Halaman

Thursday, March 7, 2019

Raja ; Chaos – Red & White Volume. 1 Chapter 1 : Iam...Raja

Volume 1
Raja ; Chaos – Red & White





SETTINGS

Bercerita di Alternative Negara Indonesia. Pada tahun 1X96, Presiden baru dan termuda dari Indonesia mengganti sistem Pembelajaran di Indonesia. Tidak seperti sistem pembelajaran seperti biasanya, Sistem ini Ia namai “School Nation” di mana setiap sekolah di Indonesia dianggap seperti sebuah Negara. Para Guru tetap mengajar seperti biasanya tetapi yang berbeda adalah Para Guru tidak lagi mengurus Sekolah melainkan Para Murid lah yang harus Mengurusnya layaknya Negara mereka sendiri. Tugas bagi para Guru adalah Mengajar, dan Mengawasi saja tidak kurang dan tidak lebih, Mereka juga tidak di perbolehkan untuk ikut campur urusan ‘School Nation’ yang di lakukan para murid. Hal ini bertujuan untuk membuat para Murid di Indonesia untuk mengeluarkan semua yang mereka miliki dalam diri mereka. Atau dapat di bilang Mandiri. Hanya murid yang memiliki darah dan kewarga Negaraan Indonesia saja Yang boleh mengikuti ‘School Nation’. Warga Negara Asing dilarang.

5 tahun kemudian, Dua murid dari Kota J dan BD Membuat sebuah penemuan baru yang terbilang cukup berlebihan yaitu “School Gun”. Dari namanya sudah jelas itu adalah senjata api namun Senjata api ini tidak mematikan dan tidak berbahaya dikarenakan peluru yang di gunakan juga terbuat khusus.  Mirip seperti Senjata dan Peluru pada umumnya tetapi senjata ini tidak membunuh dan melukai pengguna maupun Makhluk Hidup yang terkena serangan tetapi senjata api ini dapat Memecahkan, Menghancurkan, dan Merusak benda sama seperti Senjata Api yang asli. Alasan pembuatan ‘School Gun’ ini hanyalah keisengan saja dari Kedua pembuat tersebut Namun, Bagi ‘School Nation’ hal ini adalah sebuah inovasi baru. Akhirnya Kedua Pembuat setuju untuk membagikan ‘School Gun’ ini dengan cara di perjual belikan dan mereka menyatakan bahwa hanya para Murid ‘School Nation’ saja yang dapat membeli dan menggunakan ‘School Gun’ tersebut. Warga dan yang lainnya tidak di izinkan.

Tidak berhenti dari ‘School Gun’, Mereka berdua mulai membuat 3 serial lainnya, Yaitu :

·         School Melee       : Berupa senjata jarak dekat seperti Pisau, Pedang, Senjata Tumpul, Dll.
·         School Explosive : Berupa senjata peledak yang dahsyat.
 School Armory     : Berupa seperti Armor untuk menangkis serangan dari ‘School Gun’  dan ‘School Melee’ 

Tentu keduanya (School Melee dan School Explosive) tidaklah mematikan sama sekali. Mereka mulai menamai keempat penemuan mereka ini dengan nama “School Weapon”. ‘School Weapon’ terbilang laris di pasaran ‘School Nation’, Hampir seluruh murid di Indonesia membelinya atau bahkan memilikinya, Tentu harganya tidaklah murah. Kedua Inovator ini juga mengizinkan para murid untuk membuat model ‘School Weapon’ mereka sendiri dan memberikannya kepada mereka untuk di jadikan ‘School Weapon’ dan di legalkan.

Beberapa bulan kemudian setelah ‘School Weapon’ di keluarkan, Pemerintah Mengadakan Pertandingan dengan menggunakan ‘School Weapon’ sebagai inti utama dari Pertandingan ini. Hal ini sangat di sukai oleh para murid. Mereka beranggapan bahwa “Hal seperti ini lah yang
Sudah kami nantikan”, Tentu siapa juga yang tidak suka pertandingan seperti ini, Itu cukup menarik pastinya.

Ada berbagai macam Pertandingan yang di selenggarakan, Yaitu :

·         School Survival          : Pertandingan dimana para Survivor bertahan hidup melawan musuhnya. Di selenggarakan di Arena atau sebuah Pulau.
·         School Squad             : Pertandingan dimana setiap team masing-masing memiliki 5 pemain atau lebih dan point dari pertandingan ini adalah menyelesaikan semua Ronde yang sudah di tentukan dengan cara mengahabisi musuh mu setiap Rondenya.
·         School Duel                : Pertandingan dimana 2 orang berhadapan 1 lawan 1. Hal ini. Hanya ada 1 babak dan cara memenangkannya tentu dengan mengalahkan atau membuat Lawan mu menyerah.
·         School Deathmatch : Pertandingan yang paling berbahaya dari semuanya dimana masing-masing peserta harus menghabisi lawan mereka sampai benar-benar tidak sadarkan diri. Pertandingan ini hampir tidak pernah lagi di pakai. 

Dari setiap pertandingan terdapat beberapa hal atau peraturan yang dibuat dan peraturan ini boleh di gunakan dan juga tidak di gunakan, Yakni :

·         Hit Point Rule             : Dimana setiap orang diberikan Point Nyawa.
·         Time Limit Rule         : Diberikan Batasan Waktu jalannya pertandingan.
·         Round Rule                 : Diberikan beberapa Ronde dari setiap pertandingan.

Pada awal Pertandingan di selenggarakan ada satu hal yang mereka ketahui tentang ‘School Weapon’ yaitu Siapa saja yang terkana serangan dari ‘School Weapon’ akan merasakan Sakit namun tidak berlebihan di bagian yang terkena lalu bagi yang terkena dibagian mana itu dapat membuat mereka ‘Mati’ atau ‘Meninggal’ mereka juga akan seperti itu. Namun, Mereka tidak meninggal melainkan Tidak sadarkan diri untuk beberapa waktu sesuai dibagian mana dan seperti apa mereka ‘Dibunuh’ atau ‘Terluka’. Hal ini membawa pertanyaan “Apakah benar School Weapon aman ?” “Apakah benar ini baik-baik saja ?”, Berbagai macam pertanyaan yang diberikan oleh banyak orang tentu akan mebuat resah Pembuat dan juga pengguna namun anehnya, Segala sesuatu yang sudah terjadi akibat ‘School Weapon’ Membuat mereka “Sama sekali TIDAK PEDULI dengan hasilnya”. Bagi mereka inilah yang seharusnya terjadi, Inilah yang seharusnya ‘Senjata’ hasilkan. Rasa sakit, Efek samping, Hasil dari terkena serangan, Semuanya membuat mereka terasa tertantang. Tentu ini juga menjadi pembahasan bagi pemerintah Namun, Pemerintah juga setuju dan akan mengganti rugikan berbagai macam kerugian yang ditimbulan. School Weapon kembali dinyatakan Legal di Indonesia khusus untuk School Nation.

5 Tahun kemudian yang dimana 2 tahun sebelumnya Presiden termuda Indonesia selesai dari jabatannya. Dia memegang 2 periode ke Presidenan Indonesia dan dia lah yang menciptakan ‘School Nation’. Setelah berhenti, Dia membuat Organisasi Pengurus khusus baru untuk School Nation  yaitu “School Nation Organization” dimana dia adalah Pimpinannya dan pendirinya. Tugas dari Organisasi ini adalah mempantau perkembangan dari ‘School Nation’ dan membayar semua kerugian. ‘Dia’ terkenal Sangat Kaya di Indonesia, Dapat dibilang dia adalah Orang terkaya di Indonesia bahkan Namanya masuk dalam 100 Orang terkaya di Dunia dan 100 Orang yang paling berpengaruh di Dunia. Organisasi ini juga sering di panggil sebagai “Organization”.

Tepat setelah dia membuat Organisasi Pengurus khusus ini dia mulai merasa ada kekurangan dari School Nation, Tidak…Bukan kekurangan namun ini tidak cukup memuaskan untuknya dan murid yang lain. Bisa di bilang kalau ‘Dia’ mulai Bosan. Dia berpikiran untuk menyelenggarakan sesuatu yang baru sesuatu yang sangat besar sesuatu yang semua orang kelihatan benci namun menyukainnya dimana pastinya nanti ‘School Nation’ akan menjadi semakin menarik. Pada satu kesimpulan dan pemikiran yang panjang dan memakan waktu berhari-hari ‘Dia’ mendapatkan Ide cemerlang namun terdengar Gila, Yaitu dia membuat “School War”. “School War” dapat di artikan Perang antar ‘School Nation’, Perang setiap sekolah dengan mengunakan Kecerdasan Berpolitik, Bertarung, Menembak, Militer dan segala macam yang mereka miliki dalam sebuah unsur Peperangan Negara. Ide ini di dapatkan saat ada kejadian dimana salah satu Murid terkena tembakan nyasar dan membuat teman-temannya tidak terima lalu terjadi lah kerusuhan besar antara kedua sekolah yang terlibat. Ide ini dimana kau mendengarnya terdengar cukup gila dan berbahaya…Juga merugikan tentunya. Tapi ‘Dia’ menyatakan bahwa ‘School War’ akan berjalan aman. ‘Dia’ sendiri menyatakan bahwa ‘Dia’ dan Organisasinya akan membayar kerugian yang ditimbulkan.

