Volume 1
Raja ; Chaos – Red & White
SETTINGS
Bercerita di Alternative Negara Indonesia. Pada tahun
1X96, Presiden baru dan termuda dari Indonesia mengganti sistem Pembelajaran di
Indonesia. Tidak seperti sistem pembelajaran seperti biasanya, Sistem ini Ia
namai “School Nation” di mana setiap sekolah di Indonesia dianggap seperti
sebuah Negara. Para Guru tetap mengajar seperti biasanya tetapi yang berbeda
adalah Para Guru tidak lagi mengurus Sekolah melainkan Para Murid lah yang
harus Mengurusnya layaknya Negara mereka sendiri. Tugas bagi para Guru adalah
Mengajar, dan Mengawasi saja tidak kurang dan tidak lebih, Mereka juga tidak di
perbolehkan untuk ikut campur urusan ‘School Nation’ yang di lakukan para murid.
Hal ini bertujuan untuk membuat para Murid di Indonesia untuk mengeluarkan
semua yang mereka miliki dalam diri mereka. Atau dapat di bilang Mandiri. Hanya
murid yang memiliki darah dan kewarga Negaraan Indonesia saja Yang boleh mengikuti
‘School Nation’. Warga Negara Asing dilarang.
5 tahun kemudian, Dua murid dari Kota J dan BD Membuat
sebuah penemuan baru yang terbilang cukup berlebihan yaitu “School Gun”. Dari
namanya sudah jelas itu adalah senjata api namun Senjata api ini tidak
mematikan dan tidak berbahaya dikarenakan peluru yang di gunakan juga terbuat
khusus. Mirip seperti Senjata dan Peluru
pada umumnya tetapi senjata ini tidak membunuh dan melukai pengguna maupun
Makhluk Hidup yang terkena serangan tetapi senjata api ini dapat Memecahkan,
Menghancurkan, dan Merusak benda sama seperti Senjata Api yang asli. Alasan
pembuatan ‘School Gun’ ini hanyalah keisengan saja dari Kedua pembuat tersebut
Namun, Bagi ‘School Nation’ hal ini adalah sebuah inovasi baru. Akhirnya Kedua
Pembuat setuju untuk membagikan ‘School Gun’ ini dengan cara di perjual belikan
dan mereka menyatakan bahwa hanya para Murid ‘School Nation’ saja yang dapat
membeli dan menggunakan ‘School Gun’ tersebut. Warga dan yang lainnya tidak di
izinkan.
Tidak berhenti dari ‘School Gun’, Mereka berdua mulai
membuat 3 serial lainnya, Yaitu :
·
School Melee : Berupa senjata jarak
dekat seperti Pisau, Pedang, Senjata Tumpul, Dll.
·
School Explosive : Berupa senjata
peledak yang dahsyat.
School Armory : Berupa seperti Armor
untuk menangkis serangan dari ‘School Gun’
dan ‘School Melee’
Tentu
keduanya (School Melee dan School Explosive) tidaklah mematikan sama sekali.
Mereka mulai menamai keempat penemuan mereka ini dengan nama “School Weapon”.
‘School Weapon’ terbilang laris di pasaran ‘School Nation’, Hampir seluruh
murid di Indonesia membelinya atau bahkan memilikinya, Tentu harganya tidaklah
murah. Kedua Inovator ini juga mengizinkan para murid untuk membuat model
‘School Weapon’ mereka sendiri dan memberikannya kepada mereka untuk di jadikan
‘School Weapon’ dan di legalkan.
Beberapa bulan kemudian setelah ‘School Weapon’ di
keluarkan, Pemerintah Mengadakan Pertandingan dengan menggunakan ‘School
Weapon’ sebagai inti utama dari Pertandingan ini. Hal ini sangat di sukai oleh para
murid. Mereka beranggapan bahwa “Hal seperti ini lah yang
Sudah kami nantikan”, Tentu siapa juga yang tidak suka
pertandingan seperti ini, Itu cukup menarik pastinya.
Ada berbagai macam Pertandingan yang di selenggarakan,
Yaitu :
·
School Survival : Pertandingan dimana para Survivor bertahan
hidup melawan musuhnya. Di selenggarakan di Arena atau sebuah Pulau.
·
School Squad : Pertandingan dimana setiap team masing-masing memiliki
5 pemain atau lebih dan point dari pertandingan ini adalah menyelesaikan semua
Ronde yang sudah di tentukan dengan cara mengahabisi musuh mu setiap Rondenya.
·
School Duel : Pertandingan dimana 2 orang berhadapan 1 lawan 1.
Hal ini. Hanya ada 1 babak dan cara memenangkannya tentu dengan mengalahkan atau
membuat Lawan mu menyerah.
·
School Deathmatch : Pertandingan yang
paling berbahaya dari semuanya dimana masing-masing peserta harus menghabisi
lawan mereka sampai benar-benar tidak sadarkan diri. Pertandingan ini hampir
tidak pernah lagi di pakai.
Dari setiap pertandingan
terdapat beberapa hal atau peraturan yang dibuat dan peraturan ini boleh di
gunakan dan juga tidak di gunakan, Yakni :
·
Hit Point Rule : Dimana setiap orang diberikan Point Nyawa.
·
Time Limit Rule : Diberikan Batasan Waktu jalannya
pertandingan.
·
Round Rule : Diberikan beberapa Ronde dari setiap pertandingan.
Pada awal Pertandingan di
selenggarakan ada satu hal yang mereka ketahui tentang ‘School Weapon’ yaitu
Siapa saja yang terkana serangan dari ‘School Weapon’ akan merasakan Sakit namun
tidak berlebihan di bagian yang terkena lalu bagi yang terkena dibagian mana
itu dapat membuat mereka ‘Mati’ atau ‘Meninggal’ mereka juga akan seperti itu.
Namun, Mereka tidak meninggal melainkan Tidak sadarkan diri untuk beberapa waktu
sesuai dibagian mana dan seperti apa mereka ‘Dibunuh’ atau ‘Terluka’. Hal ini
membawa pertanyaan “Apakah benar School Weapon aman ?” “Apakah benar ini
baik-baik saja ?”, Berbagai macam pertanyaan yang diberikan oleh banyak orang
tentu akan mebuat resah Pembuat dan juga pengguna namun anehnya, Segala sesuatu
yang sudah terjadi akibat ‘School Weapon’ Membuat mereka “Sama sekali TIDAK
PEDULI dengan hasilnya”. Bagi mereka inilah yang seharusnya terjadi, Inilah
yang seharusnya ‘Senjata’ hasilkan. Rasa sakit, Efek samping, Hasil dari
terkena serangan, Semuanya membuat mereka terasa tertantang. Tentu ini juga
menjadi pembahasan bagi pemerintah Namun, Pemerintah juga setuju dan akan
mengganti rugikan berbagai macam kerugian yang ditimbulan. School Weapon
kembali dinyatakan Legal di Indonesia khusus untuk School Nation.
5 Tahun kemudian yang dimana 2
tahun sebelumnya Presiden termuda Indonesia selesai dari jabatannya. Dia
memegang 2 periode ke Presidenan Indonesia dan dia lah yang menciptakan ‘School
Nation’. Setelah berhenti, Dia membuat Organisasi Pengurus khusus baru untuk
School Nation yaitu “School Nation
Organization” dimana dia adalah Pimpinannya dan pendirinya. Tugas dari
Organisasi ini adalah mempantau perkembangan dari ‘School Nation’ dan membayar
semua kerugian. ‘Dia’ terkenal Sangat Kaya di Indonesia, Dapat dibilang dia adalah
Orang terkaya di Indonesia bahkan Namanya masuk dalam 100 Orang terkaya di
Dunia dan 100 Orang yang paling berpengaruh di Dunia. Organisasi ini juga
sering di panggil sebagai “Organization”.
Tepat setelah dia membuat
Organisasi Pengurus khusus ini dia mulai merasa ada kekurangan dari School
Nation, Tidak…Bukan kekurangan namun ini tidak cukup memuaskan untuknya dan
murid yang lain. Bisa di bilang kalau ‘Dia’ mulai Bosan. Dia berpikiran untuk
menyelenggarakan sesuatu yang baru sesuatu yang sangat besar sesuatu yang semua
orang kelihatan benci namun menyukainnya dimana pastinya nanti ‘School Nation’
akan menjadi semakin menarik. Pada satu kesimpulan dan pemikiran yang panjang
dan memakan waktu berhari-hari ‘Dia’ mendapatkan Ide cemerlang namun terdengar
Gila, Yaitu dia membuat “School War”. “School War” dapat di artikan Perang
antar ‘School Nation’, Perang setiap sekolah dengan mengunakan Kecerdasan
Berpolitik, Bertarung, Menembak, Militer dan segala macam yang mereka miliki
dalam sebuah unsur Peperangan Negara. Ide ini di dapatkan saat ada kejadian
dimana salah satu Murid terkena tembakan nyasar dan membuat teman-temannya tidak
terima lalu terjadi lah kerusuhan besar antara kedua sekolah yang terlibat. Ide
ini dimana kau mendengarnya terdengar cukup gila dan berbahaya…Juga merugikan
tentunya. Tapi ‘Dia’ menyatakan bahwa ‘School War’ akan berjalan aman. ‘Dia’
sendiri menyatakan bahwa ‘Dia’ dan Organisasinya akan membayar kerugian yang
ditimbulkan.
Dari pernyataan tersebut,
Organisasi School Nation memberikan peryataan terhadap penyelenggaraan School
War, Yakni :
·
Yang terlibat boleh lebih dari 2
Sekolah namun harus mendaftarkan terlebih dahulu. Jika ada sekolah yang ikut
campur dari perang tersebut, Nama sekolah itu akan tercantumkan dan di haruskan
untuk ikut Berperang.
·
Sebelum menyelenggarakan ‘School
War’, Salah satu sekolah atau kedua sekolah memberikan Formulir penyelenggaraan
‘School War’ dan masing-masing dari mereka menyetujuinya.
·
Jika ada sekolah yang langsung
memberikan serangan kejutan tanpa ada pemberitahuan dan perjanjian terlebih
dahulu, Mereka dihukum tidak boleh menyelenggarakan ‘School War’ kepada Sekolah
yang mereka serang sampai Sekolah yang diserang setuju untuk ikut serta.
·
Diberikan batasan waktu. Setiap
sekolah harus memberikan batasan waktu seberapa lama mereka akan menyelenggarakan
‘School War’. Jika melebihi batas atau sekiranya masih ada yang Kurang, Mereka
boleh menambahkan waktu dan jika masih kurang Organisasi yang akan meberikan
berapa lama waktu tambahan untuk School War mereka.
·
Akhir dari ‘School War’ atau cara
memenagkan pertandingan dengan cara ‘Membunuh’ Pimpinan Sekolah (Ketua OSIS,
atau siapa saja yang di tunjuk dalam memimpin), Menyerah, atau menguasai
seluruh kawasan sekolah.
·
Jika ada sekolah yang menyatakan
Perang terhadap Sekolah lain secara terbuka maka secara Automatis Masing-masing
Sekolah akan dinyatakan berperang. Ini juga berlaku untuk ‘Perang Besar’.
·
Warga atau Masyarakat biasa tidak
boleh ikut serta. Mereka harus mencari tempat aman untuk berlindung. Jika ada
warga yang ikut serta mereka akan dianggap ikut campur berperang.
·
Medan pertarungan bebas dimanapun
bahkan boleh menacantum Satu Kota dan luar kota.
·
Segala kerugian akan di gantikan.
·
Boleh mengunakan berbagai macam cara
berperang dalam ‘School War’ Seperti Politik, Ekonomi, Mata-mata, Sabotase, Militer,
Semua yang mencakup Peperangan.
·
Tidak di izinkan untuk berperang di
dalam Sekolah. Sekolah adalah batas Aman.
· Jika salah satu sekolah memenangkan
peperangan maka sekolah yang kalah harus memberikan apa yang pemenang inginkan.
Dengan adanya pernyataan
tersebut Pemerintah dan Seluruh Sekolah di Indonesia setuju dan menerima adanya
‘School War’. Mereka beranggapan bahwa adanya ‘School War’ ini sangat
bermanfaat bagi mereka untuk merasakan seperti apa Perang itu sesungguhnya juga
memanfaatkan potensi milik mereka. Walaupun pada kenyataannya Perang bukanlah
sesuatu yang indah maupun menyenangkan melainkan Mengerikan. Bukankah begitu ?
Tentu itu sangat mengerikan. Tidak ada orang di dunia ini yang menginginkan Perang.
Baik lama maupun Sebentar, Perang itu
bukan lah sebuah jawaban atau sesuatu yang Indah !
Dari setiap penyelenggaraan ‘School War’ sampai saat
ini belum ada yang meregang nyawa dan dinyatakan bahwa ‘School War’ aman.
5 bulan setelahnya, ‘School War’ terbesar dimulai,
yaitu Perang besar antara Kota J dan BD. Yang ikut serta dari perang itu ada 3
dari Kota J yaitu School Central of City J, The Great Family School of City J,
dan Talented School of City J, Dimana mereka bertiga dikenal sebagai “School
Order” atau “Order”.
Ketiga sekolah ini dikenal sebagai sekolah yang paling
Terbaik se Indonesia dan semua Murid terbaik di Indonesia bersekolah di sini.
‘School Central’ adalah Sekolah Pusat dan Inti juga yang paling terbaik di
Indonesia, Para Murid di sekolah ini adalah Murid-murid dari seluruh penjuru
Indonesia yang dapat di bilang yang Paling ‘Pintar’ dan pemimpin Sekolah ini
adalah Murid terpintar se Indonesia. ‘School Family’ adalah sekolah khusus
Keluarga ternama dan keluarga besar yang ada di Indonesia, Sekolah ini penuh
dengan Keluarga-keluarga Elit dan kaya, Di sekolah ini juga berbagai macam
generasi keluarga ada. ’Talented School’ adalah sekolah khusus bagi para murid
yang sangat bertalenta Seperti Olahraga dan penemuan, Di sekolah ini juga
‘School Weapon’ di buat.
Lalu lawan mereka dari Kota BD adalah The All-Great School
of City BD atau dikenal juga sebagai “Legion”, Persatuan besar dari Seluruh
sekolah di Kota BD. Seluruh sekolah di kota BD Menyatukan kekuatan mereka untuk
menjadi yang terbaik dan yang terkuat di School Nation untuk menggulingkan
‘Order’.
School War yang satu ini dinyatakan School War yang
paling lama, Pasalnya perang ini berlangsung selama 1 tahun penuh. Mereka
menamai Perang ini “The First Great War”. Perang ini juga merupakan ‘Perang Besar’
pertama. Banyak kerugian yang di timbulkan akibat dari perang ini. Perang ini
juga memiliki jarak antar kota yang cukup jauh. Awal perseteruan dari School
War ini adalah Pimpinan dari ‘Legion’ dimana dia merasa bahwa ‘Order’ sudah
terlalu lama memimpin School Nation dan menjadi pusat bagi School Nation. Hasil
dari perang ini adalah ‘Order’ memenangkan pertandingan dan meminta ‘Legion’
untuk tidak macam-macam lagi dengan mereka, Namun Legion tidak ingin menyerah
begitu saja dan mengabaikan peringatan tersebut. Sampai sekarang kedua Kubu ini
belum akur dan mereka masih saja melakukan perang Politik, Militer, Ekonomi,
dan Kecerdasan.
Ada dua hal yang terjadi selama dan sesudah perang
usai. Pertama, Keluarnya atau ditemukannya Kemampuan atau kekuatan yang cukup
aneh dari banyak Anak berumuran 6-7 tahun di Indonesia. Kemampuan ini juga tidak
jelas darimana datangnya dan apa penyebabnya. Hal ini di rahasiakan oleh para
Dokter agar menjaga warga masyarakat tidak panik. Kekuatan ini juga tidak
terlalu berlebihan untungnya UNTUK saat itu. Yang kedua adalah perkataan dari
pemimpin School Order setelah perang usai. Dia berkata-
“Dalam 10
tahun kemudian…setelah era kita selesai…Generasi baru akan lahir”
“Sebuah Generasi
emas.”
“Generasi
yang berdampak lebih besar untuk School Nation. “
“Generasi
yang akan menjadi panutan untuk penerusnya dan untuk yang lain.”
“Sebuah
generasi…Yang melebihi kita semua di jaman ini.”
“Generasi
yang…’Mengerikan’ tetapi juga ‘Luar biasa’.”
“Generasi
yang akan disebut sebagai ‘Generasi Emas’”
“Sebuah era
yang disebut ‘Golden Era’.”
“Semua hal
menarik bukan berasal dari Era dan Generasi kami…Melainkan dari kalian semua
nantinya 10 tahun mendatang.”
“Kalian
lah…Orang-orang hebat itu…”
“Kami semua
menunggu….10 tahun kemudian nantinya. Dari Sekarang.”
“Buat sebuah
Era yang cocok aku dan kami semua panggil ‘Generasi Emas’ dan ‘Era Emas’.”
Perkataanya
itu disiarkan langsung ke seluruh Indonesia. Tidak ada yang tidak mendengar ini
bahkan semua Anak pun juga ikut mendengarnya. Tidak ada dari mereka semua yang
tidak senang, Mendengar itu semua bagaikan Hadiah untuk mereka, bagaikan sebuah
cerita kepahlawanan, Bagaikan sebuah dunia baru untuk mereka nantinya,
Merupakan sebuah ramalan yang besar. Dan sekarang 2X16, 10 tahun sudah berlalu
semenjak kejadian itu. Semua menantikan terbuktinya ramalan itu dan tentunya
menunggu Lonceng pergantian Era untuk dimulai. Era ini seperti yang sudah di
katakan sebelumnya di sebut, “GOLDEN ERA”.
PLOT – Raja ;
Chaos
Cerita Serial ini dengan Nama Raja dan dengan Kode
Chaos menceritakan tentang seorang Murid dengan panggilan ‘Raja’. Raja adalah panggilan
yang ia dapatkan dari Sora dan Murid-murid lainnya. Cerita yang menceritakan
awal Tahunnya di SMA Area 2 dengan tujuan untuk mencoba Kekuatan dan kemampuan
yang ia miliki. Penuh dengan niatan jahat, Raja bukanlah orang yang dapat dibilang
‘Baik’ melainkan orang yang dapat di panggil sebagai Antagonist atau Simbol
kejahatan di School Nation Golden Era.
Cerita ini juga tentang Sora, Seorang Perempuan yang
paling cantik yang pernah ada. Sora memulai kisah SMAnya di SMA Area 2 dengan
harapan mendapatkan sesuatu yang menarik untuknya.
Mereka berdua pun memulai Tahun pertama di SMA
dengan mewujudkan tujuan Mereka berdua.
Chapter
1 – I’am…Raja
Prologue
Semuanya ada…Semuanya Terlihat…Mereka semua…Ada di
sini…
Seorang Laki-laki mengenakan Jaket Merah dan berkibar
di belakangnya juga mengenakan Topi hijau di kepalanya.
Celananya yang berwarna abu-abu, Sarung tangannya yang
hanya melindungi seluruh 4 jarinya di kedua tangannya kecuali Jempol yang hanya
setengah.
Lelaki itu memegang dua senjata di kedua tangannya. Di
kanan memegang Pickman Blade di kiri memegang Machete buatanya sendiri.
Dia membelakangi pemandangan yang indah di depannya.
Berdiri di hari yang semakin senja, Sinar matahari
Senja menyinarinya dan lautan yang memantulkan sinar matahari Senja.
Dari belakangnya…Ada seorang Perempuan mengenakan Jaket
Hoddie merah dengan …Mendekatinya…
Perempuan itu berambut hitam di ikat Ponytail…Mendekatinya…
……………………………………………………..
Seorang laki-laki Mengasah kedua senjatanya secara
bersamaan yang dia kenakan di kedua tangannya
di bagian bawah.
Di kanan sebuah Blade/Bilah panjang dan di kiri Hidden
Blade yang panjang.
Dia bersender pada sebuah tembok.
Dia berada di gang kecil.
Banyak cahaya mobil lewat…Menyinarinya secara bergantian.
Dia mengenakan Seragam sekolah berjas Merah, Dasi
Merah, Celana Merah, Baju lengan panjang berwarna putih di balik Rompinya yang
berwarna merah.
Di sana juga sangat banyak…Tubuh manusia…Yang bergeletak...
……………………………………………………..
Seorang Laki-laki duduk di atas Meja dengan kedua lengannya
di taruh di atas Lututnya.
Dia mengenakan pakaian Rapih. Baju lengan panjang dengan
kancing, Rompi berwarna Biru Tua, Dasi berwarna hitam, Celana Biru Tua, dan Sarung
tangan hitam.
Jari jemarinya yang perlahan terlihat seperti
memainkan sebuah Benang boneka yang tidak terlihat di sana…
Tidak…Itu ada…Bukan sebuah Boneka…Melainkan seorang
Manusia…
Ada banyak Tubuh manusia yang bergerak layaknya boneka
yang di mainkan…
Olehnya…
……………………………………………………..
Seorang Perempuan berambut ungu cerah lurus panjang
memegang Pedang yang masih di sarungnya di pinggang sebelah kirinya.
Perempuan itu mengenakan pakaian berwarna Ungu bertangan panjang yang memperlihatkan kedua
bahunya sedikit dan Rok pendek berwarna
Ungu.
Perempuan itu mengeluarkan pedangnya dan
mengayunkannya dengan sangat cepat…
Sangat cepat yang bahkan kau tidak dapat melihatnya…
Perempuan itu kemudian memasukkan pedangnya kembali ke
sarungnya…
Secara tiba-tiba banyak Rumput dan daun pohon yang
berterbangan di hadapannya…
Dia berdiri di depan pohon yang besar…Yang dimana
seluruh Daunnya telah hilang…
Di potong…Olehnya…
……………………………………………………..
Seorang…Seorang…Seorang yang terlihat Misterius
berjalan erlahan dari balik bayangan yang sangat Gelap…
Dia keluar secara perlahan dan memperlihatkan wujudnya…
Dia mengenakan topeng yang terbuat dari Metal berbentuk Tengkorak…
Dia mengenakan Jas yang cukup besar untuk menutupi seluruh
tubuhnya. Jasnya berwarna Hitam Pekat dan memancarkan Aura kegelapan di sekitarnya.
Di tangannya…Dia membawa sebuah Senjata…Sniper…Senjata
Sniper yang berwarna hitam…
Dia…Mengeluarkan banyak asap dari balik topengnya di
bagian Mulutnya…
……………………………………………………..
Seorang Laki-laki…Yang sangat besar…Sangat Besar…Tingginya
sekitar 2.5 Meter…
Dia berotot…Sangat terlihat berotot…
Dia mengenakan Kaos Putih, Rompi yang terlihat seperti
milik Geng Motor, Celana Jeans panjang.
Dia melipat lengan kanannya dan menjepit telapak tangannya
dengan Lengan kirinya.
Dia sedang memainkan koin di tangan kirinya…Memantulkannya
ke atas menangkapnya ketika jatuh kembali ke tangannya dan melakukannya lagi
terus menerus…
Dia yang sedang menyamping dan bersender pada sebuahtembok.
……………………………………………………..
Seorang laki-laki memegang gagang pedang yang tertancap
di batu…
Dia berambut Hitam dengan campuran putih panjang
sampai kepunggungnya…
Mengenakan pakaian yang berwarna biru dengan motif-motif
unik berwarna merah.
Dia mencabut pedang itu dari Batu dan dengan kuat
tenaga Menancapkannya ke tanah…
Dia juga berlutut saat melakukan itu…
……………………………………………………..
Seorang perempuan cantik mengenakan gaun Merah indah
berwarna Merah Bunga Mawar…
Berambut panjang sampai punggung berwarna Merah Mawar dan setiap ujung
rambutnya sangat lah tajam bagaikan Duri Mawar. Dua helai rambut bagian
depannya membentuk seperti huruf “M” dan memperlihatkan jidatnya.
Dia berada di sebuah taman Bunga…Taman bunga yang
penuh dengan Mawar Merah…
Namun…Perlahan…Semua mawar itu…Mati…
……………………………………………………..
Seorang Laki-laki mengenakan Jaket ber-Hoddie berwarna
Hitam
Hoddie jaket itu menutupi Bagian matanya yang juga
tertutup oleh Rambutnya yang berwarna Hitam seperti bayangan.
Dia bersender di sebuah banguan yang sedang dalam
proyek pengerjaan dan melipat kedua lengannya.
Dia sendirian…Tidak…Tidak sendirian…
Ada ‘Dia’ satu lagi di belakangnya sedang berdiri…Tunggu…’Dia’
yang lain ?
Tidak…Tidak hanya dua…Ada banyak…Sangat banyak…Benar-benar
banyak wujud dari ‘Dia’…
Mereka semua…Berwujud satu orang yang sama dengan
pakaian yang sama pula…
……………………………………………………..
Seorang perempuan mengenakan Seragam yang segalanya
putih kecuali Dasinya yang berwarna merah.
Berambut Hitam pendek, Perempuan ini sedang duduk
santai menikmati sebuah Teh manis hangat.
Dia berada di suatu tempat yang terlihat seperti Halaman
belakang Rumah dengan taman dan Pohon
yang indah.
Perempuan ini…Terlihat cukup misterius…
……………………………………………………..
Seorang laki-laki tampan berambut Hitam pendek bermata
Biru Indah sedang berdiri sendiri.
Mengenakan Baju hitam lengan panjang berkancing dan berkerah,
Dia melipat kedua bagian lengan bajunya sampai di atas Siku.
Dia kelihatan sangat kuat dengan ototnya yang sangat cocok
untuk tubuhnya yang terlihat sebagai Tubuh laki-laki idaman.
Dia dengan santai berdiri sambil melihat ke bawah.
Lalu secara perlahan, Ada banyak tangan yang
menggapainya…Ada sangat banyak Tangan-tangan yang menggapainya dan menyentuhnya…
Dia terlihat seperti sebuah perwujudan dari…’Dewa’…
……………………………………………………..
Seorang Perempuan Serba putih berdiri sendiri…
Rambutnya yang berwarna Putih di ikat model Twintail, Kulitnya
yang putih dan halus bagaikan salju….
Dia beridiri di sebuah TKP Kejadian kecelakaan…
Ada bekas darah di depannya. Di sebelahnya ada sebuah
Mobil jeep yang hancur di bagian depannya.
Ada banyak sirine mobil polisi dan
lampu mobil polisi yang berwarna Biru dan merah.
Perempuan ini kelihatan sangat Kesakitan…Dan Sedih…
Perempuan ini melihat ke bawah…Sebuah tubuh anak kecil…Yang
berlumuran darah…
……………………………………………………..
Yang Terakhir….Terakhir…
Seorang perempuan yang membelakangi pengelihatan kita
berdiri di sebuah taman.
Perempuan ini di sinari oleh sinar Matahari Cerah.
Dia mengenakan Jaket Hoddie merah panjang sampai lutut
dan jaket itu berkibar menghiasinya.
Perempuan itu berambut Coklat Cerah lurus panjang.
Rambutnya menjadi semakin indah karena pantulan Sinar matahari…
Tapi sayang…Kita tidak dapat melihat wajahnya karena
membelakangi pengelihatan kita…
Tapi…Tunggu dulu…Perempuan itu terlihat sedikit terkejut…Apa
dia menyadari kita ?
Perempuan itu kemudian menengok kebelakang seperti
merasa ada yang melihatnya.
Perempuan itu sangat Cantik. Benar-benar cantk…Benar-benar
Sangat Cantik….
Matanya yang berwarna Coklat Muda cerah yang bersinar-sinar…Melihat…
Melihat………..
