yang kejam.

“Kau selalu saja memaksa Leiter. Berikan mereka waktu untuk berpendapat dan berpikir, Mengerti !”

“Apa kau yakin ketiga orang sebelumnya yang kau temui menerima ajakan mu itu ?”

Laki-laki itu yang dari tadi terdiam akhirnya berbicara.

“Aaa, Tentu” dengan sombongnya Leiter menjawab.

“Owwh, Bagus kalau begitu” Laki-laki itu menerima jawaban Leiter.

“Mungkin mereka menerima mu karena mereka juga Gila. Hmph, Bukannya apa tapi kelihatannya 
mereka sama jahatnya dengan mu” Perempuan itu kembali berbicara.

“Ara, Terima Kasih kalau begitu. Pujian mu membuat ku senang, Kakak (Senior)”

Leiter melihat Perempuan itu dengan tatapan yang tajam dan Senyumannya yang sama tajamnya. Leiter nampaknya sangat senang jika di panggil jahat itu seperti Pujian baginya.

Tidak membalas perkataan dari Leiter, Perempuan itu berjalan menuju pintu ruangan VIP.

“Aku akan kembali kebawah memandu Murid-murid lainnya dan kau ‘Leiter’-“

Perempuan itu menunjuk Leiter.

Leiter terus menatap dan tersenyum tajam kepadanya.

“Ku tunggu perkembangan mu untuk 2 orang lainnya dan juga Si Raja yang kekuatannya tidak masuk akal ini !”

“Ara, Tentu pastinya” dengan sombong Leiter menjawab perkataannya.

“Kalau begitu aku akan ikuti rencana mu selanjutnya”

“Benarkah ?! Terima kasih kalau begitu, Kak (senior)”

“Hmph, Kalau begitu aku pergi. Oi kalian juga jangan terlalu lama di sini !”

Perempuan itu akhirnya keluar dari ruangan VIP menuju kebawah untuk memandu keluar para Murid 
yang menonton.

“Kalian seharusnya saling akur, Aku tidak bisa menghentikan kalian setiap saat”

Laki-laki itu mulai meminta Leiter untuk saling akrab dengan perempuan anggota OSIS sebelumnya.

“Ara, Kami memang akrab. Hanya saja pendapat ku dengan pendapatnya selalu berbeda”

“Hmm, Kalau itu kata mu, Baiklah” Sebaliknya justru Laki-laki itu mengalah dari Leiter.
Leiter kemudian kembali melihat ke jendela dan menarik nafas.

“Yaaa, Ini akan menjadi semakin menarik”

“Baiklah Raja, Aku akan mendapatkan mu. Segera. Itu HARUS !”

Leiter bersungguh-sungguh ingin memasukan Raja untuk menjadi salah satu orang keterpercayaanya.


Part Two


Sementara itu di belakang arena.

Sora berlari cukup cepat menuju ruangan Raja ‘F-12’. Di jalan dia melihat para Survivor yang tumbang di bawa masuk kedalam mobil Ambulan satu-persatu, Sora juga melihat Sniper yang menjadi lawan terakhirnya Raja. Sepertinya Sniper itu masih sedikit sadarkan diri dan Sora mendengar sedikit perkataannya.

“A…kan….Ku….Balas kau….Me…rah !” Itu yang keluar dari mulut Sniper yang perlahan kehilangan kesadarannya.

Sora tidaak meresponnya dan Ekspresi dari wajahnya tidak terkejut sama sekali. Jalan Sora masih terhalang oleh para Survivor yang tumbang dan Sora masih menunggu.

Setelah melihat para Survivor yang di bawa ke dalam mobil Ambulan, Sora kembali berlari menuju ruangan ‘F-12’ dengan cepat. Sesampainya di depan pintu tanpa pikir panjang Sora langsung mendobrak masuk dengan membuka pintu dengan kencang dan memanggil Raja.

“RAJA !?” Sora memanggilnya saat membuka pintu.

Di dalam ruangan itu benar sekali terdapat Raja yang sedang duduk dengan menekuk badannya. Raja tersenyum saat melihat Sora yang datang dan dia mengangkat tangannya rendah mengartikan “Halo” kepada Sora.

Tidak sempat berkata apa-apa, Sora langsung berlari menuju Raja. Raja dengan spontan berdiri dari duduknya. Lalu Sora memukul Raja di bagian dada Raja dan berkata-

“Kau Gila !”

Raja hanya tersenyum.

“Apa yang kau pikirkan ?” Sora kembali memarahi Raja.

Lagi Raja hanya tersenyum saja.

“Datang paling akhir dan melawan 50 Survivor sendirian hanya dengan Pisau, Menerima ratusan peluru dan masih tetap bangkit juga menghabisi mereka hanya dalam 8 menit !’

“Kau benar-benar GILA !!!”

Raja masih tetap tersenyum lucu melihat Sora yang panik itu.

“Berhenti Tersenyum ! Dasar kau ini !” Sora merasa di ledek dengan seenyuman milik Raja.

Sekejap wajah Raja menjadi Normal atau di sini di artikan menjadi Datar.

“OK. Bagus !”

Setelah melihat wajah Raja yang kembali Normal, Sora memberikan jempolnya.

Sora kemudian menarik nafasnya-

“Dan yang paling penting-“ Sora ingin menyampaikan sesuatu.

Wajah Raja kelihatan serius seketika.

“Bagaimana dengan Jaket ku !?!?!?”

Hal yang paling penting yang Sora ingin ketahui adalah…Kondisi Jaketnya…

Mendengar itu, Wajah Raja menjadi terlihat sedikit jengkel.

“Bagaimana kondisinya ? Apa ada yang berlubang ? Apa ada yang lecet ? Apa jaitannya ada yang 
terbuka ? Apa ada peluru yang menempel ? Bagaimana dengan Keringat mu jika kau ternyata berkeringat ? APA ITU RUSAK ?!”

Sora sepertinya sangat menyayangi jaket miliknya itu. Dia terus menerus menanyakan kondisi jaketnya kepada Raja dengan wajah cemas.

Raja menanggapi semua pertanyaan Sora dengan cara, Melepas jaketnya, Membaliknya berkali-kali ke arah Sora dan yang terakhir mengipaskan Jaketnya ke arah Sora. Dan Raja melakukan itu dengan wajah Datar tidak peduli.

WUSH! WUSH! WUSH!

Jaket itu di kipaskan kepada Sora.

Setelah menerima angin dari kipasan Jaket miliknya, Sora merespon-

“Ahaha, Bagus tidak ada yang rusak…”

Sora mengatakan itu sambil merasakan angin sejuk yang di hasilkan dari jaket miliknya yang di 
kipaskan oleh Raja.

“Tunggu dulu !” Sora dengan sigap memotong.

Raja kemudian menghentikan kipasannya.

“APA ADA KERINGAT MU ?!”

Lagi Sora menanyakan kondisi jaketnya dan kali ini pertanyaannya cukup konyol.
Mendengar pertanyaan aneh Sora untuk yang kebeberapa kalinya, Raja merasa sedikit jengkel. Lalu untuk menanggapi Pertanyaan itu, Raja membuka lebar jaket Sora dan yang dia lakukan adalah…
Menutup seluruh wajah Sora dengan jaket merah itu.

“Aaaaaiiiiaaaaaa !!!...”

Sora terkejut dan berteriak. Teriakannya tidak terlalu kencang melainkan itu teriakan Refleks.

“Hmm ?...Aneh-“ Sora melepas jaket yang menutupi seluruh Wajahnya.

“Tidak ada keringat dan bau sama sekali…”

Di jaketnya itu tidak ada bekas keringat dan bau milik Raja.

Raja kemudian mengambil kembali jaket milik Sora.

“Apa mungkin…Raja…Apa kau merasa lelah ?” Kali ini Sora menanyakan Kondisi Raja.


Raja menjawabnya dengan menggelengkan kepalanya sedikit.

Sora kemudian melihat seluruh tubuh Raja dan untuk lebih jelasnya lagi, Sora mendekati Raja dan mencium sedikit tubuh Raja.

“Hmmm ?!” Setelah mencium tubuh Raja, Sora terkejut.

“Hebat...Raja kau-“ Sora melihat ke arah Raja.

Tampang Raja masih sama seperti biasa, Datar tidak berarti.

“Kau sama sekali tidak mengeluarkan keringat…”

Sora melanjutkan perkataannya. Raja hanya tersenyum mendengar perkataan Sora.

“Sugoi ! Apa kualitas Jaket ku ini benar-benar luar biasa”

FACEPALM!

Seketika Raja memukul jidatnya dengan tangan kirinya setelah mendengar perkataan konyol Sora.

“Ara. Buktinya kau tidak berkeringat sama sekali. Itu berarti jaket ku ini cukup hebat bukan”

Dengan tampang yang bodoh dan hanya bertujuan untuk meledek Raja, Sora melebih-lebihkan kualitas 
Jaketnya.

Sora kelihatan sangat senang untuk Menggoda Orang lain. Ini mungkin adalah Sifat aslinya…Tidak- 
Tapi memang sifat aslinya.

Raja dengan tampang jengkelnya memakai kembali Jaket merah milik Sora.

“Hmm. Kenapa kau memakainya kembali ? Bukankah pertandingan sudah selesai”

Raja kemudian memperlihatkan kertas peraturan pertandingan Survival kepada Sora.
Sora kemudian membacanya.

“Bagi peserta yang memenangkan pertandingan diminta untuk tidak berganti pakaian tarung terlebih 
dahulu setelah pertandingan usai”

Itu yang tertulis di kertas peraturan.

“Emm. Terdengar seperti memaksa” Sora memberikan pendapatnya.

Raja kemudian mengeluarkan semua Pisau yang dia bawa dan di taruh di atas meja.
Saat Sora melihat itu, Sora langsung teringat pertarungan milik Raja sebelumnya.
Mata Sora terbuka lebar saat sedang mengingat kejadian itu dan kembali bertanya kepada Raja.

“Raja…Seberapa kuatnya kamu ?”

Secara mendadak, Sora langsung menanyakan level kekuatan yang Raja miliki.

Raja tidak merespon dan wajahnya masih datar.

Mata Sora melebar. Sepertinya Raja sedang memikirkan sesuatu dan Sora membacanya.

Raja sama sekali tidak mengeluarkan keringat, Dalam artian Raja sama sekali tidak lelah atau juga Raja sama sekali tidak ‘Serius’ saat pertandingan itu berjalan. Dalam artian lain juga saat Sora menanyakan seberapa kuat Raja, Itu berarti saat melawan 50 Survivor yang bekerja sama, Raja sama sekali tidak ‘Serius’ dan belum mengeluarkan ‘Seluruh Kemampuannya’. Dapat di artikan juga, Raja belum mengeluarkan 5% bahkan 1% dari kekuatannya itu berarti Raja masih lebih kuat lagi.

Seluruh ‘Tekanan’ yang Raja keluarkan, ‘Kecepatan’ yang Raja tunjukan, ‘Intimidasi’ yang kuat, dan seluruh ‘Kehancuran’ dan ‘Kerusakan’ yang Raja perbuat, Itu semua masih belum ‘kekuatan’ Penuh dan ‘Serius’ milik Raja. Itu berarti Raja masih ‘Lebih Kuat’ lagi.

Kembali lagi ke Kondisi Raja dan Sora sekarang. Sora masih membaca pikiran Raja dan di saat itu juga, Raja perlahan tersenyum. Senyumannya itu tidak dapat di artikan Ramah melainkan Senyuman seseorang yang terlihat Angkuh dengan kekuatannya.

Selesai membaca pikiran Raja, Sora tidak dapat berbuat apa-apa. Dia terdiam dan matanya terbuka lebar. Lalu Sora berkata-

“Luar biasa. Itu berarti-“

KNOCK! KNOCK!

Dari luar ruangan ada yang mengetuk pintu.

Belum selesai berkata-kata, Dari luar ada seseorang yang mengetuk pintu dan menghentikan perkataan Sora. Sekejap Raja dan Sora melihat ke arah pintu.

“Permisi, Apa ini ruangan Raja ?“ Dia membuka pintunya dan memasukkan kepalanya.

Perempuan Anggota OSIS berkacamata itu datang dan melihat Raja dan Sora di dalam.

“……Apa aku mengganggu ?” Perempuan itu bertanya.

“Emm, Tidak sama sekali” Sora menjawab dengan entengnya dan tanpa Ekspresi.

“Oh. Bagus kalau begitu-“

Perempuan anggota OSIS itu masuk ke dalam bersama 3 Anggota OSIS lainnya.
Salah satu anggota OSIS membawa sebuah ‘Lencana’ di atas Plat, Lalu anggota kedua membawa seperti Buku catatan, dan yang ketiga membawa Notebook yang jelas Notebook ini bukan untuk main-main melainkan untuk urusan penting. Sedangkan Anggota OSIS Perempuan berkacamata membawa selembar Kertas di dalam Phamflet.

Raja dan Sora kemudian melihat ke arah 4 Anggota OSIS yang datang.

“Ehemm…-“ Perempuan berkacamata anggota OSIS itu siap untuk berbicara.

Dia kemudian melihat ke selembaran Kertas yang dia bawa.

“Eeee, Untuk peserta ke 12 dan sekaligus pemenang dari Survival pada tahun ini Raja, Kami anggota 
OSIS mengucapkan selamat atas kemenangannya lalu kami dengan senang hati memberikan gelar 
‘ONE-MAN ARMY’ kepada mu-“

Tidak hanya sebatas gelar dan nama saja, Anggota OSIS di belakangnya membawakan Lencana yang berbentuk  seperti sayap itu kepada Raja. Lencana yang berwarna Silver dan di tengahnya bergambar Tengkorak dan 2 senjata yang menyilang di tengahnya.

Perempuan itu pun memakaikannya kepada Raja. Dia memakaikannya di Jaket bagian Dada sebelah Kiri Raja.

“Ku ucapkan Selamat. Lalu bukan hanya gelar kau juga kami berikan kursi untuk berada di anggota OSIS secara resmi-”

Mendengar itu Raja dan Sora terkejut. Mata mereka berdua terbuka lebar dan bercahaya.

“Dan kami juga memberikan satu permintaan keinginan mu. Apa saja akan kami kabulkan asalkan masih dalam batasan School Nation dan tidak berlebihan. Pesan ini dari Ketua OSIS. Itu saja dan ku ucapkan Selamat”

Selesai berbicara, Perempuan itu dengan anggota OSIS lainnya bertepuk tangan kepada Raja.

Ekspresi Raja sangat senang namun tenang. Dia terus menerus melihat Lencana ‘ONE-MAN ARMY’ miliknya dan memegangnya. Sora juga ikut senang mendengar itu semua, Matanya bersinar dan wajahnya tersenyum lebar.

“Bukankah itu bagus Raja ?!” Sora mulai berbicara kepada Raja.

Raja menoleh ke arah Sora.

“Kau mendapatkan Gelar ‘ONE-MAN ARMY’ dan bukan hanya itu kau juga di undang untuk menjadi anggota OSIS secara resmi yang pastinya akan kau terima bukan ?”