Dari pernyataan tersebut, Organisasi School Nation memberikan peryataan terhadap penyelenggaraan School War, Yakni :

·         Yang terlibat boleh lebih dari 2 Sekolah namun harus mendaftarkan terlebih dahulu. Jika ada sekolah yang ikut campur dari perang tersebut, Nama sekolah itu akan tercantumkan dan di haruskan untuk ikut Berperang.
·         Sebelum menyelenggarakan ‘School War’, Salah satu sekolah atau kedua sekolah memberikan Formulir penyelenggaraan ‘School War’ dan masing-masing dari mereka menyetujuinya.
·         Jika ada sekolah yang langsung memberikan serangan kejutan tanpa ada pemberitahuan dan perjanjian terlebih dahulu, Mereka dihukum tidak boleh menyelenggarakan ‘School War’ kepada Sekolah yang mereka serang sampai Sekolah yang diserang setuju untuk ikut serta.
·         Diberikan batasan waktu. Setiap sekolah harus memberikan batasan waktu seberapa lama mereka akan menyelenggarakan ‘School War’. Jika melebihi batas atau sekiranya masih ada yang Kurang, Mereka boleh menambahkan waktu dan jika masih kurang Organisasi yang akan meberikan berapa lama waktu tambahan untuk School War mereka.
·         Akhir dari ‘School War’ atau cara memenagkan pertandingan dengan cara ‘Membunuh’ Pimpinan Sekolah (Ketua OSIS, atau siapa saja yang di tunjuk dalam memimpin), Menyerah, atau menguasai seluruh kawasan sekolah.
·         Jika ada sekolah yang menyatakan Perang terhadap Sekolah lain secara terbuka maka secara Automatis Masing-masing Sekolah akan dinyatakan berperang. Ini juga berlaku untuk ‘Perang Besar’.
·         Warga atau Masyarakat biasa tidak boleh ikut serta. Mereka harus mencari tempat aman untuk berlindung. Jika ada warga yang ikut serta mereka akan dianggap ikut campur berperang.
·         Medan pertarungan bebas dimanapun bahkan boleh menacantum Satu Kota dan luar kota.
·         Segala kerugian akan di gantikan.
·         Boleh mengunakan berbagai macam cara berperang dalam ‘School War’ Seperti Politik, Ekonomi, Mata-mata, Sabotase, Militer, Semua yang mencakup Peperangan.
·         Tidak di izinkan untuk berperang di dalam Sekolah. Sekolah adalah batas Aman.
·         Jika salah satu sekolah memenangkan peperangan maka sekolah yang kalah harus memberikan apa yang pemenang inginkan.

Dengan adanya pernyataan tersebut Pemerintah dan Seluruh Sekolah di Indonesia setuju dan menerima adanya ‘School War’. Mereka beranggapan bahwa adanya ‘School War’ ini sangat bermanfaat bagi mereka untuk merasakan seperti apa Perang itu sesungguhnya juga memanfaatkan potensi milik mereka. Walaupun pada kenyataannya Perang bukanlah sesuatu yang indah maupun menyenangkan melainkan Mengerikan. Bukankah begitu ? Tentu itu sangat mengerikan. Tidak ada orang di dunia ini yang menginginkan Perang. Baik lama  maupun Sebentar, Perang itu bukan lah sebuah jawaban atau sesuatu yang Indah !

Dari setiap penyelenggaraan ‘School War’ sampai saat ini belum ada yang meregang nyawa dan dinyatakan bahwa ‘School War’ aman.

5 bulan setelahnya, ‘School War’ terbesar dimulai, yaitu Perang besar antara Kota J dan BD. Yang ikut serta dari perang itu ada 3 dari Kota J yaitu School Central of City J, The Great Family School of City J, dan Talented School of City J, Dimana mereka bertiga dikenal sebagai “School Order” atau “Order”.

Ketiga sekolah ini dikenal sebagai sekolah yang paling Terbaik se Indonesia dan semua Murid terbaik di Indonesia bersekolah di sini. ‘School Central’ adalah Sekolah Pusat dan Inti juga yang paling terbaik di Indonesia, Para Murid di sekolah ini adalah Murid-murid dari seluruh penjuru Indonesia yang dapat di bilang yang Paling ‘Pintar’ dan pemimpin Sekolah ini adalah Murid terpintar se Indonesia. ‘School Family’ adalah sekolah khusus Keluarga ternama dan keluarga besar yang ada di Indonesia, Sekolah ini penuh dengan Keluarga-keluarga Elit dan kaya, Di sekolah ini juga berbagai macam generasi keluarga ada. ’Talented School’ adalah sekolah khusus bagi para murid yang sangat bertalenta Seperti Olahraga dan penemuan, Di sekolah ini juga ‘School Weapon’ di buat.

Lalu lawan mereka dari Kota BD adalah The All-Great School of City BD atau dikenal juga sebagai “Legion”, Persatuan besar dari Seluruh sekolah di Kota BD. Seluruh sekolah di kota BD Menyatukan kekuatan mereka untuk menjadi yang terbaik dan yang terkuat di School Nation untuk menggulingkan ‘Order’.

School War yang satu ini dinyatakan School War yang paling lama, Pasalnya perang ini berlangsung selama 1 tahun penuh. Mereka menamai Perang ini “The First Great War”. Perang ini juga merupakan ‘Perang Besar’ pertama. Banyak kerugian yang di timbulkan akibat dari perang ini. Perang ini juga memiliki jarak antar kota yang cukup jauh. Awal perseteruan dari School War ini adalah Pimpinan dari ‘Legion’ dimana dia merasa bahwa ‘Order’ sudah terlalu lama memimpin School Nation dan menjadi pusat bagi School Nation. Hasil dari perang ini adalah ‘Order’ memenangkan pertandingan dan meminta ‘Legion’ untuk tidak macam-macam lagi dengan mereka, Namun Legion tidak ingin menyerah begitu saja dan mengabaikan peringatan tersebut. Sampai sekarang kedua Kubu ini belum akur dan mereka masih saja melakukan perang Politik, Militer, Ekonomi, dan Kecerdasan.

Ada dua hal yang terjadi selama dan sesudah perang usai. Pertama, Keluarnya atau ditemukannya Kemampuan atau kekuatan yang cukup aneh dari banyak Anak berumuran 6-7 tahun di Indonesia. Kemampuan ini juga tidak jelas darimana datangnya dan apa penyebabnya. Hal ini di rahasiakan oleh para Dokter agar menjaga warga masyarakat tidak panik. Kekuatan ini juga tidak terlalu berlebihan untungnya UNTUK saat itu. Yang kedua adalah perkataan dari pemimpin School Order setelah perang usai. Dia berkata-

“Dalam 10 tahun kemudian…setelah era kita selesai…Generasi baru akan lahir”
“Sebuah Generasi emas.”
“Generasi yang berdampak lebih besar untuk School Nation. “
“Generasi yang akan menjadi panutan untuk penerusnya dan untuk yang lain.”
“Sebuah generasi…Yang melebihi kita semua di jaman ini.”
“Generasi yang…’Mengerikan’ tetapi juga ‘Luar biasa’.”
“Generasi yang akan disebut sebagai ‘Generasi Emas’”
“Sebuah era yang disebut ‘Golden Era’.”
“Semua hal menarik bukan berasal dari Era dan Generasi kami…Melainkan dari kalian semua nantinya 10 tahun mendatang.”
“Kalian lah…Orang-orang hebat itu…”
“Kami semua menunggu….10 tahun kemudian nantinya. Dari Sekarang.”
“Buat sebuah Era yang cocok aku dan kami semua panggil ‘Generasi Emas’ dan ‘Era Emas’.”

Perkataanya itu disiarkan langsung ke seluruh Indonesia. Tidak ada yang tidak mendengar ini bahkan semua Anak pun juga ikut mendengarnya. Tidak ada dari mereka semua yang tidak senang, Mendengar itu semua bagaikan Hadiah untuk mereka, bagaikan sebuah cerita kepahlawanan, Bagaikan sebuah dunia baru untuk mereka nantinya, Merupakan sebuah ramalan yang besar. Dan sekarang 2X16, 10 tahun sudah berlalu semenjak kejadian itu. Semua menantikan terbuktinya ramalan itu dan tentunya menunggu Lonceng pergantian Era untuk dimulai. Era ini seperti yang sudah di katakan sebelumnya di sebut, “GOLDEN ERA”.


PLOT – Raja ; Chaos

Cerita Serial ini dengan Nama Raja dan dengan Kode Chaos menceritakan tentang seorang Murid dengan panggilan ‘Raja’. Raja adalah panggilan yang ia dapatkan dari Sora dan Murid-murid lainnya. Cerita yang menceritakan awal Tahunnya di SMA Area 2 dengan tujuan untuk mencoba Kekuatan dan kemampuan yang ia miliki. Penuh dengan niatan jahat, Raja bukanlah orang yang dapat dibilang ‘Baik’ melainkan orang yang dapat di panggil sebagai Antagonist atau Simbol kejahatan di School Nation Golden Era.

Cerita ini juga tentang Sora, Seorang Perempuan yang paling cantik yang pernah ada. Sora memulai kisah SMAnya di SMA Area 2 dengan harapan mendapatkan sesuatu yang menarik untuknya.

Mereka berdua pun memulai Tahun pertama di SMA dengan mewujudkan tujuan Mereka berdua.


Chapter 1 – I’am…Raja


Prologue

Semuanya ada…Semuanya Terlihat…Mereka semua…Ada di sini…

Seorang Laki-laki mengenakan Jaket Merah dan berkibar di belakangnya juga mengenakan Topi hijau di kepalanya.

Celananya yang berwarna abu-abu, Sarung tangannya yang hanya melindungi seluruh 4 jarinya di kedua tangannya kecuali Jempol yang hanya setengah.

Lelaki itu memegang dua senjata di kedua tangannya. Di kanan memegang Pickman Blade di kiri memegang Machete buatanya sendiri.

Dia membelakangi pemandangan yang indah di depannya.
Berdiri di hari yang semakin senja, Sinar matahari Senja menyinarinya dan lautan yang memantulkan sinar matahari Senja.

Dari belakangnya…Ada seorang Perempuan mengenakan Jaket Hoddie merah dengan …Mendekatinya…

Perempuan itu berambut hitam di ikat Ponytail…Mendekatinya…

……………………………………………………..

Seorang laki-laki Mengasah kedua senjatanya secara bersamaan yang dia kenakan di kedua tangannya 
di bagian bawah.

Di kanan sebuah Blade/Bilah panjang dan di kiri Hidden Blade yang panjang.

Dia bersender pada sebuah tembok.

Dia berada di gang kecil.

Banyak cahaya mobil lewat…Menyinarinya secara bergantian.

Dia mengenakan Seragam sekolah berjas Merah, Dasi Merah, Celana Merah, Baju lengan panjang berwarna putih di balik Rompinya yang berwarna merah.

Di sana juga sangat banyak…Tubuh manusia…Yang bergeletak...

……………………………………………………..

Seorang Laki-laki duduk di atas Meja dengan kedua lengannya di taruh di atas Lututnya.