Tunggu…perempuan cantik itu…Dia…Dia Melihat…
Dia melihat…
Kearah Kalian…
Part One
Hari yang
cukup cerah untuk memulai awal tahun SMA di tahun 2X16 ini. Suasana sekolah
penuh dengan Murid-murid baru penuh dengan harapan dimata mereka.
Di luar pintu gerbang sekolah, Murid-murid baru ini
masuk dengan harapan mereka masing-masing.
Tidak ada yang tidak menyukai awal tahun dari masa indah kehidupan di SMA,
Siapa yang membencinya ?! Tentu mereka pasti senang dan penuh harapan. Bukankah
begitu ?
Gemuruh yang dihasilkan dari Langkah kaki, Suara-suara
bisikan dan juga suara dari mulut murid baru memenuhi jalan menuju Gerbang
sekolah. Hembusan angin pagi yang sejuk dan sinar matahari pagi yang hangat
menyertai mereka semua. Namun dari sekian banyaknya Murid baru yang datang ada
satu, Ya - Hanya satu Murid yang terlihat berbeda dari semuanya.
Dia menggenakan Jaket Hitam-Putih, Warna Hitam
dibagian semua Lengan dari ujung sampai kerah dan sisanya bagian tubuh berwarna
Putih, Garis bagian Pinggang Jaketnya berwarna Hitam dan di dada sebelah
kirinya terdapat sebuah logo bertulisan “Killer”
berwarna Merah Gelap dan di dalam Jaketnya dia mengenakan Seragam sekolah yang
sudah berompi berwarna Hitam dan Kaos seragam sekolah miliknya berbeda dari
yang lain dimana berwarna Abu-abu tetapi dia berwarna merah dan dasinya
berwarna Hitam-Putih bercorak catur berbeda juga dengan murid yang lain.
Di atas itu semua, Murid ini mengenakan Topi berwarna
Lorek Hijau yang bercampur warna Hijau Muda dan Tua layaknya warna tentara,
Namun warna ini lebih gelap. Di Topi itu terdapat Logo berwarna Oranye berbentuk “V” dan Huruf yang menyerupai “A”
tanpa garis tengah.
Celananya berwarna Hitam sama persis untuk Seragam
sekolahnya dan Sepatunya berwarna Merah dengan Garis Hitam.
Tas Sempang berwarna Hitam campur Putih, abu-abu dan
Merah yang ia selempangkan di Pundak kanannya. Melihat ini dapat di simpulkan
kalau dia bertangan Kidal.
Matanya berwarna Merah. Terkadang matanya bisa dilihat
sangat Tajam dari pada biasanya dan ini memberikan Intimidasi yang kuat
terhadap lawan pandangnya.
Rambutnya bercampur warna Merah yang tidak terlalu
gelap dan tidak terlalu terang dengan warna putih yang berbelang-belang di
setiap helai rambutnya. Rambutnya hampir persis seperti model perempuan
berambut pendek panjang sampai ke leher. Jika dilihat maka warna rambutnya
menyatu dengan sempurna dan tidak ada yang menyadari kalau itu berbelang.
Tubuhnya sangat Slim dan ramping. Dia kelihatan sangat
Feminim untuk seorang laki-laki membuatnya sangat susah untuk di bedakan Jenis
Kelaminnya. Kulitnya juga sangat Putih untuk seorang Laki-laki tidak seperti
laki-laki pada umumnya. Kulitnya juga sangat halus.
Tangan kanan yang ia masukan di kantung Celananya dan
tangan kiri yang awalnya ia masukan di
kantung jaketnya ia keluarkan.
Lirik atas dan Lirik Bawah. Lirik kanan dan Lirik
Kiri.
Anak ini melihat keadaan sekitarnya dengan tajam dan
mulut Rapat. Tampangnya yang tanpa Ekspresi dan Emosi tergambar di wajahnya,
Mulutnya tertutup rapat dan matanya terbuka seperti orang dengan pikiran
kosong. Wajahnya yang dapat dibilang ‘Imut’ ini membawa banyak pertanyaan
tentang ‘Gender’nya – Ya – Dia cukup ‘Imut’ untuk seseorang yang memanggilnya
Laki-laki dan juga dia sangat ‘Imut’ bagi mereka yang memanggilnya perempuan.
Dia tidak mengatakan sepatah kata pun beda dari mereka
Murid-murid yang jalan memasuki gerbang sekolah. Dia memulai langkah awalnya
melewati gerbang dengan cukup santai tanpa emosi dan ekspresi.
Setelah melewati Gerbang sekolah, ‘Dia’ membuka tasnya
dan mengambil Dompet di dalamnya. Dari dompet itu dia mengambil kartu pelajar
miliknya dan melihat Kelas yang ia tempati – Kelas 1-C.
-Ah,
sepertinya disini kelas ku.
Pikirnya yang tanpa suara di otaknya dan di mulutnya.
Dia hanya melihat kartu pelajarnya kelas berapa yang ia tempati dan menaruh
kembali Kartu pelajarnya dalam dompet dan memasukkan dompetnya ke dalam tas
lalu memulai kembali jalannya menuju kelas.
Anak itu yang sebelumnya datang dengan santai kini
sedang mencari dimana kelasnya berada. Sambil melihat keatas papan penanda
kelas dia terus berjalan dan terus mencari sampai pada akhirnya bagian Kelas 1
Berada di lantai 2.
-Kelas 1-C
Bertulisan seperti itu di papan bagian atas dekat
pintu masuk kelas. Dengan langkah kecil, Ia masuk kedalam melewati pintu yang
sudah terbuka, Dia melihat ada 29 orang penuh didalamnya. Berbicara, Tertawa
bersama, Mengobrol bersama, dan mencari bangku untuk di duduki bersama. – Ya –
satu meja untuk 2 orang, dan meja itu cukup besar untuk 2 orang.
Setelah melihat-lihat sekeliling-
Tentu…Dengan ekspresi datar miliknya-
Dia melihat 1 kursi kosong di paling belakang baris
kedua. Namun di sebelahnya sudah di tempati seseorang.
Perempuan ?...Ya – Seorang Perempuan…Perempuan yang
amat-sangat cantik. Dilihat darimana pun dia sangat Cantik. Benar-benar yang
paling cantik dari semuanya.
Rambutnya yang Sangat Putih bagaikan Salju di ikat
dengan model Twintail dengan warna
Ikat rambut Hitam, Kulitnya yang sangat
Putih bagaikan salju juga, Kulitnya kelihatan benar-benar halus, bahkan dengan
melihatnya saja Kulit itu sangat terawat dengan cukup baik.
Matanya yang Merah sama seperti miliknya mengira dia
seperti melihat bayangan dirinya dengan Gender yang berbeda.
Perempuan Serba Putih-Cantik-Imut-Manis itu juga berbeda
dengan yang lainnya.
Dia mengenakan seragam Khusus yang dibuat hanya
untuknya. Mungkin saja ini Pemberian Special untuknya dari Sekolah karna
kecantikannya yang begitu memukau. Dari pada di bilang cantik mungkin lebih
tepat di bilang ‘Imut’ – SANGAT IMUT…
Seragam khusus yang Perempuan itu kenakan berwarna
Putih seluruhnya. Sudah bagaikan menyatu dengan dirinya dan kulitnya. Seragam
baik Jas, Rompi, Kaos, Mini Skirt dan
juga Dasi yang ia kenakan Semuanya berwarna Putih. Yang berbeda dari pakaiannya
adalah High Knee Socks berwarna hitam yang dia kenakan dan ikat rambutnya.
‘Perempuan Putih’ itu yang sekarang sedang memandang
kosong kearah kiri lurus dihalangi secara tiba-tiba oleh seseorang. Dia
terkejut sedikit dan melihat ke atas. Dia melihat seseorang dengan Wajah Imut dan
tampang bagaikan bertanya-tanya. Mata orang itu melebar namun mulutnya tertutup
rapat tidak terbuka sedikit pun, Lalu orang itu memiringkan kepalanya ke arah
kiri bahu miliknya dengan tampang bertanya-tanya.
Perempuan itu bingung apa yang sebenarnya ‘Orang itu’
inginkan.
Kemudian dia melihat kebawah ke arah kursi, Tangan
‘Orang itu’ menunjuk ke bangku yang kosong.
-Boleh aku duduk
disini ?
Itu yang ‘Dia’ maksud dari menunjuk kursi kosong itu.
Raut wajahnya yang kelihatan bertanya namun tidak ada
suara sedikit dan sekecil apapun itu menanyakan kepada Perempuan Putih itu.
Perempuan itu melihat ke arahnya dengan Mata yang
terbuka sama seperti si penanya itu.
“Aa…Tentu”
‘Perempuan putih’ itu menjawab.
Dilihat darimanapun mereka tampak seperti Kembar.
Postur tubuh mereka hampir sama dan tingginya juga wajahnya pun juga hampir
terlihat mirip, Warna kulit mereka juga putih walaupun ‘Perempuan itu’ lebih
putih.
Yang dipersilahkan duduk itu pun menarik kursinya
keluar dan menaruh tasnya di atas meja, Dia mengeluarkan berupa Buku catatan
tulis berukuran praktis yang dapat dengan mudah di bawa kemana saja. Setelah
mengambil buku itu dia menaruh tas Sempangnya di pinggir bawah sebelah kiri
mejanya.
Melihat buku catatan tersebut menimbulkan rasa
penasaran Perempuan Putih itu.
“Nee…”
Perempuan itu memanggil orang tadi dengan suara yang
sangat halus dan terdengar manis.
“Untuk apa buku itu ?” ‘Perempuan Putih’ itu bertanya.
Orang itu yang sambil melepas topi dan jaketnya
melihat kearah Perempuan putih itu dengan wajah Lugu datar tanpa ekspresi dan
arti, Dia mulai menulis dengan tangan kirinya di salah satu halaman buku tulis
itu.
Setelah selesai menulis, Orang itu membalik bukunya ke
arah si Perempuan Putih dan menunjukan tulisnnya.
“-Untuk Berkomunikasi” itu yang tertulis di buku
catatan
“Hmm…?”
Lagi, Orang itu kembali mulai menulis.
“-Aku tidak pandai dan tidak suka berkomunikasi” Itulah
yang tertulis selanjutnya.
“Aaahhh…Begitu ya…”
Perempuan itu melihatkan Ekspresi paham.
“Aku mengerti sekarang”
Wajah yang ‘perempuan itu’ buat sangat lah manis dan
setelah mengucapkan itu dia tersenyum dengan manisnya. Senyumannya sudah
bagaikan pencerahan dan penyegar mata dan melihat senyumnya membuat hati jadi
terasa hangat dan damai.
Anehnya orang ini tidak menunjukkan ekspresi hangat tersebut.
Wajah dan tampangnya masih sama seperti biasa – Datar bagaikan tidak terjadi
apa-apa.
“Nee…”
Perempuan itu kembali memanggilnya.
“Namamu…?-”
Untuk pertama kalinya setelah menutup rapat mulutnya, ‘Orang
itu’ membuka sedikit mulutnya hanya karena terkejut mendengar pertanyaan si
Perempuan Putih itu. Hanya…Sedikit.
“Siapa namamu ?”
Mendengar pertanyaan itu, Dia langsung menulis di
bukunya.
“-Namaku ?” itu yang tertulis di buku catatan.
“Tentu. Namamu” Perempuan itu membalas.
“-Bagaimana dengan mu ?” itu yang tertulis di buku
catatan.
“Mmmm…” Perempuan itu tersenyum padanya lagi.
Tentu. Aku juga akan memberitahu mu”
“Tapi-” ‘Perempuan putih’ itu belum selesai dari
bicaranya dan melanjutkan.
“Aku yang bertanya terlebih dahulu jadi kau duluan
yang memberitahu namamu. Ok”
Lagi ‘Perempuan Putih’ itu tersenyum dari setiap akhir
kalimatnya.
Setiap senyumannya sangat lah indah.
‘Orang itu’ sekejap merasa kalau ada sesuatu yang
mengganggu pikirannya. ‘Dia’ merasa kalau pikirannya baru saja di baca.
“Bagaimana ? Kau ingin memberitahunya kan !?”
Pertanyaan itu terdengar seperti ‘Perempuan Putih’ itu
mengetahui apa yang di pikirkan dari ‘Orang itu’.
Tidak perlu basa-basi lagi, ‘Orang itu’ setuju dengan
menganggukkan kepalanya dan mulai untuk menuliskan namanya di buku tulis
miliknya.
Setelah menuliskan namanya di buku tulis miliknya,
‘Orang Itu’ memperlihatkannya kepada ‘Perempuan Putih’ itu.
‘Perempuan Putih’ itu membacanya.
“Ho Ho…Begitu…Ok. E-“
Disaat ‘Perempuan Putih’ itu sedang membaca nama
‘Orang itu’, ‘Perempuan Putih’ itu terkejut.
‘Perempuan Putih’ itu melihat
sebuah Inisial dari nama ‘Orang Itu’.
“S…Inisial ‘S’…Mungkinkah…?-” Setelah membaca namanya tersebut,
pandangan ‘Perempuan Putih’ itu langsung
menuju kepada ‘Orang Itu’.
‘Orang Itu’ langsung menutup buku tulisnya dan
menggelengkan kepalanya.
Melihat reaksi tersebut, ‘Perempuan Putih’ itu paham
apa yang di maksud dari Inisial ‘S’ ini.
“Emm, Baiklah aku mengerti. Tenang saja”
Mendengar perkataan ‘Perempuan Putih’ tersebut membuat
‘Orang itu’ mulai sedikit mempercayainya.
“Ok. Sekarang giliran ku”
‘Perempuan Putih’ itu menepati janjinya dan mulai
untuk memberitahu namanya.
‘Orang Itu’ dengan tenang mendengarkan siapa nama
‘Perempuan Putih’ itu.
“Namaku Sora. Sora Yuki atau Yuki Sora. Kau boleh
memanggil ku Sora. Aku memiliki darah Jepang dan Indonesia. Salam kenal”
Di akhir perkenalannya. Sora tersenyum manis kepada
‘Orang itu’.
Nama Perempuan Putih itu adalah Sora Yuki. Dia
memiliki 2 Darah dan 2 warga kenegaraan yang membuatnya dapat bersekolah di
Indonesia atau juga ‘School Nation’.
-Sora namanya….Sora….Sora…Sora…Nama itu…Suara manis itu…Senyumannya
yang indah dan manis…Aku baru merasakannya…Perasaan itu…Ada apa ini ? Apa kita
pernah bertemu ?! Tapi dimana, Kapan, dan Siapa…?
‘Orang itu’ dalam sekejap
memikirkan sesuatu tentang Sora seolah dia pernah bertemu dengannya. Tentu
tidak dengan suaranya dia memikirkan hal itu di otaknya namun dengan
bayang-bayang. Bayang-bayang itu langsung datang begitu saja ke otaknya
seolah-olah memberikan dia petunjuk dan ingatan. Sedikit mirip seperti Déjà vu Tapi, Dia tidak ingat dan tidak
mengerti sedikitpun, Apa yang sebenarnya terjadi ?
‘Orang itu’ merasa pusing dan memegang kepalanya
dengan tangan kirinya.
“Hmmm…Ada apa ?” Sora bertanya kepada ‘Orang itu’.
Mendengar pertanyaan Sora, ‘Orang itu’ menenangkan
dirinya.
“Oh Kau tidak apa-apa. Seharusnya kau katakan saja
jangan di pikirkan”
Setelah mendengar perkataan dari Sora, ‘Orang itu’
sedikit terkejut dan melirikan matanya ke arah Sora.
‘Orang itu’ berpikir kalau Sora dapat membaca
pikirannya. ‘Dia’ berpikir kalau dari awal sebenarnya Sora sudah mengetahui apa
yang ingin dia katakan bahkan sebelum ‘Dia’ menuliskannya di buku tulisnya. Tapi
sepertinya Sora sangat senang untuk menggoda orang lain.
Melihat ‘Orang Itu’ sedang berpikir, Sora kemudian
tersenyum licik kepadanya.
“Nee…Kau pasti sedang berpikir ‘Bagaimana aku bisa
mengetahui apa yang sedang kau pikirkan’ Betul”
Sora menggodanya dengan wajah dan senyuman licik
miliknya sekaligus juga mengatakan apa yang sedang ‘Orang Itu’ pikirkan.
‘Orang Itu’ terkejut dan memiringkan kepalanya ke arah
kiri sedikit.
“Aa. Ternyata benar”
Melihat reaksi ‘Orang Itu’ Sora merespon dengan
ekspresi yang senang dan tertawa kecil.
Lagi ‘Orang Itu’ kembali terkejut dan matanya kali ini
melebar. ‘Orang itu’ kemudian memegang kepalanya lagi, Merasa pusing atau merasa
seperti pikirannya benar-benar di baca.
“Hmm, Ada apa ?”
Suara halus dan lembut itu
memecah pikiran berat ‘Orang itu’.
‘Orang itu’ menggelengkan
kepalanya menjawab pertanyaan Sora.
“Ah…Begitu kah ?!”
‘Orang itu’ mengangguk.
Sora lagi, Tersenyum kepada
‘Orang Itu’. Sepertinya Sora baru saja membaca pikirannya. Melihat Senyuman
Sora, ‘Orang Itu’ sedikit berhati-hati dalam berpikir.
“Aa…Kau hebat…”
“Tidak ku sangka kau dapat
mengosongkan pikiran mu dengan cepat dan begitu mudah”
“Hm Hm…Lumayan” Sora tersenyum
terkesan
‘Orang Itu’ sepertinya
menyadarinya. ‘Dia’ sadar kalau Sora memang membaca pikirannya dan dengan
sekejap mengosongkan pikirannya supaya Sora tidak dapat membaca pikirannya
lagi.
Sora kembali tersenyum dengan
manis.
“Yosh. Tidak perlu di
rahasiakan lagi”
Melihat Sora yang sedikit
senang dan gembira itu membuat ‘Orang Itu’ sedikit penasaran dan tanpa ‘Dia’
sadari ‘Dia’ membuka sedikit pikirannya dan mulai sedikit berpikir. Baru
sebentar dan sedetik saja ‘Dia’ mulai berpikir, Sora langsung bereaksi.
“Aa. Kena kau.” Kembali Sora
tersenyum licik.
‘Orang Itu’ kemudian
tersadarkan dengan kelalaiannya sedikit untuk mengosongkan pikirannya.
“Hehe. Kau membuka pertahanan
mu” Sora tersenyum lucu.
‘Orang Itu’ hanya bereaksi
seperti biasa. Reaksi biasa miliknya di sini yaitu Tidak mengekspresikan
apa-apa hanya terdiam dan wajahnya datar tanpa arti. Tapi matanya terlihat
tajam.
“Ok. Kalau begitu. Aku akan
memberitahu kemampuan ku padamu”
Sora akhirnya ingin
mengungkapkan kemampuan yang dia miliki kepada ‘Orang Itu’.
“Itu memang benar kalau aku
dapat membaca pikiran mu. Dapat di bilang juga-“
Untuk perkataan selanjutnya,
Sora memiringkan kepalanya sedikit ke arah kanan, Menaikkan Bahu kanan miliknya
dan tersenyum dengan tajam, Matanya juga terlihat tajam.
“Aku ini dapat membaca pikiran
Orang lain. Dengan mudah.”
Sora mengatakan kepada ‘Orang
Itu’ kalau kemampuannya adalah Dapat membaca pikiran. Itu sebabnya kenapa Sora
dapat mengetahui dengan mudah apa yang dipikirkan oleh ‘Orang Itu’
Mendengar perkataan dari Sora,
‘Orang Itu’ hanya menaikkan kepalanya sedikit mengartikan kalau ‘Dia’ mengerti.
“Hehe. Bagaimana menurut mu ?
Cukup menarik bukan” Sora tersenyum dengan manis.
‘Orang Itu’ menjawab Sora
dengan memberikan simbol “OK” dengan tangannya. Di sini untuknya mengartikan
sebagai “Menarik”.
“Hehe. Aku senang kau tidak
takut dengan kemampuan ku ini” Sora tersenyum cukup senang.
Merasa bingung dengan
perkataan Sora, ‘Orang Itu’ mulai menulis kembali di buku tulis miliknya. Kali
ini ‘Dia’ berusaha untuk menulis sambil mengosongkan pikirannya agar Sora tidak
membaca pikirannya lebih jauh selain apa yang ‘Dia’ ingin katakan hanya untuk
berjaga-jaga.
“Ohh. Kau hebat”
“Kau dapat menulis sambil
mengosongkan pikiran mu. Aku mulai sedikit terkesan”
Walaupun ‘Orang Itu’ menulis
sambil mengosongkan pikirannya, ‘Dia’ sama sekali tidak kesusahan dan masih
tetap bisa menulis dan berfikir dengan tenang.
Sepertinya usahanya berhasil.
Sora benar-benar tidak dapat membaca pikirannya tapi Sora mengetahui kalau
‘Dia’ sedang mengosongkan pikirannya. Sepertinya kemampuan atau Kekuatan milik
Sora cukup besar.
Selesai menulis, ‘Dia
memperlihatkan tulisannya kepada Sora. Disitu tertulis-
“-Ada apa dengan kekuatan mu
ini ?” itu yang tertulis.
“Hmm. Bagaimana ya…” Sora
sedikit bingung bagaimana dia harus menjelaskan.
“Setiap kali aku membaca
pikiran orang-orang dan menebak apa yang mereka pikirkan, Mereka ketakutan dan
merasa tidak nyaman.”
Ya, Itu wajar saja.
Orang-orang pasti berhati-hati dan merasa sedikit terganggu jika bertemu dengan
seseorang yang dapat membaca pikiran mereka. Tapi sepertinya ‘Orang Itu’ mulai
sedikit tertarik dengan kemampuan milik Sora.
“Tapi…-“ Sora melanjutkan
perkataanya.
Mendengar kata “Tapi”
tersebut, Membuat ‘Orang Itu’ sedikit menjadi serius.
“Aku Tidak begitu peduli
dengan apa yang orang lain katakan kepada ku…Dalam pikiran mereka…”
‘Orang itu’ masih melihat Sora
dengan serius.
“Maksud ku…Ini lah kelebihan
ku dan ini lah kemampuan ku. Aku memang harus memanfaatkannya dengan baik untuk
diri ku sendiri dan tidak boleh benci dan menyianyiakannya. Bukan begitu~”
Di akhir perkataannya, Sora
tersenyum sedikit pahit.
Mata dan ekspresi ‘Orang Itu’
menjadi tajam. Matanya melebar dan seperti ada yang menyerang perasaannya
setelah mendengar perkataan Sora.
“Hoh…” Sora melihat ke arah
‘Orang Itu’.
“Kau…Sepertinya kau…Sama
sekali tidak keberatan. Bukan begitu ?!” Sora memastikan.
‘Orang Itu’ membalasnya dengan
memiringkan kepalanya ke arah Kiri. Di sini di artikan kalau ‘Dia’
tidak keberatan
dengan kemampuan Sora.
“Ahaha. Aku sedikit senang”
“Kau Orang pertama yang tidak
merasa terganggu dengan kemampuan ku ini”
“Sepertinya aku mulai tertarik
padamu”
Sora mengakhirinya dengan
tersenyum dan menutup matanya sambil menaruh dagunya di telapak tangan kananya
yang dia taruh berdiri di atas meja.
‘Orang Itu’ merasa sedikit
senang. Namun di rasa senang miliknya, ‘Orang Itu’ itu tahu kalau Sora
menyembunyikan sebuah perasaan. Perasaan sedih. Di balik dari rasa tidak peduli
Sora, Sora merasa kesakitan dari kekuatan miliknya dan sepertinya kekuatannya
tidak bisa Sora kendalikan dengan baik. Kekuatan Sora sangat besar dan
sepertinya menyiksanya.
‘Orang itu’ kembali menulis.
“-Kau harus senang dan
memanfaatkannya lebih baik lagi” Itu yang dia tulis.
Sora terkejut dan melihat
‘Orang itu’ dengan ekspresi yang benar-benar terkejut.
“Hai…?” Sora merasa bingung.
“-Jika kau tidak dapat membuat
orang lain senang dengan kemampuan mu. Maka kau harus memanfaatkannya lebih
baik lagi” Itu yang dia tulis selanjutnya.
Mata Sora melebar dan
bersinar. Jantungnya berdegup kencang setelah membaca tulisan tersebut.
“A...A…Yeah…Aku tahu
itu…Tapi-“ Sora sedikit susah berbicara.
“Aku tidak tahu harus
memanfaatkanya seperti apa lagi”
‘Orang itu’ kemudian juga
merasa bingung.
Secara tiba-tiba, ‘Orang itu’
kemasukan sebuah Ide. Ide yang masuk dengan cepat itu yang seolah-olah
menyambar bagaikan kilat ke otaknya membuat ‘Dia’ membuka matanya lebar.
“Aa. Sepertinya kau baru saja
kemasukkan sebuah Ide” Sora merespon reaksi ‘Orang Itu’.
Belum ada beberapa detik
‘Orang Itu’ membuka pikirannya, Dalam sekejap Sora langsung dapat membaca
pikiran miliknya.
“Apa itu ? Beritahu aku ?
Ayo-ayo !? Kelihatannya menarik~”
Sora kelihatannya sangat
tertarik dengan ide yang muncul dari ‘Orang itu’.
Kali ini ‘Orang Itu’ tidak
bereaksi saat Sora merespon. Dia dengan cepat kembali menulis di Buku catat
miliknya. Tentunya tanpa memikirkan apa-apa terutama idenya.
Sora tahu kalau ‘Dia’
mengosongkan pikirannya dan sekarang Sora menunggu apa yang ‘Orang Itu’ tulis
dan apa yang ingin ‘Dia’ sampaikan.
Setelah selesai menulis, ‘Dia’
memperlihatkan tulisannya. Disitu tertulis-
“-Aku butuh bantuan mu !” itu
yang tertulis.
“Eee…?” Sora merasa bingung.
Lagi dengan cepat ‘Dia’
menulis kembali.
“-Aku memiliki sebuah rencana
!” Itu yang tertulis selanjutnya.
“Ohhh…Ya aku sudah menduga itu”
“-Bagaimana ?” ‘Dia’ kembali
menulis perkataan selanjutnya dengan cepat.
“Hmmm…Kuping ku terbuka” Sora
menjawab. Dengan artian Sora ingin mendengarkan rencana milik ‘Orang itu’…Yang
padahal selama ini lawan bicaranya hanya menulis dan tidak berbicara.
Mendapat jawaban dari Sora,
‘Orang Itu’ mengangguk dan setelah mengangguk ‘Dia’ kembali menulis.
“-Aku ingin kau menjadi ‘Mulut
Ku’ !” itu yang tertulis di buku catatannya.
Melihat tulisan itu, Sora
tersenyum dan kondisi mereka untuk beberapa detik menjadi sedikit sunyi. Sora
pun kembali mulai berbicara beberapa detik kemudian.
“Jadi begitu. Ya, Aku mengerti
apa maksud mu” Sora merespon permintaan ‘Orang Itu’.
“Kau ingin aku menjadi ‘Mulut
mu’ itu karena kau tidak pandai berbicara atau tidak ingin berbicara bukan. Dan
setelah mengetahui tentang kemampuan ku ini yang dapat membaca pikiran mu, Kau
ingin aku untuk menyampaikan kepada Orang-orang tentang apa yang ingin kau
katakan. Betul”
Sora tidak hanya membalas
Permintaan ‘Orang itu’ tapi Sora juga membaca kondisi.
‘Orang Itu’ dengan rasa senang
tersenyum setelah mengetahui kalau Sora mengerti apa yang ‘Dia’ maksud.