Raja menjawab dengan mengangguk mengartikan dia dengan senang hati menerima untuk menjadi Anggota OSIS yang baru.

“Kalau begitu sudah di putuskan. Kau menjadi anggota OSIS yang baru, Etoo, Raja. Raja benarkan?”

Perempuan itu menanyakan nama atau panggilan Raja dan Raja menjawab dengan mengangguk.

“Baiklah. Apa kau ingin di tuliskan Raja saja dan bukan Nama Asli mu ?”

Sebelum menuliskan nama Raja, Perempuan itu memastikan pilihan Nama Raja.

Raja hanya tersenyum santai lalu-

“Tidak. Raja saja !” Sora yang menjawab. Jawabannya ini berasal dari apa yang Raja pikirkan.

“Owh. Begitukah. Baiklah”

Setelah menerima jawaban, Perempuan itu meminta kepada Anggota OSIS yang membawa buku catatan dan Notebook untuk menuliskan nama Raja.

Raja sekarang secara Resmi bergabung dengan Anggota OSIS SMA Area 2.

“Hebat, Selamat Raja.” Sora memberikan ucapan selamat kepada Raja dimana Raja hanya mengangguk.

“Dan lagi mereka memberikan satu permintaan yang kau inginkan. Apa yang kau inginkan ?” Sora 
bertanya kepada Raja.

Raja kemudian melihat ke arah Perempuan anggota OSIS itu.

“Soal itu. Apa yang kau inginkan ?” Perempuan itu menanyakan ke inginan Raja.

Raja berpikir dan berpikir. Raja tidak dapat memikirkan apa yang dia inginkan. Mungkin untuk saat ini Raja tidak menginginkan apapun. Kemudian Raja melihat ke arah perempuan itu sekali lagi.

“Ku pikirkan itu nanti” Sora menjawab apa yang Raja pikirkan kepada Perempuan itu.

“Baiklah kalau begitu. Kau boleh memintanya nanti apa pun akan kami berikan- Ya, Walau pun akan kami pertimbangkan juga nantinya”

“Kalau begitu kalian boleh pergi dan sepertinya kau hampir ketinggalan Bus, Etooo, Sora benarkan ?”
Perempuan itu sepertinya ingin menyampaikan kalau Sora ketinggalan Bus miliknya.

“Iya, Benar aku Sora” Sora menjawab.

-A…Sudah kuduga.

Perempuan itu mengatakan itu di dalam hatinya.

-Pantas saja setiap kali aku bertanya kepada Raja tapi justru Sora lah yang menjawab. Mereka tidak menyadari kalau mereka sudah cukup terkenal sebagai Otak dan Mulut.

Ternyata selama seminggu bukan hanya Sora yang terkenal melainkan hubungan Otak dan Mulut milik Raja dan Sora juga sudah cukup terkenal di SMA Area 2. Itu berarti Raja juga sudah terkenal seminggu yang lalu dan sekarang Raja dan Sora akan menjadi semakin terkenal.

“Sepertinya kau cukup terkenal, Sora” Raja memikirkan itu.

“Emm, Kelihatannya begitu” Sora membaca pikiran Raja dan menjawab.

-Apa yang mereka lakukan ? Apa ini yang mereka katakan kalau Sora dapat membaca pikiran orang lain. Ternyata benar. Sora harus di waspadai !

Perempuan itu memikirkan itu di dalam pikiran dan hatinya. Lalu-

“Senpai !” Sora memanggil Perempuan itu.

“Ehh ?” Perempuan itu sedikit terkejut.

Sora tersenyum tajam ke arahnya.

Perempuan itu sedikit terkejut melihat Senyuman tajam Sora.

“Jadi sepertinya, OSIS juga sedang mewaspadai ku ya…”

Sora mengatakan itu kepada Perempuan itu. Yang jelas tentu pastinya Sora membaca pikiran milik 
Perempuan berkacamata anggota OSIS tersebut.

Dalam sekejap Perempuan itu terkejut. Dia lupa kalau apa saja yang orang lain pikirkan maka Sora dapat membacanya dengan mudah dan cepat. Rumor tentang keahlian dan kemampuan Sora dalam membaca pikiran sudah tersebar luas dan mereka semua masih lupa dengan apa yang harus mereka lakukan.

Mendengar perkataan Sora, Wajah Raja menjadi Serius dan melihat ke arah Anggota OSIS.

“Nee, Senpai. Apa OSIS memilik sebuah rencana terhadap ku ? Dan kenapa kalian mewaspadai ku ?”

Sora menanyakan pertanyaan kepada Perempuan berkacamata itu dengan wajah dan senyuman yang mengintimidasi lawan bicaranya.

Perempuan berkacamata itu panik bukan hanya dia tapi 3 anggota OSIS lainnya juga. Mereka berempat berkeringat dan berusaha mengosongkan pikiran namun mereka cukup payah dalam hal itu.

“Hmm. Kalian payah dalam mengosongkan pikran” Sora kembali menyerang mereka.

Keempat anggota OSIS itu berusaha untuk tetap tenang.

“Ehem hem. Ini menarik. Sangat membuat ku tertarik”

Sora tersenyum Sadis untuk pertama kalinya di hadapan mereka.
Mata dari perempuan berkacamata itu sekejap melebar setelah melihat wajah Sora yang menjadi sadis.

Perempuan berkacamata itu berusaha untuk mendinginkan suasana.

“N-Nah karena kau ketinggalan Bus mungkin kau harus ikut bersama kami. Itu juga khusus untuk mu, Raja”

Perempuan itu langsung membawa masalah Bus untuk mendinginkan suasana.

Sekejap Wajah Raja dan Sora kembali menjadi Normal.

“Apakah aku juga tertinggal ?” Itu yang Sora sampaikan yang pastinya itu yang Raja pikirkan.

“T-Tidak, Tapi kedua Bus para Survivor sudah pergi duluan. Tidak mungkin satu Bus besar itu hanya 
kau yang jadi penumpangnya benarkan”

“A…Benar juga” Sora menyampaikan apa yang Raja pikirkan.

“Tenang kalian tidak duduk dengan para Anggota OSIS lainnya. Kalian menaiki Bus yang ku tumpangi dan yang ini Khusus untuk si Pemenang yang ternyata ada tambahan penumpang”

“Hehehe~” Sora ketawa sedikit malu.

“Kalau begitu ayo kita berangkat”

Perempuan itu mengajak Raja dan Sora untuk pergi ke Bus dan berangkat kembali menuju sekolah.

“BAIK!” Sora menjawab.

Di menit-menit terakhir Perempuan berkacamata itu berhasil menenangkan suasana dan membuat kondisi suasana mereka menjadi seperti semula.

Sebelum kembali ke sekolah, Raja dan Sora merapihkan barang-barang Raja dan bergegas ke Bus bersama Perempuan anggota OSIS berkacamata itu. Mereka pun berjalan bersama menuju Bus.

“Ternyata benar” Perempuan itu berbicara pelan.

“Aku merasakan Aura yang besar dari Raja. Tidak hanya dari Raja tapi juga dari Sora walau pun Aura Raja lebih besar tapi Aura mereka terasa sama dan menyatu. Apa sebenarnya ini semua ?”

Sepertinya perempuan itu dapat merasakan Aura seseorang sama seperti Sora dan mungkin juga Raja. Mungkin karena kemampuannya dalam merasakan Aura ini lah yang membuatnya selalu berselisih dengan Leiter.

“Apa aku harus segera menghubungi ‘Leiter’ soal ini ?”

Salah satu anggota OSIS yang membawa Notebook menanyakan gerakan mereka selanjutnya.

“Ya. Tolong beritahu Perempuan gila itu soal informasi ini dan juga berhati-hatilah terhadap Sora. Mengerti !?”

“Baik. Mengerti !”

Mereka pun kembali berjalan menuju Bus.

Akhirnya mereka pun sampai di Bus mereka. Setelah masuk ke dalam Bus, Bus mereka pun berangkat menuju kembali ke Sekolah. Di dalam Bus Raja dan Sora duduk bersebelahan.

“Hm Hm Hm Hm Hm Hm~, Hehehehehe~” Sora kelihatan gembira.

Raja melirik sedikit ke arah Sora yang saat ini Raja sedang melihat keluar jendela Bus dengan tangan yang di tempelkan ke jendela dan kepalanya yang di taruh di atas tangannya.

“Tidak ada~” Sora menjawab.

“Tidak ada. Aku hanya senang akan sesuatu.~”

Yang jelas di sini Sora membaca pikiran Raja.

Raja kembali melihat keluar jendela Bus.

Sora masih terlihat kegirangan.

“Menarik sekali Raja~” Sora mengatakan sesuatu kepada Raja.

Raja kemudian melirik kembali ke arah Sora.

“Tidak kusangka. Tidak kusangka kalau OSIS mewaspadai ku~”

Sora mengatakan itu dengan wajahnya yang tersenyum manis.

Bukannya panik dan ketakutan tetapi Sora justru senang dengan hal itu dan merasa sangat tertarik.

Raja hanya terdiam saja tanpa ekspresi melihat Sora yang kegirangan.

“Di waspadai kah !? Ehehe. Aaahhhh…Aku jadi sangat tertarik. Itu berarti mereka mengakui kekuatan ku. Bukan begitu, Ra-Ja~ Ehehe~”

Sora sekarang benar-benar sangat senang dan keegirangan.

Raja sekali lagi tidak merespon dengan ekspresi wajah, Menulis di buku catatan atau bahkan memikirkan perkataan. Dia justru hanya melihat Sora saja yang sedang kegirangan tersebut.

“Hmm. Ada apa ? Kau tidak ingin berkata apa-apa ?” Sora bertanya kepada Raja.

Raja lalu menutup matanya, Menarik nafas pelan dan kembali melihat ke luar jendela tidak menanggapi Sora.

“Ehhh~ Apa ini ? Tidak biasanya~”

Sora sedikit kecewa kepada Raja yang tidak merespon. Tapi dari cara Sora menyampaikan perasaanya, 
Sora kelihatannya tidak begitu kecewa.

Sora kemudian menarik-narik jaket merah bagian lengan milik Raja sambil berkata—

“Nee~ Raja~ Katakan sesuatu~ Ayo~”

Sora dengan sifatnya yang agak kekanak-anakan tapi terlihat Imut itu memohon kepada Raja. Tapi Raja sama sekali tidak merespon.

Lalu di tengah masalah mereka-

“Ehem hem….Permisi kalian berdua bukannya ingin mengganggu tapi…-“

Suara itu datang dari Perempuan OSIS berkacamata tersebut.

“Apa yang sebenarnya kau ingin kan ?”

Perempuan itu bertanya kepada Sora dengan tampang dan nada yang sedikit jengkel. Kemungkinan karena melihat Sifat Sora yang aneh dan menjadi ke Kanak-anakan.

“Emm, Ada apa ? Bukannya Raja sudah bilang kalau dia belum tahu ingin apa”

Sora membalasnya dengan wajah yang lugu dan mengira kalau Perempuan itu bertanya soal keinginan Raja.

“BUKAN yang ITU !!!!” Perempuan itu membalas dengan nada yang besar lalu kecil lalu besar lagi.

Bus itu terus berjalan menuju Sekolah mereka.

Di jalan banyak anggota OSIS yang tertidur tidak terkecuali Sora, Sora tertidur di pundak Raja. Entah kenapa Sora yang tertidur pada kenyataannya yang lelah dan bertarung besar-besaran adalah Raja namun Raja tidak merasa lelah sedikitpun. Raja sama sekali tidak kelelahan dan sekarang ini Raja merasa baik-baik saja. Di dalam Bus hanya Raja dan Perempuan anggota OSIS itu saja yang terbangun, Raja sedang melihat keluar jendela dengan tangannya di dagunya dan Sora yang tertidur lelap di bahu Raja. Sedangkan Perempuan itu sedang membaca sebuah Novel. Kemudian-

“Nee, Raja…” Perempuan itu memanggil Raja sambil membaca Novel.

Raja tidak menjawabnya.

“Apa kau punya rencana di sekolah ini ?” Perempuan itu memberikan pertanyaan.

Raja kemudian melirik ke arahnya sedikit.

“Kau pastinya punya bukan. Kita semua punya” Perempuan itu meneruskan.

Raja menghela nafasnya pelan.

“Semua orang pasti punya. Terlebih ini adalah tahun yang di ramalkan”

Perempuan itu kembali melanjutkan.

Perempuan itu kemudian sedikit melirik dengan tajam ke arah Raja, Kemudian setelah melirik 
Perempuan itu kembali membaca Novelnya.

“Mari tidak membawa alasan ‘Era’ yang di ramalkan ini terlebih dahulu. Sekarang aku ingin menanyakan sesuatu tentang tujuan mu itu saja. Bagaimana ?”

Perempuan itu kembali berbicara dengan Raja.

Raja sedikit melirik ke arah perempuan itu dan kembali melihat ke luar jendela.

“Kalau begitu. Jadi…Apa sebenarnya tadi ?”

Perempuan itu kelihatan seperti bicara Sendiri sekarang ini. Walaupun dia sedang berbicara bersama Raja tapi Raja sama sekali tidak menjawab di tambah lagi Perempuan itu tidak dapat membaca pikiran Raja dan apa yang Raja ingin sampaikan.

“Kekuatan mu itu…Apa itu ?” Perempuan itu menanyakan tentang kekuatan aneh milik Raja.
Raja terdiam dan mulai bernafas pelan.

Tidak memberitahukan kekuatan miliknya kepada Perempuan itu, Raja hanya terdiam saja tidak merespon.

“Ya. Sudah kuduga ini akan terjadi” Perempuan itu kembali berbicara.

”Tidak mungkin dapat berbicara dengan mu tanpa ‘Mulut mu’ (Sora) yang sekarang ini sedang tertidur”

Perempuan berkacamata itu kemudian menutup Novelnya dan menutup matanya kemudian menyenderkan tubuh dan kepalanya ke Bangku yang dia duduki.

“Kalau begitu-“ Dari arah Raja dan Sora, Terdengar sebuah suara.

Perempuan itu kemudian membuka matanya dan melihat ke arah Raja dan Sora.

“Bagaimana jika aku bantu ?!”

Suara itu berasal dari Sora. Seketika Sora terbangun dari tidurnya dan sekejap langsung berbicara. Perempuan itu sedikit terkejut dengan Sora yang tiba-tiba terbangun dan berbicara.

“Baiklah. Itu jadi lebih mudah”

Perempuan itu menerima tawaran dan memutuskan untuk kembali berbicara dengan Raja yang perkataanya di sampaikan oleh Sora.

Raja kemudian berhenti melihat keluar jendela dan sepenuhnya melihat ke arah perempuan berkacamata itu.

“Jadi. Apa yang ingin kau tanyakan ?” Sora berbicara menyampaikan apa yang Raja pikirkan.

Mulai dari sekarang ini semua perkataan dari Raja terhadap Perempuan berkacamata itu di sampaikan oleh Sora. Jadi Sora sepenuhnya menjadi ‘Mulut’ dari Raja dan Raja adalah otaknya.

“Aku ingin bertanya soal kekuatan mu barusan. Kekuatan besar apa itu ?”