Dia mengenakan pakaian Rapih. Baju lengan panjang dengan kancing, Rompi berwarna Biru Tua, Dasi berwarna hitam, Celana Biru Tua, dan Sarung tangan hitam.

Jari jemarinya yang perlahan terlihat seperti memainkan sebuah Benang boneka yang tidak terlihat di sana…

Tidak…Itu ada…Bukan sebuah Boneka…Melainkan seorang Manusia…
Ada banyak Tubuh manusia yang bergerak layaknya boneka yang di mainkan…
Olehnya…

……………………………………………………..

Seorang Perempuan berambut ungu cerah lurus panjang memegang Pedang yang masih di sarungnya di pinggang sebelah kirinya.

Perempuan itu mengenakan pakaian berwarna Ungu  bertangan panjang yang memperlihatkan kedua bahunya sedikit  dan Rok pendek berwarna Ungu.

Perempuan itu mengeluarkan pedangnya dan mengayunkannya dengan sangat cepat…
Sangat cepat yang bahkan kau tidak dapat melihatnya…

Perempuan itu kemudian memasukkan pedangnya kembali ke sarungnya…

Secara tiba-tiba banyak Rumput dan daun pohon yang berterbangan di hadapannya…

Dia berdiri di depan pohon yang besar…Yang dimana seluruh Daunnya telah hilang…
Di potong…Olehnya…

……………………………………………………..

Seorang…Seorang…Seorang yang terlihat Misterius berjalan erlahan dari balik bayangan yang sangat Gelap…

Dia keluar secara perlahan dan memperlihatkan wujudnya…

Dia mengenakan topeng  yang terbuat dari Metal berbentuk Tengkorak…

Dia mengenakan Jas yang cukup besar untuk menutupi seluruh tubuhnya. Jasnya berwarna Hitam Pekat dan memancarkan Aura kegelapan di sekitarnya.

Di tangannya…Dia membawa sebuah Senjata…Sniper…Senjata Sniper yang berwarna hitam…
Dia…Mengeluarkan banyak asap dari balik topengnya di bagian Mulutnya…

……………………………………………………..

Seorang Laki-laki…Yang sangat besar…Sangat Besar…Tingginya sekitar 2.5 Meter…

Dia berotot…Sangat terlihat berotot…

Dia mengenakan Kaos Putih, Rompi yang terlihat seperti milik Geng Motor, Celana Jeans panjang.

Dia melipat lengan kanannya dan menjepit telapak tangannya dengan Lengan kirinya.
Dia sedang memainkan koin di tangan kirinya…Memantulkannya ke atas menangkapnya ketika jatuh kembali ke tangannya dan melakukannya lagi terus menerus…
Dia yang sedang menyamping dan bersender pada sebuahtembok.

……………………………………………………..

Seorang laki-laki memegang gagang pedang yang tertancap di batu…

Dia berambut Hitam dengan campuran putih panjang sampai kepunggungnya…

Mengenakan pakaian yang berwarna biru dengan motif-motif unik berwarna merah.

Dia mencabut pedang itu dari Batu dan dengan kuat tenaga Menancapkannya ke tanah…
Dia juga berlutut saat melakukan itu…

……………………………………………………..

Seorang perempuan cantik mengenakan gaun Merah indah berwarna Merah Bunga Mawar…

Berambut panjang sampai punggung  berwarna Merah Mawar dan setiap ujung rambutnya sangat lah tajam bagaikan Duri Mawar. Dua helai rambut bagian depannya membentuk seperti huruf “M” dan memperlihatkan jidatnya.

Dia berada di sebuah taman Bunga…Taman bunga yang penuh dengan Mawar Merah…

Namun…Perlahan…Semua mawar itu…Mati…

……………………………………………………..

Seorang Laki-laki mengenakan Jaket ber-Hoddie berwarna Hitam

Hoddie jaket itu menutupi Bagian matanya yang juga tertutup oleh Rambutnya yang berwarna Hitam seperti bayangan.

Dia bersender di sebuah banguan yang sedang dalam proyek pengerjaan dan melipat kedua lengannya.

Dia sendirian…Tidak…Tidak sendirian…

Ada ‘Dia’ satu lagi di belakangnya sedang berdiri…Tunggu…’Dia’ yang lain ?

Tidak…Tidak hanya dua…Ada banyak…Sangat banyak…Benar-benar banyak wujud dari ‘Dia’…
Mereka semua…Berwujud satu orang yang sama dengan pakaian yang sama pula… 

……………………………………………………..

Seorang perempuan mengenakan Seragam yang segalanya putih kecuali Dasinya yang berwarna merah.

Berambut Hitam pendek, Perempuan ini sedang duduk santai menikmati sebuah Teh manis hangat.
Dia berada di suatu tempat yang terlihat seperti Halaman belakang Rumah dengan taman dan Pohon 
yang indah.

Perempuan ini…Terlihat cukup misterius…

……………………………………………………..

Seorang laki-laki tampan berambut Hitam pendek bermata Biru Indah sedang berdiri sendiri.

Mengenakan Baju hitam lengan panjang berkancing dan berkerah, Dia melipat kedua bagian lengan bajunya sampai di atas Siku.

Dia kelihatan sangat kuat dengan ototnya yang sangat cocok untuk tubuhnya yang terlihat sebagai Tubuh laki-laki idaman.

Dia dengan santai berdiri sambil melihat ke bawah.

Lalu secara perlahan, Ada banyak tangan yang menggapainya…Ada sangat banyak Tangan-tangan yang menggapainya dan menyentuhnya…

Dia terlihat seperti sebuah perwujudan dari…’Dewa’…

……………………………………………………..

Seorang Perempuan Serba putih berdiri sendiri…

Rambutnya yang berwarna Putih di ikat model Twintail, Kulitnya yang putih dan halus bagaikan salju….

Dia beridiri di sebuah TKP Kejadian kecelakaan…

Ada bekas darah di depannya. Di sebelahnya ada sebuah Mobil jeep yang hancur di bagian depannya. 

Ada banyak sirine mobil polisi dan lampu mobil polisi yang berwarna Biru dan merah.

Perempuan ini kelihatan sangat Kesakitan…Dan Sedih…

Perempuan ini melihat ke bawah…Sebuah tubuh anak kecil…Yang berlumuran darah…

……………………………………………………..

Yang Terakhir….Terakhir…

Seorang perempuan yang membelakangi pengelihatan kita berdiri di sebuah taman.
Perempuan ini di sinari oleh sinar Matahari Cerah.

Dia mengenakan Jaket Hoddie merah panjang sampai lutut dan jaket itu berkibar menghiasinya.
Perempuan itu berambut Coklat Cerah lurus panjang. Rambutnya menjadi semakin indah karena pantulan Sinar matahari…

Tapi sayang…Kita tidak dapat melihat wajahnya karena membelakangi pengelihatan kita…

Tapi…Tunggu dulu…Perempuan itu terlihat sedikit terkejut…Apa dia menyadari kita ?

Perempuan itu kemudian menengok kebelakang seperti merasa ada yang melihatnya.

Perempuan itu sangat Cantik. Benar-benar cantk…Benar-benar Sangat Cantik….

Matanya yang berwarna Coklat Muda cerah yang bersinar-sinar…Melihat…

Melihat………..

Tunggu…perempuan cantik itu…Dia…Dia Melihat…

Dia melihat…

Kearah Kalian…



Part One

Hari yang cukup cerah untuk memulai awal tahun SMA di tahun 2X16 ini. Suasana sekolah penuh dengan Murid-murid baru penuh dengan harapan dimata mereka.

Di luar pintu gerbang sekolah, Murid-murid baru ini masuk  dengan harapan mereka masing-masing. Tidak ada yang tidak menyukai awal tahun dari masa indah kehidupan di SMA, Siapa yang membencinya ?! Tentu mereka pasti senang dan penuh harapan. Bukankah begitu ?

Gemuruh yang dihasilkan dari Langkah kaki, Suara-suara bisikan dan juga suara dari mulut murid baru memenuhi jalan menuju Gerbang sekolah. Hembusan angin pagi yang sejuk dan sinar matahari pagi yang hangat menyertai mereka semua. Namun dari sekian banyaknya Murid baru yang datang ada satu, Ya - Hanya satu Murid yang terlihat berbeda dari semuanya.

Dia menggenakan Jaket Hitam-Putih, Warna Hitam dibagian semua Lengan dari ujung sampai kerah dan sisanya bagian tubuh berwarna Putih, Garis bagian Pinggang Jaketnya berwarna Hitam dan di dada sebelah kirinya terdapat sebuah logo bertulisan “Killer” berwarna Merah Gelap dan di dalam Jaketnya dia mengenakan Seragam sekolah yang sudah berompi berwarna Hitam dan Kaos seragam sekolah miliknya berbeda dari yang lain dimana berwarna Abu-abu tetapi dia berwarna merah dan dasinya berwarna Hitam-Putih bercorak catur berbeda juga dengan murid yang lain.

Di atas itu semua, Murid ini mengenakan Topi berwarna Lorek Hijau yang bercampur warna Hijau Muda dan Tua layaknya warna tentara, Namun warna ini lebih gelap. Di Topi itu terdapat Logo berwarna Oranye  berbentuk “V” dan Huruf yang menyerupai “A” tanpa garis tengah.
Celananya berwarna Hitam sama persis untuk Seragam sekolahnya dan Sepatunya berwarna Merah dengan Garis Hitam.

Tas Sempang berwarna Hitam campur Putih, abu-abu dan Merah yang ia selempangkan di Pundak kanannya. Melihat ini dapat di simpulkan kalau dia bertangan Kidal.

Matanya berwarna Merah. Terkadang matanya bisa dilihat sangat Tajam dari pada biasanya dan ini memberikan Intimidasi yang kuat terhadap lawan pandangnya.

Rambutnya bercampur warna Merah yang tidak terlalu gelap dan tidak terlalu terang dengan warna putih yang berbelang-belang di setiap helai rambutnya. Rambutnya hampir persis seperti model perempuan berambut pendek panjang sampai ke leher. Jika dilihat maka warna rambutnya menyatu dengan sempurna dan tidak ada yang menyadari kalau itu berbelang.