“Kalau begitu baiklah. Kenapa
tidak. Kelihatannya sangat menarik”
Tanpa pikir panjang lagi, Sora
menerima tawaran untuk menjadi ‘Mulut’ dari ‘Orang Itu’.
Orang Itu’ kemudian tersenyum
melihat Sora yang menerima tawarannya itu.
“Lagi pula jika aku menjadi
mulut mu aku dapat memanfaatkan Kemampuan ku ini. Bukan begitu. Dengan begitu
kita saling menguntungkan. Benar !?”
Sora mengakhirinya dengan
senyuman miliknya.
‘Orang itu’ juga tersenyum
lebih senang.
“Oh iya. Ada sesuatu yang
mengganggu ku dari tadi” Sora kembali berbicara.
Ekspresi wajah dari ‘Orang
Itu’ kembali menjadi semula. Lalu-
Dalam sekejap Sora
mendekatkan wajahnya ke depan wajah ‘Orang Itu’. Sangat dekat…Benar-benar
sangat dekat.
Hidung mereka dalam
1cm lagi akan saling bertemu, Jika ada sedikit goncangan saja Bibir mereka akan
saling bertemu satu sama lain.
Untuk pertama kali
‘Orang Itu’ mengekspresikan ekspresi tersipu dan Resistan pada Sora. Bagaimana
tidak, Jarak wajah mereka 1cm dekatnya dan dari 28 orang lainnya di Kelas itu
tidak ada yang melihat. Kelas seramai ini tidak ada yang menyadarinya satu pun.
Mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
Nafas dari Sora dan
‘Orang itu’ sangat terasa, Mereka saling merasakan nafas yang berhembus dari
hidung dan mulut mereka. Itu saling berhembus dengan pelan.
Tapi perhatian Sora
bertuju kepada Mata sebelah Kiri milik ‘Orang Itu’. Sora menajamkan matanya
berusaha dengan teliti melihat mata kiri dari ‘Orang Itu’.
Kemudian wajah Sora
perlahan mulai menjauh.
“Aneh sekali…”
Sambil menjauhkan wajah dan kepalanya, Sora berbicara.
Sora kembali duduk
seperti sebelumnya dan pandangannya masih menuju ke ‘Orang Itu’
“Aku seperti
melihat sesuatu dari mata kirimu dari tadi. Tapi setelah aku melihatnya dengan
teliti, Mata kirimu seketika kembali terlihat biasa. Apa itu sebenarnya ?”
Sora merasa
penasaran dengan apa yang dia lihat di mata kiri milik ‘Orang Itu’.
Sepertinya ‘Orang
Itu’ menyadari kalau Sora berusaha untuk melihat apa yang ada di mata kiri
miliknya itu.
‘Orang Itu’ kembali
berhati-hati. ‘Dia’ tidak menyangka kalau Sora dapat menyadari sesuatu dengan
apa yang ada di mata Kiri miliknya itu.
“Hmmm. Karena itu
sudah menghilang begitu saja, Bagaimana kalau kita berlatih untuk saling menyatukan
pikiran”
Sora menyarankan
untuk melakukan sedikit uji coba dan latihan kecil untuk menyatukan pikiran
mereka.
‘Orang Itu’
mengangguk setuju.
“Kalau begitu Aku
akan mengatakan sesuatu dan kau harus menjawabnya di dalam pikiran mu saja. Aku
hanya ingin kau Fokus untuk memikirkan apa yang ingin kamu katakan dan jika ada
maksud atau arti dari Perkataan mu kau juga harus memikirkannya. Jangan
memikirkan hal lain dan hal yang jauh dari apa yang ingin kau katakan dan
nantinya aku akan mengatakan apa yang kau pikirkan. Ok”
Sebelum memulai,
Sora memberikan Tips dan Petunjuk kepada ‘Orang itu’ untuk apa yang harus dia
lakukan nantinya.
‘Orang itu’
mengangguk mengerti.
“Baiklah. Siap ?”
Sebelum memulai, Sora menanyakan kondisi ‘Orang Itu’.
Lagi ‘Orang Itu’
hanya mengangguk mengartikan “Siap”.
Sora kemudian
menarik nafasnya lalu membuangnya. Setelah itu Sora dengan cepat-
“Warna Favorit mu !?”
Sora memberikan pertanyaan dan soal pertama.
‘Orang Itu’ dengan
cepat juga mulai memfokuskan pikirannya dan jawaban juga perkataan yang ingin
‘Dia’ katakan. “Merah” itu lah yang ‘Dia’ pikirkan di Otaknya. Lalu dalam
sekejap juga-
“MERAH !” Sora
mengatakan itu dengan sangat cepat.
Sangat cepat.
Bahkan ‘Orang Itu’ baru saja memikirkannya dan dalam sedetik saja Sora dapat
membaca pikirannya.
-Sungguh. Sora dapat membaca Pikiranku.
‘Orang Itu’
berpikir seperti itu. ‘Dia’ tidak mengatakan apa-apa tapi Sora dapat membaca
apa yang ‘Dia’ pikirkan.
“Tentu…” Dengan
ekspresi sombong miliknya, Sora menjawab apa yang ‘Orang Itu’ pikirkan.
‘Orang Itu’ semakin
tertarik dengan Sora.
“Lanjut !” Sora
langsung melanjutkan latihan mereka.
“Kidal atau tidak
!?” Sora melanjutkan.
‘Orang Itu’
berpikir dan jawabannya adalah-
“KIDAL !” Lagi Sora
dengan cepat langsung menjawabnya.
Baru saja di
pikirkan oleh ‘Orang Itu’ namun Sora dengan mudah dan cepat membaca pikirannya.
“Berarti sama
seperti ku. Aku juga kidal” Sora memperlihatkan tangan kirinya pada ‘Orang
Itu’.
Sora menyatakan
kalau dia juga Kidal.
“Kebetulan sekali,
Bukan” Itu yang ‘Orang Itu’ pikirkan. Namun seperti biasa, Sora-
“Aa Tentu~. Sebuah
kebetulan yang aneh“ Sora tersenyum sambil menutup kedua matanya.
‘Orang Itu’
terlihat sangat senang.
“Ahahaha. Ini
sangat menarik”
Sora juga merasakan
hal yang sama.
“Ok. Next !” Sora
melanjutkan kembali.
“Mata Kirimu !?”
Sora melanjutkan
dengan memberikan pertanyaan tentang mata kiri milik ‘Orang Itu’ yang
kelihatannya ini sebuah jebakan.
Tapi ‘Orang Itu’
tidak memikirkannya. ‘Dia’ justru hanya tersenyum dan menggerakkan sedikit
Alisnya menantang Sora.
“Aha. Hebat.
Refleks mu lebih cepat dari yang ku duga. Ahahaha, Aku mulai tertarik kepada
mu”
‘Orang itu’ dengan
rasa bangga dan senyumnya meminta Sora untuk lanjut memberikan Pertanyaan atau
Soal berikutnya.
“OK…”
-Entah kenapa ini menjadi semakin menarik
saja.
Sora berpikir di
dalam hatinya.
“Peliharan mu !?”
Sora dengan cepat melanjutkan.
‘Orang Itu’ hanya
menggerakkan kepalanya sedikit lalu Sora-
“KUCING !” Seperti
biasa dalam sekejap terjawab dengan benar.
‘Orang Itu’ semakin
merasa tertarik.
“Ahahahahaha…” Sora
juga sama, Sora tersenyum dan tertawa penuh dengan rasa Tertarik dan senang.
“Kau memiliki
banyak kucing pastinya”
‘Orang itu’ seperti
biasa hanya menggerakkan kepalanya sedikit dan-
“E…Itu cukup banyak…”
Sora terkejut dengan banyaknya kucing yang ‘Orang itu’ pelihara.
“Tanggal Lahir !?”
Tanpa peringatan, Sora langsung menanyakan yang selanjutnya.
‘Orang Itu’ seperti
biasa hanya berpikir saja dan tidak melakukan apa-apa dan dalam sekejap-
“Aaa, Benar-benar
sebuah kebetulan” Sora membaca pikiran ‘Orang Itu’ dan-
“Tanggal Lahir kita
sama. 12 May 2X00. Benar-benar sesuatu kita ini”
Entah kebetulan
atau apa, Tanggal Lahir mereka ternyata sama.
-Mungkin aku harus menanyakan hal-hal sepele
lainnya. Ini menjadi semakin menarik. Aku belum pernah merasakan kesenangan
yang lebih karena kekuatan ku. Hehe.
Sora dan ‘Orang
Itu’ saat ini penuh dengan rasa Senang dan mereka semakin tidak dapat
mengontrol Perasaan mereka. Ini semua sudah tidak terlihat seperti sebuah
latihan melainkan permainan.
Terus-Terus-Terus
dan Terus mereka Terus saja saling bertukar pikiran. ‘Orang Itu’ terus
memikirkan apa yang Sora katakan dan Sora terus dan selalu benar membaca dan
menjawab apa yang ‘Orang Itu’ pikirkan. Selama ini tidak ada yang salah dari
Sora dan Pikiran mereka benar-benar Sinkron.
Di saat mereka
masih saling berlatih atau memang sudah tidak cocok lagi di bilang sebuah
latihan kecil melainkan saling Bersenang-senang-
Kemudian…
KRING! KRING!
KRING!
Bell sekolah
berbunyi menandakan mulainya jam pertama kegiatan sekolah. Pada umumnya untuk
minggu pertama School Nation tidak mengadakan kegiatan belajar mengajar. Ini
bertujuan untuk memberikan waktu adaptasi kepada para murid baru di Sekolah
baru mereka.
Seluruh murid di
kelas itu dengan cepat kembali ke tempat duduk mereka dan mulai berhenti
membuat suara. Suasana Kelas untuk pertama kalinya ‘Sepi’ tanpa suara.
Mendengar bell tersebut,
Sora dan ‘Orang Itu’ saling bertatap dengan mata terbuka dan mereka tersenyum.
Sora mengeluarkan banyak Nafas dan tersenyum.
“Yang…Tadi…Itu…-“
Sora berbicara sambil terengah-engah.
“Sangat…Menyenangkan…”
“Kita sudah cukup
Sinkron. Tidak. Tapi Sangat Sinkron. Aku yakin ini pasti berhasil”
Sora menyatakan
bahwa Pikiran mereka sudah saling Sinkron atau menyatu membuat Sora dapat
dengan mudah membaca apa yang ‘Orang Itu’ pikirkan dan ‘Orang Itu’ juga sudah
bisa menyeimbangi Pembacaan pikiran Sora yang membuatnya menjadi tenang dan
sangat percaya kepada Sora.
Saat semuanya sudah
siap di kursi dan meja mereka masing-masing, Guru yang dapat di simpulkan
sebagai Wali Kelas mereka masuk kedalam kelas. Guru itu kelihatan sudah tua.
Seorang Guru laki-laki Tua umurnya mungkin sekitaran 50 tahun keatas. Tetapi
dia kelihatan sangat sehat dan sangat bugar.
“Baik, semuanya
sudah datang tentunya. Tidak ada Kursi yang kosong seperti biasanya ya. 20
tahun School Nation di bentuk dan Bapak sudah mengajar tidak ada sedikit pun
murid yang bolos. Ini yang bapak suka”
-20 tahun ?! Guru
ini sudah mengajar di sekolah ini selama 20 tahun. Hebat.
-Guru ini tidak
menyerah.
Itu yang di pikiran
para Murid setelah mendengar perkataan Wali kelas mereka.
“Baik, Di sini
bapak adalah Wali Kelas kalian di kelas 1-C ini dan untuk 1 tahun kedepannya Bapak
harap kita semua bisa saling akrab satu sama lain. Untuk sekarang Salam kenal
semuanya”
“SALAM!” 27 Murid
menjawab dengan semangat 3 lainnya diantara lain Sora yang menjawab dengan
tenang, ‘Orang Itu’ yang sama sekali tidak mengeluarkan suara, dan seorang perempuan
berambut Hitam pendek sedikit lancip di setiap ujungnya.
“Ok, Bagaimana kalau
kita mulai dengan perkenalan diri dari kalian semua masing-masing”
“Baik, Mulai dari
meja di depan saya ini-”
Guru itu menunjuk meja yang ada di depannya
“Dan untuk
seterunya, Terus bergiliran menyamping jika sudah sampai ujung lanjut yang ada
dibelakangnya”
“BAIK!” Lagi semua
murid menjawab dengan sopan dan semangat.
Satu persatu semua
murid memperkenalkan diri mereka masing-masing. Mulai dari Nama, Tempat tanggal
lahir, Tempat Tinggal, Hobby, dan Cita-cita. Sampai pada akhirnya, Giliran
‘Dia’ datang.
Semua pandangan
mengarah padanya. Kemudian Sora berbisik kepada ‘Orang itu’-
“Bagaimana ?
Sekarang ?” Sora bertanya untuk giliran ‘Mereka’.
‘Orang itu’
mengangguk kepada Sora.
Kemudian ‘Orang
Itu’ yang di susul Sora tersenyum kecil dan berdiri. Tinggi mereka kelihatan
sama sekitar 164-165cm dan di lihat darimanapun mereka terlihat mirip. Seperti
‘Kembar’.
-Hah ? ada apa ?
Semua orang terkejut
dengan apa yang mereka lakukan yaitu berdiri bersama yang seharusnya ini adalah
giliran milik ‘Orang Itu’ bukan milik Sora.
Mereka berdua di
pandang oleh seluruh Murid dan juga Guru di kelas mereka. Sora kemudian
berkata-
“Ehem. Untuk
sekarang ini, Aku akan menjadi mulutnya dan dia lah otaknya ! Itu dikarenakan
dia tidak ingin berbicara…Sama sekali…”
-HEEEEEHHHH ?!?!?!
Semua Murid terkejut
atas perkataan Sora dan Guru mereka juga merasa bingung namun sedikit tertarik
dengan hal ini.
Perempuan berambut pendek
itu melihat ke arah Sora dengan tampang serius dan senyum kecil di wajahnya.
-Tunggu apa ?
-Apa yang dia
maksud kan ?
Semua Murid
berbisik kecil satu sama lain. Tentu bisikan itu tidak dapat di dengar Sora
namun-
“Itu karena aku
dapat membaca pikirannya”
Sora melanjutkannya
dengan senyuman manisnya.
-A……….
Perkataan yang di
berikan oleh Sora kepada semua Orang di dalam kelas mengejutkan mereka dan
membuat mereka tidak dapat berkata apa-apa lagi.
Kebingungan
menyambar keseluruh kelas kecuali ‘Orang Itu’. ‘Orang Itu’ Nampak kelihatan
senang dan di wajahnya dia terlihat Tersenyum kecil namun terasa dingin.
-Tungg-…
-Dia (Sora) dapat
apa…?
-Tidak…Mungkin…!?
Lagi perlahan para
murid berusaha berbisik dan kali ini suara bisikan mereka sangat kecil
benar-benar tidak dapat di dengar.
“Sudah kubilang
bukan…” Sora kembali berbicara dan yang pastinya membaca pikiran para Murid.
-Ehhh…
-Apa…?
Para murid bereaksi
kaget tidak percaya.
“Aku ini…Dapat
membaca pikiran kalian semua…”
Sora kembali
memberitahu mereka dan tentunya di akhir perkataanya itu Sora tersenyum dengan...Pahit…Mungkin
Sora membaca pikiran mereka tentang dirinya lebih jauh lagi.
Kali ini para Murid
benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka semua terdiam.
“Eee…Maaf
sebelumnya mungkin kamu perlu memperkenalkan dirimu juga”
Wali kelas mereka
menenangkan kelas dengan meminta agar Sora untuk memperkenalkan dirinya
sekaligus memperkenalkan ‘Orang Itu’.
-Hmmm…Membaca pikiran Orang lain…Menarik juga
kemampuan miliknya.
Perempuan berambut pendek
itu memikirkan perkataan itu dengan hati-hati.
Sora hanya
tersenyum manis kepada gurunya itu dan melanjutkan-
“Baiklah. Perkenalkan
semua, Namaku Sora Yuki kalian dapat memanggil ku Sora, Aku lahir di Tokyo,
Jepang, Ayah ku berasal dari Indonesia dan Ibu ku dari Jepang. Aku memiliki 2
warga kenegaraan. Hanya itu saja yang dapat ku sampaikan. Aku harap kita bisa
saling mengenal satu sama lain mulai dari sekarang”
Sora mengakhiri
perkenalannya dengan Senyuman manis nan Indah miliknya. Bagaikan cahaya yang
menyinari seluruh kelas, Semua orang didalamnya terpana.
-Indahnya, Sangat Cantik,
Sungguh Imut, Putiih sekali, Bercahaya, Dia sangat sangat Indah, Surga~.
Semua orang
mengatakan hal tersebut saat melihat Sora yang Cantik ini memperkenalkan
dirinya.
Mereka yang
sebelumnya tidak dapat berbuat apa-apa dan mengetahui tentang kemampuan milik
Sora, Sekarang ini mereka merasa Sejuk dan tenang setelah melihat Senyuman
manis milik Sora.
“Ehem…Baik semuanya
kembali dari imajinasi kalian-“
Guru itu menenangkan
suasana kembali.
“Dan lalu lanjut
lagi, Bagaimana kami semua dapat memanggil mu Nak ?”
Guru itu bertanya
sekaligus kepada Sora dan ‘Orang Itu’ seolah mereka jadi satu, Sora mulutnya
dan
‘Orang Itu’ Otaknya persis seperti rencana yang mereka buat sebelumnya.
“Bagaimana ya
hmmm…”
Semua orang kembali
bingung melihat kearah mereka berdua.
“Hmph-“
Sora tersenyum
kecil bersiap untuk berkata.
“Raja…-“
-Ehh…?
Semua orang di
kelas bingung.
“Bagaimana kalau
Raja !?”
-Raja…?
“Raja…Ya Raja…Raja…Semuanya
Panggil aku- Tidak. Tapi ‘Dia’. Panggil ‘Dia’…Raja…“
Sora seolah-olah
menjadi Mulut dari ‘orang Itu’ memperkenalkan dirinya. Sedangkan ‘Orang Itu’
justru tersenyum dengan tajam dan tampang yang dingin melirik kearah Sora.
“Raja…Aku ‘Raja’…Panggil
aku Raja. Yoroshiku!”
Sora mengakhiri
perkenalan milik ‘Orang Itu’ dengan
senyuman.
Keduanya saling bertatapan
dengan senyum di wajah mereka berdua.
“Mulai sekarang
tolong bimbingannya ya, R-A-J-A, Ehem~”
Sora tersenyum
manis kepada orang yang dikenal sebagai ‘Raja’ sekarang.
‘Orang Itu’…Tidak-Tetapi
Raja melihatnya dan tersenyum manis kepada Sora seolah menjawab perkataan Sora.
Tentu ‘Raja’ sekarang ini sedang memikirkan sesuatu dan Sora-
“Aa. Aku tahu itu.
Raja bukan nama Asli mu. Tapi itu adalah Panggilan baru untuk mu dari ku. Itu
kelihatan cocok bukan. Lagi pula kau tidak ingin memberitahukan namamu pada
yang lain bukan.
Teehee~”
Sora membaca
pikiran Raja dan tersenyum manis setelahnya. Raja menerimanya dengan senyuman
yang lebar.
Rupanya Raja di
sini bukanlah nama Asli miliknya. Sora membuatkan nama panggilan dalam sekejap
setelah membaca pikiran Raja yang tidak ingin memberitahu namanya kepada yang
lain. Mungkin saja karena Inisial ‘S’ di namanya.
Semua orang melihat
itu dengan mata yang terbuka lebar dan mereka semua terdiam tidak dapat berkata
apa-apa. Mereka merasakan sesuatu yang dapat dibilang ‘Hangat’ hanya dari
melihat mereka berdua saling tersenyum satu sama lain. Tentu mereka tidak dapat
mendengar perkatan Sora dan Raja tadi.
“Hoohh-“ Perempuan
Berambut pendek hitam itu melihat mereka dengan mata yang tajam.
Wali kelas mereka
melihat mereka dengan wajah yang tampak serius. Dia kemudian melepas kaca
matanya-
“Hoooh, Sepertinya
aku baru saja melihat, Bagaimana Era ini dimulai. ‘Era Emas’ yang persis kau
katakan, ‘Nak’.”
Di akhir
kalimatnya, Guru itu tersenyum dengan bangga.
Part Two
Jam pertama pada
hari ini sementara hanya 1 jam saja, Setelah saling berkenalan dan membicarakan
hal-hal yang lain selama satu jam di dalam kelas bersama Wali kelas mereka, Suara
Bell pun berbunyi.
DING! DONG!
“Hm, Sepertinya
sudah waktunya-“
Guru itu melihat ke
arah jam tangannya.
“Baiklah semuanya,
Sekarang kalian dapat pergi ke aula untuk penyambutan murid baru.”
“A-aula ?” Tanya
heran salah satu murid laki.
“Bukannya di
lapangan ?” Lanjut dari murid perempuan.
“Tidak, untuk
sekolah ini kita tidak akan baris-berbaris di lapangan saat penerimaan murid
baru”
-YEEEEEAAAAAAAAHHHH!
-Tidak usah berdiri
panas-panas lagi.
-Aku tidak akan
pingsan lagi !
-Heh ?! Serius ?!
Pingsan ?!
“Baiklah kalian
segera ke Aula Ayo Ayo Ayo !”
-BAIK!
Para murid kemudian
bergegas keluar kelas. Tidak hanya murid dari kelas ini murid dari kelas lain
juga ikut keluar setelah bunyi bell.
“Kalian berdua yang
di belakang”
Wali kelas mereka
memanggil Sora dan Raja.
“Ya Pak ?” Sora
menjawab ramah panggilan Wali Kelas mereka itu.
Wali kelas mereka
tersenyum kepada mereka berdua.
“Aku menantikan
sesuatu yang menarik dari kalian berdua”
“E…Baik ?!” Sora
menjawab dengan bingung.
“Kalau begitu cepat
ke aula, Sebelum dimulai acaranya”
“Baik, kami akan
segera pergi”
“Kalau begitu bapak
duluan ya” Wali kelas mereka pergi mendahului mereka.
Sora melihat ke
arah orang yang sekarang di panggil ‘Raja’.
“Yaa sepertinya
kita juga harus pergi sekarang. Ayo, RA-JA. Tee-hee~”
Sora mengajak Raja
pergi sambil menggodanya.
Mendengar itu, Raja
hanya menjawab dengan senyuman di wajahnya. Raja kemudian mengenakan Topi
miliknya.
Segera mereka
keluar dari kelas mereka dan berjalan menuju Aula.
Di perjalanan
mereka menuju Aula, Raja memanggil Sora dengan cara menarik pelan helai rambut
milik Sora.
“Emm, Ada apa ?”
“-Terima kasih” itu
yang tertulis di buku catatan.
“Hmmm, Untuk apa ?” Sora berlaga tidak tahu dengan
tersenyum manis ke Raja.
Raja kembali tersenyum
kecil.
“-Menjadi mulut ku”
itu yang tertulis selanjutnya.
“Mulut ya. Hehehe~,
Lucu juga kalau mendengarnya. Tapi aku memang menerimanya jadi…Emm tentu. Tidak
masalah”
Sora sekali lagi merasa
senang dan rasa senangnya itu disertai dengan senyum dan tawa kecil manisnya.
“Aa, Tentu. Aku
senang melakukannya”
Sora melanjutkan.
Raja hanya
tersenyum melihat Sora yang juga tersenyum manis ke arahnya.
“A- Bukan kah kita
terlihat kompak !?”
“-Menurut mu !?”
itu yang tertulis selanjutnya.
“Menurut ku kita
kelihatan cocok loh, Orang-orang pasti berpikir seperti itu juga atau bahkan
mereka mengira kalau kita ini Kembar, Lagi pula kita terlihat mirip”
“Benarkah ?” itu
yang Raja pikirkan.
“Umu, Sekilas aku
melihat mu, Aku seperti melihat bayangan diri ku dengan jenis kelamin
laki-laki”
Raja tersenyum lucu
mendengar perkataan Sora.
Sora kemudian melihat
tubuh Raja dari atas sampai bawah dan kembali lagi melihat wajah Raja.
“Nee, Raja.”
Raja menanggapinya
dengan menggerakan kepalanya sedikit.
“Apa menurut mu-“
Sora berbicara
dengan cukup pelan sekarang.
“Kita pernah
bertemu sebelumnya ?”
Pertanyaan itu membuat
mereka terdiam untuk sesaat.
“Kau pikir begitu
?!” itu yang Raja pikirkan.
“Emm, Aku merasa
pernah melihat mu. Tapi dimana ?”
“Aku juga sama” itu
yang Raja pikirkan selanjutnya.
“Ehh kau juga ?”
Raja mengangguk.
“Aneh juga ya-“
Sora seklias melihat ke langit-langit.
”Dari tadi kita
memiliki beberapa kesamaan”
“Hah biarlah. Apa
pun itu walau mungkin kita pernah saling bertemu atau belum itu bukan masalah
besar sekarang. Yang paling penting aku sudah bertemu dengan mu. Sekarang.”
Sora tersenyum,
Senyuman yang sangat manis, Lebih manis dari semua senyuman yang sudah ia
perlihatkan sebelumnya. Senyuman manis itu membukakan mata Raja cukup lebar dan
mulutnya sedikit. Senyuman yang disertai dengan sinar matahari pagi cerah yang
menyinari Sora dari belakang tubuhnya dan disertai dengan angin yang sejuk.
Senyuman itu, Membukakan hati Raja.
“Omong-omong, Mulut
ya. Hmm” Sora membawa kembali masalah mulut sebelumnya.
Raja tersadarkan
mendengar itu.
Sora kemudian
tersenyum.
Raja melihat kearah
Sora dengan wajah datarnya.
“Hahaha…Aku
benar-benar sangat senang. Ahahaha”
“Ini benar-benar
sangat menyenangkan”
Sora mengatakan itu
dengan nada yang penuh dengan rasa senang.
“Ternyata
memanfaatkan kemampuan yang kau miliki dengan sangat baik benar-benar sangat
menyenangkan. Ahaha”
Raja kemudian menuliskan
sesuatu-
“-Bagus bukan” itu
yang dia tulis.
“Hmm…” Sora
membalas santai.
“-Memanfaatkan dan
menggunakan Kemampuan mu dengan baik sesuai apa yang kau inginkan. Sangat
menyenangkan”
Raja tersenyum saat
memperlihatkan tulisannya pada Sora.
Mata Sora melebar
dan bersinar.
Sora baru
menyadarinya. Ternyata rencana Raja untuk menjadikan Sora mulutnya adalah untuk
membuat Sora menjadi lebih senang dengan kemampuan miliknya.
“Aa. Tentu. Ini
benar-benar menyenangkan. Ahaha. Sekarang aku jadi penasaran dengan kekuatan
milikmu, Raja~”
Sora mengatakan itu
sambil menggoda Raja dan tersenyum lucu ke arahnya.
Raja hanya menjawab
dengan senyuman santainya.
Setelahnya, Di Aula.
Para murid baru
berkumpul di Aula sekolah yang cukup luas dan besar perkiraan Murid baru tahun ini
sekitar 300an lebih. Angka yang normal untuk kebanyakan Sekolah. Para murid
duduk rapi di atas kursi yang sudah di siapkan dan acara penyambutan akan
segera dimulai.
Seorang guru naik
keatas panggung dan mulai menyambut para murid. Kemungkinan guru ini adalah
kepala sekolahnya. Setelah berbicara cukup lama, Guru itu memanggil ketua OSIS
atau juga disini di ‘School Nation’ adalah seorang pemimpin nomer 1 di sekolah.