“Hmm. Itu hanya sebagian dari kekuatan ku saja” Sora membalas (Pikiran Raja)

“Sebagian ?” Perempuan itu merespon.

“Hmm. Tidak. Bukan sebagian. Melainkan itu sedikit dari kekuatan ku” Sora membalas (Pikiran Raja)

“B-Benarkah itu ?!” Perempuan itu terkejut mendengar balasannya.

“Ehhh…Benarkah itu Raja ?!?! Hebat…Seberapa kuat sebenarnya kamu ?”

Sora yang baru saja menyampaikan pikiran Raja justru juga ikut terkejut mengetahui tentang kekuatan 
‘Kecil’ Raja yang baru di sampaikan.

Raja dan Perempuan anggota OSIS itu hanya berwajah datar namun jengkel saat Sora juga ikut terkejut.

“Oiii Kau ini !!!”

 “E….Hehe maaf  Senpai. Aku juga baru mengetahui ini. Hehe~”

Sora membalasnya dengan nada yang lucu.

“Aku kira karna kau ‘Mulutnya’ kau sudah tahu tentang Raja sepenuhnya”

“Hmm…Lebih tepatnya belum semua. Terutama kekuatan miliknya” Sora membalas.

“Begitu…Kah” Perempuan itu melihat ke arah Raja.

Raja hanya terdiam tidak berekspresi.

Perempuan itu kemudian membuang nafasnya pelan.

“Kalau begitu aku tidak jadi menanyakan soal kekuatan mu. Sepertinya ini akan repot jika aku bertanya soal kekuatan mu”

“Jadi apa yang ingin kau tanyakan sekarang ? Senpai~” Sora membalas perempuan itu (Bukan Pikiran Raja)

“Kalau begitu. Bagaimana dengan rencana mu. Kau pasti memiliki Rencana bukan, Raja”

Perempuan itu kembali menanyakan soal Rencana milik Raja.

“Bagaimana jika Kakak (Senior) memberitahu nama kakak terlebih dahulu !?”

Sora membalas (Pikiran Raja).

“A…Benar juga. Perkenal kan Namaku Sarah…Kelas 2-A…Kita satu tahun berbeda. Salam kenal”

Nama dari Perempuan berkacamata itu adalah Sarah dan ternyata dia masih kelas 2 bukan kelas 3 seperti beberapa anggota OSIS lainnya sebelumnya.

“A. Salam kenal juga. Senpai” Sora kembali membalas (Bukan Pikiran Raja).

Sarah kemudian melihat ke arah Raja menunggu jawaban yang sama seperti Sora.

“Tidak. Dia tidak memikirkan apa-apa” Sora memberitahu kepada Sarah kalau Raja tidak membalas perkenalannya.

“Oi Oi Oi. Beginikah caramu membalas Kakak kelasmu ?! Sopan lah sedikit”

“Itu memang sifatnya dan memang sudah dari awal seperti itu” Sora membalas.

“Eh. Benarkah. Baiklah”

“Jadi. Apa rencana mu, Raja ?” Sarah kembali menanyakan rencana Raja.

Raja hanya melihat ke arah Seniornya itu dengan wajah sedikit serius. Lalu-

“Nee, Bagaimana kalau Kakak (Senior) yang memberitahu ku saja apa rencana kalian (OSIS) !” Sora membalas (Pikiran Raja).

Sebaliknya, Raja meminta Perempuan itu untuk memberitahukan rencana dari OSIS.

Sarah langsung terdiam tidak berkata apa-apa. Lalu-

“K-Kenapa aku harus memberitahu mu ?” Sarah kembali bersuara.

“Rencana ini…Ini Rencana OSIS bukan begitu dan hanya anggota OSIS saja yang tahu benar ?!” Sora membalas (Pikiran Raja).

“Haahh ?!” Sarah tersadarkan akan sesuatu.

“Dan sebelumnya…Raja sudah Bergabung dan di nyatakan sebagai anggota OSIS. Itu berarti, Raja dapat mengetahui rencana kalian. Benar begitu, Kak (Senior)”

Sora membalas (Pikiran Raja). Di sini saat Sora menyampaikan pikiran Raja, Sora mengganti “Aku” dengan “Raja” bermaksudkan kalau Raja lah yang berbicara bukan Dia (Sora).
Seketika juga-

“Aaa. Benar juga. Kau pintar Raja” Sora tersadarkan sesuatu tentang rencana Raja.

FACEPALM!

Seketika Raja dan Sarah memukul jidatnya dengan telapak tangan mereka.

“Ahaha. Aku baru menyadarinya. Senpai~” Sora membalas kembali.

“Kau ini. Sebenarnya hanya pura-pura bodoh saja kan” Sarah dengan serius menanyakan Sora.

Namun Sora hanya tersenyum licik kepada Seniornya itu.
Sarah dengan serius melihat Sora dan membuang nafasnya.

“Haah. Sepertinya aku terjebak”

“Baiklah. Checkmate. Kau mendapatkan ku Raja”

“Akan ku beritahu tapi…”

Raja dan Sora menjadi sangat serius.

“Sepertinya tidak akan ku beritahu”

Sekejap wajah Sora menjadi sedikit terkejut tetapi wajah Raja tetap serius.

“Eeeeee…Kenapa ? Bukannya sebelumnya kau ingin memberitahunya ?”

Sora bertanya kepada Sarah.

Sarah hanya terdiam dengan tampang yang serius. Lalu Sarah melihat ke arah Raja dan-

“Raja…Kau tahu apa yang harus kau lakukan !”

“Eee…?” Sora merasa sangat bingung.

Seketika Sora menjadi sangat lemas dan perlahan demi perlahan kehilangan kesadarannya.

‘A-Apa yang…S-Sedang…T-Terjadi-“

Sora kemudian terjatuh kedepan namun di tahan oleh Raja dan menaruh kepalanya di atas pangkuannya.

Tampang Raja benar-benar sangat serius. Ini sangat jelas yang melakukan hal ini adalah Raja.

“Bagus. Sudah kuduga itu Raja, Yang tadi itu ‘Pressure’ bukan”

Raja dengan tenang menaruh kepala Sora di pangkuannya dan melirik ke arah Sarah.

“Aku tahu apa itu ‘Pressure’. Kekuatan tekanan yang pastinya semua orang dapat menggunakannya 
tapi membutuhkan latihan yang keras dan hanya orang-orang kuat saja yang dapat menggunakanya”

“Bukti kalau kau dapat menggunakan kekuatan itu dengan sangat Mudah itu berarti kau Benar-benar sangat Kuat. Raja”

Raja hanya melihat ke arah Sarah dengan wajah yang datar seperti biasa.

“Hampir sama seperti sebelumnya dalam Arena, Tapi ‘Pressure’ yang ini sedikit kecil dan juga ‘Pressure’ yang kau keluarkan di Arena cukup besar Tapi-“

Raja masih melihat dengan datar ke arah Sarah.

Sarah dengan serius mencoba untuk berpikir dengan hati-hati.

“Kerusakan yang lebih Dahsyat sebelumnya di dalam Arena…Tidak di sebabkan oleh ‘Pressure’ bukan. Kekuatan merusak ‘Pressure’ tidak sampai se-Dahsyat dan sebesar itu”

“Itu berarti…-“ Tampang Sarah dan matanya menjadi sangat Serius.

“Kekuatan mu…Benar-benar mengerikan. Raja”

Mendengar semua itu, Raja hanya terdiam dan wajahnya masih tetap datar seperti biasanya.
Sarah kemudian melihat ke arah Sora yang tidak sadarkan diri karena perbuatan Raja.

“Hmph. Dan kau juga rela melakukan apapun hanya untuk kepentingan mu sendiri bukan begitu”

“Kau itu seperti ‘Chaotic Good’ Orang yang rela mengorbankan apapun demi tujuannya dan hal yang 
benar. Walaupun di sini kau kelihatan tidak seperti itu. Kau tidak ada ‘Baik-baiknya’ sama sekali dan aku tahu itu”

Raja masih tetap terdiam.

“Kau juga mengerti apa yang ku maksud saat aku memberitahu mu sebelumnya dan dengan cepat langsung menyerang Sora dengan ‘Pressure’ mu tidak peduli siapa Sora itu bagimu”

“Hmph. Sepertinya aku tahu kenapa ‘Dia’ sangat menginginkan mu”

“-Jika Sora tetap terbangun. Maka aku tidak dapat mengetahui rencana OSIS”

Itu yang tertulis di buku catatan.

“Aa. Tepat sekali. Itu karena Sora bukanlah anggota OSIS dan hanya anggota OSIS saja yang tahu akan rencana ini”

Yang sudah diketahui sejauh ini adalah Raja memang bukan orang yang dapat di bilang Baik. Raja bahkan berani untuk mengorbankan Sora dan mengikuti permintaan Sarah hanya untuk sebuah Informasi yang ingin dia dapatkan. Raja juga akan mengorbankan siapa saja demi kepentingan dirinya sendiri kalau itu artinya harus menghancurkan dan mengorbankan semuanya. Raja juga bukan orang yang Peduli akan berbagai hal dan akan melakukan apa saja yang dia inginkan. Dapat di bilang juga kalau Raja seperti “ALL FOR ONE” dimana semua yang Raja inginkan maka harus dia dapatkan dan hanya untuknya.

Disini juga sepertinya Sarah juga orang yang sangat peduli akan kepentingannya. Sarah rela meminta Raja untuk mengorbankan Sora jika Raja ingin mengetahui soal rencana mereka. Sarah juga hampir sama seperti Raja yang rela mengorbankan apapun untuk melindungi Rahasia penting. Walapun begitu tapi Sarah tidak dapat di bilang Jahat mau pun Baik. Sarah seperti Anti-Hero.

“Kalau begitu Raja. Darimana kau ingin mengetahui soal Rencana OSIS ? Anggota baru”

Karena suasana yang sudah aman karena Sora yang sudah tidak menghalangi mereka, Sarah dengan senang hati akan memberitahu semua rencana OSIS kepada Raja.

Raja kemudian Tersenyum. Senyumannya ini sangatlah kejam dan tidak berperasaan sambil mengelus rambut dan kepala Sora.

…………………………………………………

Perlahan, Sora membuka matanya lalu terbangun dari tidurnya.

“Hmm. Apa yang sudah terjadi ?”

Sora terbangun dan menanyakan kondisi.

“Akhinya kau juga ikut terbangung. Sama dengan yang lainnya”

Sarah yang sedang membaca Novel membalas Pertanyaan Sora.

“Ee…Apa ?” Sora masih sedikit bingung.

Kemudian Sora melihat ke sekelilingnya dan mendapatkan bahwa Anggota OSIS yang lainnya juga baru terbangun dari tidur mereka.

“Eee. Apa yang…? Ini membingungkan” Sora masih merasa bingung.

Perlahan dan berhati-hati, Sarah berpikir dan berbicara dalam hati.

-Itu aneh. Setahuku Pressure tidak dapat menghapus ingatan beberapa Jam yang lalu. Tapi kenapa Sora tidak dapat mengingat kejadian sebelumnya. Jelas kalau Raja juga menggunakan salah satu kekuatannya.

Sora dan yang lainnya sudah tertidur selama kurang lebih 1 jam.

Menurut pengetahuan Sarah, ‘Pressure’ tidak dapat menghapus ingatan seseorang. Itu berarti Raja memiliki kekuatan yang dapat menghapus ingatan seseorang untuk beberapa menit yang lalu.
Jika mereka semua sudah tertidur selama 1 jam lebih, Itu berarti Raja dan Sarah sudah bertukar Informasi dan Sarah sudah memberitahu seluruh rencana OSIS kepada Raja dan Raja sepenuhnya tahu apa rencana OSIS.

“Aa, Raja…Apa aku tertidur di paha mu ?”

Sora kemudian tersadarkan kalau selama ini dia tertidur di paha Raja.

“Emm…Raja ?” Sora merasa bingung setelah melihat ke arah Raja.

Sarah yang melihat itu hanya dapat Tersenyum dan mengatakan “Hmph” lalu melanjutkan membaca Novel.

Raja saat ini sama seperti sebelumnya melihat keluar jendela sambil menaruh dagunya di tangan Kanannya yang di tempelkan di jendela. Tapi Ekspresi Raja benar-benar mengejutkan Sora.

Ekspresi Raja yang saat ini sedang Tersenyum. Tersenyum sangat Kejam, Senyumannya sangat kejam dan matanya bersinar Raja benar-benar sangat Senang dan saat ini Raja penuh dengan kekejaman dalam dirinya.

Kemungkinan Besar adalah karena Raja mengetahui seperti apa rencana OSIS dan sepertinya Raja benar-benar sangat menyukainya.

“Eee…Raja…” Sora memanggil Raja dengan pelan.

Raja kemudian menengok ke arah Sora dengan senyumanya yang menjadi Normal.

“Eee…Tidak ada apa-apa…Hanya saja kau mengejutkan ku…”

Sora dengan hati-hati menyampaikan perkataannya kepada Raja.
Raja kemudian tersenyum sedikit dan menepuk kepala Sora pelan.

“Hmmm…Apa maksudnya ini ?” Sora dengan wajah cemberut menanyakan kepada Raja.

Raja kemudian kembali melihat ke luar jendela sambil tersenyum.

“Hmph. Dari tadi kau tidak menyenagkan, Raja”

Dengan wajah yang cemberut dan sedikit kecewa, Sora merasa sedikit kecewa terhadap Raja.
Sarah yang sedikit melirik ke arah mereka hanya tersenyum sambil memperbaiki posisi kacamatanya yang ia pakai.

Pada akhirnya, Mereka semua sampai, Bus terakhir, Bus dari si Juara yaitu Raja Bus itu sampai di SMA Area 2.

Sebelum Raja dan Sora yang turun, Sarah dan anggota OSIS yang lainnya lah yang terlebih dahulu turun lalu akhirnya di susul oleh Raja dan Sora.

“Kalian akan menyukai ini” Sarah menyampaikan itu kepada Raja dan Sora.
Raja dan Sora sedikit bingung.

Lalu saat Raja dan Sora keluar dari Bus, Di Kedua sisi jalan mereka terdapat para anggota OSIS yang berbaris memberikan mereka jalan dan semua murid yang hadir menonton pertandingan itu berkumpul ramai menyambut kedatangan sang Juara. Mereka semua terkesan dan terkejut melihat pertarungan sebelumnya maka dari itu mereka memberikan sambutan meriah untuk Raja sang juara.

“Ehhh…Apa ini ?” Sora kebingunan.

“Penyambutan kalian berdua tentunya” Sarah menjawab sambil bertepuk tangan.

“Berdua ? Tapi yang menang di sini itu Raja dan aku tidak ikut campur dalam pertarungan”

“Penyambutan ini juga untuk mu karena hal lain. Kau pastinya mengerti”

Sarah menyampaikkannya dengan senyuman.

“Aaa…Ahhh…Aku mengerti. Terima kasih”

Sarah hanya tersenyum membalas Sora.