Tubuhnya sangat Slim dan ramping. Dia kelihatan sangat Feminim untuk seorang laki-laki membuatnya sangat susah untuk di bedakan Jenis Kelaminnya. Kulitnya juga sangat Putih untuk seorang Laki-laki tidak seperti laki-laki pada umumnya. Kulitnya juga sangat halus.

Tangan kanan yang ia masukan di kantung Celananya dan tangan kiri yang awalnya  ia masukan di kantung jaketnya ia keluarkan.

Lirik atas dan Lirik Bawah. Lirik kanan dan Lirik Kiri.

Anak ini melihat keadaan sekitarnya dengan tajam dan mulut Rapat. Tampangnya yang tanpa Ekspresi dan Emosi tergambar di wajahnya, Mulutnya tertutup rapat dan matanya terbuka seperti orang dengan pikiran kosong. Wajahnya yang dapat dibilang ‘Imut’ ini membawa banyak pertanyaan tentang ‘Gender’nya – Ya – Dia cukup ‘Imut’ untuk seseorang yang memanggilnya Laki-laki dan juga dia sangat ‘Imut’ bagi mereka yang memanggilnya perempuan.

Dia tidak mengatakan sepatah kata pun beda dari mereka Murid-murid yang jalan memasuki gerbang sekolah. Dia memulai langkah awalnya melewati gerbang dengan cukup santai tanpa emosi dan ekspresi.

Setelah melewati Gerbang sekolah, ‘Dia’ membuka tasnya dan mengambil Dompet di dalamnya. Dari dompet itu dia mengambil kartu pelajar miliknya dan melihat Kelas yang ia tempati – Kelas 1-C.

-Ah, sepertinya disini kelas ku.

Pikirnya yang tanpa suara di otaknya dan di mulutnya. Dia hanya melihat kartu pelajarnya kelas berapa yang ia tempati dan menaruh kembali Kartu pelajarnya dalam dompet dan memasukkan dompetnya ke dalam tas lalu memulai kembali jalannya menuju kelas.
Anak itu yang sebelumnya datang dengan santai kini sedang mencari dimana kelasnya berada. Sambil melihat keatas papan penanda kelas dia terus berjalan dan terus mencari sampai pada akhirnya bagian Kelas 1 Berada di lantai 2.

-Kelas 1-C
Bertulisan seperti itu di papan bagian atas dekat pintu masuk kelas. Dengan langkah kecil, Ia masuk kedalam melewati pintu yang sudah terbuka, Dia melihat ada 29 orang penuh didalamnya. Berbicara, Tertawa bersama, Mengobrol bersama, dan mencari bangku untuk di duduki bersama. – Ya – satu meja untuk 2 orang, dan meja itu cukup besar untuk 2 orang.

Setelah melihat-lihat sekeliling-

Tentu…Dengan ekspresi datar miliknya-

Dia melihat 1 kursi kosong di paling belakang baris kedua. Namun di sebelahnya sudah di tempati seseorang.
Perempuan ?...Ya – Seorang Perempuan…Perempuan yang amat-sangat cantik. Dilihat darimana pun dia sangat Cantik. Benar-benar yang paling cantik dari semuanya.

Rambutnya yang Sangat Putih bagaikan Salju di ikat dengan model Twintail dengan warna Ikat rambut Hitam,  Kulitnya yang sangat Putih bagaikan salju juga, Kulitnya kelihatan benar-benar halus, bahkan dengan melihatnya saja Kulit itu sangat terawat dengan cukup baik.
Matanya yang Merah sama seperti miliknya mengira dia seperti melihat bayangan dirinya dengan Gender yang berbeda.

Perempuan Serba Putih-Cantik-Imut-Manis itu juga berbeda dengan yang lainnya.

Dia mengenakan seragam Khusus yang dibuat hanya untuknya. Mungkin saja ini Pemberian Special untuknya dari Sekolah karna kecantikannya yang begitu memukau. Dari pada di bilang cantik mungkin lebih tepat di bilang ‘Imut’ – SANGAT IMUT…

Seragam khusus yang Perempuan itu kenakan berwarna Putih seluruhnya. Sudah bagaikan menyatu dengan dirinya dan kulitnya. Seragam baik Jas, Rompi, Kaos, Mini Skirt  dan juga Dasi yang ia kenakan Semuanya berwarna Putih. Yang berbeda dari pakaiannya adalah High Knee Socks berwarna hitam yang dia kenakan dan ikat rambutnya.

‘Perempuan Putih’ itu yang sekarang sedang memandang kosong kearah kiri lurus dihalangi secara tiba-tiba oleh seseorang. Dia terkejut sedikit dan melihat ke atas. Dia melihat seseorang dengan Wajah Imut dan tampang bagaikan bertanya-tanya. Mata orang itu melebar namun mulutnya tertutup rapat tidak terbuka sedikit pun, Lalu orang itu memiringkan kepalanya ke arah kiri bahu miliknya dengan tampang bertanya-tanya.

Perempuan itu bingung apa yang sebenarnya ‘Orang itu’ inginkan.
Kemudian dia melihat kebawah ke arah kursi, Tangan ‘Orang itu’ menunjuk ke bangku yang kosong.

-Boleh aku duduk disini ?
Itu yang ‘Dia’ maksud dari menunjuk kursi kosong itu.
Raut wajahnya yang kelihatan bertanya namun tidak ada suara sedikit dan sekecil apapun itu menanyakan kepada Perempuan Putih itu.
Perempuan itu melihat ke arahnya dengan Mata yang terbuka sama seperti si penanya itu.

“Aa…Tentu”
‘Perempuan putih’ itu menjawab.
Dilihat darimanapun mereka tampak seperti Kembar. Postur tubuh mereka hampir sama dan tingginya juga wajahnya pun juga hampir terlihat mirip, Warna kulit mereka juga putih walaupun ‘Perempuan itu’ lebih putih.

Yang dipersilahkan duduk itu pun menarik kursinya keluar dan menaruh tasnya di atas meja, Dia mengeluarkan berupa Buku catatan tulis berukuran praktis yang dapat dengan mudah di bawa kemana saja. Setelah mengambil buku itu dia menaruh tas Sempangnya di pinggir bawah sebelah kiri mejanya.
Melihat buku catatan tersebut menimbulkan rasa penasaran Perempuan Putih itu.

“Nee…”

Perempuan itu memanggil orang tadi dengan suara yang sangat halus dan terdengar manis.

“Untuk apa buku itu ?” ‘Perempuan Putih’ itu bertanya.

Orang itu yang sambil melepas topi dan jaketnya melihat kearah Perempuan putih itu dengan wajah Lugu datar tanpa ekspresi dan arti, Dia mulai menulis dengan tangan kirinya di salah satu halaman buku tulis itu.

Setelah selesai menulis, Orang itu membalik bukunya ke arah si Perempuan Putih dan menunjukan tulisnnya.

“-Untuk Berkomunikasi” itu yang tertulis di buku catatan

“Hmm…?”

Lagi, Orang itu kembali mulai menulis.

“-Aku tidak pandai dan tidak suka berkomunikasi” Itulah yang tertulis selanjutnya.

“Aaahhh…Begitu ya…”

Perempuan itu melihatkan Ekspresi paham.

“Aku mengerti sekarang”

Wajah yang ‘perempuan itu’ buat sangat lah manis dan setelah mengucapkan itu dia tersenyum dengan manisnya. Senyumannya sudah bagaikan pencerahan dan penyegar mata dan melihat senyumnya membuat hati jadi terasa hangat dan damai.

Anehnya orang ini tidak menunjukkan ekspresi hangat tersebut. Wajah dan tampangnya masih sama seperti biasa – Datar bagaikan tidak terjadi apa-apa.

“Nee…”

Perempuan itu kembali memanggilnya.

“Namamu…?-”

Untuk pertama kalinya setelah menutup rapat mulutnya, ‘Orang itu’ membuka sedikit mulutnya hanya karena terkejut mendengar pertanyaan si Perempuan Putih itu. Hanya…Sedikit.

“Siapa namamu ?”

Mendengar pertanyaan itu, Dia langsung menulis di bukunya.

“-Namaku ?” itu yang tertulis di buku catatan.

“Tentu. Namamu” Perempuan itu membalas.

“-Bagaimana dengan mu ?” itu yang tertulis di buku catatan.

“Mmmm…” Perempuan itu tersenyum padanya lagi.

Tentu. Aku juga akan memberitahu mu”

“Tapi-” ‘Perempuan putih’ itu belum selesai dari bicaranya dan melanjutkan.

“Aku yang bertanya terlebih dahulu jadi kau duluan yang memberitahu namamu. Ok”
Lagi ‘Perempuan Putih’ itu tersenyum dari setiap akhir kalimatnya.
Setiap senyumannya sangat lah indah.

‘Orang itu’ sekejap merasa kalau ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. ‘Dia’ merasa kalau pikirannya baru saja di baca.

“Bagaimana ? Kau ingin memberitahunya kan !?”
Pertanyaan itu terdengar seperti ‘Perempuan Putih’ itu mengetahui apa yang di pikirkan dari ‘Orang itu’.

Tidak perlu basa-basi lagi, ‘Orang itu’ setuju dengan menganggukkan kepalanya dan mulai untuk menuliskan namanya di buku tulis miliknya.

Setelah menuliskan namanya di buku tulis miliknya, ‘Orang Itu’ memperlihatkannya kepada ‘Perempuan Putih’ itu.

‘Perempuan Putih’ itu membacanya.

“Ho Ho…Begitu…Ok. E-“

Disaat ‘Perempuan Putih’ itu sedang membaca nama ‘Orang itu’, ‘Perempuan Putih’ itu terkejut. 
‘Perempuan Putih’ itu melihat sebuah Inisial dari nama ‘Orang Itu’.

“S…Inisial ‘S’…Mungkinkah…?-” Setelah membaca namanya tersebut,  pandangan ‘Perempuan Putih’ itu langsung menuju kepada ‘Orang Itu’.

‘Orang Itu’ langsung menutup buku tulisnya dan menggelengkan kepalanya.

Melihat reaksi tersebut, ‘Perempuan Putih’ itu paham apa yang di maksud dari Inisial ‘S’ ini.

Emm, Baiklah aku mengerti. Tenang saja”
Mendengar perkataan ‘Perempuan Putih’ tersebut membuat ‘Orang itu’ mulai sedikit mempercayainya.