Tetapi sayang ketua OSIS tidak datang ke sekolah. Ketua OSIS Sekolah ini memang
terkenal jarang terlihat di depan semua murid di sekolah ini. Mungkin dia
sengaja melakukannya entah apa alasannya.
Selanjutnya karna
Ketua OSIS tidak ada, Guru itu memanggil murid baru yang mendapatkan nilai
tertinggi selama tes ujian masuk sekolah. Dia adalah seorang perempuan dengan
rambut pendek yang di kuncir kecil di belakang rambutnya, Dia mengenakan
kacamata dan kacamata itu sepertinya terikat seperti kacamata renang,
kemungkinan itu agar tidak terjatuh atau terlepas jika terjadi sesuatu.
Perempuan yang cukup tinggi tidak seperti perempuan Normal lainnya dan dia juga
tidak mengenakan Rok melainkan celana panjang.
Perempuan itu hanya
menyampaikan pidato singkat saja dan setelah menyelesaikannya dia kembali turun
panggung kemudian acara kembali lanjut. Banyak acara yang di selenggarakan di
aula seperti Nyanyian dari kelas 2, Pentas Drama, Tarian, dan lain-lain.
Setelah acara di aula selesai para murid baru dipersilahkan untuk melakukan
segala hal yang mereka inginkan selanjutnya. Di luar aula banyak sekali hal-hal
menarik yang sudah di persiapkan dan para murid baru boleh melihat-lihat
sekitar sekolah.
Sora dan Raja
memutuskan untuk saling bersama.
“Kemana kita pergi
sekarang ?” Sora bertanya kepada Raja.
“-I’ll Follow you”
itu yang tertulis di buku catatan.
Dari pada
memikirkannya, Raja lebih memilih untuk menulisnya di buku catatan miliknya.
Ini mungkin karena kondisi yang ramai membuat Sora sedikit kesusahan untuk
Fokus.
“Baiklah” Sora
menerimanya dengan senyuman. Sora merasa tidak keberatan sama sekali.
“Kalau
begitu…Pertama kita ke-“ Sora melihat denah sekolah yang dia bawa di dalam saku
miliknya dan memutuskan tujuan pertama mereka.
Mereka
berjalan-jalan melihat banyak hal di sekolah. Sekarang mereka sedang berada di
lapangan sekolah dan disana ada eskul Sepak Bola yang sedang mengajak
murid-murid baru yang ingin bergabung dan ikut bermain.
“Bagaimana menurut
mu ? Tertarik ?” Sora bertanya kepada Raja.
Raja hanya
menggelengkan kepalanya men-tidakkan.
“Begitu ya. Sudah
kuduga sih kau pasti tidak akan bergabung untuk hal yang seperti ini. Kau juga
kelihatan tidak begitu menyukai olahraga, Benar begitu ?”
Raja mengangguk
meng-iyakan.
“Hmm~ Kelihatannya
cukup banyak yang gemar dengan Sepak Bola. Apakah di Indonesia Sepak bola
paling diminati ? Sepertinya begitu.”
“Bagaimana di
Jepang sendiri ?” itu yang Raja pikirkan.
“Kebanyakan di
Jepang lebih ke Baseball untuk olahraga. Jujur saja, Aku tidak begitu tertarik
dengan Olahraga. Itu melelahkan dan pastinya…Berkeringat.”
Sora menyatakan
kalau dia tidak menyukai Olahraga. Sepertinya Sora adalah orang yang sangat Higienis.
Raja mengangguk
setuju.
“Eto, selanjutnya
kemana kita pergi-“
Sora membuka denah
Sekolah yang ia taruh di sakunya dan tubuhnya mengarah ke Raja membelakangi
lapangan.
Saat Sora sedang
melihat-lihat denah, Bola yang dimainkan oleh Eskul Sepak Bola melesat kencang
ke arahnya.
WUUUSSSHHH!!!
Bola itu melesat
kencang pas kearah belakang kepala Sora Namun ada yang aneh, Bola itu tidak
mengenainya. Sora terkejut dengan benturan angin kencang di belakang kepalanya
dan menengok kebelakang. Sora tambah terkejut lagi setelah melihatnya, Dia
melihat Raja. Raja ada di belakangnya
tapi sejak kapan ? Sebelumnya Raja ada di
depan Sora tapi sekarang ada di belakangnya.
“Ra-Ja ?” Sora
bingung keheranan.
Lalu Sora melihat
kedepan Raja dan di situ terlihat Raja sedang menahan Bola yang melesat kencang
ke arah Sora dengan tangan Kirinya dan tangan kanannya dia masukkan ke dalam
kantung celananya.
“Ehh ada apa ini ?”
Sora masih heran dan kebingungan.
“Sejak kapan kau
ada di belakang ku ?”
Raja menengok ke
arah Sora dan menampilkan wajah datarnya.
“Wuih, Maaf-maaf,
Maaf soal itu. Itu hampir saja ya” Salah satu anggota eskul sepak bola
mendatangi mereka berdua.
“Ehh e…Tidak apa
kok” Sora menjawab.
“Kalau begitu kami
minta bolanya kembali” Orang itu meminta bolanya kembali.
Wajah Raja sangat
serius kali ini tidak main Raja benar-benar melihatkan wajahnya yang serius
kepada orang itu.
Saat orang itu
berusaha mengambil bolanya, Bolanya tertahan sangat erat di telapak tangan kiri
Raja.
“Eee Maaf tolong
lepas kan !” Orang itu berusaha menarik dengan tenaga tetapi tidak mau lepas.
“Raja-“ Sora
melihat ke arah Raja dan memanggilnya.
Raja melihat ke
arah Sora.
“Aku tidak apa,
Lepaskan saja” Sora meminta Raja untuk melepaskan Bola yang dia pegang.
Mendengar
permintaan dari Sora, Raja melepaskan Bolanya. Orang itu pun hampir saja
terjatuh saat dapat berhasil mengambil kembali bola dari tangan Raja.
“Eee Terima kasih
dan maaf untuk itu.” Orang itu pun kembali ke lapangan dan bertemu dengan yang
lain.
“Apa itu barusan
Raja ?” Sora menanyakan sesuatu kepada Raja.
Raja hanya membalik
badannya kearah Sora.
“Maksud ku, Sejak
kapan kau ada di belakang ku begitu saja ?”
“Sebelumnya kau ada
di hadapan ku lalu kau berada di belakang ku begitu saja. Bagaimana bisa?”
Raja melihat ke
arah Sora dengan wajah datarnya kemudian Raja menunjuk Denah yang di pegang
oleh Sora.
“Oh iya benar
tujuan selanjutnya. Eto, Kita sekarang ke…”
Sora kembali
melihat denah. Sepertinya Sora membaca pikiran Raja untuk tidak membicarakan
masalah yang tadi dan lebih baik memilih tujuan selanjutnya.
“Bagaimana sekarang
kita melihat eskul bela diri saja ?”
Raja membuka
matanya.
“Di sana juga ada pameran
School Weapon, Kita bisa mencoba dan melihat banyak senjata yang Sekolah ini
punya disana”
Mata Raja bersinar
dan mulutnya seolah-olah menggambar kan huruf Vocal “O” mengartikan Raja mau
dan ingin melihat kesana.
Mereka pun
memutuskan untuk melihat pameran School Weapon dan bergegas menuju ke sana.
Pada awalnya mereka berencana melihat Eskul Bela Diri tapi justru pergi melihat
pameran Senjata.
Sesampainya di
sana, Banyak sekali senjata yang terpajang mulai dari kecil hingga besar.
Banyak sekali murid yang menguji coba senjata. Selain menguji coba senjata,
Diadakan Mini Game dimana mereka harus menembak botol menggunakan Pistol.
Setiap botol terdapat poin. Botol yang paling dekat poinnya 10 kemudian setelah
itu di belakangnya poinnya 25 lalu belakangnya lagi 50 lalu belakangnya lagi 75
dan yang paling akhir yang paling jauh 100. Di berikan 7 kali menembak
menggunakan Pistol Revolver dan berapa banyak poin yang mereka dapatkan dapat
di tukarkan dengan hadiah yang sudah di sediakan.
Banyak orang
mengincar Poin Sempurna karena jika mendapatkan poin sebesar 500 maka mereka
boleh membawa pulang salah satu senjata yang di pamerkan, Namun belum ada
seorang pun yang berhasil menembak jatuh sampai 500 poin dan jika mendapatkan
700 Poin maka kau dapat membawa 2 senjata sekaligus semaumu. Tentu jika 500
saja tidak ada yang mendapatkannya apalagi 700 kamu harus menembak jatuh 7
botol paling belakang dan paling kecil menggunakan Revolver dan itu sulit.
Raja dan Sora
melihat banyak sekali Murid baik laki maupun perempuan yang mencoba tantangan
tersebut, Hanya membayar Rp.10.000,- kau dapat berpartisipasi untuk sekali
gilran. Mereka gagal, Banyak sekali yang gagal, Mereka semua tidak dapat
menembak jatuh 1 pun botol 100 poin mereka
hanya dapat menjatuh kan botol
berpoin 50 dan 75 dan itu sudah batasannya.
“Hmm, Bagaimana
Raja ?” Sora bertanya ke Raja.
Raja hanya
menggerakan bahunya.
“Tentang tantangan
ini. Apa kau bisa menembak jatuh 700 poin ?”
Raja melirik ke
arah Sora dengan wajah dan senyuman sombong.
“Aku ingin melihat mu
mencoba. Setelah melihat mereka yang terus saja meleset dari target membuat
mata ku sakit. Ku harap kau bisa menjadi obat mata untuk ku, Bagaimana ?”
Sora memberikan
tantangan kepada Raja.
Raja tersenyum
sombong ke Sora seolah dia mengatakan “Hmm Mudah saja” menyepelekan tantangan
ini.
Raja dan Sora
kemudian maju ke depan Stand tantangan itu. Raja mengeluarkan duit sebesar Rp.10.000 dari
dompetnya kemudian meminta senjata menggunakan tangan kirinya ini wajar saja
karena Raja itu bertangan kidal. Sora melihat Raja dari samping kanan Raja.
Semua murid melihat Raja dan berkumpul di belakangnya cukup banyak yang
menonton entah kenapa sepertinya Raja mengeluarkan Aura yang sangat besar
sehingga mengundang banyak Murid datang menonton.
Raja memasukkan
tangan kanannya di saku celananya, Menyampingkan badannya dan kemudian mulai
membidik memegang Pistol di tangan kirinya. Mata Raja sangat tajam dia membidik
menggunakan mata Kirinya dan wajahnya tersenyum seolah dia yakin tembakan ini
akan tepat mengenai sasaran 100 poin yang paling jauh dan kecil. Kemudian Raja
pun mulai menembak-
BANG!...HIT!
Kena…Tembakannya
mengenai sasaran. Tembakan pertamanya mengenai botol 100 Poin dengan sempurna.
Semua orang
terkejut bukan main terutama Sora juga. Lagi, Raja mulai menembak untuk kedua
kalinya-
BANG!...HIT!
Kena…Untuk kedua
kalinya tembakannya mengenai sasaran 100 poin.
BANG! BANG!
BANG!...HIT! HIT! HIT!
Lagi, lagi, dan
lagi. Raja telah menembak jatuh 3 botol berpoin 100. Semua orang ternganga
melihat itu, Sora melihat Raja seolah matanya menipu dirinya. Sora terkejut
melihat apa yang Raja lakukan, Sora tidak dapat berkata apa-apa. 500 Poin
berarti Raja dapat membawa pulang 1 senjata dari pameran tapi Raja masih
memiliki 2 peluru lagi di Pistolnya.
Raja kembali
membidik, Kali ini dia menembak dengan cepat langsung kedua pelurunya dia
lesatkan. Murid-murid disekitarnya tidak dapat melihat peluru itu melesat dan
moment dimana Raja mulai menembak. Gerakan Raja lebih cepat daripada
bayangannya sendiri-
BANG!-BANG!...HIT!-HIT!
Kena…Dua botol poin
100 terakhir di tembak jatuh oleh Raja dan pada akhirnya Raja mendapatkan Poin
sempurna yaitu 700 poin dimana belum ada seorang pun yang dapat melakukan itu.
Raja memecahkan rekor di tantangan kecil-kecilan ini.
Semua murid yang
melihat itu semua terutama Sora terdiam tidak mengatakan apapun. Wajah mereka
bagaikan melihat sebuah Icon dunia yang hadir di depan mata mereka. Mata mereka
terbuka lebar, Mulut mereka ternganga lebar, Mereka tidak dapat percaya apa
yang mereka lihat di depan mata mereka masing-masing.
“H-Hebat…!?” Suara
itu keluar dari mulut Sora.
Raja kemudian
melihat ke samping kanannya dimana Sora berdiri. Raja tersenyum sombong ke arah
Sora, Senyumannya mengatakan “Bagaimana ?”. Sora yang melihat itu dan dapat
membaca pikiran
Raja tersenyum tidak percaya.
“Ahaha, Kau
benar-benar melakukannya Raja-“ Sora tertawa senang tidak percaya.
“Kau melakukan apa
yang ku minta dan bahkan jauh dari ekspektasi ku”
“Aku menyukaimu”
Sora tersenyum
kembali ke Raja. Senyumannya sangat manis dan mencerahkan pengelihatan Raja
tapi wajah Raja sekarang sangat datar dan tidak berekspresi sama sekali.
Kemudian Raja
menyampiri pemilik Stand tersebut.
“Hiii- A-Ada apa ?”
Perempuan Pemilik Stand itu kaget dan sedikit ketakutan setelah Raja
menyampirinya tanpa suara dan wajah datarnya.
Raja melihat
sekeliling Rak hadiah yang di tawarkan, Ada banyak hadiah di sana dan pada
akhirnya Raja melihat hadiah yang dia inginkan.
“Permisi-“ Pemilik
stand itu memanggil Raja.
“H-Hadiah
Specialnya kau dapat membawa 2 senjata sekaligus terserah yang kau mau. Jadi-“
Pemilik stand itu
menawarkan hadiah special tapi sebelum menyelesaikan perkataanya Raja
menggelengkan kepalanya dan menolak hadiah special.
Raja kemudian
menunjuk ke arah Hadiah yang dia inginkan. Hadiah senilai 200 poin yaitu,
Boneka Kelinci Putih besar berbahan lembut dan hangat – Juga imut. Ketimbang
senjata Raja meminta di ambilkan boneka besar itu.
“Eeee…Kau yakin ?”
pemilik stand itu menanyakan Raja.
Raja hanya
mengangguk menjawab.
Pemilik stand itu
mengambil boneka kelinci besar itu dan memberikannya kepada Raja.
Raja kemudian
menghampiri Sora. Sora dan yang lainnya melihat ke arah Raja dan sekali lagi
tidak dapat percaya apa yang mereka lihat. 200 poin dari 700 poin di tukarkan
untuk satu Boneka Kelinci berukuran besar itu.
Saat dihadapan
Sora, Raja memberikan boneka itu kepadanya. Wajah Sora memerah saat Raja
memberikan boneka itu padanya. Perlahan Sora mengambil boneka itu dan setelah
Sora memegangnya, Wajahnya memerah dan dia tersenyum manis dan senang yang
tergambarkan jelas di wajahnya. Raja juga tersenyum balik melihat Sora yang
tersenyum manis itu.
Semua orang
wajahnya memerah melihat pemandangan manis itu seolah sedang menonton film
Drama yang ada di Televisi. Bahkan ada yang memotretnya.
“Eee, Sebentar
maaf-“ Pemandangan itu di potong dengan suara pemilik Stand.
“P-Poin sisanya.
Mau di gunakan untuk apa ?” Pemilik Stand itu menawarkan 500 poin sisa milik Raja.
Kepala Raja
menengok kebelakang sambil tersenyum dengan sombong. Raja mengambil pistol yang
tadi ia gunakan untuk menembak botol dan memutarnya di jari telunkuk tangan
kirinya menandakan Raja mengambil Pistol itu untuk hadiah dari 500 poin
miliknya.
“E-Hah…!?
B-Baiklah” Pemilik stand itu hanya bisa pasrah dan menerima pilihan Raja.
Setelah itu, Raja
dan Sora kembali jalan menyelusuri sekolah.
“Ehehe~” Tawa
lembut, Manis, dan Imut keluar dari mulut Sora.
Sora sekarang
Sedang memeluk bonekanya dan tersenyum manis di wajahnya.
“Kau kelihatan
keren Raja. Emm, sangat keren, Ehehe~ Aku suka”
Sora memeluk
bonekanya dengan sangat erat dan menaruh kepalanya diatas boneka sambil
tersenyum Sangat Manis dan Imut Bahkan lebih Manis dan Imut daripada biasanya.
Senyuman Itu sangat
menghangatkan hati bagi siapa saja yang melihatnya. Senyuman itu ia arahkan ke
arah Raja yang ada di samping Kirinya. Senyumannya tentu menghangatkan hati
milik Raja.
Raja membalasnya
dengan senyuman yang manis juga.
“Ehehehe~
Aku-…Ehhmmm~” Sora tidak dapat berkata apa-apa. Wajahnya memerah saat ingin
memulai percakapan.
Sora kemudian
menyembunyikan wajahnya dari balik boneka yang ia peluk dan sedikit mengintip
ke arah Raja.
“-Kau suka ?” itu
tertulis di buku catatan milik Raja.
Raja menulisnya di
buku di karenakan Sora yang sedang senang dan Raja lebih memilih untuk tidak
merusak rasa senang Sora dengan membaca pikirannya.
“Tentu saja, aku sangat
menyukainya” Sora menjawab dengan wajah senang dan ekspresi malu.
“Aku benar-benar
sangat suka, Hmm, Ehehe~” Sora kelihatan sangat senang.
“-Anggap saja
hadiah ‘Terima Kasih’” Itu yang tertulis di buku catatan.
“Ehh ? Untuk Apa ?”
Sora bertanya.
Menanggapi itu,
Raja hanya tersenyum kecil saja.
“Ahh, Aku paham”
Sora langsung paham apa yang dia maksud.
“-Kau namai apa ?”
itu yang tertulis di buku catatan.
“Menamainya ya…Hmm
benar juga, Apa ya ?” Sora berpikir sambil melihat boneka baru miliknya itu.
“Aku tidak pandai
menamai sesuatu”
“A…Tapi aku
sebelumnya memberikan nama panggilan untuk mu. Itu berarti kemampuan ‘menamai’
ku bertambah, Yeay~” Sora sedikit riang dan bercanda.
Raja hanya
tersenyum melihat Sora yang riang dan gembira itu ada di sampingnya.
“Hmm, kalau begitu.
Akan kunamai Shiro saja~”
Sora menamai boneka
baru miliknya sambil tersenyum gembira dan memeluk kembali bonekanya itu dengan
erat.
Raja sedang melihat
sifat Manis dan Imut milik Sora sekarang ini tepat di hadapanya, Tepat di depan
matanya.
Saat mereka sedang
saling berbicara…Tidak. Lebih tepatnya saling Bertukar Pikiran. Mereka
merasakan sesuatu. Tekanan dan Aura yang cukup besar.
Sekarang mereka ada
di lorong sebelah mereka terdapat sebuah pintu. Pintu yang sangat misterius
tertutup sangat rapat tidak ada cela sedikit pun, Penanda atau pun jendela
kecil.
Sekejap Raja dan
Sora melihat ke arah pintu tersebut. Mereka merasakan ada sesuatu di dalam
pintu itu.
“Kau merasakannya
?” Sora bertanya kepada Raja.
Raja kemudian
mendekati pintu itu. Melihat segala sudut demi sudut pintu tersebut, Raja
kemudian memegang gagang pintu itu. Raja mencoba membukanya tapi seperti yang
di duga Pintu itu terkunci.
“Bagaimana ?” Sora
bertanya kondisi pintu itu.
Raja menjawab
dengan menggelengkan kepalanya.
“Begitu ya” Sora
sedikit kecewa juga sedikit lega.
Raja lalu memeriksa
lubang kunci pintu itu. Lubangnya kelihatan tidak seperti lubang pintu
biasanya, Itu sangat berbeda dan bahkan dari lubang itu kita tidak dapat
melihat tembus apa yang ada di balik pintu.
Raja menegakkan
badannya kembali.
“Kita sebaiknya
segera pergi. Kita urus masalah pintu ini lagi nanti” Sora mengajak Raja untuk
kembali menyelusuri sekolah.
Sebelum Raja
kembali kepada Sora, Raja melihat pintu itu sekejap dan kembali jalan bersama
Sora.
Pintu misterius apa
itu ? Bertempatan di lorong Sekolah yang jarang orang lewati dan pintu itu juga
jarang di lihat oleh para Murid atau bahkan mereka tidak dapat menyadarinya.
Yang paling utama apa yang ada dibalik pintu tersebut ? Ruangan seperti apa yang
ada di dalam ? Kita mungkin akan mengetahuinya nanti.
Raja dan Sora
kembali menelusuri Sekolahan. Mereka melihat banyak hal mulai dari pentas
music, Stand-Up Comedy, Ajang talenta, dan bahkan mereka juga melihat banyak
Stand seperti Stand makanan buatan sekolah, Barang-barang buatan sekolah,
Pakaian buatan sekolah, Senjata terbaru buatan Sekolah, dan segala hal yang
sudah Sekolah SMA Area 2 ini buat dengan tangan dan kreativitas murid sekolah
ini sendiri dan juga Atraksi unjuk kehebatan kekuatan Militer milik Sekolah.
Setelah selesai
melihat-lihat, Raja dan Sora pergi kedepan papan Bulletin milik Sekolah. Disitu
tertulis sebuah pemberitahuan kegiatan minggu kedua yaitu diselenggarakannya
Lomba atau pertandingan. Tapi pertandingan seperti apa itu ? Ya, Tentu saja Pertandingan
dimana School Weapon dapat digunakan. Bukan hanya tentang Kekuatan namun ada
juga Lomba Akademik yang juga akan di selenggarakan Minggu depan. Di pertandingan
ini para Murid kelas 1 boleh mendaftarkan namanya di salah satu pertandingan
yang sudah di siapkan. Mereka hanya perlu menuliskan nama mereka dan
pertandingan mana yang ingin mereka ikuti lalu memasukkanya di kotak ke ikut
sertaan yang sudah tersedia disitu. Paling lambat pengumpulan adalah hari
Sabtu.
Melihat
Pemberitahuan itu, Raja hanya tersenyum.
“Ohh, Pertandingan
ya” Sora kelihatannya tertarik sambil memeluk bonekanya.
“Ehemhem~ Minggu
depan sepertinya akan cukup menarik ya, Raja”
Raja tetap
tersenyum kemudian mengajak Sora untuk kembali melanjutkan perjalanan.
“E- Kau tidak mendaftar
?” Sora bertanya kepada Raja.
“-Nanti” itu yang
tertulis di buku catatan.
“-Akan kupikirkan
yang mana ku pilih” itu yang tertulis di halaman selanjutnya.
“Emm, Baiklah.
Kalau begitu ayo” Sora mengikuti perkataan Raja dan kembali melanjutkan perjalanan
menyelusuri Sekolahan.
Setelah menelusuri
sekolah, Mereka kembali ke Kelas mereka kelas 1-C untuk beristirahat. Sesampainya di kelas, Mereka berdua duduk
di kursi mereka masing-masing. Tentu mereka bersebelahan.
“Phew, Tadi itu
cukup melelahkan tapi juga asik, Iya kan Raja” Sora mengeluarkan nafasnya
sedikit dan memulai pembicaraan dengan Raja.
Raja nampaknya
tidak begitu kelelahan, Dia sepertinya tidak dapat merasakan apa itu lelah.
“Kau kelihatannya
sama sekali tidak lelah ya. Tapi itu tidak penting yang menarik di sini aku
mendapatkan hadiah darimu. Boneka Kelinci lucu ini, Ehehe~ Arigatou”
Sora tersenyum
dengan Manis lagi kearah Raja dan kali ini disertai dengan tawa kecilnya yang
tidak kalah Manis dan Imut dari senyumannya.
Menanggapi itu,
Raja hanya tersenyum balik ke Sora.
“Ini di luar
pikiran ku”
“-Kenapa” itu yang tertulis
di buku catatan.
“Aku kira aku akan
kesulitan berkenalan atau mendapatkan teman di sini, Ternyata tidak sesulit
itu. Hari pertama dan baru beberapa jam aku memulai bersekolah di sini aku
langsung mendapatkan orang yang sangat special”
Raja mendengarkan
Sora dengan senyuman di wajahnya.
“Benar. Kita baru
saja bertemu tapi kau sudah membuatku bahagia dan juga cukup menghibur ku.
Padahal kamu itu sangat payah dalam ber-Sosialisasi”
Raja tertawa kecil
mendengar itu. Tentu, Tanpa suara.
“Tapi, Dari semua
orang yang sudah ku temui selama ini, Bagiku kau lah yang paling Special. Emm,
Yang paling ku sukai” Sora tersenyum setelah mengucapkan itu.
Raja yang mendengar
sebuah pujian dari Sora itu membuat matanya bersinar.
Jujur saja Raja
juga tidak memiliki teman sekarang ini dan hubungan dengan Sora adalah hubungan
yang paling cepat terbentuk di antara mereka, Sora pasti juga sama seperti itu.
Hubungan ini pasti belum pernah di rasakan oleh Sora dan perasaan Special ini
juga belum pernah di rasakan oleh mereka Berdua.
“Sungguh…Sangat
menyenangkan dapat bersama dengan mu, Raja”
“Aku Senang” Sekali
lagi Sora tersenyum manis ke arah Raja.
Raja tidak dapat
berbicara apa-apa –Tidak, Dia memang tidak berbicara dari awal bertemu dengan
Sora. Raja tidak dapat menuliskan sehuruf pun di bukunya dan bahkan berpikir
untuk berkata-kata. Dia terpukau oleh Kecantikan dan kemanisan juga ke imutan
Sora. Raja belum pernah melihat Perempuan Sesempurna Sora. Dan ini yang untuk
pertama kalinya.
“Acara penyambutan
ini tidak ada matinya ya. Ku kira akan ada banyak kegiatan di awal ternyata
hanya senang-senang”
“Karena ini School
Nation” itu yang Raja pikirkan.
“Aaa, Berbeda dari
yang lain, Ehehe. Aku tidak perlu khawatir untuk kedepannya, Mungkin. Ya pasti
ini hanyalah permulaan dan selanjutnya pasti Akan lebih menarik lagi. Emm, Aku
menantikannya”
“3 Minggu lagi” itu
yang Raja pikirkan.
“Hmm, Kenapa ?”
Sora bertanya-tanya ada apa 3 minggu lagi kepada Raja.
“Bell pergantian
Era dimulai” itu yang Raja pikirkan.
“Bell ?”
“Era baru akan
dimulai, Era yang sudah di ramalkan” itu yang Raja pikirkan.
Sora hanya bisa
terdiam dan menunggu pikiran Raja selanjutnya.
“Era yang
dinamakan…” Itu yang Raja pikirkan.
“GOLDEN ERA” itu
yang Raja pikirkan selanjutnya.
Raja menyampaikan
itu kepada Sora dengan senyumannya yang tajam dan Sora membalasnya juga dengan
Senyuman miliknya.
“Hoo, Sepertinya
ini semua akan menjadi semakin menarik” Sora terbakarkan semangatnya. Rasa
penasaran dan menunggu hal menarik selanjutnya bertambah.
“Yup, Mulai
sekarang kita akan mulai serius Raja. Kau pasti memiliki tujuan bukan ?!”
Sora pastinya
membaca pikiran Raja. Raja hanya tersenyum ke arah Sora.
“Akan ku bantu”
Sora menawarkan bantuannya kepada Raja.
Mata Raja bersinar
dan Raja tersenyum tertarik.