Penyambutan Sora di sini juga karena Sora yang memperkenalkan Raja pada semuanya dari teriakkannya sebelumnya dan juga pasti karena menyambut sang Malaikat Cantik Sora datang.
Suara tepuk tangan dan sorakan meriah menyambut Raja dan Sora. Setiap langkah dan jalannya, Mereka di iringi oleh Tepuk tangan dan Sorakan meriah dari murid-murid sekolah mereka. Raja dan Sora terlihat sangat bahagia dan saling tersenyum satu sama lain.

Mulai dari sini lah mereka berdua dikenal sebagai Pasangan terhebat dari SMA Area 2. Mereka akhirnya terkenal sebagai Sang Raja dan Mulutnya. Sang Raja dan Keterpercayaannya. Sang Raja dan Sang Ratu. Sang Raja dan Malaikat. Raja dan Sora. Red and White. Lord and Sky.


Part Three


Keesokan harinya, Setelah Pertandingan Survival sekolah menyatakan akan menunda pertandingan Duel dan Squad terlebih dahulu di karena kan 50 Survivor yang di lawan oleh Raja membutuhkan waktu penyembuhan yang cukup lama. Sudah ada beberapa Survivor dari ke-50 itu yang sudah kembali sadar namun tidak begitu pulih sepenuhnya sedangkan 49 Survivor lainnya beberapa sudah kembali sadar dan juga kembali ke sekolah keesokan harinya.

Raja, Setelah pertandingan itu mendapatkan banyak perhatian baik dari Sekolah SMA Area 2. Atas kekuatan dahsyat milik Raja, SMA Area 2 mendapatkan keuntungan dari segi Pertahanan dan Kekuatan Individu.

Raja saat ini mendapatkan banyak Julukan dari para Murid di SMA Area 2. Bukan hanya Raja, Sora pun juga mendapatkannya…Lagi…Itu karena Raja dan Sora selalu bersama kemana pun mereka pergi dan seluruh Murid pastinya mengetahui akan hal itu. Sangat jarang untuk melihat Raja dan Sora tidak saling bersamaan. Raja sekarang ini sudah resmi menjadi Anggota OSIS dan untuk posisinya masih di bicarakan oleh Anggota OSIS teratas lainnya.

2 hari setelah pertandingan Survival, Dari depan gerbang Sekolah semua orang terdiam dan melihat satu Sosok yang mereka kagumi sekarang ini. Sosok itu berjalan terus tidak mementingkan sekelilingnya. Langkah demi langkahnya membuat orang di sekitarnya terdiam dan melihat ke arahnya. Murid yang sedang duduk berdiri untuk sesaat saat  Dia lewat. Anggota pertahanan dan Militer sekolah memberikan Hormat padanya. Sosok itu mengenakan Topi Hijau di atas kepalanya, Jaket Hitam-Putih yang terbuka dia kenakan, Di dalamnya seragam Sekolah khusus miliknya, Di dada sebelah kirinya terdapat Lencana “ONE MAN ARMY”, Lengan sebelah kirinya mengenakan Gelang besar bergambar logo sekolahnya yang berbentuk “X” dengan garis pendek ke bawah kedalam dari setiap ujung dari “X”, Itu menandakan dia adalah Anggota OSIS, Tas sempang berwarna Hitam-Putih-Abu-abu-Merah dia sempangkan di bahu kanannya. Sosok itu terus berjalan menuju kelasnya, Pandangan seluruh murid menuju padanya tapi dia tidak peduli dan terus berjalan menuju kelasnya. Dia sampai di depan kelasnya-

-Kelas 1-C

Itu lah kelas yang ia tempati. Seperti biasa pintu kelas itu terbuka lebar. Dari dalam kelas para murid menyambutnya dengan ramah tapi dia tetap tidak peduli sama sekali. Dia berjalan menuju bangku paling belakang baris kedua dimana di situ terdapat Sesosok Perempuan serba Putih cantik dengan rambut Twintailnya sedang melamun seorang diri. Dia menghampiri perempuan itu dan setelah sampai di tujuannya Perempuan itu melihat ke arahnya dan berkata-

“Ohayou, Raja” Suara manis dan Imut itu mengucapkan salamnya kepada Orang itu.

Perempuan itu tidak lain adalah Sora dan Sosok itu selama ini adalah-

Raja…’ONE-MAN ARMY’ milik SMA Area 2.

“Aku sudah menunggu mu dari tadi”

Raja kemudian melepas Jaket Hitam-Putihnya dan Topinya lalu dia lipat jaket miliknya kemudian di taruh di dalam laci mejanya dan menaruh Topinya di atas Jaket miliknya.

“Kenapa sangat lama ? Tidak seperti biasanya ?” Sora bertanya kepada Raja.

“- Aku terganggu…” Itu yang tertulis di buku catatan.

“Terganggu ? Oleh ?”

“-Semua orang yang melihat ke arah ku. Itu mengganggu ku” Itu yang tertulis selanjutnya.

“GIGGLE…” Sora tertawa kecil.

“Yaa itu karena sekarang kau adalah Icon sekolah ini” Sora meneruskan.

“Entah Icon atau apalah itu, Pandangan mereka selalu mengganggu ku 2 hari terakhir ini”

Itu yang Raja pikirkan.

Raja merasa tidak begitu nyaman dengan orang-orang yang selalu melihat ke arahnya.

“Ara, Aku juga sama seperti mu. Bahkan setiap saat dari awal masuk ke sekolah ini”

Sora juga selalu di lihat terus-menerus oleh para murid semenjak kedatangannya ke sekolah.

“Bukannya memang selalu. Bahkan dari awal penerimaan Murid baru kan” itu yang Raja pikirkan.

“Yup, Tepat sekali” Sora tersenyum santai.

Raja melihat ke arah Sora.

“Ada apa ?” Sora bertanya kepada Raja yang terus melihatnya.

“-Bagaimana kau bisa tahan situasi seperti ini ?” Itu yang tertulis di buku catatan.

Raja bertanya kepada Sora bagaimana dia dapat dengan santai dan nyaman dalam kondisi yang terus-menerus di lihati oleh banyak orang di sepanjang jalannya.

“Haha, Itu biasa saja. Anggap saja mereka tidak ada” Sora menjawab.

“Atau abaikan mereka saja anggap mereka hanya melirik sekejap ke arah mu” Sora melanjutkan.

Raja berpikir setelah mendapat jawaban dari Sora.

“Kenapa ?” Sora bertanya.

“-Tidak, Hanya saja-“ Itu yang tertulis di buku catatan.

“-Mereka terlalu berlebihan saat melihat ke arah ku dan itu membuat ku sedikit tidak nyaman.” Itu yang tertulis selanjutnya.

 “Haha, Seperti berdiri saat sedang duduk, Berhenti saat sedang berjalan, dan memberikan Hormat”

Raja mengangguk meng-Iyakan.

“Ahaha…” Sora tertawa geli saat tebakannya tepat.

Raja kemudian memperlihatkan tampang yang tidak begitu senang akan kondisinya yang baru ini.

 “Hehe, Kalau begitu bagaimana dengan ini ?-“

Sora kemudian mengeluarkan buku catatan kecil dari kantung bajunya.

Raja kemudian merasa penasaran dengan apa yang ingin Sora perlihatkan.

“Ahh. Ini soal Julukan yang kau dapat”

Raja kemudian menjadi senang tentang topik mengenai Julukan ini.

“-Apa yang mereka berikan ?” Itu yang tertulis di buku catatan.

“Cukup banyak”

“Apa saja ?” Itu yang tertulis selanjutnya.

“Ada…’Cahaya Merah’ atau ‘Red Light’, ‘RED’, ‘The Ripper’ atau ‘Red The Ripper’, ‘The Red 
Assassins’, ‘Knife Master’, ‘Lord’…Kebanyakan dari mereka hanya asal memberikan julukan saja dari 
apa yang mereka lihat…”

“-Lalu ?” Itu yang tertulis selanjutnya. Raja masih meminta Sora memberitahunya lebih.

“Hanya ada 2 yang terlihat cocok untuk mu dan itu juga yang paling mereka suka”

“-Apa yang pertama ?” Itu yang tertulis di buku catatan.

“Red Comet…Kesukaan ku…Sama seperti Character Anime, Bukan begitu ?”

“Character itu justru adalah Chara Anime favorite ku sungguh” Itu yang tertulis selanjutnya.

‘Red Comet’ adalah salah satu julukan yang di berikan untuk Raja dari para murid. Julukan ini juga milik dari salah satu Character Anime bergenre Mecha beberapa puluh tahun lalu. Mereka memberikan Julukan 'Red Comet’ kepada Raja karena saat pertandingan kemarin Raja melesat dengan kencang dan meninggalkan Cahaya Merah di belakangnya dan saat Raja berhenti dari lesatannya yang kencang itu, Sekelilingnya langsung hancur begitu saja bagaikan sebuah Comet atau Meteor yang menghantam Bumi dan menghancurkan yang ada di sekelilingnya. (Red Comet di ambil dari Character Anime Mobile Suit Gundam bernama Char Aznable).

“Tapi bagiku ini cocok untuk mu loh, Raja. Aku menyukainya”

Raja mengangguk sambil tersenyum.

Raja kemudian memperlihatkan angka Dua dari jarinya meminta Sora untuk memberitahu akan Julukannya yang kedua..

Sora tersenyum dan tertawa kecil.

“CHAOS…” Sora mengatakannya.

Mata Raja terbuka lebar.

“CHAOS…Itu yang kedua…Bagaimana ? Menurut ku…Ini yang paling cocok”

Raja merasa sangat bersemangat. Matanya terbuka lebar dan bercahaya. Raja kemudian tersenyum.

“CHAOS ya…’Kehancuran’…Ini yang aku suka…Aku lebih suka ini…Lebih cocok untuk ku”

Itu yang Raja pikirkan dan di sampaikan oleh Sora melalui pikiran Sora dan tidak di katakan.

“Ya, Terlihat sangat cocok untuk mu. ‘Red Comet’ dan ‘CHAOS’ itu cocok untuk mu tapi sepertinya kau lebih suka dengan ‘CHAOS’”

“-Bukan suka lagi tapi…Memang sudah menyatu dengan ku” Itu yang tertulis selanjutnya.
Raja tersenyum dingin sambil menggigit kuku ibu jarinya. Namun Sora hanya tersenyum senang melihat Raja yang seperti itu. Sora merasakan kalau Raja sedang seperti ini maka Raja sedang senang.
Di tengah kesenangan mereka, Sesosok perempuan masuk kedalam kelas mereka. Perempuan berambut Pendek berwarna hitam itu masuk.

Sama bedanya dengan yang lain seragamnya juga terbuat khusus untuknya yaitu dimana semuanya serba hitam kecuali dasinya yang berwarna merah sama seperti warna matanya yang berwarna merah normal. Dia mengenakan Stocking hitam, Dia juga mengenakan Gelang di tangannya berwarna Merah. Pandangannya sangat tajam dan wajahnya datar tidak mengekspresikan apa-apa. Dia duduk di Kursi paling pojok saf  Ke-2.

Kedatangannya membuat Raja dan Sora secara Refleks melihat kearahnya. Mereka merasakan sesuatu darinya. Saat Raja dan Sora melihat ke arahnya, Perempuan itu berbalik dan melihat ke arah mereka berdua (Raja dan Sora). Spontan Raja terkjeut tetapi Sora tidak.

Mereka bertiga saling menatap dan tidak mengatakan apa-apa. Wajah mereka sangat datar tidak mengekspresikan apa-apa. Perempuan itu kemudian tersenyum kepada Raja dan Sora namun Raja tidak menanggapinya tetapi Sora menanggapinya. Ini membuat Raja sedikit bingung. Perempuan itu kemudian berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Raja dan Sora. Mereka berdua terus melihat ke arah perempuan itu. Akhirnya perempuan itu berdiri di depan mereka.

“Bagaimana kabar mu Sora ?” Perempuan itu menanyakan keadaan Sora dengan senyuman.

Raja sedikit terkejut mendengar itu.

“Aa, Aku baik-baik saja. Senang dapat bertemu dengan mu lagi”

Sora menjawabnya dengan senyuman manisnya.

Raja menjadi lebih terkejut dan bingung.

“Waktu itu sangat menyenangkan bukan ?” Perempun itu melanjutkan.

“Haha, Ya, Tentu. Aku tidak pernah sangka kita akan sejauh itu” Sora terlihat senang.

Dan Raja semakin bingung walaupun ekspresinya tidak terlalu tergambarkan.

“Hehe, Aku juga tidak. Sepertinya itu salah ku dari awal ya…?!”

“Tidak tidak, Itu hanya keinginan kita berdua ingat ?!”

“Begitukah…? Aku masih merasa itu karena ku”

“Itu karena kau yang mengajak ku mampir dan akhirnya kita berdua memiliki keinginan yang sama. Tapi itu semua bukan salah mu”

“Haha, Kedengarannya memang seperti itu dan…Memang benar aku yang mengajak mu mampir…Tapi kau tidak apa kan ?”

“Tentu saja tidak. Aku justru merasa senang. Aku menerimanya ingat. Aku juga menginginkannya- Tidak, Tapi kita berdua menginginkannya jadi tenang saja aku baik-baik saja”

“Begitukah…Haaahh, Aku merasa Lega”

Perempuan itu meras lega setelah mendengar pernyataan dari Sora.
Sementara itu Raja tidak dapat mengikuti pembicaraan mereka berdua dan Raja sekarang sedang kebingungan apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka.

“Nee, Sora…” Perempuan itu memanggil Sora dengan wajah yang memerah dan tersipu malu.

“Ada apa ?” Sora menjawabnya dengan senyuman manis.

“K-Kalau kau mau lagi…Kau boleh datang…Apa kau mau lagi nanti ?”

Perempuan itu bertanya kepada Sora dengan wajah yang memerah dan tersipu malu.

Menanggapi itu, Sora tersenyum dengan manis ke arah perempuan itu lalu berkata-

“Tentu. Aku mau” Sora menjawabnya dengan senyuman.

“Benarkah ?” Perempuan itu merasa senang.

“APANYA ?” Itu yang di pikirkan Raja. Raja kelihatan sangat bingung.

“Tentu. Bagaimana hari ini. Kau bilang ‘Nanti’ kan…Aku bisa hari ini” Sora menerima.

Perempuan itu semakin senang. Sekejap hawa Misterius dari dirinya menghilang begitu saja. Sementara itu Raja justru semakin Bingung apa yang sebenarnya sedang terjadi.

“Bagus lah. Hari ini aku sedang senggang dan tidak ada kegiatan lainnya. Itu lah kenapa aku mengajak mu hari ini”

“Aa, Baguslah. Jadi…Sehabis pulang sekolah ?”

“Aa, Sehabis pulang sekolah”

“Langsung ?”

“Yup, Langsung. Bersama ku”

“Sudah di putuskan kalau begitu. Kalau begitu aku pergi dulu. Terima kasih ya Sora”

Perempuan itu tersenyum dengan manis kepada Sora dan kemudian pergi. Perempuan itu juga melambai kepada Raja dan Raja tidak membalasnya. Perempuan itu tidak kembali ke tempat duduknya melainkan pergi keluar dari kelas. Ingin kemana dia pergi ?