“Ok. Sekarang giliran ku”

‘Perempuan Putih’ itu menepati janjinya dan mulai untuk memberitahu namanya.

‘Orang Itu’ dengan tenang mendengarkan siapa nama ‘Perempuan Putih’ itu.

“Namaku Sora. Sora Yuki atau Yuki Sora. Kau boleh memanggil ku Sora. Aku memiliki darah Jepang dan Indonesia. Salam kenal”

Di akhir perkenalannya. Sora tersenyum manis kepada ‘Orang itu’.

Nama Perempuan Putih itu adalah Sora Yuki. Dia memiliki 2 Darah dan 2 warga kenegaraan yang membuatnya dapat bersekolah di Indonesia atau juga ‘School Nation’.

-Sora namanya….Sora….Sora…Sora…Nama itu…Suara manis itu…Senyumannya yang indah dan manis…Aku baru merasakannya…Perasaan itu…Ada apa ini ? Apa kita pernah bertemu ?! Tapi dimana, Kapan, dan Siapa…?

‘Orang itu’ dalam sekejap memikirkan sesuatu tentang Sora seolah dia pernah bertemu dengannya. Tentu tidak dengan suaranya dia memikirkan hal itu di otaknya namun dengan bayang-bayang. Bayang-bayang itu langsung datang begitu saja ke otaknya seolah-olah memberikan dia petunjuk dan ingatan. Sedikit mirip seperti Déjà vu Tapi, Dia tidak ingat dan tidak mengerti sedikitpun, Apa yang sebenarnya terjadi ?

‘Orang itu’ merasa pusing dan memegang kepalanya dengan tangan kirinya.

“Hmmm…Ada apa ?” Sora bertanya kepada ‘Orang itu’.

Mendengar pertanyaan Sora, ‘Orang itu’ menenangkan dirinya.

“Oh Kau tidak apa-apa. Seharusnya kau katakan saja jangan di pikirkan”

Setelah mendengar perkataan dari Sora, ‘Orang itu’ sedikit terkejut dan melirikan matanya ke arah Sora.

‘Orang itu’ berpikir kalau Sora dapat membaca pikirannya. ‘Dia’ berpikir kalau dari awal sebenarnya Sora sudah mengetahui apa yang ingin dia katakan bahkan sebelum ‘Dia’ menuliskannya di buku tulisnya. Tapi sepertinya Sora sangat senang untuk menggoda orang lain.

Melihat ‘Orang Itu’ sedang berpikir, Sora kemudian tersenyum licik kepadanya.

“Nee…Kau pasti sedang berpikir ‘Bagaimana aku bisa mengetahui apa yang sedang kau pikirkan’ Betul”
Sora menggodanya dengan wajah dan senyuman licik miliknya sekaligus juga mengatakan apa yang sedang ‘Orang Itu’ pikirkan.

‘Orang Itu’ terkejut dan memiringkan kepalanya ke arah kiri sedikit.

“Aa. Ternyata benar”

Melihat reaksi ‘Orang Itu’ Sora merespon dengan ekspresi yang senang dan tertawa kecil.
Lagi ‘Orang Itu’ kembali terkejut dan matanya kali ini melebar. ‘Orang itu’ kemudian memegang kepalanya lagi, Merasa pusing atau merasa seperti pikirannya benar-benar di baca.

“Hmm, Ada apa ?”
Suara halus dan lembut itu memecah pikiran berat ‘Orang itu’.

‘Orang itu’ menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Sora.

“Ah…Begitu kah ?!”

‘Orang itu’ mengangguk.

Sora lagi, Tersenyum kepada ‘Orang Itu’. Sepertinya Sora baru saja membaca pikirannya. Melihat Senyuman Sora, ‘Orang Itu’ sedikit berhati-hati dalam berpikir.

“Aa…Kau hebat…”

“Tidak ku sangka kau dapat mengosongkan pikiran mu dengan cepat dan begitu mudah”

“Hm Hm…Lumayan” Sora tersenyum terkesan
‘Orang Itu’ sepertinya menyadarinya. ‘Dia’ sadar kalau Sora memang membaca pikirannya dan dengan sekejap mengosongkan pikirannya supaya Sora tidak dapat membaca pikirannya lagi.

Sora kembali tersenyum dengan manis.

“Yosh. Tidak perlu di rahasiakan lagi”

Melihat Sora yang sedikit senang dan gembira itu membuat ‘Orang Itu’ sedikit penasaran dan tanpa ‘Dia’ sadari ‘Dia’ membuka sedikit pikirannya dan mulai sedikit berpikir. Baru sebentar dan sedetik saja ‘Dia’ mulai berpikir, Sora langsung bereaksi.

“Aa. Kena kau.” Kembali Sora tersenyum licik.

‘Orang Itu’ kemudian tersadarkan dengan kelalaiannya sedikit untuk mengosongkan pikirannya.


“Hehe. Kau membuka pertahanan mu” Sora tersenyum lucu.

‘Orang Itu’ hanya bereaksi seperti biasa. Reaksi biasa miliknya di sini yaitu Tidak mengekspresikan apa-apa hanya terdiam dan wajahnya datar tanpa arti. Tapi matanya terlihat tajam.

“Ok. Kalau begitu. Aku akan memberitahu kemampuan ku padamu”
Sora akhirnya ingin mengungkapkan kemampuan yang dia miliki kepada ‘Orang Itu’.

“Itu memang benar kalau aku dapat membaca pikiran mu. Dapat di bilang juga-“

Untuk perkataan selanjutnya, Sora memiringkan kepalanya sedikit ke arah kanan, Menaikkan Bahu kanan miliknya dan tersenyum dengan tajam, Matanya juga terlihat tajam.

“Aku ini dapat membaca pikiran Orang lain. Dengan mudah.”

Sora mengatakan kepada ‘Orang Itu’ kalau kemampuannya adalah Dapat membaca pikiran. Itu sebabnya kenapa Sora dapat mengetahui dengan mudah apa yang dipikirkan oleh ‘Orang Itu’

Mendengar perkataan dari Sora, ‘Orang Itu’ hanya menaikkan kepalanya sedikit mengartikan kalau ‘Dia’ mengerti.

“Hehe. Bagaimana menurut mu ? Cukup menarik bukan” Sora tersenyum dengan manis.

‘Orang Itu’ menjawab Sora dengan memberikan simbol “OK” dengan tangannya. Di sini untuknya mengartikan sebagai “Menarik”.

“Hehe. Aku senang kau tidak takut dengan kemampuan ku ini” Sora tersenyum cukup senang.

Merasa bingung dengan perkataan Sora, ‘Orang Itu’ mulai menulis kembali di buku tulis miliknya. Kali ini ‘Dia’ berusaha untuk menulis sambil mengosongkan pikirannya agar Sora tidak membaca pikirannya lebih jauh selain apa yang ‘Dia’ ingin katakan hanya untuk berjaga-jaga.

“Ohh. Kau hebat”

“Kau dapat menulis sambil mengosongkan pikiran mu. Aku mulai sedikit terkesan”

Walaupun ‘Orang Itu’ menulis sambil mengosongkan pikirannya, ‘Dia’ sama sekali tidak kesusahan dan masih tetap bisa menulis dan berfikir dengan tenang.
Sepertinya usahanya berhasil. Sora benar-benar tidak dapat membaca pikirannya tapi Sora mengetahui kalau ‘Dia’ sedang mengosongkan pikirannya. Sepertinya kemampuan atau Kekuatan milik Sora cukup besar.

Selesai menulis, ‘Dia memperlihatkan tulisannya kepada Sora. Disitu tertulis-

“-Ada apa dengan kekuatan mu ini ?” itu yang tertulis.

“Hmm. Bagaimana ya…” Sora sedikit bingung bagaimana dia harus menjelaskan.

“Setiap kali aku membaca pikiran orang-orang dan menebak apa yang mereka pikirkan, Mereka ketakutan dan merasa tidak nyaman.”

Ya, Itu wajar saja. Orang-orang pasti berhati-hati dan merasa sedikit terganggu jika bertemu dengan seseorang yang dapat membaca pikiran mereka. Tapi sepertinya ‘Orang Itu’ mulai sedikit tertarik dengan kemampuan milik Sora.

“Tapi…-“ Sora melanjutkan perkataanya.

Mendengar kata “Tapi” tersebut, Membuat ‘Orang Itu’ sedikit menjadi serius.

“Aku Tidak begitu peduli dengan apa yang orang lain katakan kepada ku…Dalam pikiran mereka…”

‘Orang itu’ masih melihat Sora dengan serius.

“Maksud ku…Ini lah kelebihan ku dan ini lah kemampuan ku. Aku memang harus memanfaatkannya dengan baik untuk diri ku sendiri dan tidak boleh benci dan menyianyiakannya. Bukan begitu~”

Di akhir perkataannya, Sora tersenyum sedikit pahit.

Mata dan ekspresi ‘Orang Itu’ menjadi tajam. Matanya melebar dan seperti ada yang menyerang perasaannya setelah mendengar perkataan Sora.

“Hoh…” Sora melihat ke arah ‘Orang Itu’.

“Kau…Sepertinya kau…Sama sekali tidak keberatan. Bukan begitu ?!” Sora memastikan.

‘Orang Itu’ membalasnya dengan memiringkan kepalanya ke arah Kiri. Di sini di artikan kalau ‘Dia’ 
tidak keberatan dengan kemampuan Sora.

“Ahaha. Aku sedikit senang”


“Kau Orang pertama yang tidak merasa terganggu dengan kemampuan ku ini”

“Sepertinya aku mulai tertarik padamu”
Sora mengakhirinya dengan tersenyum dan menutup matanya sambil menaruh dagunya di telapak tangan kananya yang dia taruh berdiri di atas meja.

‘Orang Itu’ merasa sedikit senang. Namun di rasa senang miliknya, ‘Orang Itu’ itu tahu kalau Sora menyembunyikan sebuah perasaan. Perasaan sedih. Di balik dari rasa tidak peduli Sora, Sora merasa kesakitan dari kekuatan miliknya dan sepertinya kekuatannya tidak bisa Sora kendalikan dengan baik. Kekuatan Sora sangat besar dan sepertinya menyiksanya.

‘Orang itu’ kembali menulis.