“Kau sudah menjadi
orang yang paling Special untuk ku jadi tidak mungkin aku tidak akan membantu
mu”
“Aku akan selalu
ada di Samping mu, Raja. Aku akan selalu bersama mu” Sora tersenyum kepada
Raja.
Raja juga tersenyum
dan kali ini senyumannya cukup lebar seolah mengartikan kalau dia menerima
Sora. Menerimanya untuk selalu bersamanya, Menerima untuk selalu di sampingnya,
Menerima bantuan yang Sora berikan, dan juga menerima Hubungan Special yang
baru saja mereka buat.
Pada akhirnya
mereka saling bertatapan dan saling tersenyum, Untuk pertama kalinya mereka
tersenyum sangat lebar beda dari yang sebelumnya dan senyuman itu menandai awal
perjuangan mereka kedepannya. Perjuangan di ‘School Nation’.
Part Three
Seminggu sudah
berlalu dan sekarang minggu kedua di tahun ajaran baru ini.
Raja, Panggilannya sekarang. Di sekolah ini dia belum
cukup terkenal karena dia tidak terlalu mencolok hal yang paling mencolok
darinya adalah dia kelihatan Feminim dan Imut juga Manis untuk seorang
‘Laki-laki’ pada umumnya dan juga keahliannya yang sudah dia perlihatkan di
tantangan menembak Botol.
Sedangkan itu Sora,
Dia sudah membuat nama untuk dirinya dalam sehari saja seluruh Sekolah ini dapat
mengenalinya. Seluruh Sekolah tidak ada yang tidak kenal Sora Perempuan Cantik,
Imut, Manis ini semua orang kenal Kulitnya yang sangat Putih bagaikan salju
cahaya yang menyinari kulitnya memantul mencerahkan dirinya kulitnya juga
sangat halus, Rambutnya yang sangat Putih dengan gaya kuncir Twintail yang
paling khas dari dirinya, Tubuhnya yang Slim dan sangat Feminim Dadanya yang
Modest tidak berlebihan dan tidak kurang, Semua dari ujung Rambut sampai ujung
Kakinya Sora adalah Perempuan yang paling Sempurna dari semuanya.
Dalam seminggu ini
Sora sudah di dekati oleh banyak orang yang paling utama dan paling banyak
tentu saja Perempuan para lelaki lain banyak yang tidak berani atau tidak PD
untuk berbicara dengannya. Dalam seminggu ini Sora sudah banyak dapat
pernyataan Cinta dari kebanyakan murid paling banyak yang menyatakan rasa
sukanya adalah Perempuan- Ya. Perempuan juga dapat jatuh cinta kepada Sora.
Sedangkan itu para Laki-laki banyak yang tidak berani mendekati Sora jika hanya
bicara itu sedikit mudah bagi mereka namun mendekatinya sangat susah. Dari
sekian banyaknya Laki-laki hanya ada satu orang saja yang berani mendekati Sora
orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah ‘Raja’.
Di kelas 1-C, Seperti
biasa suasana kelas sangatlah ramai tidak mungkin tidak ada suara di kelas ini
semua murid selalu Berbicara, Bermain, dan bersenang-senang mengetahui minggu
kedua di School Nation adalah minggu selanjutnya yang paling di tunggu- Yup, Di
minggu kedua ini mereka dapat menguji coba kehebatan mereka, Kehebatan mereka
dalam sebuah “Pertarungan”.
Di minggu kedua ini
diadakan beberapa Kompetisi bagi yang sudah mendaftar. Kompetisi ini untuk
menilai seberapa kuat, Hebat, dan ahlinya para Murid dalam menggunakan School
Weapon dan dalam pertarungan, Juga nanti ada Ranking, Record, dan juga Julukan
bahkan gelar yang mereka dapatkan nantinya, Ini juga untuk menilai mereka.
Tidak hanya
pertarungan tapi ada juga yang menguji Akademik milik Murid seperti Cerdas
Cermat, Soal, Science, Intelejen, Politik, Pembuatan Alat-alat, TIK, Mata-mata,
Ekonomi, dan Kepimimpinan. Ini semua juga berguna untuk School Nation bukan
hanya untuk pelajaran karena School Nation ini sudah bagaikan Negera mereka
sendiri. Di adakannya Kompetisi ini untuk bersiap siaga akan datangnya School
War nanti bagi semua sekolah, School War bukanlah main-main dimana ini dapat
menghentikan kegiatan belajar mereka dan juga penggunaan School Weapon yang
berlebihan juga Atmosfir seperti peperangan sungguhan. Akan ada banyak korban
nantinya dan mereka tentu tidak akan pulih dan sadar dalam waktu yang singkat.
Maka dari itu Kompetisi ini sangatlah penting.
Kondisi kelas masih
cukup ramai namun santai ada banyak orang yang memperlihatkan berbagai macam
senjata yang mereka bawa seperti Shotgun, SMG, Rifle, Assult-Rifle, Sniper, dan
juga Pistol. Kebanyakan yang mendaftar di Kompetisi Pertarungan adalah
Laki-laki sedangkan kebanyakan di bidang Akademis adalah Perempuan atau mereka
yang lebih mementingkan bidang Akademis di banding bertarung. Laki tentu ada.
Raja pada saat ini
dia sedang duduk di kursinya dengan menaruh dagunya di telapak tangan kirinya
yang ia taruh di atas meja. Dia melihat-lihat suasana dan menilai mungkin lebih
baik di bilang meng-Observasi kondisi dan suasana. Dia melihat senjata yang
dibawa dan orang yang membawanya dia terus menerus melihat mereka dengan santai
namun tajam dan teliti tidak ada satu pun yang terlewat.
Dari awal
kedatangannya ke sekolah hari ini, Raja sudah melihat banyak orang yang membawa
berbagai macam senjata. Dia tidak ingin kehilangan pandangan sedikit pun, Raja
berpikir ‘mereka pasti adalah musuh ku nanti’ jadi dia harus berhati-hati.
Namun setelah melihat banyak Raja mulai tersenyum sombong dan menghenduskan
nafasnya beranggapan kalau dia tau dia tidak akan kalah dan tidak ada sedikit
pun yang ia takutkan atau dia cemaskan. Raja sepertinya menganggap remeh dan
enteng masalah ini apakah mungkin dia merencanakan sesuatu. Atau dia merasa dia
sudah cukup Kuat.
Ditengah rasa
merendahkannya Raja, Dari luar kelas semua murid melihat sesosok perempuan yang
berjalan terus sepanjang jalan melewati kelas perkelas mereka melihatnya dengan
mata terbuka sangat lebar dan wajah memerah bagaikan mereka melihat sesosok
Bidadari yang Sangat cantik. Sosok perempuan itu masuk kedalam kelas 1-C,
sampai dia masuk dia terus di lihati oleh orang-orang di dalam kelas. Perempuan
itu menuju ke meja paling belakang baris kedua meja dari Raja dan Sora.
Perempuan itu tidak lain adalah Sora, Perempuan yang paling terkenal bagaikan
Idol bahkan bagaikan Malaikat di sekolah ini. Sora menuju ke arah Raja dimana
saat sampainya dia di mejanya, Sora menyapa Raja.
“Ohayo,-“
Suaranya yang
lembut dan manis itu membuat Raja melihat ke arahnya.
“Kau kelihatan
sangat senang hari ini bukan begitu, Raja”
Tersenyum sedikit
dan Tidak menjawab salamnya, Raja justru terfokus pada apa yang Sora kenakan.
Pada hari ini Sora
mengenakan Jaket berwarna Merah. Secara keseluruhan Jaket itu berwarna merah
ada dua garis di bagian penghubung Pundak dengan lengan yang berwarna Oranye cerah
dan Kuning, Oranye di atas dan Kuning dibawah masing masing ada di kedua
penghubung Pundak dengan lengan dan ada juga Logo berwarna putih di bagian Dada
sebelah Kirinya. Logo itu bertulisan kecil “Star” dengan huruf “A” yang diganti
dengan bentuk bintang yang di gambar dengan garis.
“A…Kau pasti sedang
berpikir kenapa aku mengenakan Jaket ini iya kan”
Raja hanya
mengangguk menjawab pertanyaan itu.
“Itu karena ini
memang Jaket ku-“
Perlahan Sora
melepas jaketnya sambil duduk di kursinya.
Mendengar pernyataan
aneh dan terdengar lucu itu Raja hanya menyengir sedikit.
“Oh Benar juga.
Kemarin kau belum melihatnya ya”
Sora mulai melipat
Jaketnya dan menaruhnya di laci bawah mejanya.
“-Kau sering
mengenakannya ?” itu yang tertulis di buku catatan Raja. Kali ini Raja memulai
percakapan dengan tulisan.
Sudah seminggu Raja
ada di sekolah ini tapi Raja sedikit pun belum mengeluarkan Suara. Baik kepada
Sora atau pun orang lain di sekolah ini.
“Emm, Lebih
tepatnya selalu, Aku selalu mengenakannya jika berpergian kemana saja itu karna
entah mengapa aku sangat menyukai Jaket ini. Jaket ini seperti pemberian
berharga”
Sora mengatakan itu
seolah-olah dia merasakan sesuatu dari jaket miliknya. Sora sudah memiliki
Jaket ini dari Kecil dan Jaket ini baru dapat ia kenakan saat Sora menginjak
kelas satu SMP dan Sora selalu mengenakannya semenjak saat itu.
Omong-omong,
Seminggu yang lalu Sora tidak mengenakan jaket miliknya dan baru saja
mengenakannya di Minggu ini.
“Bagaimana menurut
mu Raja ?”
“-Apanya ?” itulah
yang tertulis di buku catatan
“Apakah aku
kelihatan cocok dengan Jaket ku tadi ?” Sora menanyakan pendapat Raja mengenai
penampilannya barusan.
“-Tentu Cocok” itu
yang tertulis di buku catatan.
“Benarkah ?!” Mata
Sora bersinar dan dia kelihatan senang mendengar- Tidak, Membaca itu.
“-Tapi mungkin
lebih cocok jika dengan Jaket Putih ku” Itu yang tertulis di buku catatan.
Raja menunjukan
Buku tulisanya sambil menunjukkan Jaket Hitam-Putih milik Raja.
“Jaket mu ya…Hmm,
A...Menurut ku juga begitu” Sora juga sependapat dengan Raja.
“Dari dulu aku
memang paling cocok mengenakan pakaian yang berwarna Putih dan juga Hitam.
Pasti akan kelihatan cocok, Ehehe~ Aku jadi ingin mencobanya” Lagi rasa
penasaran Sora keluar.
“-Tentu” itu yang
tertulis di buku catatan.
“Benarkah ?!” Mata
Sora di penuhi dengan cahaya rasa gembira.
Raja mengangguk
mengizinkan.
Sora senang
mendengar itu tapi bukan waktunya untuk mencoba jaket milik Raja. Sora kemudian
menenangkan dirinya dan mulai bertanya pada Raja.
“Emm, Akan ku coba
itu nanti (Walaupun sebenarnya aku ingin mencobanya sekarang sih) Yang paling
penting sekarang, Raja-“
Menanggapi itu Raja
memiringkan kepalanya.
“Ini tentang
Kompetisi nanti. Kau pasti mengambil Kompetisi Pertarungan”
Mendengar perkataan
Sora, Raja tersenyum.
“-Tentu” itu yang
tertulis di buku catatan
“Pada akhirnya kau
ikut serta juga ya. Sudah kuduga setelah melihat keahlian menembak mu waktu
itu”
“Walaupun aku sudah
melihat kehebatan menembak mu, Tetap saja Aku -”
-Hmmmm…
Raja memiringkan
kepalanya ke arah kiri bahunya.
“Yaa jujur aku
sedikit khawatir…-”
“-Don’t Worry !”
itu yang tertulis di buku catatan
“E…-“
“Kau tidak perlu
khawatir” itu yang Raja pikirkan.
Sekarang Raja
sedang mencoba untuk berkomunikasi dengan Sora menggunakan 2 cara, Yaitu
Tulisan dan Pikiran. Mungkin Raja igin menghemat tenaga juga Bukunya.
Dengan wajah yang
sedikit khawatir dan sedikit merah, Sora mengangguk.
“-Tenang saja. Kau
akan lihat nanti” itu yang tertulis di buku catatan
“Melihat ?”
“Tidak, Tapi semua
akan melihatnya” itu yang Raja pikirkan.
Memperlihatkan
tulisan itu dan memikirkan itu, Raja tersenyum Tajam seakan dia sudah
mempersiapkan dan menunggu waktu ini. Raja sudah menunggu minggu ini, Minggu
dimana dia akan menunjukkan kekuatan yang dia miliki.
“Yaa aku memang sedikit
Khawatir”
“Tapi apa kau sudah
membawa peralatan mu ?”
“-Bawa” itu yang
tertulis di buku catatan.
“Boleh aku
melihatnya ?”
Raja manganggukkan
kepalanya. Dia mulai mengambil tas kedua yang dia bawa hari ini tas itu
berisikan perlengkapannya untuk kompetisi nanti. Raja mengeluarkan
barang-barangnya satu persatu dan menaruhnya di atas meja.
“Wooo…-“
Mata Sora bersinar
tertarik akan apa yang di lihatnya.
Dari semuanya Raja
memperlihatkan 2 Combat Knife miliknya yang mirip seperti Model Bayonet atau
juga Military Knife. Warnanya sedikit berbeda Yang pertama berwarna Hitam dan
Putih, Hitam sebagai warna dasarnya dan Putih sebagai Warna sekundernya lalu
pisau keduanya sekarang Putih warna Dasarnya dan Hitam warna Sekundernya.
Pegangannya menyesuaikan jarinya dimana keempat jarinya dapat dengan mudah
memegang pisau itu dan ada lubang di bagian penghubung untuk Jempolnya.
“Pisau ini, apa ini
senjata Utama mu ? Pisau sering di gunakan sebagai senjata cadangan kau tahu
itu kan ?!”
Raja dengan senyum sombongnya
yang mengartikan “Iya” menjelaskan kalau Pisau adalah senjata utamanya. Dapat
di simpulkan dalam pertarungan Senjata yang Raja gunakan adalah Pisau, Beda
dari yang lain yang lebih suka Senjata berat dan berpeluru seperti Pistol, SMG,
Rifle, Sniper, dan juga untuk jarak pendek seperti Pedang, Raja lebih memilih
Pisau ketimbang dengan senjata lainnya.
“Tapi kenapa ?”
“-Aku sudah ahli”
itu yang tertulis di buku catatan. Cukup sombong juga dia.
“Jadi maksud mu…Kau
percaya dengan ke ahlian berpisau mu !?”
Raja mengangguk yang
di sertai dengan senyuman.
Lalu Raja
mengeluarkan 6 Pisau lainnya yaitu 2 Butterfly Knife, 2 Folding Knife, dan 2
Flip Knife. Setiap warna juga hampir sama seperti warna Combat/Military Knife
sebelumnya.
“Kau memiliki
banyak pisau”
“Selain Pisau pasti
ada yang lain bukan ?”
Sora menanyakan
tentang senjata yang di bawa lainnya oleh Raja.
Raja hanya menjawab
mengangguk sambil tersenyum.
Raja kemudian
mengeluarkan Pistol Revolver. Pistol ini jelas sekali adalah Pistol yang Raja
dapatkan kemarin dari Mini Games.
Sora melihat kearah
Raja. Sora masih menunggu senjata yang lainnya. Tapi-
Raja kemudian
menggerakkan Bahunya sedikit menanyakan pendapat Sora.
“Heh, Ahh, Apa ???”
Sora sedikit bingung dan juga terkejut.
Raja kemudian
menunjukan kembali Revolver yang dia pegang itu kepada Sora.
“Aaaaa. Tunggu
dulu…Apa ?”
Raja sekali lagi
menunjukkan Revolver yang dia pegang kepada Sora.
“Aku tahu apa itu !…Maksud
ku…Hanya ini ?”
Raja mengangguk menjawab.
“Apa ada yang lain
selain ini ?”
Sora masih
menanyakan Senjata yang Raja bawa lainnya.
Raja kemudian
memperlihatkan isi Tasnya dan ternyata isi tasnya ‘Kosong’. Tapi ada dua
senjata
lainnya dan 2 senjata itu…Pisau…Lagi…Tapi masing-masing Pisau ini
berbeda.
“Eeee… Tidak ada
yang lain ?”
Raja menggelengkan
kepalanya.
“Hanya ada 2 Pisau
saja yang tersisa ?!” Sora semakin tidak percaya.
Raja mengangguk
meng-Iya kan.
“Eeeeeeeee…Tidak
mungkin…..” Sora masih tidak percaya dengan semua senjata yang Raja bawa.
Raja hanya membawa
yang keseluruhannya adalah jenis Pisau dan hanya ada satu senjata berpeluru
yaitu Revolver. Raja tidak membawa yang lain.
2 Senjata terakhir
Raja yaitu 1 Machete dan yang satunya adalah Pickman Blade. Model machete
miliknya sangat unik dan keren Gagangnya yang berwarna Abu-abu cerah lalu di
atas bagian tubuhnya ada 4 lubang berbentuk menyesuaikan bentuk Machete itu dan
ujungnya terlihat tajam bagian belakangnya melengkung seperti bulan sabit dan
dibawahnya bergerigi kecil sepanjang 1/3, badannya itu berwarna Hitam sedangkan
ujungnya bagian tajam dan tumpul berwarna putih. Yang kedua adalah Pickman
Blade dimana seluruhnya berwarna Hitam.
“Raja…-“ Sora
memanggil Raja dengan nada penuh ketidak percayaan.
Raja melihat ke
arah Sora.
“Jangan bilang kau
ingin bertarung hanya menggunakan Pisau saja !?”
Raja mengangguk
meng-Iya kan.
“KAU GILA !!!” Sora
kelihatan sangat panik dan suaranya cukup keras.
Raja menutup kedua
lubang telinganya menggunakan jari telunjuknya.
“Ehem…Maksud ku…Kau
akan bertarung melawan musuh mu hanya dengan Pisau saja !?”
Raja kembali
mengangguk.
“Haha…Tolong jangan
bercanda dong, Raja…!” Sora mengatakan itu dengan tubuhnya yang melemas.
“-Aku tidak
bercanda” itu yang tertulis di buku catatan.
“Eh…” Sora menjadi
semakin lemas.
“Apa menurut mu Mata
ku ini kelihatan bercanda ?” itu yang Raja pikirkan.
Setelah membaca
pikiran Raja, Sora menatap mata Raja. Matanya benar-benar tidak bercanda dan
sangat Serius.
Sepertinya Sora
tidak merasa keberatan dengan cara komunikasi unik milik Raja dimana Raja bergantian
berkomunikasi menggunakan Tulisan dan Pikiran.
“T-Tidak…Kau sangat
Serius” dengan nada sedikit kecewa, Sora menjawab.
Raja benar-benar
Serius dengan menggunakan Pisau sebagai senjata utamanya.
“Tapi kenapa ?
Masih ada senjata lain yang lebih kuat” Sora masih belum puas
Raja kemudian
tersenyum dan membuka kembali lembaran sebelumnya yang bertulisan-
“-Aku sudah ahli”
itu yang dia tunjukkan.
Sora benar-benar
tidak dapat berkutik dan hanya dapat menerima keadaan.
“Baiklah…Kalau itu
mau mu…” Sora menjadi kelihatan tambah khawatir.
Raja tidak dapat
menenangkan Sora untuk saat ini, Raja hanya tersenyum biasa saja.
“Oh ya Raja-“
Di tengah rasa
khawatir dan panik, Sora kembali berbicara.
“Omong-omong
pertandingan mana yang kau ikuti ?”
Sora menanyakan soal
dari 3 Mode pertandingan apa yang Raja ikuti.
Ada 3 pertandingan
kekuatan disini yaitu Survival, Squad, dan Duel untuk Deathmatch sekolah ini
tidak menyelenggarakan karena tingkat bahaya dari Deathmatch sangat tinggi.
Setiap orang hanya boleh memilih satu dari ketiga Pertandingan itu. Dan khusus untuk Squad
adalah pertandingan dimana sebelumnya mereka sudah membuat Squad mereka sendiri
dan tidak di acak. Setiap pertandingan akan menentukan gelar yang mereka miliki,
Setiap gelar itu antara lain :
·
Survival : One-Man Army
·
Squad :
Squadron Expert
·
Duel : The Strongest Fighter/Man
Itu adalah gelar
yang sudah diberikan oleh Ketua OSIS. Gelar Spesial bagi mereka yang
memenangkan pertandingan tersebut. Namun terkadang banyak juga Julukan yang
didapatkan begitu saja dari Murid-murid yang ikut menonton pertandingan. Para
Murid sering memberikan julukan kepada orang lain yang mereka suka jadi mungkin
akan ada Julukan yang akan mereka dapatkan nantinya. Tergantung apakah mereka
semua menyukainya atau tidak.
“Ada 3 pertandingan
nanti jadi dari ketiga itu apa yang kau ikuti ?”
Raja mulai menulis
di buku catatannya. Selesai menulis dia memperlihatkannya kepada Sora. Melihat
tulisannya Sora terkejut matanya melebar seakan-akan dia tidak dapat percaya
apa yang dia lihat. Di situ tertulis-
“-SURVIVAL !”
Ya- Survival yang
akan diikuti oleh Raja. Raja sudah mendaftarkan dirinya dengan nama ‘Raja’
dalam Formulir pendaftaran ke ikut sertaan.
“Kau serius !?”
Raja mengangguk
dengan wajah Datar tidak berekspresi.
“Karena tidak ada
Deathmatch maka Survival menjadi yang
tersulit dari semuanya loh, Maksud ku…Akan ada banyak Peserta dan kau termasuk
itu jadi kau sendiri melawan banyak”
Survival ini jika
bertempatan di sebuah area Khusus atau Ruangan khusus hanya akan memakan
normalnya 1-2 Jam namun jika di selenggarakan di sebuah Pulau maka akan memakan
Waktu Yang sangat lama. Belum lagi ketidak tahuan peserta seperti apa tempat
yang mereka dapatkan nantinya akan membuat persiapan sebelumnya sedikit
berantakkan dan yang menang nanti hanya ada 1 saja. Dia harus bertahan hidup
melawan semua musuhnya jadi setiap orang harus berusaha keras dan menyiapkan
Strategi mereka yang paling pas dalam situasi mereka masing-masing.
Di tengah kepanikan
Sora, Raja tersenyum kepadanya.
Senyuman yang Sora
lihat dapat di artikan “Tenang saja” itu mebuat Sora sedikit tenang namun tidak
menghentikan ke khawatiran yang bertambah.
“Hanya menggunakan
Pisau saja dan satu Revolver di tambah lagi semua musuh mu bersenjata lengkap.
Apa kau yakin kau baik-baik saja ?”
Raja mengangguk.
Sora kelihatan
sangat khawatir, Benar-benar khawatir, Sora kelihatan sangat ketakutan juga.
Takut akan kegagalan yang Raja dapatkan nantinya.
Kemudian di tengah
ke khawatirannya, Tangan Raja menggapai kepala Sora. Raja kemudian menepuknya
dua kali, Sora bereaksi dengan menutup matanya. Kemudian Sora melihat ke arah
Raja,
Di situ Raja memegang bukunya bertuliskan-
“-Tenang Saja. Aku
akan baik-baik saja !”
Mata Sora melebar
dan bercahaya seolah hanya dengan membaca tulisan itu membuat ke khawatirannya
sekejap menghilang. Sora seperti benar-benar percaya dengan keyakinan milik
Raja di tambah pula, Tulisan itu di sertai dengan Senyuman hangat milik Raja
yang menenangkan Sora dengan sekejap.
Sora kemudian
memegang tangan milik Raja yang menyentuh kepalanya dan melepaskannya dari
kepalanya lalu melepaskan tangannya.
Sora kemudian
tersenyum.
“Hmm, Baiklah…Aku
percaya” Sora akhirnya memutuskan untuk mempercayai keahlian Raja hanya dengan
pisau..
“Jika memang kau
benar-benar yakin dengan keahlian mu maka…Aku akan mendukung mu”
Sora memberikan
dukungan kepada Raja dengan Senyuman hangatnya.
“Buat aku
tertarik…Raja”
Raja menjawabnya
dengan senyumannya yang perlahan melebar dan mengangguk kepada Sora.
DING! DONG! DING!
DONG!
Bunyi itu datang
dari speaker Sekolah yang ada dalam setiap Ruangan di Sekolah ini.
“Pengumuman,
Pengumuman-“
-Aaa ada
pengumuman.
-tentang apa ini ?
Semua murid terdiam
dan mendengarkan juga melihat kearah sumber suara itu. Sebenarnya tidak perlu melihat
ke arah Speaker lagi pula yang harus kau lakukan hanya mendengarkan saja, Tapi
itu lah yang dinamakan Refleks.
“Bagi yang
mengikuti Pertandingan Survival harap berkumpul di halaman depan sekolah dan
bagi semua murid yang tidak ikut dalam pertandingan Survival diharapkan dapat
berkumpul juga, Kalian akan ikut untuk menyaksikan pertandingan ini berlangsung.
Itu saja”
…………………………………………………………………………………………..
Seluruh suasana
Sekolah Terdiam begitu saja. Dari setiap penjuru tidak mengeluarkan suara
sedikit pun semuanya hening.
Lalu seketika….-
-OOOOOOOOWWWWWWWHHHHHHH!!!!!!
-YYYYYYEEEEEEEAAAAAAAHHHHHHHHH!!!!!!
Suasana sekolah
seketika jadi penuh dengan gemuruh teriakan Semua Murid dari kelas 1 sampai
kelas 3. Pertandingan ini hanya dapat di ikuti oleh murid kelas 1, murid kelas
2 dan 3 tidak dapat ikut serta namun mereka dapat ikut menonton pertandingan.
Semua orang sudah menunggu ini dari awal dan para peserta juga sudah tidak
sabar lagi. Akhirnya ini yang mereka tunggu dari awal bangun jam 6 pagi dan datang
jam 7 pagi sampai sekarang akhirnya datang juga waktunya. Waktu Pembantaian
dimana akan ada banyak peluru berjatuhan dan korban berjatuhan, Berjam-jam
mereka akan bertahan, Bertemu dengan musuh dan teman yang akan jadi musuh
menghabisi mereka satu-persatu sampai pada akhirnya mereka Survive dari
peperangan itu dan menjadi JUARA!
Mendengar
pengumuman itu Raja dan Sora terdiam lalu dari mereka berdua, Raja tersenyum.
Dia kelihatan sangat percaya diri dan siap untuk ini semua.
“Bagaimana ?”
Sora memanggil sambil
bertanya kepada Raja.
Raja melihat
kepadanya dengan Senyuman biasa.
“Kau siap ?”
Raja hanya menjawab
dengan Senyuman sombongnya yang mengartikan “Aku tidak pernah Sesiap ini !”
“Kalau begitu ayo”
Sora membalas Senyuman Raja seolah Sora memang membaca pikirannya.
Raja mengangguk dan
mereka menuju halaman depan Sekolah membawa perlengkapan mereka masing-masing.
Part Four
Sesampainya di
depan halaman sekolah yang luas terdapat banyak orang yang berkumpul disitu dan
di depannya ada Puluhan Bus yang di sewa oleh Sekolah. Bus-Bus ini untuk
mengangkut mereka sampai ketujuan nantinya. Lalu di hadapan mereka ada Panitia
penyelenggara acara Survival ini yaitu beberapa Anggota OSIS Kelas 3 yang
sebentar lagi akan turun dari jabatan mereka dan digantikan oleh Murid baru
kelas 1 dan juga kelas 2 nantinya. Ada satu orang dari Anggota OSIS yang
membawa Megaphone dan bediri di podium kecil. Dia seorang perempuan berkacamata
dan rambutnya di kuncir. Dia memulai bicaranya-
“Eeee…Baik bagi
kalian semua harap tenang sebentar-“
Semua Murid yang
hadir menenangkan diri mereka dan siap untuk mendengarkan.