Setelah itu, Raja melihat ke arah Sora yang sedang tersenyum gembira dan wajahnya yang memerah lalu menanyakan pertanyaan padanya.

“Apa yang sebenarnya terjadi antara kalian ?” Itu yang Raja pikirkan.

“Bukan apa-apa kok” Sora menjawab dengan senyuman.

“Tidak, Itu jelas ada sesuatu” Itu yang Raja pikirkan. Raja masih belum percaya.

“Sungguh bukan apa-apa” Sora meyakinkan Raja. Di wajahnya sekarang Sora tersenyum gembira.

-Itu terlihat ada sesuatu.

Raja memikirkan itu di dalam hati setelah melihat wajah Sora yang tersenyum gembira itu.

“Tidak terjadi sesuatu yang aneh di antara kita kok” Sora masih meyakinkan Raja.

“Kau terlihat mencurigakan…” Itu yang Raja pikirkan.

“Ara, Semua perempuan memiliki Rahasianya masing-masing loh”

Sora mengatakan itu denga mata kirinya menutup dan mata kananya terbuka lalu jari telunjuk tangan kirinya di tengah bibirnya sambil tersenyum.
Melihat itu, Raja tidak dapat meneruskan dan terpaksa berhenti menanyakan Masalah Sora dengan perempuan itu.


Part Four

Pada minggu kedua ini, Pelajaran masih di tunda dan perlombaan masih berjalan jadi pada minggu kedua ini para murid di izinkan bebas boleh melakukan apa saja di sekolah aslkan tidak membolos.

Banyak para murid yang menonton perlombaan Akademik yang di tontonkan dan ada juga murid yang sedang mencari Eskul.

Banyak juga murid yang mendaftarkan diri mereka bergabung dalam Organisasi yang ada mulai dari Badan Intelejen Sekolah, Sains Sekolah, Persenjataan/Pembuatan Senjata Sekolah, Teknologi Sekolah, Ekonomi Sekolah, Mata-mata Sekolah, Militer Sekolah, Pertahanan Sekolah, Bagian Taktik dan Formasi sekolah, TIK, dan masih banyak lagi. Banyak dari mereka semua yang tidak ikut mendaftarkan diri walaupun pada akhirnya nanti untuk School War akan ada banyak murid yang terpaksa atau harus ikut campur dalam berperang.

Raja dan Sora sekarang sedang berjalan-jalan kemana pun mereka ingin pergi dan di setiap jalan yang mereka telusuri, Semua orang melihat ke arah mereka setiap Raja dan Sora lewat di depan mereka. Raja merasa terganggu dengan ini tetapi Sora tidak, Sora sudah terbiasa dengan ini semua. Mereka berdua kemudian menuju ke lorong yang sepi dimana jarang sekali ada murid yang melawatinya.

Lorong itu berada di pertengahan Lantai satu dan lantai dua pertengahan dari kedua lantai dan sangat jarang ada murid yang menggunakan lorong itu, Mungkin karena seram atau yang lainnya.

Raja dan Sora kemudian sampai di lorong itu dan mereka datang kesitu bukan untuk bermain-main atau bersembunyi dan bukan juga untuk kegiatan yang lainnya melainkan untuk Pintu misterius yang ada di lorong itu. Ya, Mereka kembali lagi kesitu setelah satu minggu tidak melihatnya. Mereka masih penasaran dengan pintu itu dan apa yang ada di dalamnya. Mereka merasakan hawa misterius dan tekanan yang kuat dari dalam ruangan itu.

Di balik Pintu itu pasti ada sebuah ruangan yang membuat tekanan sebesar ini dan itu lah sebabnya Raja dan Sora kembali menyelidiki pintu itu.

Raja dan Sora melihat ke arah pintu itu dari dekat. Mereka merasakan tekanan yang kuat hampir sama seperti tekanan yang Raja buat saat Pertandinganl sebelumnya tapi yang ini terasa lebih besar. Dari balik pintu itu, Ada sesuatu di dalamnya.

Raja kemudian memegang gagang pintu itu dan mencoba membukanya. Seperti biasa Pintu itu terkunci sangat rapat dan tidak dapat bergerak sedikit pun.

Sora kemudian melihat ke lubang kunci Pintu itu dan tentu seperti biasanya lubang pintu itu polanya tidak dapat terlihat dan juga tidak dapat melihat tembus kedalam ruangan itu.
Raja kemudian mencoba mengetuk pintu itu.

KNOCK! KNOCK! KNOCK!

Tapi tidak ada apa-apa.

Sora kemudian berpikir sesuatu.

“Apa menurut mu para Guru tahu tentang pintu dan ruangan ini ?”

Sora menanyakan itu kepada Raja.

“-Mungkin” Itu yang tertulis di buku catatan.

“Lalu kenapa kita tidak coba tanya kepada para guru ?” Sora mengusulkan sebuah ide.”

“-Jangan” Itu yang tertulis selanjutnya. Raja menolak usulan Sora.

“Kenapa ?”

“-Mungkin ada hubungannya dengan School Nation” Itu yang tertulis selanjutnya.

“Hmm, Sepertinya begitu. Yup, Kau benar. Kita tidak boleh menanyakan hal ini kepada Guru”

Sora setuju dengan alasan Raja.

“Bagaimana kalau kita berhasil membuka pintu ini dan mengetahui apa yang ada di dalamnya ? Apakah kita dapat memilikinya ?”

Sora kembali bertanya.

“-Mungkin” Itu yang tertulis selanjutnya.

“-Tapi itu tergantung apa yang ada di dalamnya” Itu yang tertulis selanjutnya

“-Aku tidak mau jika hanya makanan saja” Itu yang tertulis selanjutnya.

“Haha, Ya tentu aku juga tidak mau kalau hanya itu”

“Jadi apa yang harus kita cari di sini ?”

Sora menanyakan apa yang harus mereka lakukan selanjutnya.
Raja kemudian melihat lubang kunci pintu itu. Raja kemudian mengambil kawat dan memasukkannya ke dalam lubang kunci itu. Sepertinya Raja handal dalam membuka pintu yang terkunci hanya dengan Kawat.

“Hooohh…” Mata Sora di penuhi dengan cahaya.

Saat Raja sedang mencoba mengutak-atik Lubang kunci pintu itu, Kawat itu terputus. Tidak seperti biasanya yang dimana kawat putus begitu saja saat di coba untuk membuka kunci pintu. Lalu Raja menarik keluar kawat yang tersangkut di dalam dan anehnya kawat itu meninggalkan pola kunci yang aneh tidak seperti pola kunci yang lainnya.

“Bagaimana Raja ?” Sora menanyakan hasilnya.

“-Sepertinya ini menggunakan kunci khusus tidak seperti kunci lainnya” Itu yang Raja pikirkan.

“Bukannya setiap lubang kunci pintu memang berbeda-beda ?”

“Ya. Tapi yang satu ini benar-benar khusus” Itu yang Raja pikirkan.

“Itu berarti…Di dalam pintu ini memang benar-benar ada sesuatu yang Sekolah sembunyikan”

“-Kelihatannya begitu” Itu yang tertulis di buku catatan.

“-Dan sekolah pasti merahasiakannya dari para murid” Itu yang tertulis selanjutnya.

“Apa menurut mu OSIS tahu akan hal ini ?”

Raja menjadi Serius.

“-Tidak” Itu yang tertulis selanjutnya.

“Begitukah. Aku kira OSIS mengetahuinya”

 “Tapi sekarang apa yang harus kita lakukan, Raja ? Kalau aku pastinya…Mencari Kunci pintu ini”

“-Tentu saja. Itu juga sama persis yang ku pikirkan” Itu yang tertulis selanjutnya.

“Kalau benar para Guru atau sekolah merahasiakan tentang pintu ini dan jika benar mereka memberikan ruangan ini kepada siapa saja yang berhasil membuka pintu ini maka, Kesimpulannya hanya satu-“

“Kunci pintu ini masih berada di Sekolah ini…Di suatu tempat di sekolah ini”

Raja memikirkan itu semua di otaknya dan Sora sampaikan dengan perkataanya.
Mungkin saja kunci itu benar ada di sekitar sekolah ini.

“Kalau begitu. Ayo kita cari” Sora tersenyum mengatakan itu.

Raja mengangguk sambil tersenyum.

Mereka akhirnya setuju untuk mencari Kunci itu secara terpisah. Akan lebih mudah untuk mencarinya 
secara terpisah. Mereka membagi tugas, Raja mencari di lantai bawah dan Sora di lantai atas dan jika ada sesuatu yang terjadi salah satu dari mereka tinggal mengirimkan pesan lewat Handphone mereka masing-masing.

Mereka pun akhirnya memulai pencarian. Setiap sudut mereka cari, Setiap ruangan mereka cari tapi mereka menghindari Ruangan Organisasi untuk menghindari kecurigaan. Mereka juga terpaksa masuk ke dalam ruangan guru bawah dan atas untuk mencari kunci itu dan tentu Mereka tidak mengatakan alasannya namun di dalam ruang guru tidak ada benda yang terlihat seperti kunci melainkan 2 pintu besar yang sama misteriusnya.

Di lantai atas, Sora mencari sambil berjalan. Sora tidak melihat ke arah depan itu karena Sora sedang berpikir mencarinya.

“Hmm, Kemana aku seharusnya mencari selanjutnya…?”

Sora terus berpikir dan berpikir dan pada akhirnya di depan Sora-

WHACK!

“Aaaa-“

Sora menabrak sesuatu yang besar dan terjatuh.

“Aduh...Yang tadi itu mengejutkan ku…”

Sora memegang tempat rasa sakit dimana ia terjatuh. Lalu terdengar suara-

“Maaf, Kau tidak apa ?”

Suara seorang laki-laki dan suaranya sangat berat.

“Ya tentu, Aku tidak apa-apa…Iiiikkk ?!”
Sora mengatakan itu sambil melihat ke atas.

Dia melihat seorang Murid Laki-laki yang sangat besar. Kulitnya berwarna Coklat gelap, Rambutnya sangat tipis, Rambutnya berwarna hitam, Dia mengenakan Kacamata hitam yang ukurannya sangat cocok untuk ukuran matanya. Tubuhnya sangat berotot dan besar terlihat sangat kuat, Seragamnya sama seperti Murid lainnya Seragam Normal SMA Area 2.

Sora masih terkejut melihatnya namun kemudian laki-laki itu mengulurkan tangannya.

“Butuh bantuan ?” Laki-laki itu menawarkan bantuan agar Sora dapat berdiri kembali.

“Aa…Tentu” Sora menggapai tangan laki-laki itu.

Kemudian Laki-laki itu membantu Sora berdiri. Walau pun dia kelihatan seram dan menakutkan tapi sepertinya dia cukup baik.

“Terima kasih ya…Mmmm ?” Sora berterima kasih dan sepertinya ingin menyebut namanya.

“Bane…Namaku Bane…” Laki-laki itu memberitahu namanya. Namanya adalah Bane.

“Bane…Terima Kasih ya Bane dan maaf aku menabrak mu, Aku sedang tidak melihat ke depan”

“Tidak itu salah ku juga yang sedang berpikir sambil berjalan”

“Ahh, Begitu ya” Dalam sekejap Sora mencoba membaca pikiran Bane.

Seperti biasa, Dalam sekejap Sora mengetahui apa yang sedang Bane pikirkan.

“Kau pasti Sora ya ?!” Bane memastikan apa benar dia Sora.

“Aa, Tentu. Aku Sora”

“Hm, Sudah ku duga. Kau sangat terkenal di sekolah ini dan juga Sang Raja”

“Ya tentu aku tahu itu…Tunggu Sang Raja ?”

“Hanya ada beberapa orang saja yang memanggilnya Sang Raja dan julukan itu tidak terlalu banyak di 
gunakan karena panggilannya sudah Raja tapi aku termasuk orang yang memanggilnya seperti itu.”

“Hooh, Aku baru tahu yang itu”

“Omong-omong dimana dia sekarang ? Kalian biasanya terlihat saling bersamaan, Sangat jarang 
melihat kalian terpisah seperti ini”

“Ahhh, Raja sedang ada urusan mendadak jadi aku sedang menghabiskan waktu”

Sora tidak dapat memberitahu apa yang sebenarnya sedang mereka lakukan.

“Begitu kah…Baiklah kalau begitu…Jika kau bertemu dengan Raja- Tidak, Pastinya bertemu dan itu selalu. Tolong sampaikan padanya kalau aku Bane ingin bertemu dengannya. Ada sesuatu yang ingin ku bicarakan dengannya”

“Tentu saja. Akan ku sampaikan”

“Terima kasih. Kalau begitu aku pergi”

Bane pergi sambil melambaikan tangan kepada Sora dan Sora Membalasnya.

“Hmm, Bane…Dia sangat ramah dan baik untuk orang yang memiliki tubuh sebesar itu dan dia orang pertama yang ingin bertemu dengan Raja?”

“Yup dan aku tahu apa yang dia inginkan”

Sora tersenyum licik setelah berhasil mengetahui apa yang Bane inginkan.
Setelah itu, Sora kembali menelusuri seluruh lantai 2 namun semuanya sudah di telusuri. Akhirnya Sora memutuskan untuk mencari Raja di lantai bawah untuk memberikan informasi yang dia dapat.
Sora akhirnya turun dan berada di lantai satu. Saat baru berjalan beberapa langkah, Terdengar sebuah suara teriakan dari lantai 3-

“AAAAAAKKKKKUUUUU-“

“Huh ?” Suara keras itu mengejutkan Sora.

“DATANG-“

Itu adalah suara perempuan yang penuh dengan semangat. Suaranya berasal dari lantai 3.

Sora kemudian melihat ke arah sumber suara.

“Hiiiikk…Apa yang ?” Sora terkejut bukan main setelah melihat ke arah sumber suara.

“DARI LANTAI TIGA !!!” Suara itu datang dari seorang perempuan.

Perempuan itu loncat tinggi dari lantai 3 menuju lantai 1 tepat di hadapan Sora yang sedang terkejut tidak percaya apa yang telah dia lihat di hadapannya itu. Hebatnya perempuan itu sama sekali tidak terluka dan tidak kesakitan. Dia sekarang Tersenyum dengan bangganya lalu melihat ke arah Sora yang sedang terkejut.

“AKU DATANG DARI LANTAI TIGA BERTEMU DENGAN SI CANTIK SORA !!!”

Perempuan itu mengatakan itu sangat keras dan penuh dengan semangat. Dia juga tersenyum bangga tidak malu sedikit pun. Dia memberikan simbol “V” dengan jarinya ke arah Sora.

Dia berambut pendek dan di kuncir pendek di belakang, Mengenakan kacamata yang terikat membuat kacamatanya tidak akan mudah jatuh, Kacamatanya terlihat seperti kacamata renang, Tidak seperti Perempuan lainnya yang mengenakan Rok dia mengenakan Celana panjang.

Sora masih terkejut dan tidak bisa menanggapi Perempuan itu. Mata Sora kosong dan mulutnya terbuka lebar tidak percaya apa yang baru saja dia lihat. Melompat dari lantai tiga ke lantai satu tanpa terluka sedikit pun itu tidak normal.