“-Kau harus senang dan memanfaatkannya lebih baik lagi” Itu yang dia tulis.

Sora terkejut dan melihat ‘Orang itu’ dengan ekspresi yang benar-benar terkejut.

“Hai…?” Sora merasa bingung.

“-Jika kau tidak dapat membuat orang lain senang dengan kemampuan mu. Maka kau harus memanfaatkannya lebih baik lagi” Itu yang dia tulis selanjutnya.

Mata Sora melebar dan bersinar. Jantungnya berdegup kencang setelah membaca tulisan tersebut.

“A...A…Yeah…Aku tahu itu…Tapi-“ Sora sedikit susah berbicara.

“Aku tidak tahu harus memanfaatkanya seperti apa lagi”

‘Orang itu’ kemudian juga merasa bingung.

Secara tiba-tiba, ‘Orang itu’ kemasukan sebuah Ide. Ide yang masuk dengan cepat itu yang seolah-olah menyambar bagaikan kilat ke otaknya membuat ‘Dia’ membuka matanya lebar.

“Aa. Sepertinya kau baru saja kemasukkan sebuah Ide” Sora merespon reaksi ‘Orang Itu’.

Belum ada beberapa detik ‘Orang Itu’ membuka pikirannya, Dalam sekejap Sora langsung dapat membaca pikiran miliknya.

“Apa itu ? Beritahu aku ? Ayo-ayo !? Kelihatannya menarik~”
Sora kelihatannya sangat tertarik dengan ide yang muncul dari ‘Orang itu’.

Kali ini ‘Orang Itu’ tidak bereaksi saat Sora merespon. Dia dengan cepat kembali menulis di Buku catat miliknya. Tentunya tanpa memikirkan apa-apa terutama idenya.

Sora tahu kalau ‘Dia’ mengosongkan pikirannya dan sekarang Sora menunggu apa yang ‘Orang Itu’ tulis dan apa yang ingin ‘Dia’ sampaikan.

Setelah selesai menulis, ‘Dia’ memperlihatkan tulisannya. Disitu tertulis-

“-Aku butuh bantuan mu !” itu yang tertulis.

“Eee…?” Sora merasa bingung.

Lagi dengan cepat ‘Dia’ menulis kembali.

“-Aku memiliki sebuah rencana !” Itu yang tertulis selanjutnya.

“Ohhh…Ya aku sudah menduga itu”

“-Bagaimana ?” ‘Dia’ kembali menulis perkataan selanjutnya dengan cepat.

“Hmmm…Kuping ku terbuka” Sora menjawab. Dengan artian Sora ingin mendengarkan rencana milik ‘Orang itu’…Yang padahal selama ini lawan bicaranya hanya menulis dan tidak berbicara.

Mendapat jawaban dari Sora, ‘Orang Itu’ mengangguk dan setelah mengangguk ‘Dia’ kembali menulis.

“-Aku ingin kau menjadi ‘Mulut Ku’ !” itu yang tertulis di buku catatannya.

Melihat tulisan itu, Sora tersenyum dan kondisi mereka untuk beberapa detik menjadi sedikit sunyi. Sora pun kembali mulai berbicara beberapa detik kemudian.

“Jadi begitu. Ya, Aku mengerti apa maksud mu” Sora merespon permintaan ‘Orang Itu’.

“Kau ingin aku menjadi ‘Mulut mu’ itu karena kau tidak pandai berbicara atau tidak ingin berbicara bukan. Dan setelah mengetahui tentang kemampuan ku ini yang dapat membaca pikiran mu, Kau ingin aku untuk menyampaikan kepada Orang-orang tentang apa yang ingin kau katakan. Betul”

Sora tidak hanya membalas Permintaan ‘Orang itu’ tapi Sora juga membaca kondisi.

‘Orang Itu’ dengan rasa senang tersenyum setelah mengetahui kalau Sora mengerti apa yang ‘Dia’ maksud.

“Kalau begitu baiklah. Kenapa tidak. Kelihatannya sangat menarik”

Tanpa pikir panjang lagi, Sora menerima tawaran untuk menjadi ‘Mulut’ dari ‘Orang Itu’.

Orang Itu’ kemudian tersenyum melihat Sora yang menerima tawarannya itu.

“Lagi pula jika aku menjadi mulut mu aku dapat memanfaatkan Kemampuan ku ini. Bukan begitu. Dengan begitu kita saling menguntungkan. Benar !?”
Sora mengakhirinya dengan senyuman miliknya.

‘Orang itu’ juga tersenyum lebih senang.

“Oh iya. Ada sesuatu yang mengganggu ku dari tadi” Sora kembali berbicara.

Ekspresi wajah dari ‘Orang Itu’ kembali menjadi semula. Lalu-

Dalam sekejap Sora mendekatkan wajahnya ke depan wajah ‘Orang Itu’. Sangat dekat…Benar-benar sangat dekat.

Hidung mereka dalam 1cm lagi akan saling bertemu, Jika ada sedikit goncangan saja Bibir mereka akan saling bertemu satu sama lain.

Untuk pertama kali ‘Orang Itu’ mengekspresikan ekspresi tersipu dan Resistan pada Sora. Bagaimana tidak, Jarak wajah mereka 1cm dekatnya dan dari 28 orang lainnya di Kelas itu tidak ada yang melihat. Kelas seramai ini tidak ada yang menyadarinya satu pun. Mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Nafas dari Sora dan ‘Orang itu’ sangat terasa, Mereka saling merasakan nafas yang berhembus dari hidung dan mulut mereka. Itu saling berhembus dengan pelan.

Tapi perhatian Sora bertuju kepada Mata sebelah Kiri milik ‘Orang Itu’. Sora menajamkan matanya berusaha dengan teliti melihat mata kiri dari ‘Orang Itu’.

Kemudian wajah Sora perlahan mulai menjauh.

“Aneh sekali…” Sambil menjauhkan wajah dan kepalanya, Sora berbicara.
Sora kembali duduk seperti sebelumnya dan pandangannya masih menuju ke ‘Orang Itu’

“Aku seperti melihat sesuatu dari mata kirimu dari tadi. Tapi setelah aku melihatnya dengan teliti, Mata kirimu seketika kembali terlihat biasa. Apa itu sebenarnya ?”

Sora merasa penasaran dengan apa yang dia lihat di mata kiri milik ‘Orang Itu’.

Sepertinya ‘Orang Itu’ menyadari kalau Sora berusaha untuk melihat apa yang ada di mata kiri miliknya itu.

‘Orang Itu’ kembali berhati-hati. ‘Dia’ tidak menyangka kalau Sora dapat menyadari sesuatu dengan apa yang ada di mata Kiri miliknya itu.

“Hmmm. Karena itu sudah menghilang begitu saja, Bagaimana kalau kita berlatih untuk saling menyatukan pikiran”
Sora menyarankan untuk melakukan sedikit uji coba dan latihan kecil untuk menyatukan pikiran mereka.

‘Orang Itu’ mengangguk setuju.

“Kalau begitu Aku akan mengatakan sesuatu dan kau harus menjawabnya di dalam pikiran mu saja. Aku hanya ingin kau Fokus untuk memikirkan apa yang ingin kamu katakan dan jika ada maksud atau arti dari Perkataan mu kau juga harus memikirkannya. Jangan memikirkan hal lain dan hal yang jauh dari apa yang ingin kau katakan dan nantinya aku akan mengatakan apa yang kau pikirkan. Ok”
Sebelum memulai, Sora memberikan Tips dan Petunjuk kepada ‘Orang itu’ untuk apa yang harus dia lakukan nantinya.

‘Orang itu’ mengangguk mengerti.

“Baiklah. Siap ?” Sebelum memulai, Sora menanyakan kondisi ‘Orang Itu’.

Lagi ‘Orang Itu’ hanya mengangguk mengartikan “Siap”.

Sora kemudian menarik nafasnya lalu membuangnya. Setelah itu Sora dengan cepat-

“Warna Favorit mu !?” Sora memberikan pertanyaan dan soal pertama.

‘Orang Itu’ dengan cepat juga mulai memfokuskan pikirannya dan jawaban juga perkataan yang ingin ‘Dia’ katakan. “Merah” itu lah yang ‘Dia’ pikirkan di Otaknya. Lalu dalam sekejap juga-

“MERAH !” Sora mengatakan itu dengan sangat cepat.
Sangat cepat. Bahkan ‘Orang Itu’ baru saja memikirkannya dan dalam sedetik saja Sora dapat membaca pikirannya.

-Sungguh. Sora dapat membaca Pikiranku.

‘Orang Itu’ berpikir seperti itu. ‘Dia’ tidak mengatakan apa-apa tapi Sora dapat membaca apa yang ‘Dia’ pikirkan.

“Tentu…” Dengan ekspresi sombong miliknya, Sora menjawab apa yang ‘Orang Itu’ pikirkan.

‘Orang Itu’ semakin tertarik dengan Sora.

“Lanjut !” Sora langsung melanjutkan latihan mereka.

“Kidal atau tidak !?” Sora melanjutkan.


‘Orang Itu’ berpikir dan jawabannya adalah-

“KIDAL !” Lagi Sora dengan cepat langsung menjawabnya.
Baru saja di pikirkan oleh ‘Orang Itu’ namun Sora dengan mudah dan cepat membaca pikirannya.

“Berarti sama seperti ku. Aku juga kidal” Sora memperlihatkan tangan kirinya pada ‘Orang Itu’.
Sora menyatakan kalau dia juga Kidal.

“Kebetulan sekali, Bukan” Itu yang ‘Orang Itu’ pikirkan. Namun seperti biasa, Sora-

“Aa Tentu~. Sebuah kebetulan yang aneh“ Sora tersenyum sambil menutup kedua matanya.

‘Orang Itu’ terlihat sangat senang.

“Ahahaha. Ini sangat menarik”
Sora juga merasakan hal yang sama.

“Ok. Next !” Sora melanjutkan kembali.

“Mata Kirimu !?”

Sora melanjutkan dengan memberikan pertanyaan tentang mata kiri milik ‘Orang Itu’ yang kelihatannya ini sebuah jebakan.

Tapi ‘Orang Itu’ tidak memikirkannya. ‘Dia’ justru hanya tersenyum dan menggerakkan sedikit Alisnya menantang Sora.