“Baiklah.
Ehem…Pertama aku ingin menginfokan kalau ketua OSIS tidak akan ikut menyaksikan
pertandingan ini-“
-Ehhh tidak ikut
menonton kenapa ?
-Kukira dia akan
ikut menonton.
-Aku belum pernah
melihat Ketua OSIS.
-Kita…Belum pernah
melihatnya lebih tepatnya…
Semua orang bergemuruh
membicarakan ‘Kenapa ketua OSIS tidak ikut ?’ pasalnya mereka belum sedikit pun
melihat Ketua OSIS.
“HARAP TENANG !“
Mendengar suara
yang tegas dari perempuan itu para murid yang hadir langsung terdiam.
“Bagus. Dan
selanjutnya aku mengucapkan terima kasih bagi 100 orang yang sudah ikut
mendaftarkan diri kalian masing-masing dan juga kepada kalian semua yang sudah
datang untuk ikut menyaksikan Survival ini ku ucapkan Terima Kasih”
CLAP! CLAP! CLAP!
CLAP!
Suara tepuk tangan
yang bergemuruh karena ucapan terima kasih itu.
Pada kesempatan
kali ini, Pertandingan Survival tahun ini di ikuti oleh 100 peserta.
“Ok. Dan
selanjutnya kalian akan menaiki Bus ini, Bagi para 100 peserta di bagi 50-50
untuk menaiki Bus. Bus ini dapat menampung 50 penumpang jadi akan cukup untuk
masing-masing kelas. Setiap Bus sudah terdapat tanda kelasnya masing-masing
kalian dapat mencarinya nanti”
Perempuan itu
berhenti sejenak dan melihat kearah belakang melihat ke temannya. Temannya
mengangguk dan dia juga mengangguk. Setelah itu dia kembali melihat kedepan.
“Ya itu saja.
Silahkan kalian semua masuk ke dalam Bus kalian masing-masing, Terima Kasih dan
selamat berjuang untuk para Survivor dan selamat menyaksikan untuk para
Penonton”
Selesai dari
pengumuman tersebut semua murid mengambil barangnya dan menuju ke Busnya masing-masing.
Sebelum berpisah Sora
dan Raja memeriksa perlengkapan milik Raja terlebih dahulu.
“Bagaimana ? Semuanya
lengkap ?”
Raja hanya
mengangguk sambil melihat satu persatu kedalam Tas.
“Bagus lah. Kalau
begitu aku akan pergi ke Bus kelas kita Ok. Aku akan bertemu dengan mu nanti di
persiapan sebelum mulai jadi tunggu ya”
Raja tersenyum
kearah Sora dan Sora juga tersenyum balik ke arahnya.
“Kalau begitu aku
duluan ya, Dah”
Sora pergi menuju
Busnya sambil melambaikan tangannya ke Raja dan Raja juga membalas lambaiannya.
Setelah Sora pergi,
Ekspresi Raja menjadi kelihatan lebih serius. Dia menyempang Tas penuh dengan
senjatanya di arah kiri sambil dia pegang dengan tangan kirinya lalu menuju Bus
miliknya.
Perjalanan yang
cukup panjang. Keluar meninggalkan Area 2 School of City D/Sekolah Area 2/SMA
Area 2 dan keluar dari Zona School Area of City D, mereka menuju tempat yang
jauh. Rombongan Bus itu berbaris rapih melewati jalan dan berbagai hal. Hanya
ada satu tujuan dari Bus itu pergi. Menuju ke sebuah Bangunan yang cukup besar
dan lebih luas dari pada Stadiun Sepak Bola. Bangunan yang dinamai ‘School Area of City D Private Arena’ di
tempat itulah mereka, 100 Orang Survivor akan bertarung dan bertahan hidup
sampai akhir dan menjadi Juaranya.
Bangunan ini sudah
berdiri cukup lama dan sudah di renovasi mengikuti perkembangan Jaman dan
sekarang sudah lebih modern. Arena ini dapat menampung lebih dari 100.000 orang
yang hadir dan di Arena ini juga dapat dimasuki oleh lebih dari 500 peserta.
Arena ini lebih kepada pertandingan Survival saja. Di Arena ini lah nantinya
Raja dan 99 Survivor dari Sekolahnya akan bertarung satu sama lain. Di sini
juga Raja akan membuktikan pada Sora apa yang dia punya Kekuatannya,
Kemampuannya, Keahliannya, dan juga Kekejamannya.
Bus untuk Penonton
berhenti di depan pintu masuk Arena sedangkan Bus para Survivor terus berjalan
sampai bagian paling belakang Arena.
Semua murid turun
dari Busnya masing-masing.
“Ehh, Baiklah-“
Suara yang sama keluar dari Megaphone yang sama sebelumnya.
“Ini adalah pintu
masuk kalian semua, setelah memasuki ini kalian boleh terserah memilih tempat
duduk kalian masing-masing dan jika ada diantara kalian yang ingin bertemu
dengan Survivor silahkan lapor kepada kami para panitia terlebih dahulu, Kami
akan memberikan kartu Free Pass kepada kalian. Itu saja, Silahkan menikmati”
“Ohh dan tidak
boleh membawa makanan dan minuman dari luar, Jika kalian mau kalian boleh beli
di Stand makanan yang sudah ada di dalam Arena. Yaa beli dengan uang kalian
tidak gratis”
-Ehhhh Kenapa ?!
Semua orang
berteriak kecewa.
“Karna tiket masuk
kalian sudah Gratis khusus hari ini saja !”
-Ehhhhhh….
-Sial! Dompet ku
ketinggalan.
-Aku malah tidak
bawa uang hari ini.
-Sepertinya aku
harus ngutang.
-Ehh serius ?!
Suara kecewa satu
persatu dikeluar kan oleh para murid.
Perempuan
berkacamata itu hanya tersenyum senang meledek. Di tengah kesenangannya itu ada
yang datang menghampirinya.
“Permisih-“
Suara yang manis
itu memanggil Perempuan berkacamata itu.
“Ada apa ?”
“Aku ingin bertemu
dengan salah satu Survivor”
Suara manis itu
milik Sora. Sora yang meminta Free Pass untuk menemui salah satu Survivor yang
pastinya Raja.
Melihat ke cantikan
dan Ke imutan Sora, Perempuan berkacamata itu tersipu dan terdiam untuk sejenak.
“Ano…? Senpai ?!”
Sora memanggilnya dengan Bahasa Jepang.
“Ahhh Ya ya ya, Ada
apa tadi ?” Sekejap setelah itu perempuan itu kembali sadar.
“Aku ingin bertemu
dengan salah satu Survivor !? Apa boleh aku meminta Free Passnya ?”
“Ahhh Ya tentu saja
boleh. Siapa yang ingin kau temui ?”
“Raja !”
“Eto Raja, Raja,
Ahh dia ada di Ruangan ‘F-12’ di belakang. Ini Free Passnya”
“Arigatou Senpai“
Sora membungkuk kepada Perempuan itu. Sepertinya Sora belum terbiasa dengan
cara Orang Indonesia dan masih terbiasa dengan caranya di Jepang.
“Ahhh ya tentu
silahkan” Perempuan itu sedikit malu. Bagaimana tidak Perempuan yang paling
cantik
di sekolahan berbicara dengannya.
Sora kemudian pergi
sambil mengalungkan Free Pass-nya.
“Ahh dia cantik
sekali” Perempuan berkacamata itu masih tersipu dengan kecantikkan milik Sora.
“E…Kak? Kak?” ada
yang datang lagi dan memanggilnya berusaha menyadarkannya.
“Ehhh ya apa ?”
Perempuan berkacamata itu kembali sadar.
“Kakak (Senior)
sakit ya?” Orang itu meledek seniornya tersebut.
“TIDAK!!!” dengan
tegas Perempuan itu menjawab.
“Ehh kejamnya,
Seram !?!?!”
Setelah mendapatkan
Free Pass miliknya, Sora mencari ruangan “F-12” yang Raja tempati. Sora terus
mencari sambil bergumam “F-12” terus menerus. Di tengah jalan dia melihat ada Beberapa
Survivor di luar ruangan mereka masing-masing. Mereka terlihat sedikit lebih
bersembunyi dan berhati-hati, Mereka sedang membicarakan sesuatu tapi Sora
tidak dapat mendengarnya. Sora tidak memikirkan hal itu, Yang lebih penting
sekarang Sora sedang mencari ruangan “F-12” yang Raja tempati. Setelah mencari
cukup lama, Sora menemukan ruangan “F-12” itu.
“Ini dia” Sora
melihat ke arah nomer ‘F-12’ yang tertulis di pintu.
KNOCK! KNOCK!
KNOCK!
Suara Sora mengetuk
pintu ruangan tersebut.
“Raja kau di dalam
? Ini Aku Sora, Aku masuk ya”
Sora tahu kalau
Raja pasti tidak akan menjawab dan dia yakin pasti di dalam situ ada Raja.
Tanpa pikir panjang Sora membuka pintu tersebut dan di dalamnya benar hanya ada
Raja seorang.
“Hai Raja,
Bagaimana ?” Sora melambaikan tangannya ke arah Raja sambil tersenyum.
Raja hanya membalas
dengan Senyuman saja tapi Raja kelihatan cukup senang dapat melihat Sora datang
mampir menemuinya sebelum Pertandingan di mulai.
“Hmmm…-“ Sora
melihat ke arah pakaian yang Raja pakai.
“Tungg-APA INI ?”
Sora terkejut bukan main setelah melihat apa yang Raja kenakan.
Raja hanya memakai
Kaos Hitam dan di lindungi oleh Rompi hitam kecil yang mirip seperti Rompi
Seragamnya. Kemungkinan Rompi ini anti peluru dan Raja mengenakan Celana
panjang Abu-abu gelap dimana di kedua Pahanya terdapat tempat menaruh Pisau.
Sepatu yang Raja kenakan sepatu Merah miliknya. Diatas itu semua Raja
mengenakan Topi miliknya. Kemungkinan Juga Topi ini Tahan peluru. Sarung tangan
kulit hitam yang melindungi keseluruhan jarinya kecuali jempol yang hanya
setengah. Tidak seperti Survivor yang lain yang Sora lihat sebelumnya, Mereka
penuh dengan Perlengkapan berkelas dan pasti sangat susah untuk di tembus.
Sementara itu Raja hanya memakai pakaian yang bisa dibilang “Biasa Saja”.
Pelindungnya hanya Rompi kecil saja dan Topi yang kelihatannya sudah dibuat
Khusus untuk anti Peluru senapan School Weapon. Pertama kali melihat ini
sepertinya Raja terlalu menyepelekan situasi.
“Kenapa hanya
seperti ini ?” Sora masih keheranan dan terkejut melihat pakaian Raja.
Raja hanya menjawab
dengan menaikan pundaknya saja.
“Maksud ku…Apa yang
kau lakukan ? Lawan mu penuh dengan senjata yang mematikan dan juga
perlengkapan lengkap mulai dari Helm dan Armor Tapi kau-“
Melihat Sora kepanikan
seperti itu, Raja hanya tertawa kecil dengan senyumannya.
“Kenapa malah
ketawa ?!” Sora membalas sebal tertawaan Raja.
“Kenapa kau selalu
menyepele kan hal seperti ini, Ampun !?!?”
Sora sedikit tidak
dapat menerima apa yang baru saja dia lihat.
“-Tenang saja!” itu
yang tertulis di buku catatan.
Sora melihat ke
arah buku catatan tersebut.
“-Aku akan
baik-baik saja” itu yang tertluis selanjutnya.
“Aku sudah membaca
itu berulang kali dan…-“
Sora sudah
mendapatkan alasan yang sama dari Raja berulang kali.
“-Darimananya kau
aman-aman saja, Hmmmphh !?” Sora cemberut kesal melihat tulisan itu.
Raja hanya meledek
Sora dengan mempermainkan kedua tangannya dengan gerakan mengartikan
“Tenang,
Tenang!”.
“DARIMANANYA!” Sora
membalas lantang melihat ledekan Raja.
Lagi Raja hanya
tersenyum sedikit tertawa. Walaupun tidak terlihat seperti ketawaan pada
umumnya.
Sora kemudian
menghela nafasnya.
“Yaa aku tahu pasti
kau akan seperti ini makanya aku membawakan mu ini-“ Sora memberikan sesuatu
kepada Raja.
“-Ini Jaket ku, Ku
kasih pinjam” Sora menyulurkan Jaketnya kepada Raja dan mengizinkan Raja untuk
memakainya”
Melihat itu Raja
mengambil Jaket itu dan bingung keheranan. Wajahnya Nampak seperti
bertanya-tanya.
“Omong-omong Jaket
ku itu asli terbuat dari bahan Anti-Peluru School Weapon, Bahannya juga sejuk
jadi kau tidak akan berkeringat nantinya”
Mendengar itu Raja
tersenyum senang dan dengan senang hati mengenakannya.
“Dasar kau ini,
Padahal aku datang kesini untuk melihat keadaan mu dan menyemangati mu tetapi
aku malah membantu persiapan mu sebelum pertandingan dimulai, Ya ampun”
“-Arigatou” itu
yang tertulis di buku catatan.
Melihat itu wajah
Sora memerah dan dia tidak tau harus berkata apa.
“M-mm….” Hanya
suara kecil yang keluar dari Sora menjawab Raja.
“Kau memang gila.
Hanya menggunakan Pisau dan perlengkapan yang seadanya. Seberapa yakinnya kau,
Raja ?”
Sora masih sedikit
mempertanyakan keyakinan kuat milik Raja.
Seperti biasa Raja
hanya tersenyum ramah kepada Sora menguatkan rasa percaya Sora kepada Raja.
DING! DONG!
Suara keras keluar
dari Speaker.
“Bagi para Survivor
mohon bersiap. Pertandingan sebentar lagi akan segera dimulai. Ku ulangi, Bagi
para Survivor mohon bersiap. Pertandingan sebentar lagi akan segera dimulai dan
untuk yang sebelumnya mampir ke ruangan para Survivor di mohon kembali ketempat
duduk kalian. Terima Kasih.”
Suara pengumuman
yang para Survivor dengar di dalam ruangan membuat mereka semua menjadi
bersemangat.
“Yaa sepertinya
sedikit lagi akan dimulai. Kalau begitu aku harus segera kembali”
Raja mengangguk
kepada Sora.
“Oh ya, Raja-“
Sebelum berpisah
Sora memanggil Raja sekali lagi.
“Sebelumnya ada
beberapa Survivor lainnya yang berkumpul di depan ruangan. Mereka terlihat
cukup mencurigakan. Bagaimana menurut mu ?”
Mendengar itu Raja
menuliskan sesuatu di bukunya.
“-Mungkin saja
mereka, Berkelompok” itu yang tertulis di buku catatan.
“E…Berkelompok ?!
Tapi itu curang namanya. Berkelompok di larang dalam Solo Survival !”
“-Tenang saja” itu
yang tertulis di buku catatan.
“-Aku akan
baik-baik saja” itu yang tertulis selanjutnya.
Menanggapi hal
tersebut, Sora hanya dapat diam melihat ke arah Raja. Saat ini Raja tersenyum
dengan yakin kalau dia akan ‘Baik-Baik saja’.
Sora sudah melihat
tulisan itu lagi, lagi, lagi, dan lagi. Sora bahkan tidak dapat menghitung
sudah berapa kali Raja menyampaikan itu kepadanya.
“Baiklah. Aku
percaya padamu” Sora menguatkan perasaannya dan menerima keadaan Raja.
Raja membalas
dengan senyumannya dan menuju ke pintu kedua yang menghubungkannya dengan
Arena
pertarungan.
“Raja-“ Lagi suara
Manis memanggil Raja.
Raja menoleh
kebelakang melihat ke arah sumber suara tersebut.
“Berhati-hatilah. Ganbate
!” Sora menyemangati Raja sebelum benar-benar berpisah.
Raja tersenyum
lebar. Kelihatannya Raja ingin membuka mulutnya dan mengatakan seperti-
“Its My Turn!” itu
lah yang kelihatannya yang Raja coba untuk katakan. Tentu tanpa suara hanya
gerak bibir saja.
Melihat itu, Mata
Sora melebar dan bercahaya. Sora paham sekali apa yang Raja pikirkan sekarang.
Sekarang ini Raja benar-benar penuh dengan “Kekuatan yang besar”
Raja berjalan
keluar melewati Pintu kedua yang menghubungkannya langsung dengan Arena.
Seluruh tubuh Raja bagaikan terlahap dengan Cahaya Arena, Raja keluar dan meninggalkan
Sora Masuk kedalam Arena Pertarungan. Sora melihat itu semua dan dia menguatkan
Mentalnya, Dia siap untuk melihat kejadian yang akan terjadi selanjutnya. Sora
pun pergi keluar ruangan ‘F-12’ dan menuju ketempat duduknya.
DOR! DOR!
Suara speaker yang
menyerupai Suara tembakan meriahkan seluruh Arena.
-WOOOOOOHHHHHOOOOOOO!!!
Suara gemuruh
penonton menantikan pertandingan untuk dimulai. Mereka semua kelihatan sangat
senang dan Semangat. Banyak yang membeli makanan dan minuman untuk cemilan
Seperti Popcorn, Soda, Kentang, Hotdog, Hambergur, Sosis, dan juga Nugget.
“Aku menghabiskan
Rp. 20.000 untuk ini” Suara yang dicampur air mata dikeluarkan salah satu
murid.
“Kalau aku Rp.
30.000….” Sama seperti sebelahnya dia juga melakukan hal yang sama.
“Kenapa makanan
disini cukup mahal ?” Sama juga sebelahnya juga melakukan hal yang serupa.
“Kalau aku…Ngutang”
Tidak dengan yang satu ini, Dia justru kelihatan bangga.
“Kau itu tahu
masalah kan ?” Murid sebelumnya menegur murid yang mengutang tadi.
“Belum ada 1 jam
kita di sini dan kau sudah mengutang. Berapa banyak ?” Murid sebelumnya yang
satunya lagi menanyakan hutang milik Murid itu.
“Hmm aku tidak
tanggung-tanggung…Rp.50.000 Hehe” dengan rasa gembira yang tidak perlu Murid
ini menyampaikannya.
“Aaa, Dia tidak
punya harapan” Ketiga murid sebelumnya mengatakan itu dengan suara yang kecil.
Ditengah suara
sorakan ini semua, Sora mencari tempat duduk yang kosong. Saat ketemu dia mulai
duduk di tempat itu dan mulai melihat ke arah Arena pertarungan di depannya.
Terdapat sebuah Kaca yang tebal namun sangat bersih itu bagaikan tidak ada kaca
sedikitpun di depan mata. Kaca ini bertujuan untuk melindungi penonton dari
tembakan nyasar yang mengarah kepada mereka Kaca ini tentu tidak mudah hancur.
“Hmmm…-“
Sora berpikir di
otaknya.
“Arena
pertarungannya cukup terbuka dan hanya ada beberapa reruntuhan bangunan yang
terbuat dari kayu. Masih ada beberapa bangunan yang utuh tapi semuanya terbuat
dari kayu ini sangat mudah untuk di tembus. Jadi seperti ini kah medan
pertarungan untuk kali ini”
Sora melihat dari
jauh mata memandang apa yang dapat ia lihat. Kondisi Arena pertarungan selalu
di
acak dan untuk kesempatan kali ini medan pertarungannya menyerupai Kondisi
Texas jaman Cowboy. Rumah kayu, Reruntuhan bangunan, Bangunan yang saling
berhadapan di sepanjang jalan, Kaktus,
Tulang hewan yang berserakan, Semuanya
di buat mirip seolah ini adalah Texas pada jaman Cowboy. Medan kali ini cukup
luas dan terbuka, Kondisi yang sempurna bagi para Sniper untuk menembak
musuhnya dari jauh. Tempat untuk berlindung Juga sedikit jadi satu-satunya cara
adalah menjauhi medan peperangan dan sumber suara tembakan. Di atas
tengah-tengah Arena terdapat sebuah layar besar berbagai sisi yang mengarah
langsung kepenonton. Layar ini bertujuan untuk merekam dan memberikan gambaran
yang tertangkap kamera kepada penonton jika ada penonton yang tidak dapat
melihat jelas Pertarungannya. Sayangnya kamera ini tidak dapat menangkap suara
para Survivor dan hanya menangkap suara tembakan saja.
DOR! DOR!
Sekali lagi suara
keras keluar dari Speaker Arena.
“APA KALIAN SEMUA
SIAP!?” Suara perempuan yang akan membawa acara untuk hari ini menggelegar.
-WOOOOOOOAAAAAAAAAHHHHHHHH!!!!!!
-YEEEEEEEEEEEAAAAAAAAAHHHHHHHH!!!!!
Suara gemuruh
kencang dari para Penonton memenuhi seluruh isi Bangunan.
“Baiklah. Untuk
pertandingan kali ini Medannya adalah Kondisi Texas Berpadang tandus, Panas,
Kering, dan hanya beberapa bangunan yang tersisa dan juga tempat ini sangat
cocok bagi para Sniper karena lahan yang terbuka luas mereka dapat dengan mudah
melihat dengan Scope mereka masing-masing dan mencari musuh yang berkeliaran di
atas tanah yang tandus ini.”
Suara Pembawa Acara
itu cukup bersemangat dan membuat
Suasana menjadi semakin menggila.
“Selanjutnya adalah
peraturan dan hasil pertandingam, Akan ada 100 Survivor masing-masing melawan
satu sama lain. Mereka harus bertahan hidup bagaimanapun caranya dan setiap 10
menit posisi mereka akan terlacak di Scanner jam milik mereka Posisi itu
menunjukan hanya beberapa Meter dari tempat mereka berdiri jadi harap berhati-hati
dan buka mata kalian dengan lebar ya para Survivor~. Lalu akhir dari
pertandingan, Hanya akan ada satu orang saja yang akan bertahan dan orang itu
nantinya akan menjadi juara dan mendapatkan Gelar ‘ONE-MAN ARMY’ dari Sekolah
lalu perolehan waktu mereka akan di hitung seberapa lama mereka bertahan dalam
pertempuran sampai akhir, Waktu ini hanya akan di hitung jika mereka ikut masuk
dalam pertempuran yang terjadi”
-WOOOOOOOAAAAAAAAAAHHHHHH!!!!!!
Suara gemuruh
teriakan yang besar masih memenuhi seluruh Bangunan.
“Baiklah semuanya
kita akan hitung mundur dari 10 !” Suara Pembawa Acara yang ceria dan penuh
semangat
itu memberikan Semangat yang lebih kepada penonton.
“Aa, Sepertinya aku
pernah mendengar suara ini ?!” Sora mengatakan itu di dalam hatinya dan
mengingat
kembali darimana dia pernah mendengar suara itu.
“Kalau begitu ayo
kita mulai. SEMUANYA! Mulai menghitung!”
“10…9…8…-“ Semua
orang mulai ikut menghitung mundur mulainya pertandingan.
“7…6…5…” Perlahan
demi perlahan mereka semua menghitung.
“4…3…2…” Jantung
mereka berdetak kencang seolah-olah akan terlepas tidak tahan dengan tekanan
yang ada di Arena.
“1 !!!!” Semuanya
berteriak saat menyebut angka “1”.
“START!!!”
Suara Pembawa Acara
perempuan yang semangat itu menandakan mulainya pertandingan Survival hari ini.
-WOOOOOOOOOOOOAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHH!!!!!
Semua orang mulai
menjadi gila dengan dimulainya pertandingan.
Sementara itu Sora
terlihat sangat serius kearah Arena pertarungan. Dia melihat secara bergantian
ke arah Layar lebar dan ke arah Arena pertarungan. Sora sedang mencari posisi
Raja namun dia tidak dapat menemukannya. Baik di Arena maupun di Layar, Raja
tidak terlihat.
“Dimana kau, Raja
?” Sora mulai sedikit khawatir Karena tidak dapat menemukan Raja.
Pertandingan
akhirnya dimulai, Namun belum ada sedikit pun tembakan yang dihasilkan. Belum
ada satu peluru pun yang dijatuhkan, Kamera masih mencari peserta yang ada.
Di tengah
pencarian, Survivor dengan perlengkapan lengkap mulai dari Helm, Vest, Gloves,
Boots, hingga senjatanya terlihat sangat kuat. Warnanya yang menyatu dengan sekelilingnya
membuatnya sangat sulit terlihat oleh mata.
“Dan ini dia
Survivor pertama kita!!!” MC itu mulai untuk memandu acara kembali.
Orang dengan
peralatan lengkap itu bersembunyi di balik batu besar berwarna coklat tanah.
“Dengan batu
sebesar ini tidak ada yang dapat mengenai ku, Ditambah lagi dengan warna ku
yang menyatu, Haha”
Survivor itu berkata
kepada dirinya sendiri dengan Percaya Diri.
Mau sekencang apa
mereka bersuara, Kamera tidak dapat menagkap suara mereka. Kamera yang merekam
Arena pertandingan hanya menagkap gambar kualitas Ultra HD saja agar dapat
dengan jelas gambar di rekam dan di siarkan di Layar besar.
“Ayoo cepat keluar
siapa saja kamu !” Survivor itu sudah tidak sabar.
“Menunggu saja tidak
akan membawakan hasil yang kau mau loh~”
MC bersemangat itu
membawakan acara sambil mengomentari tindakan Survivor.
Survivor pertama
ini menghentakkan kakinya ketanah dan wajahnya menggambarkan ketidak sabaran.
“Cih…! KELUAR LAH
SIAPA SAJA KAMU-“
DOOOOORRRRR!
Saat Survivor itu
sedang berteriak dan mengeluarkan kepalanya, Dia tertembak tepat di kepala
dengan kencang oleh Sniper hingga Helmnya terlepas dan hancur. Tubuhnya pun
jatuh, Dirinya tidak sadarkan diri dan pada akhirnya dia dinyatakan ‘Tereliminasi’.
-ITU DIA!!!!!
-AKHIRNYA!!!
Suara teriakan
penonton yang senang saat ada yang tertembak dan tumbang kembali memenuhi isi
bangunan.
“Gotcha Boi~”
Sniper itu Tersenyum setelah menembak jatuh mangsa pertamanya.
“OHHHH ITU DIA
SNIPER DAN PEMBUNUH PERTAMA KITA”
“Bersembunyi di
balik semak di atas bukit memang pilihan yang tepat untuk seorang Sniper dan
untungnya Musuhnya ada tepat di bawahnya. Luar biasa”
Caster itu kembali
mengomentari dan memuji salah satu Survivor yang tertangkap Kamera. Kali ini
Survivor itu adalah si Pembunuh pertama.
“Hehe, Pembunuh
pertama ya, Lumayan. Tidak seperti orang yang hanya banyak mulut saja dan tidak
memiliki kesabaran. Hmph, Seperti itu lah Survivor seharusnya”
Survivor Sniper itu
senang sekaligus menyombongkan dirinya sambil berdiri. Mau berbicara apapun di
dalam Arena, Kamera tidak akan menangkap suara tetapi Kamera bisa menangkap
Gerak mulut.
“Yaa, sombong mu
boleh juga. Justru kau yang banyak omong”
Sora yang berhasil
membaca gerak mulut Sniper itu dengan wajah jengkel. Jengkel akan
kesombongannya.
Survivor itu
berlarian di sekelilingnya dan berteriak-
“AYO AYO AYO KELUAR
KALIAN SEMUA AKAN KU PECAHKAN KEPALA KALIAN SATU-SATU. HAHAHAHAHAHA- AAA-“
DOOOOORRRRRRR!!!!!!