“Ohh, Omong-omong nama ku Hanj” Perempuan itu memperkenalkan diri.

Namanya adalah Hanj.

“TIDAK ADA YANG NANYA !”

Akhirnya Sora menanggapi perempuan itu dengan suara yang tegas.

“Hahaha, Tapi aku tahu kau pasti ingin tahu namaku” Dengan PD Hanj membalas.

“TIDAK. SUDAH KU BILANG AKU TIDAK NANYA !” Lagi Sora membalas dengan nada yang 
keras.

“WOOOHH, Apa ini ? Apa perhitungan ku salah ?!”

“APANYA ?!”

“Yaa, Aku kira jika aku turun dengan gaya dan Dramatis kau akan merasa kagum dan ingin tahu namaku”

“TIDAK ! DAN YANG TADI ITU CUKUP BAHAYA JUGA DARI MANANYA YANG DRAMATIS !?”

“Benarkah ?!?!?!...Ahhh, Padahal aku sudah melatihnya dari kemarin”

“KAU SUDAH MELOMPAT DARI LANTAI TIGA…BERKALI-KALI ?!”

“Yaa, Tentu. Aku hebatkan”.

“DARIMANANYA !?”

Sora masih merasa sedikit terkejut dan merasa tidak peduli juga merasa Sebal. Sora hanya menjadi orang yang membalas banyolan dari si Bodoh seperti Tsukomi dan Boke.

Dari rasa sedikit sebalnya itu, Sora kemudian merasakan sesuatu. Dia merasakan pernah melihatnya sebelumnya dan pernah mendengar suara penuh semangatnya itu.

“Kau…Apa aku pernah melihat mu sebelumnya ? Dan sepertinya aku kenal suara mu. Tapi dimana ?”

Sora mencoba mengingat kembali dimana dia pernah melihat Hanj sebelumnya.

“Hahahaha…” Hanj tertawa dengan PDnya.

“Kenapa…Kau tertawa ?” Sora menanyakan itu dengan wajah jengkelnya.

“Tentu saja semuanya sudah pernah melihat ku”

“Huh ?”

"Itu karena…Aku ini Murid terpintar di Sekolah ini”

Hanj mengatakannya dengan sangat PDnya dan benar saja, Hanj adalah Murid terpintar se-SMA Area 2 ini.

“AAAAAKKKKKKK ?!?!?!?!?” Sora terkejut bukan main.

Wajahnya benar-benar menggambarkan kalau dia benar-benar terkejut. Matanya terbuka lebar dan mulutnya terbuka lebar. Sora tidak dapat percaya kalau orang aneh ini adalah Murid terpintar di Sekolahan.

“Ohh, Dan aku juga adalah Caster di pertandingan Survival sebelumnya”

Dan ternyata Hanj adalah Caster dalam pertandingan Survival 2 hari yang lalu.

“EEEEEEEEHHHHHHHHH ?!?!?!?!?” Sora kembali terkejut.

“Hehehehe, Bagaimana ?” Hanj menanyakan sesuatu yang tidak jelas kepada Sora.

“A…Pa…Nya ???”

Sora masih terkejut dengan mukanya yang kelihatan bodoh dan tubuhnya yang melemas tidak dapat percaya dengan Hanj. Lebih tepatnya Sora benar-benar terkejut.

“Ohh, Omong-omong aku hanya bercanda soal kata-kata aneh ku saat menjadi Caster sebelumnya, 
Iyahahahaha”

“Ya, Bodo Amat…” Sora menjawab tidak peduli.

Tidak jelas apa yang sebenarnya Hanj omongkan, Sora menjawabnya tanpa ada niat sedikitpun.

“Dan kemarin aku lah yang mengajukan diri untuk menjadi Caster”

“Gak tanya…” Sora masih menjawab tidak peduli.

“Ohh, Dan soal Raja…Aku benar-benar terkejut melihatnya. Bagaimana dengan mu ?”

“Emm, Aku juga dan Bodo amat” Sora masih tidak peduli.

Sora menjawab semua omongan tidak jelas Hanj dengan mata yang kosong dan tubuh yang lemas.

“Dan juga Dan juga….”

“SUDAH CUKUP HENTIKAN !!!”

Saat Hanj ingin melanjutkan, Sora menghentikannya.

“Emm, Kenapa ? Ku kira kau senang mendengarku bicara” Hanj bertanya.

“Sebentar, Otak ku sedang tidak berfungsi”

Sora menjawabnya dengan rasa pusing di kepalanya. Memegang kepalanya dengan tangan kirinya dan menutup matanya.

“Ehhh, Tidak berfungsi, Kalau seperti itu kau-“

“Emm, Bukannya tadi aku bilang kau untuk diam”

Sora menyela omongan dari Hanj memintanya untuk diam.

“Kau hanya minta untuk berhenti bukan Diam” Hanj membalas.

“Ahahaha, BODO AMAT !” dan Sora membalasnya dengan emosi.

“Ahahahahahaha, Ayolah jangan begitu Sora, Cantik mu jadi hilang nanti. Tidak, Bahkan kalau kau 
marah kau malah terlihat tambah imut, Ehe ehe ehehehehe”

Hanj menggoda Sora dengan Wajahnya yang penuh akan imajinasi.

“Sudah cepat hentikan sebelum aku menembak mu !”

Sora meminta Hanj untuk diam dan mengancamnya.

“Kau…Menembak ku…Tidak…Mungkin” Hanj justru terlihat senang.

“Huh ?” Sora kembali bingung.

“Kalau aku jadi pacar mu lalu…Kau kemanakan Raja ?” Hanj sepertinya salah perspektif.

“Menembak mu dengan ‘INI’-“

 Sora tersenyum kesal sambil menodongkan Pistol ke arah Hanj.

“Bukan menembak soal itu” Sora melanjutkan.

“Iiiiikkkk- Itu…Sedikit kejam” Hanj terdiam setelah itu.

“Hah…Kalau begitu. Apa maumu ?” Sora memasukkan kembali Pistolnya kedalam sakunya.

“Ohh, Benar juga. Aku sampai lupa” Hanj teringat kembali tujuannya menemui Sora.

-Apa benar kau murid terpintar di sekolah ini ?

Sora bertanya-tanya di dalam hati.

“Ehem…Yaa, Aku sudah mencari kalian sejak kemarin…Ehh Raja…Tidak ada rupanya”

“Huh ? Ada urusan apa ?”

“Hehe, Aku ingin membicarakan sesuatu”

“Dengan Raja ?”

“Um, Dengan Raja. Omong-omong dimana dia sekarang ?”

“Raja sedang ada urusan mendadak dan sekarang aku sedang memakan waktu menunggunya selesai”

Sama seperti Bane, Sora tidak memberitahukan urusan mereka berdua.

“Benarkah ?”

“Iya. Benar”

“Hmm…” Hanj mencurigai sesuatu.

Sora membuat wajahnya sedikit serius agar tidak terbongkar.

“Tidak biasanya…” Hanj kembali berbicara.

Sora sedikit terkejut.

“Sang Raja dan Mulutnya terpisah seperti ini di luar…”

Wajah dan sifat Hanj seketika menjadi Serius.

Sora benar-benar kaget melihat sifatnya yang satu ini. Sora terdiam dan tidak dapat mengatakan apa pun. Sora kemudian mencoba membaca pikirannya tapi Sora sedikit merasa pusing karena di pikirannya benar-benar banyak akan segala hal yang sedang Hanj pikirkan. Tidak di ragukan lagi, Hanj adalah murid terpintar di sekolah ini.

“Nee, Apa kalian…” Hanj melanjutkan.

Wajah Sora semakin serius.

“Sedang mencari sesuatu ?!” Hanj mulai menebak apa yang Raja dan Sora rencanakan.

Sora seketika benar-benar terkejut dan Sora berusaha mempertahankan Poker Face miliknya berusaha  untuk tidak memperlihatkan sedikit pun celah dari wajahnya yang terkejut. Itu dapat membongkar rahasia mereka.

“Ohhh, Apa yang sedang kalian rencanakan ? Aku jadi penasaran”

Dari sifat sebelumnya yang konyol dan tidak jelas, Sekarang Hanj menunjukan sifatnya yang sesungguhnya, Sifatnya yang sangat Serius. Matanya sangat tajam dan benar-benar Serius, Mulutnya yang tidak tersenyum tapi tajam dan tatapannya yang dapat melemahkan mental lawannya di keluarkan oleh Hanj. Sora baru pertama kali ini melawan seseorang yang seperti ini dan Sora juga sedikit kesulitan 
untuk membaca pikirannya.

Sora tidak berkata apa-apa dan justru menajamkan matanya untuk melawan Hanj. Hanj juga menatap Sora dengan tajam dan serius.

“Jika iya…Apa yang kau inginkan dan jika Tidak…Kau ingin apa ?”

Sora berusaha membalas Hanj dengan memberikan sedikit gertakan padanya.
Hanj masih terlihat sangat serius. Kemudian Hanj tersenyum dan menenangkan dirinya yang begitu serius.

“Ahahahaha…Hah…Yaa, Memang seperti itu lah seharusnya kalian. Kau dan Sang Raja”

Sora kembali tenang dan lega setelah suasana yang begitu serius ini terkondisikan kembali.

“Yaa, Sepertinya aku hanya harus menunggu urusan kalian selesai…”

Sepertinya Hanj mengetahui kalau mereka memiliki rencana tapi lebih memilih untuk diam.
Ini juga tidak membuat Sora kehilangan kewaspadaannya terhadap Hanj.

“Kalau begitu aku akan menunggu urursan kalian selesai dan tolong sampaikan kepada Sang Raja 
kalau aku Hanj ingin berbicara padanya. Ok”

Di akhir kalimatnya itu Hanj tersenyum dan pergi meninggalkan Sora.
Sora terdiam dengan wajahnya yang serius. Dia sekarang sedang memikirkan tentang Hanj.

“Hanj,Murid terpintar di Sekolah ini, Memiliki Nilai yang sangat tinggi, dan semangat yang tidak kalah tinggi dan besarnya. Dia bahkan dapat mengetahui kalau aku dan Raja sedang memiliki rencana dan sedang mencari sesuatu”

“Tampangnya yang sangat serius itu dapat menakuti banyak orang bahkan lawannya. Tidak di ragukan lagi…Walaupun dia aneh dan terlihat konyol, Dia adalah Murid yang paling pintar di sini. Dia benar-benar bahaya dan harus di waspadai. Dia juga memanggil Raja dengan sebutan Sang Raja sama seperti Bane. Dia juga ingin berbicara dengan Raja sama seperti Bane juga.”

Sora kemudian memegang kepalanya karena merasa Pusing setelah bertemu dan menghadapi Hanj.

“Haaahhh, Apa pun urusannya dengan Raja pasti sama seperti Bane. Ku yakin itu”

Sora berusaha untuk menenangkan pikirannya dan dirinya. Lalu saat dia sedang berusha menenagkan diri, Handphone miliknya berdering di sakunya.

Sora kemudian mengambil HPnya. Ada satu pesan masuk dan pesan itu dari Raja. Sora kemudian membaca isi pesannya yang bertulisan-

“Ke meja Resepsionis di depan. Sekarang !”

Itu pesan dari Raja.

Sora kemudian tanpa basa-basi langsung menuju ke meja Resepsionis yang berada di depan lorong masuk sekolah.

Di sana ada Raja yang sedang berdiri melihat ke arah dalam tempat Respsionis.

“Raja…” Sora memanggil Raja.

Raja kemudian mengerakan kepalanya meminta Sora untuk mendekat.

“Ada apa ?”

Raja kemudian menunjuk ke arah dalam ruangan meja Resepsionis.

Di balik meja itu masih terdapat tempat untuk petugas Resepsionis. Terdapat banyak hal di situ seperti tumpukan Kertas, Surat izin, Buku, Pulpen, dan tentunya di dinding terdapat banyak Kunci yang bergantung. Sepertinya Raja sedang melihat ke arah Dinding yang penuh dengan Kunci itu.

“Kunci…Maksud mu kunci-kunci yang bergantung di dinding itu”

Raja mengangguk.

“Hmm, Darimana kau yakin kalau kuncinya ada di situ”

Raja kemudian melihat ke arah Sora dengan wajah datar.

“Maksud ku semua kunci itu terlihat sama dan di atasnya terdapat nama dari ruangan Kunci itu. 
Darimana kau yakin salah satu Kunci itu dapat membuka Pintu misterius itu dan pastinya itu sudah di namai juga. Kita tidak tahu apa yang ada di dalam pintu itu dan ruangan apa itu ???”

Raja kemudian tersenyum.

“Huh ?” Sora terkejut melihat Raja yang tersenyum.

“-Setelah aku melihatnya lebih teliti aku memecahkan puzzlenya” Itu yang tertulis di buku catatan.

“P-Puzzle ?”

“-Seharusnya jika pintu itu adalah pintu misterius maka para Guru atau sekolah akan menaruhnya di 
tempat yang aman bukan”

Itu yang tertulis selanjutnya.

“Emm. Benar sekali”

“-Tapi, Sepertinya mereka tidak perlu melakukan itu” Itu yang tertulis selanjutnya.

“Kenapa ?”

“-Karena Kuncinya sudah terlihat aman dari awal” Itu yang tertulis selanjutnya.

“Sudah terlihat aman ? Maksud mu ?”

“-Mereka sengaja menaruhnya di sini dimana jarang sekali murid yang berani masuk seenaknya ke tempat Resepsionis”

Itu yang tertulis selanjutnya.

“Itu…Benar juga…”

“Ehem, Kalau begitu. Kunci mana yang menurut mu dapat membuka Pintu misterius itu ?”

Raja mengeluarkan wajah Sombongnya.

“-3 kunci yang terpisah itu” Itu yang tertulis selanjutnya.

Raja kemudian menunjuk setiap kuncinya.

Pertama yang berada di Kategori Ruangan Gudang, Kedua di kategori Ruangan OB, dan yang ketiga di kategori Ruangan guru.

“Hmm…” Sora mencoba melihatnya satu persatu.

Sora berusaha melihat ketiganya dan akhirnya dapat menemukannya.

“Ah, Benar. Aku melihatnya”

Ketiga kunci itu bentuknya sedikit lancip dan yang paling kecil dari tumpukan kunci lainnya.

 “-Itu dia. Ketiga kunci misterius untuk Pintu misterius itu” Itu yang tertulis di buku catatan.

“Jadi…Tunggu apa lagi…Kita harus mengambilnya bukan. Jangan bilang kau takut bertemu dengan 
Guru. Sekarang ini Tempat Resepsionis kosong tidak ada yang jaga”

Raja kemudian tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

“Kalau begitu aku akan berjaga di sini mengawasi sekeliling”

Raja kemudian dengan tenang masuk melewati meja Resepsionis dan menuju dinding tempat menggantung kunci-kunci itu. Di depan meja Resepsionis, Sora berjaga-jaga untuk tidak ada yang lewat dan melihat mereka berdua yang menyelinap masuk tanpa Izin. Raja kemudian mengambil dan melepas ketiga kunci itu dari penyambungnya dan kembali ke Sora tanpa ada sedikitpun masalah.
Raja menunjukan Ketiga kuncinya pada Sora.