“Aha. Hebat. Refleks mu lebih cepat dari yang ku duga. Ahahaha, Aku mulai tertarik kepada mu”

‘Orang itu’ dengan rasa bangga dan senyumnya meminta Sora untuk lanjut memberikan Pertanyaan atau Soal berikutnya.

“OK…”

-Entah kenapa ini menjadi semakin menarik saja.
Sora berpikir di dalam hatinya.

“Peliharan mu !?” Sora dengan cepat melanjutkan.
‘Orang Itu’ hanya menggerakkan kepalanya sedikit lalu Sora-

“KUCING !” Seperti biasa dalam sekejap terjawab dengan benar.

‘Orang Itu’ semakin merasa tertarik.

“Ahahahahaha…” Sora juga sama, Sora tersenyum dan tertawa penuh dengan rasa Tertarik dan senang.

“Kau memiliki banyak kucing pastinya”

‘Orang itu’ seperti biasa hanya menggerakkan kepalanya sedikit dan-

“E…Itu cukup banyak…” Sora terkejut dengan banyaknya kucing yang ‘Orang itu’ pelihara.

“Tanggal Lahir !?” Tanpa peringatan, Sora langsung menanyakan yang selanjutnya.

‘Orang Itu’ seperti biasa hanya berpikir saja dan tidak melakukan apa-apa dan dalam sekejap-

“Aaa, Benar-benar sebuah kebetulan” Sora membaca pikiran ‘Orang Itu’ dan-

“Tanggal Lahir kita sama. 12 May 2X00. Benar-benar sesuatu kita ini”
Entah kebetulan atau apa, Tanggal Lahir mereka ternyata sama.

-Mungkin aku harus menanyakan hal-hal sepele lainnya. Ini menjadi semakin menarik. Aku belum pernah merasakan kesenangan yang lebih karena kekuatan ku. Hehe.

Sora dan ‘Orang Itu’ saat ini penuh dengan rasa Senang dan mereka semakin tidak dapat mengontrol Perasaan mereka. Ini semua sudah tidak terlihat seperti sebuah latihan melainkan permainan.

Terus-Terus-Terus dan Terus mereka Terus saja saling bertukar pikiran. ‘Orang Itu’ terus memikirkan apa yang Sora katakan dan Sora terus dan selalu benar membaca dan menjawab apa yang ‘Orang Itu’ pikirkan. Selama ini tidak ada yang salah dari Sora dan Pikiran mereka benar-benar Sinkron.
Di saat mereka masih saling berlatih atau memang sudah tidak cocok lagi di bilang sebuah latihan kecil melainkan saling Bersenang-senang-

Kemudian…

KRING! KRING! KRING!

Bell sekolah berbunyi menandakan mulainya jam pertama kegiatan sekolah. Pada umumnya untuk minggu pertama School Nation tidak mengadakan kegiatan belajar mengajar. Ini bertujuan untuk memberikan waktu adaptasi kepada para murid baru di Sekolah baru mereka.

Seluruh murid di kelas itu dengan cepat kembali ke tempat duduk mereka dan mulai berhenti membuat suara. Suasana Kelas untuk pertama kalinya ‘Sepi’ tanpa suara.

Mendengar bell tersebut, Sora dan ‘Orang Itu’ saling bertatap dengan mata terbuka dan mereka tersenyum. Sora mengeluarkan banyak Nafas dan tersenyum.

“Yang…Tadi…Itu…-“ Sora berbicara sambil terengah-engah.

“Sangat…Menyenangkan…”

“Kita sudah cukup Sinkron. Tidak. Tapi Sangat Sinkron. Aku yakin ini pasti berhasil”
Sora menyatakan bahwa Pikiran mereka sudah saling Sinkron atau menyatu membuat Sora dapat dengan mudah membaca apa yang ‘Orang Itu’ pikirkan dan ‘Orang Itu’ juga sudah bisa menyeimbangi Pembacaan pikiran Sora yang membuatnya menjadi tenang dan sangat percaya kepada Sora.

Saat semuanya sudah siap di kursi dan meja mereka masing-masing, Guru yang dapat di simpulkan sebagai Wali Kelas mereka masuk kedalam kelas. Guru itu kelihatan sudah tua. Seorang Guru laki-laki Tua umurnya mungkin sekitaran 50 tahun keatas. Tetapi dia kelihatan sangat sehat dan sangat bugar.

“Baik, semuanya sudah datang tentunya. Tidak ada Kursi yang kosong seperti biasanya ya. 20 tahun School Nation di bentuk dan Bapak sudah mengajar tidak ada sedikit pun murid yang bolos. Ini yang bapak suka”

-20 tahun ?! Guru ini sudah mengajar di sekolah ini selama 20 tahun. Hebat.

-Guru ini tidak menyerah.

Itu yang di pikiran para Murid setelah mendengar perkataan Wali kelas mereka.

“Baik, Di sini bapak adalah Wali Kelas kalian di kelas 1-C ini dan untuk 1 tahun kedepannya Bapak harap kita semua bisa saling akrab satu sama lain. Untuk sekarang Salam kenal semuanya”

“SALAM!” 27 Murid menjawab dengan semangat 3 lainnya diantara lain Sora yang menjawab dengan tenang, ‘Orang Itu’ yang sama sekali tidak mengeluarkan suara, dan seorang perempuan berambut Hitam pendek sedikit lancip di setiap ujungnya.

“Ok, Bagaimana kalau kita mulai dengan perkenalan diri dari kalian semua masing-masing”

“Baik, Mulai dari meja di depan saya ini-”
 Guru itu menunjuk meja yang ada di depannya

“Dan untuk seterunya, Terus bergiliran menyamping jika sudah sampai ujung lanjut yang ada dibelakangnya”

“BAIK!” Lagi semua murid menjawab dengan sopan dan semangat.

Satu persatu semua murid memperkenalkan diri mereka masing-masing. Mulai dari Nama, Tempat tanggal lahir, Tempat Tinggal, Hobby, dan Cita-cita. Sampai pada akhirnya, Giliran ‘Dia’ datang.
Semua pandangan mengarah padanya. Kemudian Sora berbisik kepada ‘Orang itu’-

“Bagaimana ? Sekarang ?” Sora bertanya untuk giliran ‘Mereka’.

‘Orang itu’ mengangguk kepada Sora.

Kemudian ‘Orang Itu’ yang di susul Sora tersenyum kecil dan berdiri. Tinggi mereka kelihatan sama sekitar 164-165cm dan di lihat darimanapun mereka terlihat mirip. Seperti ‘Kembar’.

-Hah ? ada apa ?

Semua orang terkejut dengan apa yang mereka lakukan yaitu berdiri bersama yang seharusnya ini adalah giliran milik ‘Orang Itu’ bukan milik Sora.
Mereka berdua di pandang oleh seluruh Murid dan juga Guru di kelas mereka. Sora kemudian berkata-

“Ehem. Untuk sekarang ini, Aku akan menjadi mulutnya dan dia lah otaknya ! Itu dikarenakan dia tidak ingin berbicara…Sama sekali…”

-HEEEEEHHHH ?!?!?!

Semua Murid terkejut atas perkataan Sora dan Guru mereka juga merasa bingung namun sedikit tertarik dengan hal ini.

Perempuan berambut pendek itu melihat ke arah Sora dengan tampang serius dan senyum kecil di wajahnya.

-Tunggu apa ?

-Apa yang dia maksud kan ?

Semua Murid berbisik kecil satu sama lain. Tentu bisikan itu tidak dapat di dengar Sora namun-

“Itu karena aku dapat membaca pikirannya”
Sora melanjutkannya dengan senyuman manisnya.

-A……….

Perkataan yang di berikan oleh Sora kepada semua Orang di dalam kelas mengejutkan mereka dan membuat mereka tidak dapat berkata apa-apa lagi.

Kebingungan menyambar keseluruh kelas kecuali ‘Orang Itu’. ‘Orang Itu’ Nampak kelihatan senang dan di wajahnya dia terlihat Tersenyum kecil namun terasa dingin.

-Tungg-…

-Dia (Sora) dapat apa…?                       

-Tidak…Mungkin…!?

Lagi perlahan para murid berusaha berbisik dan kali ini suara bisikan mereka sangat kecil benar-benar tidak dapat di dengar.

“Sudah kubilang bukan…” Sora kembali berbicara dan yang pastinya membaca pikiran para Murid.

-Ehhh…

-Apa…?

Para murid bereaksi kaget tidak percaya.

“Aku ini…Dapat membaca pikiran kalian semua…”

Sora kembali memberitahu mereka dan tentunya di akhir perkataanya itu Sora tersenyum dengan...Pahit…Mungkin Sora membaca pikiran mereka tentang dirinya lebih jauh lagi.

Kali ini para Murid benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka semua terdiam.

“Eee…Maaf sebelumnya mungkin kamu perlu memperkenalkan dirimu juga”
Wali kelas mereka menenangkan kelas dengan meminta agar Sora untuk memperkenalkan dirinya sekaligus memperkenalkan ‘Orang Itu’.

-Hmmm…Membaca pikiran Orang lain…Menarik juga kemampuan miliknya.
Perempuan berambut pendek itu memikirkan perkataan itu dengan hati-hati.

Sora hanya tersenyum manis kepada gurunya itu dan melanjutkan-

“Baiklah. Perkenalkan semua, Namaku Sora Yuki kalian dapat memanggil ku Sora, Aku lahir di Tokyo, Jepang, Ayah ku berasal dari Indonesia dan Ibu ku dari Jepang. Aku memiliki 2 warga kenegaraan. Hanya itu saja yang dapat ku sampaikan. Aku harap kita bisa saling mengenal satu sama lain mulai dari sekarang”

Sora mengakhiri perkenalannya dengan Senyuman manis nan Indah miliknya. Bagaikan cahaya yang menyinari seluruh kelas, Semua orang didalamnya terpana.

-Indahnya, Sangat Cantik, Sungguh Imut, Putiih sekali, Bercahaya, Dia sangat sangat Indah, Surga~.

Semua orang mengatakan hal tersebut saat melihat Sora yang Cantik ini memperkenalkan dirinya.
Mereka yang sebelumnya tidak dapat berbuat apa-apa dan mengetahui tentang kemampuan milik Sora, Sekarang ini mereka merasa Sejuk dan tenang setelah melihat Senyuman manis milik Sora.