Suara tembakan
Rifle dengan kencang menggema.
Kali ini giliran
dia yang tertembak keras oleh seorang Sniper. Disaat dirinya yang sedang
berlarian tidak jelas, Dari jauh Nampak seorang yang keluar dari rumah
menembakkan Riflenya tepat ke kepala musuhnya.
“Kecilkan suara mu
Bodoh. Aku bisa mendengar mu dari sini, Diam sekarang kau”
Si penembak itu mengejek
musuhnya yang sudah Ia ‘Eliminasi’-kan dari pertandingan dengan gaya.
-WOOOOOHHHHOOOOOO
-AYO LAGI-LAGI!!!!
Suara penonton
tidak ada hentinya bersorak dengan keras menyemangati para Survivor.
“Karma!” Sora yang sambil
meminum Soda yang dia pesan meledek ke Sniper sebelumnya.
“Pulanglah dan
belajar cara menyombongkan diri dengan benar Sniper abal-abal”
Caster perempuan
itu yang sebelumnya memuji Sniper pembunuh pertama itu sekarang meledeknya.
“Dasar, Caster
macam apa kamu !?” Sora mengomentari Caster perempuan itu.
Sementara itu di
tempat lain. Perang hebat sedang terjadi.
DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
Suara yang cukup
berisik dikeluarkan dari Machine Gun yang menembak membabi buta ke arah rumah
kayu. Di dalam rumah kayu itu ada seseorang yang sedang bersembunyi.
“Sialan! Kenapa
harus seperti ini?! Aku tidak bisa menyerang balik! Dasar pengguna Machine Gun
kurang ajar!!!” Survivor yang terjebak di dalam rumah tidak dapat bergerak
“WOOOOOHHHHOOOOOOOOOO~
Ayo menyerah lah kawan” Survivor dengan Machine Gun itu menikmati memojokkan
Musuhnya.
DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
Perlahan Rumah kayu
itu mulai hancur di tembaki dengan Machine Gun 100 Peluru miliknya hingga pada
akhirnya pelurunya habis.
“E….APA?!” Survivor
itu panik bukan main saat peluru Machine Gunnya habis tepat sebelum rumah kayu
itu hancur.
“Owwww…LUCKY”
Survivor yang tersudut sebelumnya mulai keluar dari reruntuhan rumahnya dan
mulai menembaki Survivor dengan Machine Gun itu.
DRREEEEEEDDDDD!!!!
“Tungg-“
Survivor machine
gun itu belum sempat menyelesaikan perkataannya dan sudah di tembaki dengan SMG
tepat menembaki seluruh tubuhnya dan terjatuh hingga dia dinyatakan ‘Tereliminasi’
“Hehe, Sepertinya
aku beruntung hari ini~” Survivor itu merasa lega dengan keberuntungannya.
-YEEEEEEAAAAAAAHHHHHHH
RASAKAN ITU.
-HAHAHAHAHAAH INI
SANGAT MENYENANGKAN.
-HABISI
SEMUA!!!!!!!
Teriakan demi
teriakan di keluarkan oleh penonton yang terus-menerus tidak ada puasnya.
“Apa kalian bisa
lebih tenang sedikit, Oi !?”
Sora yang merasa
risih dengan suara berisik menutup kedua telinganya dengan kedua jari
telunjuknya.
“Masih ada banyak
pertarungan lagi semuanya!!!-“ Caster itu memanaskan keadaan.
“Kali ini-“ Caster
itu mulai memperlihatkan pertarungan selanjutnya dan kamera berganti tempat dan
gambar.
“Pertarungan sengit
dimana mereka saling membalas tembakan!!!”
Seperti yang Caster
itu katakan, Pertarungan selanjutnya bertempatan di peternakan dimana mereka
hanya berlindung di balik jerami yang tebal.
DOOOOORRRR!
DOOOOORRRRR! DOOOOORRRRR!
DREEEEEDDDD!
DREEEEEEDDDD! DREEEEEEDDDD!
Tembakan demi
tembakan saling bergantian. Antara pengguna Assult-Rifle dan SMG saling beradu
satu sama lain.
Menengok dan
menembak lalu berlindung.
Mengintip dan
menembak lalu berlindung kembali.
Mereka
terus-menerus melakukannya seperti itu sampai pada akhirnya mereka kehabisan
peluru.
“SHIT! IM OUT OF
AMMO!-“ Survivor dengan Assult-Rifle Berbicara dengan Bahasa Inggris.
“Apa yang harus
kulakukan ?! Hanya tersisa 3 Magazin dan Pistol juga pisau yang kubawa!?”
Survivor
Assult-Rifle ini kehabisan ide.
Seketika-
“Ehhhh…?”
Ada Granade yang
terlempar ke arahnya datang dari arah musuhnya.
“OHH SHIT!!!”
Survivor itu berteriak dengan mengatakan perkataan yang kasar dalam Bahasa
Inggris.
BOOOOOOOOMMMMMMM!!!
Granade itu meledak
tepat di tempatnya.
“Heh, Untung aku
masih memiliki barang untuk di lempar disini”
Survivor pengguna
SMG itu melemparkan Granade sekali lagi ke tempat musuhnya.
BOOOOOOOOMMMMMMM!!!
Lagi Granade itu
meledak di tempat yang sama. Survivor ini memiliki lemparan yang cukup akurat.
“Sepertinya itu
sudah cukup untuk mengalahkannya” dengan penuh keyakinan dia percaya bahwa dia
telah memenangkan pertarungan antara keduanya.
“OPEN YOUR EYES
MAN!!!”
“Huh ?!”
Suara yang kencang
dengan Bahasa Inggris mengejutkan Survivor Granade itu.
WUUUUUSSSSHHHH!!!
Dia keluar dari
balik asap Granade itu dengan gaya.
“BAGAIMANA BISA?!”
Survivor Granade itu sangat terkejut melihat musuhnya masih selamat.
“Aku melompat kebelakang
tepat sebelum Granadenya meledak, Bung!”
Dengan lincah dia
mengeluarkan Pistolnya dan menembak kening musuhnya-
BANG! HEADSHOT!
Tepat sasaran di kening
musuhnya. Survivor Granade itu terjatuh dan tidak sadarkan diri membuatnya
‘Tereliminasi’
“Fuuuhhhh,
BULLSEYE!!!” Dengan gaya Survivor itu meniup asap yang keluar dari pistolnya.
-YEEEEAAAAAAHHHHH
-HEBAT-HEBAT KAU SANGAT
HEBAT!
-SUNGGUH KEREN!!!!
-PERTAHANKAN
MAN!!!!!
Suara teriakan
penonton mendukung Survivor itu sangatlah keras dan sepertinya mereka baru saja
menemukan Survivor Favorit mereka.
“Keren sangat keren
dia menghindari ledakan Granad dan keluar dari balik asap lalu menembak
musuhnya dengan pistol sekali tembak. LUAR BIASA”
Caster perempuan
itu menyemangati dan mengomentari Survivor yang baru saja memenangkan
pertarungannya yang panjang.
“Mungkin saja aku
jatuh cinta~” Dia juga mulai bercanda di waktu seperti ini.
“Apa yang salah
dari Caster yang satu ini, Oi ?!” Sora sekali lagi mengomentari Caster
perempuan itu.
Dari setiap
pertarungan yang ditampilkan, Raja masih belum terlihat bahkan di Statistik
Namanya masih tetap ada dengan Status Hidup 0 Kill. Baik di Arena mau pun di
Kamera Raja masih belum terlihat. Sora sementara itu, Masih terus mencoba cukup
keras melihat ke arah Arena yang luasnya bukan main. Dia berusaha mencari Raja,
Jika kamera tidak dapat menangkap gambar Raja maka Sora akan terus mencari Raja
sampai ketemu.
“Dimana kau Raja ?”
Sora terus mencari dan mencari
-AYYYYYOOOOOOOOO!!!
-BUNUH DIA!!!
-AYO KAU PASTI
BISA!!!
Di tengah keributan
ini Sora masih tetap terus mencari Raja.
“Dimana kau
bersembunyi ? Ayolah Raja !”
Khawatir dan
bingung tidak dapat menemukan Raja, Sora terus menerus tanpa henti mencari
Raja. Dia bisa saja sampai berdiri dari kursinya untuk berpindah ketempat lain
untuk mencari bahkan jika itu artinya mengelilingi seluruh Arena, Sora akan
melakukannya. Tapi dia tidak bisa karena dia tahu itu akan mengganggu penonton
yang lainnya jadi dia lebih memilih untuk tetap diam di tempat dia duduk
sekarang.
Sementara itu
terjadi pertarungan yang lainnya dari 2 Survivor.
RUN! BANG! RUN!
BANG! RUN! BANG!
DREEEEDDDDD!
DREEEEEDDDDD! DREEEEDDDD!
Satu Survivor yang
terus Menembakkan Pistolnya sambil berlarian membuat musuhnya kesusahan untuk
mengenainya. Dia berlari sangat cepat dan gesit juga lincah menghindari peluru
demi peluru yang berdatangan menyerangnya.
“Cih! DIAMLAH DI
TEMPAT UNTUK SEBENTAR!!!”
Musuhnya yang terus
menembakinya mulai Jengkel dan kehilangan kesabaran.
Survivor lincah itu
mulai mendekat dan menembaki Musuhnya.
BANG! BANG! BANG!
Tembakannya
mengenai Kaki, Lengan, dan Pundak musuhnya.
“AAAARRRRRGGGHHH!!!!”
Belum menyerah,
Musuhnya masih tetap berdiri dan menembaki Survivor lincah itu.
Survivor lincah itu
semakin mendekatinya. Saat sudah cukup dekat dia melompat tinggi.
WUUUUSSSSSHHH!
Dia melompati
musuhnya di atas kepalanya dan berputar balik di udara lalu menembakan
Pistolnya.
BANG! HEADSHOT!
Tembakkanya tepat
mengenai Musuhnya di kepala. Jatuh perlahan, Musuhnya masih memiliki sedikit
kesadaran dan mengarahkan Senjatanya ke Survivor lincah itu. Survivor lincah
itu hanya berdiri tidak melakukan apa-apa.
“MATI KAU!!!-“
Musuhnya berteriak mengutuk Survivor lincah itu.
BANG! HEADSHOT!
Lagi, Survivor itu
menembak kepala musuhnya untuk kedua kalinya. Dan kali ini Musuhnya benar-
benar
tidak sadarkan diri dan akhirnya tereliminasi.
-YEEEEAAAHAHAHAHAHA
BAGUS!!!
-CUKUP ASIK!!!
-KEREEEEEEEENNNNN
KAU KEREN!!!!
Lagi dan lagi para
penonton menyoraki berbagai macam Survivor yang tampil di Layar.
“Untung saja aku
sering lari pagi belakangan ini kalau tidak mungkin aku tidak akan dapat mengalahkannya
dengan cara seperti itu. Whooohhh Jantung ku berdebar kencang”
Survivor Lincah itu
menarik nafasnya sambil memegang dadanya. Dia kelihatan sangat kelelahan,
walaupun dia cepat, Lincah, dan juga gesit dia justru lebih cepat kelelahan.
”Pertunjukan yang
cukup menarik dari ahli parkour kita hahaha~” Caster perempuan itu entah
menyemangati atau meledek Survivor itu mengomentari pertarungan kerennya.
“Sungguh kau Caster
yang tidak tahu diri” Sora sekali lagi merasa jengkel dengan Caster kali ini.
“Hihihi, Masih
banyak lagi-“ Caster itu kembali memeriahkan pertandingan.
“Cukup ngomongnya,
Tolong” Sora dengan wajah jengkelnya memohon dengan suara kecil kepada
Caster
itu.
“Kali ini, Pertarungan
Absurd selanjutnya !!!” Caster itu membawa acara dengan candaan dan juga
sedikit meledek.
“SUNGGUH CASTER
MACAM APA KAMU INI !?” Sora yang merasa sangat jengkel meledek
sekaligus
memarahi Caster perempuan itu kearah ruangan Caster itu.
Kali ini
pertarungan antara bangunan yang cukup berjauhan.
DOOOOORRRRR!!!!
Suara tembakan
Rifle menembaki Survivor yang berlindung di balik jendela yang sudah pecah.
DOOOORRRR!
DOOOOOORRRRR! DOOOOORRRR!
Suara Assult-Rifle
yang membalas tembakan sebelumnya.
Kali ini si
pengguna Assult-Rifle ada di balik bangunan yang sudah cukup hancur.
“Cih, Kondisi ku
cukup aman tapi aku tidak dapat mengenainya dan mengeluarkan kepala ku”
Survivor di dalam
bangunan itu berhati-hati setiap ingin mengeluarkan kepalanya. Setiap kali dia
mengeluarkan kepalanya-
DOOOOORRRRR!!!!
Peluru datang
menembakinya dan dia harus secara refleks menunduk untuk melindungi kepalanya.
“Cih, Hampir saja.
Itu sangat berbahaya” Survivor itu merasa lega setelah selamat dari tembakan peluru yang hampir mengenainya.
Sementara itu,
Survivor yang menembakinya dengan Rifle itu terus men-Scope musuhnya di balik
reruntuhan. Jika dia melihat kepala Survivor dalam bangunan itu sedikit saja
maka dia akan langsung menembaknya.
“Ayo keluarkan lagi
kepala mu itu ayo!” Survivor Rifle itu masih terus menunggu.
Survivor dalam
bangunan itu mengintip sedikit dan-
“Aahh Terlihat !”
Survivor Rifle itu mulai menembak dengan refleks kearah Survivor dalam bangunan
tersebut.
DOOOOOORRRRRRR!!!!
“ARRGHHH-“ Survivor
itu langsung berlindung.
Sayangnya
tembakannya itu hanya mengenai dan melepas Helm milik musuhnya tapi sekarang
kepalanya tidak terlindungi lagi.
“Arrgg, Sedikit
lagi !” Survivor Rifle itu merasa jengkel namun sabar.
“Woooh wooohhh
wooohhh….Apa itu barusan ?!?! Hampir saja” Survivor yang tertembak itu
mengeluarkan banyak keringat tetapi tidak bergemetar dan tetap tenang.
“Sekarang helm ku
rusak dan tidak dapat di gunakan. Cih, Aku harus segera mengakhiri ini” Dengan
semangat walaupun dalam kondisi yang kalah menguntungkan, Survivor itu tetap
tenang.
“Ayoo sedikit lagi
maka penderitaan mu akan ku akhiri” Survivor dengan Rifle itu masih terus
menunggu musuhnya untuk keluar.
Lalu dari kejauhan-
VRRRROOOOOMMMMM!!!
Suara kendaraan
datang menyamparinya.
“HUH !?” Kedua
Survivor itu melihat ke arah sumber suara.
Dari jauh terdapat
satu Survivor dengan kencang menaiki ATV dan sekarang dia mengarahkan
Senjatanya ke arah Survivor dengan Rifle itu.
“KENA KAU !!!”
Survivor dengan ATV Mulai menembaki Survivor dengan Rifle tersebut.
“APA YANG ?!-“
DRRRRRREEEEEDDDDD!!!!
DRRRRRRREEEEEEEDDDDD!!!!
Survivor dengan
Rifle itu tertembak kencang di bagian badannya. Dia belum sempat menengok dan
membalas tembakannya tetapi sudah di tembaki dan akhirnya dinyatakan
Tereliminasi.
“Hahaha, Aku tidak
tahu apa yang kau lakukan sebenarnya tapi aku berhasil membunuh mu Hahahaha”
Dengan bangga dan
tidak mengetahui kondisi, Survivor ATV tersebut tertawa cukup keras.
DOOOOORRRRR!
DOOOOORRRRR!
“Aaa-“
Dari arah bangunan
sebelumnya, Survivor itu keluar dan menembaki Survivor dengan ATV barusan dan
pada akhirnya meng-eliminasikannya.
“Sungguh kepala ku
cukup beruntung hari ini. Kesabaran adalah kunci utama disini ingat”
-BAAAGUUUUSSS!!!
-CUKUP
MENEGANGKAN!!!
Kembali suara
penonton memeriahkan seisi bangunan.
“Ku Tarik kembali
ucapan ku pertarungan yang satu ini cukup menarik, IYAHAHAHAHA~” Caster
perempuan itu kembali melontorkan komentar yang aneh dan tidak masuk akal.
“KALAU AKU
TIDAK!!!” Suara jengkel Sora memarahi si Caster.
“Ku ambil Helm mu
terima kasih” Survivor yang beruntung itu mengambil helm yang masih utuh milik
musuhnya.
“Ayo Ayo Ayo, Masih
ada banyak waktu yang tersisa dan kali ini adalah-“
Terus menerus si
Caster membawakan pertandingan dengan Semangat namun konyol.
Pertarungan demi
pertarungan, Peluru demi Peluru, Korban yang berjatuhan terus bertambah, Sudah
1 setengah Jam peratungan terus berlanjut. Sudah banyak yang gugur dan kamera
juga Sudah kehabisan pertarungan untuk di rekam. Caster perempuan itu terus dan
menerus membawa kan acara, Sorakan yang keras di keluarkan dari para penonton,
Sangat banyak Survivor yang telah gugur di angkut dengan mobil mini keluar
Arena untuk di tangani.
Tidak terlalu
tertarik dengan itu semua, Sora masih mencari Raja. Sudah tersisa 51 Survivor, 49
yang lain sudah tereliminasi dan Raja masih belum menampakkan diri.
Statistik Raja
masih sama ‘Hidup’ dan 0 Kill tidak ada perubahan yang berarti dari awal
pertandingan dimulai. Dia juga belum terlihat di Kamera dan juga di Arena.
Arena yang luas dan besar dimana para penontonnya melihat dari atas membuatnya
mudah bagi para penonton untuk menyaksikan pertarungan dengan jelas di tambah
lagi Kamera Ultra HD yang merekam segalanya membuat semua orang dapat terekam
dengan jelas.
Namun berbeda dengan
Raja, Dari awal dia tidak terlihat sama sekali. Kehadirannya sangat tipis dia
tidak dapat dilihat oleh orang banyak walaupun Arena seluas itu dan kamera yang
ada dimana-mana dia tetap tidak terlihat sampai sekarang.
Pertandingan sudah
berjalan 1 jam 30 menit dan Raja masih belum menampakkan diri. Kemana Raja pergi
? Tanda keberhadirannya sama dengan tidak ada tapi Sora percaya, walaupun Raja
belum terlihat Sora dapat merasakannya. Aura dan keberadaan Raja ada di dalam Arena
pertarungan itu. Raja masih ada di dalam Arena itu, Sora tahu itu dan Dia
percaya itu Karena Sora dapat merasakan Aura yang besar di dalam Arena itu.
Aura yang sangat besar, Aura milik ‘Raja’.
“Ohhhh ada apa
ini?”
-Huh?!
-Huh?! Ada apa ?
Suara dan
pertanyaan dari Caster perempuan itu menyadarkan Sora dan Penonton lainnya.
“APA YANG?!-
SUNGGUH KEJADIAN YANG CUKUP UNIK!!! INI BELUM TERJADI
SEBELUMNYA”
Caster perempuan
bersemangat itu berteriak cukup kencang di Microphone miliknya. Dia terkejut
melihat kejadian aneh yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Di tempat yang
dapat dikatakan sebagai Kota di jaman Texas Cowboy dulu, Ada banyak bangunan
yang saling berhadapan dan di setiap masing-masing bangunan itu terdapat banyak
sekali Survivor di dalamnya. Anehnya mereka tidak saling menembak justru saling
berlindung. Mereka semua berkumpul dan tidak ada satu pun tembakan yang
terdengar, Totalnya masing-masing sisi yaitu Sisi kanan 25 dan Sisi kiri 25 di
tambah menjadi 50. Ada 50 Survivor di sana dan masing-masing saling berhadapan
tetapi mereka sama sekali tidak memulai peperangan. Ada apa ini ?
-OI APA YANG
TERJADI ?!
-KENAPA KALIAN
TIDAK SALING MENEMBAK !?
-AYO LANJUTKAN ADA
APA INI ?!
Suara penonton yang
marah dan keras itu mengarah kepada 50 Survivor yang saling berhadapan satu
sama lain. Ke-50 Survivor itu hanya di pisahkan dengan Jalan raya di tengahnya
dan perlindungannya hanya bangunan yang mereka tempati. Mereka bisa saja saling
tembak Sekarang tetapi mereka memilih untuk tidak saling tembak-menembak.
“Tunggu dulu mereka
bukannya yang sebelumnya ?!” Sora berusaha mengingat kembali.
‘Mereka yang
sebelumnya’ yang dikatakan Sora adalah orang yang Sora lihat di belakang
sebelum
pertandingan di mulai. Mereka kelihatan sama seperti pertama kali Sora
melihatnya.
Sekejap Sora ingat
apa yang Raja tulis sebelum pertandingan dimulai yaitu-
“-Mungkin mereka
berkelompok” Itu yang Sora ingat.
“Jadi ini yang Raja
maksud ?! Dia benar, Raja benar. Mereka berkelompok !?”
Sora terkejut
walaupun sedikit. Perkataan yang Raja katakan-walaupun itu dengan tulisan ternyata
benar. Akan ada dimana pasti mereka setuju untuk saling bekerja sama satu sama
lain dan menunggu waktu yang tepat untuk melanjutkan pertarungan. Namun ini
angka yang banyak, Jumlah yang banyak untuk sebuah kerja sama dalam Survival
yaitu 50 orang. Itu jumlah yang sangat banyak dari 100 peserta ada 50 orang Saling
bekerja sama itu artinya 50 lainnya saling menghabisi satu sama lain sedangkan
50 sisanya bersantai sampai waktu yang tepat datang atau bahkan sampai waktu
pertandingan selesai. Segala hal dapat terjadi di medan perang dan ini salah
satu yang akan sering muncul tapi tidak ada yang dapat menebak kapan, Dimana,
dan mengapa mereka memilih untuk bekerja sama ?
“Ini gawat 50 orang
bekerja sama di dalam satu pertandingan 1 babak yang berdurasi Maximal 2 jam
ini-“ Sora sedang berpikir dengan membaca situasi.
“Hanya ada beberapa
cara pertandingan ini selesai pertama, ada yang berkhianat dan mulai menembaki
temannya spontan pasti yang lain juga akan ikut menembak secara tidak sadar
mereka akan menembak satu sama lain karena panik. Kedua, waktu pertandingan
usai. Berapa waktu yang tersisa ?-“
Sora melihat kearah
jam besar di papan Statistik.
“30 Menit lagi. Itu
waktu yang cukup sedikit. Lalu yang terakhir yang ketiga, Ada satu peserta yang
tidak ikut campur dalam Kerja sama ini-”
“HAH !?” Sora
seperti tersambar petir menyambar tubuh dan pikirannya.
“Tunggu ada berapa
Survivor yang tersisa ?!-“
Sora sekali lagi
melihat ke arah papan Statistik.
“5-51 !? Ada 50
Survivor yang saling bekerja sama sekarang di dalam bangunan itu dan itu
artinya
satu-satunya Survivor tersisa yang tidak ikut dalam kerjasama adalah-“
“Haagh-“ Sora
sekali lagi terkejut akan situasi yang sesungguhnya baru ia sadari.
“R-Raja !!!”
“Hanya tersisa Raja
sendiri”
“Hanya Raja yang
tidak ikut kerja sama ini”
“Itu artinya 1
melawan 50 yang saling bekerja sama”
“Itu-…Terlalu gila”
Sora mulai sangat khawatir dengan kondisi Raja sekarang.
“Raja!?” Sora mulai
berharap.
“Buktikan perkataan
mu”
“Perlihatkan
padaku, Tidak, Pada semua orang di sini dan pada Musuh mu apa yang kau bisa”
“Perlihatkan lah,
‘Kekuatan mu’ !”
Walaupun di penuhi
dengan ke khawatiran, Sora tetap yakin dan percaya bahwa Raja akan selamat.
Sora memang belum tahu kekuatan Raja dan keahliannya yang sesungguhnya tapi Sora tetap percaya. Sora tetap yakin
pasti Raja dapat melewati ini semua, Sora yakin kalau Raja akan ‘Menghancurkan’
mereka semua.
“Datanglah!
Hancurkan mereka semua…Raja!”
STEP!
-E….
STEP!
-Apa…Itu ?
STEP!
-Siapa dia ?
STEP!
“Huh ? ada apa
?!....Ohhhh!” Caster perempuan itu melihat kejauhan.
STEP!
-Me-rah ?
-M-Merah ???
STEP!
-Sinar…Merah ?
STEP!
“Huh ? Ada apa”
Sora yang baru menyadari sesuatu bertanya kepada murid di sebelahnya.
STEP!
“Apa…Itu ?” Murid
di sebelahnya mulai menunjuk sesuatu yang jauh.
STEP!
Langkah demi
langkah.
STEP!
Suasana Arena
sunyi, Sangat Sunyi. Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Suasana Arena dimana
sebelumnya Ramai penuh dengan suara dan teriakkan sekarang Sunyi seperti tidak
ada yang menghuninya.
STEP!
“Oi apa itu ?”
“Hmmm…?”
Para Survivor juga
melihat ke arah yang sama.
STEP!
Orang itu dari
kejauhan, Langkah demi langkah berjalan perlahan. Dia memegang Combat/Military
Knife di kedua tangannya.
STEP!
“OI ! Semuanya
bersiap”
“BAIK!”
STEP!
Dia terus melangkah
perlahan mendekati 50 Survivor yang tersisa.
STEP!
“WoooooHHHH…A-A-A-A-A-A-A-APA
INI?” Caster perempuan itu mulai bersemangat kembali.
STEP!
Seperti keluar dari
balik cahaya yang silau dan seperti sebuah Fatamorgana-
STEP!
Dia keluar, Dia
datang dengan santai orang yang sudah ditunggu-tunggu.
STEP!
-Aku melihat…cahaya
Merah ?!
-Aku...juga !?
STEP!
Mata Sora berkilau.
Matanya seperti menipunya.
“Akhirnya kau
keluar-”
Dengan semangat
Sora langsung berdiri, Kali ini dia akan berteriak dengan tenaga-
STEP!
“RAJAAAA!!!”
STEP!
Langkah terakhirnya
dia berhenti dan terdiam di tempat.
Kamera merekam
setiap sudut tubuhnya dari bawah berputar merekam dari depan ke belakang dan terus
berputar dari bawah sampai ke atas pas dan pada akhirnya berhenti menyorot
bagian kepalanya dan juga wajahnya.
Kepalanya yang
sekarang sedang menunduk dia angkat perlahan dan perlahan demi perlahan
wajahnya terlihat, Matanya yang bersinar dengan Warna Merah di kanan dan warna
Kuning di kiri, Wajahnya yang di hiasi dengan sebuah senyuman. Senyuman itu
terlihat sangat tidak ramah. Senyuman itu bagaikan Senyuman orang yang suka
untuk menyakiti orang lain. Senyuman yang hanya sempurna di wajah orang ini. Senyuman
yang sangat amat-amat ‘KEJAM’.
Raja pun datang di
medan perang untuk pertama kalinya melawan 50 Survivor yang bekerja sama
Sendirian. 1 vs 50.
“WoooAaaaaAhhhHHHHhHhh!?!?!?!
A-A-A-AKU Tidak tahu harus berkata apa ?!” Caster Tercengang melihat kondisi di
depan matanya.
Sora yang berdiri
secara tiba-tiba mendekatkan dirinya ke depan kaca. Serontak hal itu membuat
heran para penonton yang lainnya. Setelah Sora melihat sekelilingnya yaitu ke
arah para penonton, Sora
kembali duduk dan menenangkan dirinya.