“Hmm, Terlihat lebih kecil dari dugaan ku”

“Kalau begitu, Ayo kembali ke pintu itu” Sora mengajak Raja kembali ke Pintu misterius itu.

Raja menganggukkan kepalanya.

Mereka berdua pun dengan segera kembali menuju Lorong dimana pintu misterius itu berada. Dari 
kejauhan ada bayangang seseorang yang dari awal sudah memerhatikan mereka. Bayangan itu pun juga dari jauh mengikuti mereka dengan hati-hati.

Raja dan Sora akhirnya sampai di lorong itu dan di depan pintu misterius itu. Mereka berdua terus melihat ke arah Pintu itu sambil merasakan Aura yang besar dari balik pintu itu.

“Ok…Ini dia…” Sora merasa sedikit tegang.

Raja hanya terdiam lalu dia melihat ke arah lubang kunci pintu tersebut.

“Apa ketiga kunci ini dapat masuk secara bersamaan ?” Sora bertanya kepada Raja.

“Tidak. Bukan secara bersamaan, Melainkan sebagai satu” Itu yang Raja pikirkan.

“Ehh, Maksud mu ? Kunci ini…”

Raja mengangguk.

“Woohh…” Sora merasa lebih tertarik dan tertantang.

Raja kemudian menyatukan ke tiga kunci itu. Raja mengurutkannya dari mana yang ujungnya terlihat seperti ujung Kunci, Bagian tengah dan bagian belakang. Setelah terasa pas dan cocok, Raja menekannya secara bersamaan dengan jarinya.

KLIK!

Kunci itu menyambung menjadi satu.

Raja dan Sora menjadi lega.

Raja kemudian mencobanya. Dia memasukkan kunci yang sudah menjadi satu itu ke dalam lubang kunci dari Pintu itu. Dengan perlahan Raja memasukkannya dan seperti harapan, Kunci itu pas dan masuk kedalam lubang kunci tersebut.

Raja dan Sora terkejut. Kunci itu pas dan cocok dalam lubang pintunya. Mereka berdua terlihat senang dan penuh dengan ketegangan.

Raja secara perlahan memutar kunci itu ke arah kanan dan itu terputar. Jantung Sora berdegup kencang dan Raja dengan perlahan menghilangkan tekanan yang di keluarkan dari dirinya. Raja memutarnya 
180 derajat.

KLIK!

Kunci pertama dari pintu itu terbuka.

Raja dan Sora semakin tegang. Mereka menelan ludah mereka sendiri. Lalu Raja memutarnya untuk kedua kalinya. Raja kembali memutarnya 180 derajat lalu-

KLIK!

Berhasil. Kunci dari pintu itu terbuka untuk yang kedua kalinya. Dengan begini itu sudah pasti pintunya terbuka. Raja dan Sora semakin tegang, Mereka saling bertatapan setelah berhasil membuka kunci dari Pintu misterius ini.

“Baiklah. Sepertinya ini sudah terbuka…” Sora berkata.

Raja bersiap untuk membuka pintu.

Raja memegang gagang pintu.

Jantung Sora semakin berdegup dengan kencang dan Raja berusaha menurunkan tekanan dari dalam dirinya.

Raja kemudian mencoba membuka pintu itu lalu. Tentu saja, Pintu misterius itu…Terbuka. Raja dan 
Sora terdiam untuk sesaat. Mereka tidak dapat percaya dengan hasilnya, Raja sudah membuka pintu itu tetapi belum membuka seluruhnya.

Raja kemudian mengangguk kepada Sora dan Sora membalasnya dengan mengangguk juga.
Raja kemudian membuka pintu itu perlahan. Akhirnya, Pintu misterius itu terbuka dengan lebar. Di dalamnya sangat gelap, Mereka memasuki ruangan itu perlahan. Raja mengambil kunci yang ada di bagian luar lubang Kunci pintu itu dan menutup pintu itu sedikit agar mereka tidak terkunci atau tertutup di dalam. Sora mencari tombol lampunya dan setelah ketemu, Sora menyalahkannya. Ruangan itu menjadi terang dan di dalamnya…Tidak ada apa-apa selain Satu Komputer, satu meja kantor dan satu kursi kantor. Di sampingnya ada satu lemari besar.

Raja dan Sora kelihatan bingung dan melihat sekeliling Ruangan yang tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar ini.

“Ini kah…Dalam dari pintu misterius ini” Sora mengatakannya sambil melihat-lihat.

Raja hanya terdiam sambil melihat-lihat sekeliling ruangan.

Lalu mereka meraskan tekanan yang besar dan mereka berdua tertuju pada satu arah yaitu lemari itu.
Mereka melihatnya bersama dan merasakan ada Aura yang besar dari balik lemari itu.

Raja kemudian membuka lemari itu. Di dalam lemari itu kosong dan tidak ada apa-apa. Tapi yang mereka rasakan bukan lemari itu melainkan yang ada di balik dari lemari itu.

Raja kemudian mendorong bagian dalam dari lemari itu. Secara mengejutkan itu terbuka, Raja dan Sora kembali terkejut. Itu terlihat seperti pintu rahasia dari balik dan dalam lemari. Raja dengan perlahan mendorong bagian belakang dari dalam lemari itu dan secara perlahan itu terbuka. Raja kemudain membukanya sangat lebar, Cukup lebar untuk mereka berdua masuki.

Raja dan Sora kemudian masuk bersamaan ke dalam lemari itu dan melewati bagian belakang lemari itu. Mereka masuk ke ruangan yang satu lagi dan di ruangan itu sangat gelap dan tekanan juga Auranya semakin besar.

Sora memegang erat tangan Raja, Raja kemudian mencari tombol lampu.

Setelah mencari di dekatnya, Tombol lampu itu ketemu dan Raja pun menyalahkannya.

Saat lampu ruangan itu menyalah, Raja dan Sora bear-benar terkejut, Sangat terkejut. Wajah Sora terlihat sangat ketakutan dan wajah Raja menjadi semakin serius. Sora dengan erat memegang lengan Raja dan Sora memegang kepala Sora yang ketakutan.

Apa yang mereka lihat ? Apa itu sebenarnya ? Apa yang ada di dalam ruagan rahasia itu ? Namun di sampingnya, Raja melihat 2 pintu besar yang persis seperti 2 Pintu besar yang ada di dalam ruang guru. Apa sebenarnya pintu itu. Secara perlahan mereka menuju pintu besar itu tapi sayang pintu itu terkunci dan jenis kuncinya berbeda dari kunci kombinasi sebelumnya untuk pintu yang di depan.

Sora semakin ketakunan dan tekanan besar ini mengganggu mereka. Raja melihat ke arah ‘Sesuatu’ yang mereka lihat sebelumnya. Raja berusaha mencari tahu apa itu tapi Sora benar-benar ketakunan. 
Raja lalu memeluk Sora-

“Lebih baik kita keluar dari ruangan ini dan kembali ke ruangan sebelumnya”

Itu yang Raja pikirkan.

“A-Aa…Aku…Setuju…Ayo…” Nada Sora sangat ketakutan.

Dengan perlahan Raja membawa Sora yang ada di pelukannya keluar melewati lemari itu. Raja dengan perlahan juga melihat ke arah ‘Sesuatu’ yang mereka lihat itu dan kembali keluar dari ruangan rahasia di balik lemari tersebut. Setelah kembali ke ruangan sebelumnya, Raja menutup bagian dalam Lemari dan menutup dengan rapat lemari itu. Sora masih merasa sedikit terkejut dan ketakutan, Sepertinya Sora mengalami Shock. Raja berusaha menenangkan Sora dengan mengelusnya dengan perlahan. Sora masih memegang erat Lengan Raja.

 “Aku…Itu…Sangat…Aku…Tidak…Aku…Tidak…Kuat…Tekanannya…Terlalu Besar…”
Sora benar-benar ketakutan dengan apa yang ada di dalam ruangan rahasia itu. Tekanan dan Aura besar itu di hasilkan oleh ‘Sesuatu yang mereka lihat’ di dalam ruangan tersebut. Apa yang mereka lihat dan apa itu sebenarnya ? Yang jelas tekanan yang ‘Sesuatu’ itu buat sangat lah besar dan bahkan lebih besar dari apa yang Raja keluarkan saat Pertandingan sebelumnya.

Wajah Raja kemudian menjadi sangat Serius, Lalu-

Raja kemudian menunjuk keluar Pintu rahasia.

Raja sepertinya merasakan kehadiran seseorang.

Secara perlahan sesosok orang tua masuk melewati Pintu masuk sebelumnya.

Wajah Raja menjadi semakin serius.

Sosok yang sudah mengikuti mereka dari awal adalah Wali Kelas mereka sendiri, Wali Kelas 1-C. Dari awal Wali Kelas mereka sudah mengawasi dan memerhatikan mereka berdua. Sementara itu Sora melihat dengan mengintip ke arah Wali kelas mereka sambil merasa ketakutan.

“Yaahh, Tidak ku sangka Bapak ke tahuan. Kalian berdua memang hebat seperti yang bapak duga. 
Akan ada hal yang menarik yang di perbuat oleh kalian”

Wajah Raja sedikit menenang dan Sora juga.

“Bukan hanya memenangkan Pertandingan, Mendapat gelar, Julukan, Bergabung anggota OSIS, dan menjadi Icon sekolahan ini. Kalian berdua dapat memecahkan misteri Pintu ini dalam sehari. Kau benar-benar hebat…Raja”

Guru itu memuji Raja atas tindakannya.

Raja kemudian melihat ke arah Sora dengan tampang menanyakan keadaan Sora.

“Aa…Begitulah…” Sora mencoba menenagkan diri.

“Pheeewww…Kalau begitu, Pak…”

Sora berhasil menenangkan dirinya dan memanggil Wali kelas mereka.

“Ya…”

“Bisa bapak jelaskan ruangan apa ini dan…-“ Sora menguatkan mentalnya.

Wali kelas mereka sudah siap mendengar pertanyaan Sora.

“Apa yang ada di dalam ruangan di balik lemari itu. Tolong jelaskan”

Sora meminta penjelasan tentang ruangan ini dan ruangan misterius dari balik lemari itu.
Wali kelas mereka tersenyum dan bersiap menjelaskan.

“Baiklah. Sebernarnya ruangan ini tidak begitu penting dan ruangan ini hanya menutupi apa yang ada di balik lemari itu saja”

“Jadi maksud bapak…” Sora menegaskan.

“Yaa, Ruangan ini hanya di buat untuk menutupi dari ruangan satunya lagi dan apa yang ada di dalam. 
Ini sangat rahasia dan hanya seluruh Staff sekolah yang tahu”

“Apa beberapa Organisasi Sekolah ada yang tahu akan hal ini terutama OSIS ?”

Sora kembali bertanya.

“Tidak. Mereka tidak ada yang tahu. Hanya kalian berdua saja dari para Murid yang mengetahuinya bisa di bilang, Kalian yang pertama dapat mengetahuinya. Kalian berdua yang dapat memecahkan Puzzle dari pintu ini”

Wajah Sora menjadi serius.

“Bukan aku yang berhasil memecahkannya tapi Raja lah” Sora memperjelas keadaan.

“Bapak tahu kalau Raja yang menemukan ke tiga kunci itu, Tapi kalian sudah berjuang mencarinya kan. Itu berarti kalian sudah berusaha dan berhasil memecahkan Misteri ini. Bapak salut kepada kalian”
Raja dan Sora menjadi sedikit senang mendengar pujian Wali kelas mereka.

“Kalau benar begitu…Lalu Apa ‘Itu’ ?” Sora menanyakan soal ‘Sesuatu’ yang ada di dalam ruangan rahasia di balik lemari itu.

Wali Kelas mereka terdiam sejenak dan tersenyum.

“Itu hanya sebuah titipan…”

“Titipan ?” Sora merasa bingung.

“Itu hanya sebuah titipan yang di berikan oleh orang lain dan kami staff Sekolah menerimanya. Lalu 
mereka yang memberikan meminta kami para guru untuk merahasiakannya”

“Bukan kah, Ini masuk masalah School Nation ?!” Sora membalas.

“Ya tentu. Ini termasuk masalah School Nation dan kami para guru tidak boleh ikut urusan ini”

“Kalau begitu-“

Sora ingin mengatakan sesuatu tapi di potong oleh tangan wali kelas mereka yang mengartikan 

“Tunggu Dulu” tersebut.

“Mereka mengatakan kalau ada yang berhasil ‘menemukannya’…”

Raja dan Sora semakin serius.

“Mereka dapat ‘menggunakannya’…”

Wajah Raja dan Sora penuh dengan rasa senang dan beraduk-aduk.

“Itu juga terutama pada Ruangan ini. Kalian dapat menggunakan Ruangan ini. Bapak serahkan Kunci 
itu pada kalian”

Raja dan Sora saat ini sangat senang. Perkiraan mereka tentang kepemilikan Ruangan ini tepat dan mereka dapat menggunakan ruangan ini juga ‘Sesuatu’ yang ada di dalam itu.

“Bapak ucapkan selamat ya dan juga berhati-hati lah”

Wali kelas mereka berbalik badan dan siap untuk keluar dari ruangan.

“Tunggu” Suara itu keluar dari mulut Sora.

Guru mereka menengok kembali.

“Ada apa Raja ?” Sora bertanya kepada Rja.

Itu berarti perkataan “Tunggu” sebelumnya yang di sampaikan oleh Sora adalah pikiran dari Raja.

“Ada yang ingin ku ketahui” Sora menyampaikan pikiran Raja.

“Apa balik dari 2 pintu besar yang ada di dalam dan pintu itu sama seperti yang kami lihat di kedua 
ruang guru bawah dan atas”

Sora menyampaikan pikiran Raja.

Tampang Wali kelas mereka menjadi serius.

“Itu berarti di balik dari pintu itu sama. Itu menuju ke suatu tempat yang sama. Apa itu ?”

Raja memikirkan itu dengan Serius dan Sora mengatakan itu dengan Serius juga.

Wali kelas mereka terdiam sejenak dan menarik nafas.

“Maaf kan Bapak Raja, Sora. Tapi kami para guru tidak boleh memberitahu kalian karena ini juga 
termasuk masalah School Nation dan juga ini sangat Rahasia”

“Itu artinya…Yang harus kami lakukan…” Sora sedikit memahami situasi.

“Ya, Tepat sekali. Seperti sebelumnya. Mencari tahu apa yang ada di balik pintu itu. Apa kalian semua sanggup ?”

Wali kelas mereka tersenyum dengan harapan Raja dan Sora dapat memecahkan misteri pintu yang selanjutnya.

Raja dan Sora kemudian tersenyum penuh dengan rasa Percaya Diri.

“Bapak senang melihat senyuman kalian. Baiklah. Kalau begitu sudah saatnya bapak kembali. Nikmati ruangan baru khusus kalian ini, Kalian boleh menggunakannya untuk apa saja. Ohh, Dan jangan hal yang aneh-aneh mengerti”

“Ya, Kami mengerti” Sora menjawab.