Sora menarik nafas
perlahan-lahan.
“Huuuu, Akhirnya
kau datang juga, Raja”
Sora sedikit lega
tapi tidak menghentikan ke khawatirannya.
“O-O-O-OK LAH. Ehem
hem…Baiklah bagaimana Survivor kita yang satu ini menangani masalah
yang rumit
ini ?! Sekarang dia sudah masuk kedalam pertarungan maka waktunya akan di
hitung dari sekarang.”
Caster perempuan
itu juga menenangkan dirinya dan kembali membawakan acara.
“Emm, Tepat sekali.
Untuk kali ini aku setuju dengan mu Caster abal-abal”
Sora setuju dengan
perkataan Caster itu – Untuk pertama kalinya.
“OK ! Ada 50
Survivor yang saling bekerja sama di depan matamu sekarang ini dan kau pasti
tahu itu
iya kan. Sekarang bagaimana kau akan menghadapinya Ohhh ‘Survivor
dengan Pisau’ etoo Siapa namamu ? Wait, Wait, Wait…Ahhh ‘Raja’. Bagaimana kau
akan mengahadapinya ‘Raja’ ?”
Caster itu
membawakan acara dengan memberikan pertanyaan kepada Raja. Yup, Walaupun Raja
tidak dapat mendengarnya namun semua penonton dapat mendengarnya.
“Benar sekali-“
Sora setuju dengan Caster itu – Lagi.
“Bagaimana kau
dapat menghadapi mereka semua sendirian, Raja ? dan senjata mu pasti hanya
Pisau yang kau andalkan melawan banyaknya musuh dengan senjata lengkap”
“Ayo Raja, Tunjukan
sebuah keajaiban di depan mata ku…Tidak- Di depan kita semua.”
Sora mulai berharap
kepada Raja dan terus menyemangatinya. Sekarang ini jantung Sora sedang
berdegup sangat kencang. Sora benar-benar khawatir sekarang dan Sora juga tidak
tahu harus berbuat apa – Tidak, Lebih tepatnya dia tidak tahu apa yang akan
Raja lakukan selanjutnya.
-Oi Oi Oi ini Gila…
-Yeah Benar….
-Bagaimana caranya
melawan 50 orang sendirian ?
Tidak hanya Sora,
Para penonton yang lainnya juga mulai khawatir.
Suasana Arena masih
sangat hening, Tidak ada sorakan sedikit pun dan bahkan tidak ada suara Caster
sekecil apa pun. Semuanya terdiam dan menggigit lidah mereka masing-masing,
Mereka semua menunggu tindakan yang akan Raja lakukan selanjutnya setelah
menampakan dirinya penuh dengan tekanan yang besar.
Dari balik
ketegangan itu, Raja mulai berjalan perlahan.
Semua orang yang
melihat itu berdiri sedikit dari bangkunya dan mengeluarkan sedikit suara.
Raja terus berjalan
perlahan langkah demi langkah secara perlahan. Senyuman kejam di wajahnya
menghiasinya, Pisau yang ia pegang di kedua tangannya memberikan intimidasi
yang besar bagi ke-50 musuhnya. Setiap langkah Raja, Raja seperti mengeluarkan
‘Tekanan’ yang Besar, ‘Tekanan’ itu menghancurkan yang ada di sekelilingnya
mulai dari Replika Tulang hewan mati, Batu besar yang baru saja Raja lewati,
Rumput yang secara tiba-tiba mengering, Reruntuhan bangunan kayu yang tiba-tiba
rusak dan hancur begitu saja. Setiap langkahnya mengeluarkan tekanan yang
besar. Semua penonton yang melihatnya heran kebingungan tidak terkecuali Sora,
Dia juga keheranan melihat fenomena itu.
“A-apa yang
sebenarnya terjadi ?” Caster itu untuk pertama kalinya tidak mengeluarkn suara
yang bersemangat justru keheranan.
Raja terus saja
berjalan dan memberikan intimidasi yang kuat untuk musuh-musuhnya. Semua 50
Survivor yang tersisa berkeringat mereka bergetar dan menelan ludahnya
masing-masing.
DOOOOORRRRR!
Salah satu tembakan
peringatan menembak ke tanah persis di bawah kaki Raja.
Semua penonton
kembali terkejut.
“B-BERHENTI A-ATAU
AKAN K-KAMI TEMBAK !!!”
Dengan nada yang
bergemetar, Salah satu Survivor memeringati Raja.
Tapi Raja tidak
peduli dan terus berjalan pelan.
“B-BERHENTI !!!”
DOOOOORRRRR!
Lagi, Survivor itu
menembakan tembakan peringatan untuk kedua kalinya.
Raja masih terus
berjalan.
“B-Baiklah. K-Kalau
itu yang kau minta”
“SEMUANYA BERSIAP
UNTUK MENEMBAK !!!”
Survivor itu
meminta teman-temannya bersiap untuk menembak.
Semua penonton
melihat itu semua. Mereka berdiri dari tempat duduknya dan mulai bergemetaran.
Raja terus saja
berjalan dan pada akhirnya berhenti. Raja berhenti. Kali ini benar-benar
berhenti.
“S-SIAP…T-TEMBAK-
E…”
Survivor itu
memulai aba-aba menembak tapi sebelum
itu dia terkejut tidak dapat mempercayai matanya.
Raja, Kedua tangan
Raja di buka sangat lebar seolah ingin berkata “COME!” “Tembak Aku !”
Raja menantang
semua 50 Survivor itu. Semua orang yang menonton juga tidak dapat mempercayai
apa yang mereka lihat terutama Sora. Raja membuka pertahanannya, Sangat
terbuka. Semua orang dapat dengan mudah ‘Menembakinya’. Apa yang Raja pikirkan
?
“CIH ! BAIKLAH KAU
YANG MINTA !!!”
“SEMUANYA, TEMBAK
!!!”
-HUHH ?!
“AHH TUNGGU, RAJA
!!!” Sora berteriak kencang.
Semua orang panik
terutama Sora. Para 50 Survivor menembakan senjata mereka kepada Raja.
DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
Semua tembakannya
mengenai pas keseluruh tubuh Raja. Kaki, Badan, Lengan, dan juga Kepala.
Ratusan peluru mengenai Raja dan Raja hanya berdiri di tempat tidak melakukan
apa-apa. Raja hanya tersenyum kejam saat sedang di tembaki sekarang ini. Ratusan
peluru sudah di tembaki dan mengenai Raja lalu pada akhirnya, Raja tumbang dan
terjatuh kebelakang. Semua yang melihatnya terutama Sora, Para Survior, dan
juga Caster tidak dapat berkata apa-apa.
-Apa yang ?
-Itu…Sangat brutal…
-Kenapa dia…?
-Apa itu caranya
menyelesaikan ini semua ?
-Dia akan di rumah
sakit cukup lama
Semua orang mengeluarkan
pertanyaan dan pendapat mereka masing-masing.
Sementara itu Sora,
Tdiak dapat berkata apa-apa. Hanya sedikit yang dia pikirkan sekarang ini.
“Raja…Apa yang kau pikirkan
?” Sora menahan tangisnya yang hampir saja keluar.
“Ee-Eto-Eee…Bagaimana
aku harus berkata…E…Ehh ??? Ini…Cara yang cukup Tertekan untuk
mengakhiri
sebuah kehidupan” Caster perempuan itu tidak dapat berkomentar lebih dari itu.
“Apa kah kita
menang ?”
“Entah lah”
Para 50 Survivor
mulai menanyakan kondisi selanjutnya.
Lalu, Ditengah
tegangnya dan kepanikan juga pertanyaan. Tubuh Raja bergerak.
SRRRREEEETTT!!!
WAKE!!!
-HAAA APA YANG ?-
-MUSTAHIL ?!
-TIDAK MUNGKIN ?!
-BUKAN KAH DIA
SUDAH TERELIMINASI ?!
Semuanya melihat
Fenomena aneh itu, Fenomena dimana Tubuh Raja yang baru saja di tembaki ratusan
peluru masih dapat bergerak.
“Tidak…Mungkin…Raja
?!” Sora juga terkejut dan tidak dapat percaya apa yang dia lihat.
“A-A-A-A-A-A-A-Aaaaaa…
APA YANG SEBENARNYA TERJADI OI?!?!?”
Caster perempuan
itu mulai panik dan tidak percaya apa yang dia lihat juga.
Perlahan demi
perlahan, Raja kembali bangun. Mulai dari duduk secara perlahan lalu berdiri.
Raja Kembali berdiri seperti semula di tempat yang sama dan dia masih sadarkan
diri.
“INI TIDAK MUNGKIN
!!!”
“OII APA-APAAN INI
!!!”
Para Survivor juga
mulai panik.
“KKKKKKKK-S-SEMUANYA
SEKALI LAGI TEMBAK !!!”
Lagi para Survivor
menembaki Raja yang baru saja berdiri.
DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
Ratusan peluru sekali
lagi mengenai Raja dan untuk kedua kalinya Raja kembali tumbang.
“B-Berhasil kah ?”
“K-Kali ini dia
pasti tidak dapat berdiri lagi”
Para Survivor
sekarang merasa yakin mereka telah menang.
Para penonton juga
melihat itu dan kali ini mereka tidak dapat berkomentar sedikit pun, Sora juga
dia juga tidak dapat berkomentar bahkan Caster pun juga sama.
Namun, Di tengah rasa
yakin dan bingung, Raja kembali bergerak. Seketika semua Penonton dan para
Survivor benar-benar terkejut. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Semuanya
terdiam menggigit lidah mereka dan menelan ludah mereka. Para penonton berdiri
dan terdiam tidak melakukan apa-apa, Caster perempuan itu juga tidak
berkomenar. Mereka semua melihat dimana Raja kembali berdiri dengan perlahan
dan pada akhirnya Raja, Kembali berdiri lagi.
Kali ini para
Survivor tidak menembak, Mereka ketakutan, Mereka tidak dapat melakukan apa-apa
selain mengarahkan senjatanya ke arah Raja. Lalu ditengah ketidak mampuan para
Survivor Itu, Raja mengatakan sesuatu – Tidak lebih tepatnya gerak bibirnya
mengatakan sesuatu dan hanya Sora yang dapat membaca itu. Raja mengatakan
dengan Suara yang di sertai oleh Sora, Yaitu-
“MY TURN !”
WUUUUUSSSSSSHHHHHHHH!!!
Setelah
mengatakannya dengan gerak bibirnya, Raja melesat kencang, Sangat Kencang yang
bahkan bayangannya tidak dapat terlihat dan seolah tertinggal. Tubuhnya juga
tidak dapat terlihat yang terlihat dari Raja hanya Cahaya Merah. Cahaya Merah
itu keluar karena Jaket yang Raja kenakan dan kecepatannya yang sangat kencang.
Raja terus melesat ke arah para 50 Survivor itu dan para Survivor tidak dapat
melihatnya.
“APA YANG ?....”
“AKU TIDAK BISA MELIHATNYA
!!!”
Kedua Survivor di
garis paling depan di jalan berusaha menargetkan Raja. Tapi apa boleh buat
mereka tidak dapat melihatnya.
Lalu dari balik
kecepatan yang luar biasa itu-
KLINK! KLINK!
Suara Pisau yang di
Tarik keluar terdengar di depan mereka. Kemudian-
SLASH!!! SLASH!!!
Pisau itu Menebas
dengan kencang kedua leher Survivor itu. Mereka belum sempat melakukan apa pun
tanpa mereka sadari, Leher mereka sudah terkena pisau dan kemudian tubuh mereka
berdua ikut terhempas dan berguling-guling dengan kencang karena tekanan
kecepatan Raja lalu tumbang dan dinyatakan Tereliminasi.
Setelah
‘mengeliminasi’ kedua orang di garis depan, Raja berhenti di tengah jalan Raya
dan di kerumuni oleh para Survivor yang tersisa. Raja berhenti dengan kaki kiri
di depan dan kaki kanan di belakang, Kedua tangannya yang memegang pisau
menakuti musuhnya, Jaket merahnya yang terbuka dan berkibar menghiasinya,
Topinya yang utuh di atas kepalanya menghiasinya juga, Lalu cahaya Merah yang
keluar dari belakang tubuhnya karena kecepatannya itu juga menghiasinya, Mata
kananya yang bersinar Merah dan mata kirinya yang bersinar Kuning
Mengintimidasi musuhnya dengan kuat.
Lalu Raja menenekan
ujung Kaki kirinya ketanah. Tiba-tiba tekanan yang besar datang dari belakang
yang Raja baru saja lewati. Bagaikan angin kencang yang lewat begitu saja,
Tekanan itu menghancurkan apa yang ada di sekitarnya.
BOOOOMMM!!!
CRAAACCKKK!!! BREAAAAKKKKK!!!!
“UWAAAAHHHH !!!!”
Suara para Survivor yang terkena ‘Tekanan’ yang luar biasa.
Semua yang ada di
sekeliling Raja hancur begitu saja mulai dari Bangunan, Kaca, Batu, dan
lain-lain,
Itu semua sekejap hancur dan tidak menyisakan apa pun sedikit pun.
Dengan begini para Survivor yang tersisa tidak dapat berlindung kecuali satu
Sniper di atas bangunan yang tidak terkena ‘Tekanan’ Raja. Dia masih dapat
bertahan.
“A-Apa-apaan itu
?!” Sniper itu terkejut melihat apa yang Raja perbuat.
Kemudian para
Survivor bergegas beridiri dan tanpa pikir panjang mereka mulai menembak ke
arah
Raja yang berdiri di tengah-tengah mereka semua.
DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
Lagi ratusan
tembakan menembaki Raja tapi kali ini berbeda, Raja sema sekali tidak menerima
semua tembakan itu Dia justru menghindarinya. Peluru demi peluru Raja hindari
dengan santai namun Gesit.
Lalu Raja pun bergerak dengan cepat ke arah
Kanannya. Raja mulai menyerang kebagian
kanannya terlebih dahulu.
Semua Survivor di
situ mulai panik ketika Raja mendekati mereka.
Raja kemudian
mengeluarkan kedua Pisau Military Knifenya dan mulai menyerang mereka.
SLASH!!! SLASH!!!
SLASH!!!
Tebasan demi
tebasan Raja berikan kepada para Survivor di hadapannya.
“HIIIIIII !!!!-“
Survivor yang panik setelah melihat Raja berada di depan matanya dengan
Senyuman
Kejamnya mengarah padanya.
SLASH!!!
Raja menebas leher
musuhnya itu.
DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
Tembakan masih di
berikan kepada Raja dan Raja menghindari setiap peluru yang mengarah padanya.
Lagi Raja mulai Menghabisi Musuh yang ada di bagian kanannya satu persatu.
SLASH!!! SLASH!!!
SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!!
SLASH!!! SLASH!!!
SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!!
SLASH!!! SLASH!!!
SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!!
Tebasan demi
tebasan yang Raja berikan kemusuhnya langsung mengarah kelehernya menghabisi
semua musuh yang ada di bagian Kanannya.
DOOOOOOOORRRRR!!!!
Tembakan itu
berhasil mengenai tangan kanan Raja dan menjatuhkan Pisau Raja tetapi Raja
tidak terkejut dia membalas tembakan itu dengan melempar Pisau di tangan kirinya
ke arah Orang yang menembak tadi.
THROW!!! STAB!!!
Pisau yang di
lemparkan Raja mengenai tepat sasaran di kepala Musuhnya yang menembaknya tadi.
Kemudian-
DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
Tembakan dari arah
Kirinya sebelumnya mulai kembali menembakinya. Raja yang tidak memegang senjata
kemudian mengeluar kan 2 Folding Knife dari balik jaketnya.
KLINK! KLINK!
Kedua Folding
Knifenya di keluarkan oleh Raja dan dia mulai melesat dengan kencang ke arah
Musuhnya di sisi lain.
“TEMBAK!!!
TEMBAK!!! TEMBAK!!! DIA !!!” Suara salah satu Survivor yang mulai panik.
DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
Mereka terus
menembaki Raja. Banyak serangan yang mengenai Raja langsung tapi Raja masih
dapat
berdiri dan terus berlari mengarah kepada mereka semua.
“CEPAT BUNUH
DIA!!!” Survivor itu benar-benar mulai panik. Lalu-
WUUUUSSSSSHHHH!!!!
Raja berada tepat
di depannya.
“E…?-“
SLASH!!!
Belum sempat
mengatakan apa pun, Raja menebas lehernya.
Semua Survivor
tidak berhenti menembaki Raja. Raja yang menyiapkan pegangan Pisaunya kembali
melesat dengan kencang dan menusuk salah satu Survivor- Tentu, Tidak tertusuk
sampai menembus kulit.
STAB!!! SLASH!!!
Setelah Raja
menusuk Survivor itu, Raja menebas lehernya dan membuatnya terjatuh dengan
sangat keras.
“HIIIIIIIIIIIII
?!?!?!?!” Kepanikan mulai menyebar ke semua Survivor.
STAB!
Dengan kencang dan
cukup keras, Raja menusuk musuhnya dan menjadikan tubuhnya sebagai pelindung
dari peluru-peluru yang datang menembakinya.
Kemudian Raja
membuang tubuh musuhnya itu dan kembali menyerang musuh-musuhnya.
SLASH!!! SLASH!!!
SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!!
SLASH!!! SLASH!!!
SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!!
SLASH!!! SLASH!!!
SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!!
Lagi Raja melesat
dan menghabisi mereka semua dengan Folding Knifenya.
Tidak hanya menebas
saja, Raja juga menusuk musuhnya satu-persatu dengan Folding Knifenya.
Kali ini di sisi
itu tidak ada yang tersisa sama sekali. Sniper yang melihat dengan Dual Scope
yang berada di atas Senjatanya dan Scope yang menyerupai kacamata yang dia
kenakan di mata kanannya itu tidak dapat menembak dan membidik Raja sama
sekali.
“Aku…Tidak dapat
menembak sama sekali.”
“Dia terlalu cepat”
Itu yang Sniper itu katakan.
Masih tersisa 11
orang lagi. 10 di bawah di ujung jalan dan satu Sniper berada di atas Bangunan.
Kesepuluh Survivor
yang berada di bawah tidak dapat menembak. Mereka hanya dapat melihat Raja berjalan
membawa kedua Pisaunya di tangannya. Raja berjalan sangat pelan menuju ke
sepuluh Survivor yang tersisa di bawah kemudian Raja menutup Kedua Folding
Knifenya dan dia jatuhkan ke tanah. Kemudian Raja mengeluarkan Pickman Blade
dan memegangnya di tangan kanannya kemudian mengeluarkan Machete miliknya dari
belakang pinggangnya dan memegangnya di tangan Kirinya.
Raja berjalan
dengan santai membawa kedua senjata Favoritnya itu dengan melebarkannya di
sebelah badannya. Raja terus berjalan, Tidak ada satupun tembakan yang
menembakinya. kemudian-
DOOOOORRRR!!!
Satu tembakan baru
saja mengenai tubuh Raja namun Raja tidak kenapa-napa. Raja terus saja berjalan
maju membawakan ‘Teror’ Kepada musuh di depannya.
Tidak ada harapan
lagi, Mereka semua mulai menembaki Raja.
DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
Semua tembakannya
secara langsung mengenai Raja tapi Raja tidak terjatuh dan terus saja berjalan
sampai pada akhirnya Raja berada tepat di hadapan salah satu Survivor dan
melihat tajam dengan
Senyumannya yang Kejam mengintimidasi.
“HI-HI-HIIIIIII!!!”
Survivor itu ketakutan.
Lalu Raja
mengangkat Machete miliknya di atas kemudian-
SLASH!!!
Menebas dengan
kencang dan sekuat tenaga ke arah leher musuhnya itu. Survivor yang melihat itu
semua ketakutan tidak dapat melakukan apa-apa selain melihat temannya di tebas
dengan cukup sadis oleh Raja. Kemudian Raja mengincar sisanya.
SLASH!!! SLASH!!!
SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!!
SLASH!!! SLASH!!!
SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!!
SLASH!!! SLASH!!!
SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!!
Raja menghabisi
sisa musuhnya dengan sadis dan tidak ada yang terisa di bawah.
“MERAH !!!” Suara
yang besar itu datang dari atas bangunan.
Itu adalah Musuh
terakhir Raja dan dia berdiri bersiap untuk menembak. Dengan ekspresi penuh
dengan Amarah Sniper itu membidik. Dari balik Scope yang dia lihat adalah
Senyuman Tajam milik Raja yang mengarah kepadanya langsung. Senyuman itu
membuatnya takut tapi dia tidak gentar, Dia membidik dan membidik mencari
sasaran yang tepat untuk ‘Membunuhnya’. Setelah mendapatkan sasaran yang tepat,
Dia menembak-
DOOOOOOOORRRRRRRR!!!!
Tembakan yang kencang
melesat ke arah Raja pas mengarah ke kepalanya. Lalu hal yang terjadi
selanjutnya mengejutkan Sniper itu. Tidak- Tapi juga para penonton yang hadir.
“A-AAAA…Bagaimana…Bisa
?!?!?!” Sniper itu ternganga tidak percaya.
Peluru yang dia
tembakan di tangkap oleh Raja dengan jari Telunjuk dan Jempol tangan Kiri Raja.
Ya, Peluru itu di tangkap di atas udara saat sedang melesat kencang dan
sekarang Raja memegangnya.
“Akan…Ku balas kau
nanti ! MERAH!!!” Sniper itu berjanji akan balas dendam kepada Raja.
Kemudian Raja
mengambil ancang-ancang untuk melemparkan Peluru itu ke arah Sniper itu. Lalu-
THROW!!!
WUUUUUSSSHHHHH!!!! BANG!!!
Peluru itu di
lesatkan oleh Raja hanya dengan Kedua jarinya saja dan mengenai kepala Sniper
tersebut sekaligus mengeliminasi Survivor Yang terakhir.
Berdiri sendiri
tidak melakukan apa-apa. Raja sekarang berdiri di tengah-tengah Arena
sendirian. Raja berhasil, 1 vs 50 dia mengalahkan semuanya dan akhirnya berdiri
tegak di tengah Arena sebagai Survivor terakhir yang selamat membuatnya menjadi
‘PEMENANG’ dalam pertandingan Survival kali ini. Raja memenangkan pertandingan.
Para penonton tidak
bereaksi sama sekali. Mereka dari awal melihat itu semua, Melihat dimana Raja
di tembak dengan Brutal namun berhasil berdiri kembali lalu melihat Raja
melesat dengan kencang menghasilkan ‘Tekanan’ kehancuran yang sangat dahsyat,
Mereka juga melihat Raja menyapu bersih semua musuhnya hanya dengan 2 pisau
yang dia pegang di kedua tangannya, Lalu mereka juga melihat Raja menangkap
peluru di udara hanya dengan jarinya dan melesatkannya kembali ke arah si
Penembak jitu tersebut.
Mereka semua
terdiam tidak bersuara, Sangat Sunyi tidak ada suara sedikit pun. Mereka tidak
dapat mempercayai apa yang mereka lihat terutama Sora, Sora tidak bergerak dan
tidak mengatakan apa pun begitu juga si Caster, Dia tidak berkata apa pun
sedikit pun. Raja sekarang hanya terdiam di tengah Arena dan Sora melihatnya
dari jauh.
“L-Luar Biasa…”
Suara Sora menyadarkan para penonton.
“Kau benar-benar
MENAKJUBKAN RAJA…”
Lalu Sora menarik
nafas bersiap untuk mulai berteriak keras.
“KAU YANG TERBAIK
RAJA ! KAU YANG TERKUAT !”
Sora berteriak dan
kali ini penuh dengan tenaga dan semangat dia mengumpulkan nafasnya.
“KAU YANG TERKUAT,
RAJAAAAAAA!!!”
Teriakkannya
menyadarkan seisi bangunan dan juga Raja yang seharusnya tidak dapat
mendengarnya menoleh ke arah Sora. Dari kejauhan mereka saling bertatapan,
Wajah Sora yang bersinar cerah dan Wajah Raja yang di hiasi dengan Senyuman
santainya itu. Kemudian Raja menunjuk Sora dengan Machete di tangan kirinya dan
kemudian mengangkatnya tinggi dengan kencang ke atas.
DOR! DOR! DOR!
Suara yang kencang
disertai dengan petasan kecil menyatakan bahwa pertandingan telah usai dan
kemenangan di ambil oleh Raja. Raja memenangkan pertandingan.
Karena teriakan
yang besar dari Sora, Semua orang matanya bersinar melihat ke arah Raja.
-Oi oi oi yang
benar saja ?!
-1 melawan 50…Tidak
mungkin ?!
-Aha hahaha sepertinya
aku kekurangan tidur.
-Ini benar –benar
gila…
-Ohhh benar-benar
Luar Biasa…
WOOOOOOOOOOHHHHHHOOOOOOOOOO!!!
YEEEEEEEEEEEEEEAAAAAAAHHHHHHHHHHH!!!
Semua orang kembali
bersorak kali ini Sorakan kemenangan yang bertuju kepada Raja. Sorakan ini
sangat lah besar sampai tidak ada satu orang pun yang tidak bersorak. Semua
bersorak dengan meriah.
“WUHAHAHAHAHA-AHAHAHAHA,
L-L-L-L-L-L-L-L-LUAR BIASA !!! BENAR-BENAR MENAKJUBKAN” Caster itu pun akhirnya
kembali bersuara.
“BENAR-BENAR SEBUAH
KEAJAIBAN. 1 melawan 50 dan Raja menang berhasil mengalahkan semuanya hanya
dengan Pisau…LUAR BIASA”
Caster itu kemudian
membacakan perolehan hasil yang Raja dapatkan.
“Ehem…Survivor
terakhir yang selamat yaitu Raja masuk pada pertarungan pada waktu 1 jam 35
menit dan menyelesaikan pertarungan hanya dalam kurun waktu 8 menit saja. TIDAK
MUNGKIN !? 1 MELAWAN 50 DIA HABISI SEMUA HANYA DALAM WAKTU 8 MENIT SAJA DENGAN DUA PISAU !?
MENAKJUBKAN !!!”
“Ehem…Dengan ini
Raja mendapatkan gelar ONE-MAN ARMY – Yup, benar-benar ONE-MAN ARMY dan dengan
ini juga Raja dinyatakan sebagai PEMENANGNYA!!!”
RAJA! RAJA! RAJA!
RAJA! RAJA! RAJA! RAJA! RAJA! RAJA!
Suara sorakan merih
menyebut ‘RAJA!’. Semua orang terus bersorak dan bersorak. Lalu dari balik
ruangan Caster, Caster itu keluar. Dia adalah seorang Perempuan yang tinggi
mengenakan Celana panjang bukannya Rok tidak seperti murid perempuan yang
lainnya, Dia mengenakan Kacamata yang terikat seperti Kacamata renang,
Rambutnya pendek di kuncir berwarna coklat cerah dan matanya juga berwarna
Coklat cerah.
“Yaaa, Benar-benar
sebuah pertarungan yang menarik, Hmph”
Caster itu keluar
dari ruangannya dan mulai bertepuk tangan tidak seperti yang lain bersorak
dengan
kencang menyebut ‘RAJA!’.
Sementara itu Sora
terus melihat ke arah Raja dan Raja juga terus melihat ke arah Sora. Mata Sora
penuh dengan Cahaya yang mengartikan dia sangat ‘Tertarik’. Sora tersenyum
lebar dan mulai untuk berbicara.
“Sungguh, Kau
benar-benar sesuatu Raja. Kau membuat ku lebih tertarik padamu. Ehemhem~”
Sora mengakhiri
omongannya dengan Senyuman manis dan tawa gelinya yang kecil.
No comments:
Post a Comment