Wali kelas mereka tersenyum sebelum meninggalkan mereka berdua.
Akhirnya Raja dan Sora hanya berdua. Mereka kemudian menenangkan diri mereka, Mereka juga merasa senang karena berhasil memecahkan misteri ini tapi juga merasa khawatir dengan apa yang ada di balik ruangan lemari tersebut.

“Ini benar-benar di luar ekspektasi ku Raja”

Raja menutup matanya dan mengangguk.

“Sangat mengejutkan bagi ku”

Sora kemudian melihat ke arah lemari itu lagi.

“Kenapa ? Masih merasa takut” Raja menanyakan keadaan Sora dengan berpikir di otaknya.

Sora menggelengkan kepala.

“Tidak. Aku hanya tidak habis pikir kalau ‘Itu’ ada di dalam sekolah ini cukup lama”

“Untuk lamanya kita juga tidak tahu tapi ya…Itu kelihatannya sudah 1 tahun di dalam ruangan itu”

“Dan Menurut mu…Kemana Pintu besar itu menuju ?”

Sora menanyakan apa yang ada di balik pintu besar yang ada di ruang guru dan di ruangan satunya lagi.

Raja berpikir dengan serius dan tenang.

“Sepertinya…Itu menuju ke luar Area…Mungkin saja…” Itu yang tertulis di buku catatan.

“Apa yang membuat mu berpikir begitu ?”

“Karena jika kita perhatikan di balik tembok ruangan ini adalah luar dari Area 2. Begitulah menurut ku”

Itu yang tertulis selanjutnya.

“Jadi ini menuju luar Area…Tapi apa ?”

Raja menggelengkan kepalanya.

Raja dan Sora penuh dengan pertanyaan setelah mengetahui apa yang ada di balik pintu misterius pertama mereka dan sekarang di tambah 2 yaitu 2 Pintu besar dan ‘Sesuatu’ yang ada di dalam ruangan misterius itu. Mereka berusaha menenangkan diri mereka dan mencoba untuk keluar dari topik berat ini dan kekhawatiran mereka akan ‘Sesuatu’ tersebut.

“Aaaahhhh…Ini menjadi lebih rumit” Sora sedikit merasa pusing.

“Aa, Bagaimana kalau kita membahas hal yang lain” Itu yang tertulis di buku catatan.

Raja mengajak Sora untuk membahas topik yang lain.

“Kalau begitu ada beberapa hal yang ingin ku tanyakan padamu”

Sora ingin menanyakan sesuatu hal kepada Raja.

Raja menajamkan matanya dan bersiap untuk mendengar pertanyaan Sora.

“Ini soal Kekuatan aneh mu dan juga…”

Raja menjadi semakin serius.

“Soal mata kiri mu…Ada apa dengan mata kiri mu ? Raja”

Sora menanyakan itu dengan tampang wajah yang sangat serius dan tidak ingin main-main juga tidak ingin Raja untuk menyembunyikannya.

Raja tidak dapat menolak itu, Dia menarik nafasnya dan menegakkan badannya juga mulai konsentrasi dan tentu saja Serius.

“Baiklah jika itu mau mu Sora”

Raja telah memutuskan.

Sora semakin serius dan bersiap untuk mendengarkan.

Tapi ada yang aneh.

Sora sadar akan sesuatu.

Apa yang Raja katakan bukan berasal dari pikirannya.

Itu juga bukan dari Tulisan Raja.

Itu berasal dari…

“Akan ku beritahu soal kekuatan ku dan juga-“

Raja menutup matanya.

“Soal Mata kiri ku yang berbentuk ‘JAM INI’.”

Raja membuka kedua matanya dan secara mengejutkan mata kirinya berubah warna menjadi kuning 
dan terlihat persis seperti Jam dengan jarum panjang dan jarum pendek juga angka-angka Romawi dan di bawahnya terdapat seperti kumpulan angka yang banyak menyampai ribuan lebih.

Sora…Terkejut melihat itu…Dia tidak dapat berkata apa-apa.

Sora juga lebih Terkejut lagi karena…

“Ini lah mata kiri ku…Mata ‘JAM KU’.”

Raja melanjutkan dan menegaskan kepada Sora kalau seperti itu lah bentuknya. Mata kiri Raja adalah sebuah ‘Mata Jam’ yang berwarna Kuning.

Sora juga lebih Terkejut lagi karena…

Raja pada akhirnya…Berbicara….


Intermission

Di suatu tempat yang misterius, Gelap, dan juga sempit.

Di sana ada seorang pemuda yang berdiri menyender ke tembok sambil melakukan sesuatu.

Tubuh dan wajah dari pemuda itu tertutup oleh bayangan.

SLING! SLING!

Bunyi sebuah 2 senjata tajam yang di gesekan secara bersamaan.

SLING! SLING!

Bunyi itu terdengar lagi.

Lalu dari jauh.

STEP! STEP!

Ada langkah kaki yang mendekatinya dengan santai.

“Di sini kau rupanya. Prototype Angel”

Suara seorang perempuan yang memanggil pemuda itu.

SLING! SLING!

Pemuda itu masih saja memainkan senjata tajamnya.

“Apa ini perintah dari BOSS atau hanya nafsu membunuh mu ?”

Perempuan itu bertanya kepada pemuda itu.

SLING!...-

Pemuda itu pun berhenti memainkan senjata tajam miliknya.

“Haaah…-“ Pemuda itu menghela nafasnya.

“Jika aku berada di luar sekarang tanpa peringatan terlebih dahulu. Menurut mu apa ?!”

Pemuda itu melanjutkan. Pemuda itu ternyata adalah seorang Laki-laki dengan nada yang terdengar 
merdu dan terdengar seperti Laki-laki yang tampan.

Perempuan itu lalu mendekatinya dan menunjukkan wajahnya.

“Tentu saja perintah dari BOSS” Perempuan itu menjawab.

“Tentu saja” Pemuda itu menegaskan.

Perempuan itu berwajah cantik dengan rambut Bob lurus dan rambutnya menutupi jidat bagian kanannya tetapi tidak di bagian kirinya. Rambutnya berwarna Pirang. Matanya berwarna Biru cerah dan tubuhnya sangat ideal untuk seorang perempuan.

SLING! SLING!

Lagi, Pemuda itu melanjutkan memainkan senjata tajamnya.
Terlihat jelas, Senjata tajam yang ada di tangan kanannya adalah ‘Blade’ atau ‘Bilah’ panjang yang dia pakai di bawah Lengannya. ‘Blade’ itu sangat panjang dan terlihat tajam dan ujungnya melengkung pendek.

Sedangkan itu, Di tangan kirinya dia mengenakan ‘Hidden Blade’. ‘Hidden Blade’ miliknya sama 
seperti senjata dari salah satu Stealth Game yang terkenal. Tapi Hidden Blade miliknya dapat di atur seberapa panjang yang dia ingin gunakan namun tidak terlalu panjang.
Perempuan itu hanya melihatnya saja.

SLING!...-

Lalu Pemuda itu berhenti lagi.

“Jadi…-“ Wajah pemuda itu dari balik bayangan melihat ke arah perempuan itu.

“Apa yang ingin kau berikan ?”

Pemuda itu bertanya seolah dia tahu apa yang ingin Perempuan itu lakukan.

Perempuan itu pun mengeluarkan Laptop yang ia bawa, Membukanya, dan memperlihatkan sesuatu kepada Pemuda itu.

“Sepertinya kita menemukannya”

Pemuda itu melihat laptop itu dengan serius.

“Kita sudah menemukannya…’Pembunuh Bintang’…Yang sudah BOSS perintahkan”

Perempuan itu menyampaikan soal apa yang ada di Laptop kepada pemuda itu.

“…StarKiller !”

Pemuda itu melihat apa yang ada di laptop.

Laptop itu sepertinya memainkan sebuah rekaman Pertarungan yang sangat heboh dan banyak sekali kehancuran. Banyak tubuh yang terjatuh di dalam rekaman itu dan sekelilingnya benar-benar rata 
dengan tanah.

“Dimana dia sekarang ?”

“Dia berada di Kota D…SMA Area 2…Tidak terlalu jauh dengan kita dan kita bisa saja menemuinya 
sekarang…Jika…BOSS memerintahkan…”

“Tapi…Area lah masalahnya…Kita harus menghadapi 7 Area lainnya jika ingin selamat…”

“Terutama…Area 8….”

Perempuan itu terus menyampaikan perkataanya kepada si Pemuda itu yang masih melihat ke arah Laptop.

“Hmph Hmph!...” Pemuda itu tertawa dengan pelan tanpa mengeluarkan suara.

“Hebat juga…Kekuatannya sangat besar…Lebih besar dari yang ku duga…Selama ini”

Pemuda itu melihat Video itu sambil tersenyum dengan kejamnya.

“Bahkan ‘Pressure’nya juga sangat kuat…Walaupun tidak sekuat ‘Dia’…”

“Pressurenya benar-benar luar biasa. Namun, Kerusakan yang dia perbuat bukan karena Pressure. 
Benar”

“Aaa…Itu kekuatannya yang lain…Aku tidak pernah melihat kekuatan se-Dahsyat ini…Bahkan 
darinya”

Pemuda itu menajamkan matanya.

“Omong-omong…Darimana kalian mendapatkan rekaman ini ?”

Pemuda itu bertanya.

“Anehnya mata-mata kita dapat masuk dengan mudah. Tapi hanya di bagian depan dan di bagian 
penonton saja sisanya mereka tidak dapat masuk lagi”

“Anehnya juga ada beberapa Mata-mata dari sekolah lain yang masuk…Dengan sangat mudah juga…”

Perempuan itu menjawab pertanyaan Pemuda itu.

“Apa ini sebenarnya ?” Pemuda itu merasa bingung dan keheranan.

“Sekolah dan dari 9 Area sekolah lainnya di kota D yang paling di awasi...Membiarkan Mata-mata masuk…Jangan bercanda !”

“Kita juga terkejut setelah mendapat laporan itu dari mata-mata kita dan bahkan…-”

Pemuda itu semakin serius menunggu perkataan Perempuan itu selanjutnya.

“BOSS bilang ini sudah rencana mereka”

“Rencana mereka !? Jadi maksud BOSS adalah mereka membiarkan mata-mata masuk kedalam Arena pertarungan adalah rencana mereka”

“Terdengar gila bukan. Itu juga cukup berbahaya bagi keamanan dan Privasi mereka”

Pemuda itu menajamkan matanya.

“Siapa pun orang di balik ini. Dia sudah terlalu gila dan benar-benar menantang kita semua”

“Ya. BOSS juga mengatakan seperti itu”

“Hmph. BOSS juga sangat hebat karena mengetahui apa yang mereka maksud”

“Itu sudah tidak perlu di pungkiri lagi. BOSS yang terpintar dari semuanya”

“Aa. Dia tidak pernah salah selama ini. Aku penasaran darimana kepintarannya itu”

“Omong-omong…-“ Perempuan itu siap bertanya kepada Pemuda itu.

Pemuda itu pun melihat kearahnya sekali lagi.

“Siapa mereka semua dan kenapa BOSS ingin kau untuk ‘Membunuh’ mereka semua ?”

Perempuan itu bertanya kepada pemuda itu sambil menunjuk ke arah tubuh-tubuh Pelajar dari sekolah lain yang tergletak di jalan.

Membunuh dalam artian di sini bukan berarti menghilangkan nyawa seseorang melainkan membuat mereka tidak sadarkan diri dengan School Weapon.

Sangat banyak tubuh-tubuh yang bergeletakkan. Mungkin sekitar 50 lebih dari mereka, Mereka juga membawa School Weapon dan sepertinya baru saja terjadi pertarungan di sini antara mereka dan Pemuda itu.

“Hmph. Entahlah. BOSS bilang mereka adalah mata-mata yang menyamar dan berusaha mencuri dokumen-dokumen penting dari kita”

Pemuda itu menjawab.

“Sebanyak ini ? Hanya untuk memata-matai kita. Hmph. Yang benar saja”

Perempuan itu memasang wajah meledek kepada mata-mata musuh yang sudah tidak sadarkan diri.

“Tentu saja harus sebanyak ini. Mereka tahu jelas siapa kita dan itu sudah bukan masalah yang kecil”

Pemuda itu memasang wajah yang sombong di balik bayangan.

“Ada sekitar 50 lebih dari mereka. Berapa lama kau menghabisi mereka semua ?”

Perempuan itu bertanya perolehan waktu Pemuda itu untuk menghabisi musuhnya semua,

“Hmph. Tidak perlu lama. Hanya kurang dari 2 Menit saja. Dan itu sudah biasa bagi ku”

Dengan sombong Pemuda itu membalas.

Pemuda  itu telah menghabisi seluruh musuhnya yang ada sekitaran 50 lebih hanya dengan kurun waktu kurang dari 2 menit saja. Pemuda ini juga sangat Kuat dan pastinya dia dapat menggunakan 
‘Pressure’.

“Mungkin ini juga faktor kondisi dan tempat yang tidak memungkinkan untuk mereka”

“Ara. Jangan seperti itu. Kita semua tahu kalau kau yang paling terkuat diantara kita semua dan itu lah 
kenapa BOSS menamai mu ‘Prototype Angel’. Jangan sok baik”

“Hahahahaha…Aku tahu aku memang kuat. Tapi-“

Pemuda itu kembali melihat video yang ada di laptop.

“Hmph…Dia juga mengejutkan ku…Lagi”

Perempuan itu hanya melihat Pemuda itu dengan senyuman sambil Pemuda itu mengatakan sesuatu.

“Aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan mu-“

Seketika ada cahaya Mobil yang lewat di pinggir jalan yang menyinari Pemuda itu yang selama ini 
tertutup oleh bayangan dan memperlihatkan wajah dan tubuhnya.

Stalker…”

Itu yang pemuda itu katakan.

Wajahnya sangat tampan, Matanya berwarna Kuning tajam, Rambutnya berwarna Oranye panjang sampai pundak dan setiap helai rambutnya tajam.

Dia dan perempuan itu mengenakan Seragam sekolah dimana Jasnya berwarna Merah dan setiap garis Jasnya berwarna Putih. Kaos lengan panjangnya berwarna Putih dan Dasinya berwarna Merah sama seperti jasnya.

Untuk si laki-laki mengenakan Celana panjang berwarna Merah sama seperti Jasnya dan untuk si perempuan mengenakan Rok pendek berwarna putih.

“Kalau begitu. Ayo kita kembali ke sekolah. BOSS ingin segera bertemu dengan mu dan mendengar laporan mu”

“Aa. Tentu aku akan segera pergi”

Perempuan itu dan pemuda itu pun berjalan pergi dari tempat misterius itu yang kelihatannya seperti Gang kecil.

“Hmph Hmph!...Hebat juga…Kau selalu melebihi kami…Stalker !

Dengan rasa yang beraduk-aduk, Pemuda itu tertawa dan ekspresi wajahnya terlihat sangat Kejam 
begitu juga untuk senyumannya.

Mereka berdua pun pergi dan menghilang begitu saja dari balik cahaya.

No comments:

Post a Comment