“Ehem…Baik semuanya kembali dari imajinasi kalian-“
Guru itu menenangkan suasana kembali.

“Dan lalu lanjut lagi, Bagaimana kami semua dapat memanggil mu Nak ?”
Guru itu bertanya sekaligus kepada Sora dan ‘Orang Itu’ seolah mereka jadi satu, Sora mulutnya dan 
‘Orang Itu’ Otaknya persis seperti rencana yang mereka buat sebelumnya.

“Bagaimana ya hmmm…”

Semua orang kembali bingung melihat kearah mereka berdua.

“Hmph-“

Sora tersenyum kecil bersiap untuk berkata.

“Raja…-“

-Ehh…?

Semua orang di kelas bingung.

“Bagaimana kalau Raja !?”

-Raja…?

“Raja…Ya Raja…Raja…Semuanya Panggil aku- Tidak. Tapi ‘Dia’. Panggil ‘Dia’…Raja…“

Sora seolah-olah menjadi Mulut dari ‘orang Itu’ memperkenalkan dirinya. Sedangkan ‘Orang Itu’ justru tersenyum dengan tajam dan tampang yang dingin melirik kearah Sora.

“Raja…Aku ‘Raja’…Panggil aku Raja. Yoroshiku!”
Sora mengakhiri perkenalan milik ‘Orang Itu’  dengan senyuman.
Keduanya saling bertatapan dengan senyum di wajah mereka berdua.

“Mulai sekarang tolong bimbingannya ya, R-A-J-A, Ehem~”

Sora tersenyum manis kepada orang yang dikenal sebagai ‘Raja’ sekarang.

‘Orang Itu’…Tidak-Tetapi Raja melihatnya dan tersenyum manis kepada Sora seolah menjawab perkataan Sora. Tentu ‘Raja’ sekarang ini sedang memikirkan sesuatu dan Sora-

“Aa. Aku tahu itu. Raja bukan nama Asli mu. Tapi itu adalah Panggilan baru untuk mu dari ku. Itu kelihatan cocok bukan. Lagi pula kau tidak ingin memberitahukan namamu pada yang lain bukan. 
Teehee~”

Sora membaca pikiran Raja dan tersenyum manis setelahnya. Raja menerimanya dengan senyuman yang lebar.

Rupanya Raja di sini bukanlah nama Asli miliknya. Sora membuatkan nama panggilan dalam sekejap setelah membaca pikiran Raja yang tidak ingin memberitahu namanya kepada yang lain. Mungkin saja karena Inisial ‘S’ di namanya.

Semua orang melihat itu dengan mata yang terbuka lebar dan mereka semua terdiam tidak dapat berkata apa-apa. Mereka merasakan sesuatu yang dapat dibilang ‘Hangat’ hanya dari melihat mereka berdua saling tersenyum satu sama lain. Tentu mereka tidak dapat mendengar perkatan Sora dan Raja tadi.

“Hoohh-“ Perempuan Berambut pendek hitam itu melihat mereka dengan mata yang tajam.

Wali kelas mereka melihat mereka dengan wajah yang tampak serius. Dia kemudian melepas kaca matanya-

“Hoooh, Sepertinya aku baru saja melihat, Bagaimana Era ini dimulai. ‘Era Emas’ yang persis kau katakan, ‘Nak’.”

Di akhir kalimatnya, Guru itu tersenyum dengan bangga.




Part Two

Jam pertama pada hari ini sementara hanya 1 jam saja, Setelah saling berkenalan dan membicarakan hal-hal yang lain selama satu jam di dalam kelas bersama Wali kelas mereka, Suara Bell pun berbunyi.

DING! DONG!

“Hm, Sepertinya sudah waktunya-“
Guru itu melihat ke arah jam tangannya.

“Baiklah semuanya, Sekarang kalian dapat pergi ke aula untuk penyambutan murid baru.”

“A-aula ?” Tanya heran salah satu murid laki.

“Bukannya di lapangan ?” Lanjut dari murid perempuan.

“Tidak, untuk sekolah ini kita tidak akan baris-berbaris di lapangan saat penerimaan murid baru”

-YEEEEEAAAAAAAAHHHH!

-Tidak usah berdiri panas-panas lagi.

-Aku tidak akan pingsan lagi !

-Heh ?! Serius ?! Pingsan ?!

“Baiklah kalian segera ke Aula Ayo Ayo Ayo !”

-BAIK!

Para murid kemudian bergegas keluar kelas. Tidak hanya murid dari kelas ini murid dari kelas lain juga ikut keluar setelah bunyi bell.

“Kalian berdua yang di belakang”
Wali kelas mereka memanggil Sora dan Raja.

“Ya Pak ?” Sora menjawab ramah panggilan Wali Kelas mereka itu.

Wali kelas mereka tersenyum kepada mereka berdua.

“Aku menantikan sesuatu yang menarik dari kalian berdua”

“E…Baik ?!” Sora menjawab dengan bingung.

“Kalau begitu cepat ke aula, Sebelum dimulai acaranya”

“Baik, kami akan segera pergi”

“Kalau begitu bapak duluan ya” Wali kelas mereka pergi mendahului mereka.
Sora melihat ke arah orang yang sekarang di panggil ‘Raja’.

“Yaa sepertinya kita juga harus pergi sekarang. Ayo, RA-JA. Tee-hee~”
Sora mengajak Raja pergi sambil menggodanya.

Mendengar itu, Raja hanya menjawab dengan senyuman di wajahnya. Raja kemudian mengenakan Topi miliknya.

Segera mereka keluar dari kelas mereka dan berjalan menuju Aula.
Di perjalanan mereka menuju Aula, Raja memanggil Sora dengan cara menarik pelan helai rambut milik Sora.

“Emm, Ada apa ?”

“-Terima kasih” itu yang tertulis di buku catatan.

 “Hmmm, Untuk apa ?” Sora berlaga tidak tahu dengan tersenyum manis ke Raja.

Raja kembali tersenyum kecil.

“-Menjadi mulut ku” itu yang tertulis selanjutnya.

“Mulut ya. Hehehe~, Lucu juga kalau mendengarnya. Tapi aku memang menerimanya jadi…Emm tentu. Tidak masalah”

Sora sekali lagi merasa senang dan rasa senangnya itu disertai dengan senyum dan tawa kecil manisnya.

“Aa, Tentu. Aku senang melakukannya”
Sora melanjutkan.

Raja hanya tersenyum melihat Sora yang juga tersenyum manis ke arahnya.

“A- Bukan kah kita terlihat kompak !?”

“-Menurut mu !?” itu yang tertulis selanjutnya.

“Menurut ku kita kelihatan cocok loh, Orang-orang pasti berpikir seperti itu juga atau bahkan mereka mengira kalau kita ini Kembar, Lagi pula kita terlihat mirip”

“Benarkah ?” itu yang Raja pikirkan.

“Umu, Sekilas aku melihat mu, Aku seperti melihat bayangan diri ku dengan jenis kelamin laki-laki”

Raja tersenyum lucu mendengar perkataan Sora.

Sora kemudian melihat tubuh Raja dari atas sampai bawah dan kembali lagi melihat wajah Raja.

“Nee, Raja.”

Raja menanggapinya dengan menggerakan kepalanya sedikit.

“Apa menurut mu-“

Sora berbicara dengan cukup pelan sekarang.

“Kita pernah bertemu sebelumnya ?”

Pertanyaan itu membuat mereka terdiam untuk sesaat.

“Kau pikir begitu ?!” itu yang Raja pikirkan.

“Emm, Aku merasa pernah melihat mu. Tapi dimana ?”

“Aku juga sama” itu yang Raja pikirkan selanjutnya.

“Ehh kau juga ?”

Raja mengangguk.

“Aneh juga ya-“ Sora seklias melihat ke langit-langit.

”Dari tadi kita memiliki beberapa kesamaan”

“Hah biarlah. Apa pun itu walau mungkin kita pernah saling bertemu atau belum itu bukan masalah besar sekarang. Yang paling penting aku sudah bertemu dengan mu. Sekarang.”

Sora tersenyum, Senyuman yang sangat manis, Lebih manis dari semua senyuman yang sudah ia perlihatkan sebelumnya. Senyuman manis itu membukakan mata Raja cukup lebar dan mulutnya sedikit. Senyuman yang disertai dengan sinar matahari pagi cerah yang menyinari Sora dari belakang tubuhnya dan disertai dengan angin yang sejuk. Senyuman itu, Membukakan hati Raja.

“Omong-omong, Mulut ya. Hmm” Sora membawa kembali masalah mulut sebelumnya.

Raja tersadarkan mendengar itu.

Sora kemudian tersenyum.

Raja melihat kearah Sora dengan wajah datarnya.

“Hahaha…Aku benar-benar sangat senang. Ahahaha”

“Ini benar-benar sangat menyenangkan”
Sora mengatakan itu dengan nada yang penuh dengan rasa senang.

“Ternyata memanfaatkan kemampuan yang kau miliki dengan sangat baik benar-benar sangat menyenangkan. Ahaha”

Raja kemudian menuliskan sesuatu-

“-Bagus bukan” itu yang dia tulis.

“Hmm…” Sora membalas santai.

“-Memanfaatkan dan menggunakan Kemampuan mu dengan baik sesuai apa yang kau inginkan. Sangat menyenangkan”

Raja tersenyum saat memperlihatkan tulisannya pada Sora.

Mata Sora melebar dan bersinar.

Sora baru menyadarinya. Ternyata rencana Raja untuk menjadikan Sora mulutnya adalah untuk membuat Sora menjadi lebih senang dengan kemampuan miliknya.

“Aa. Tentu. Ini benar-benar menyenangkan. Ahaha. Sekarang aku jadi penasaran dengan kekuatan milikmu, Raja~”


Sora mengatakan itu sambil menggoda Raja dan tersenyum lucu ke arahnya.

Raja hanya menjawab dengan senyuman santainya.

Setelahnya, Di Aula.

Para murid baru berkumpul di Aula sekolah yang cukup luas dan besar perkiraan Murid baru tahun ini sekitar 300an lebih. Angka yang normal untuk kebanyakan Sekolah. Para murid duduk rapi di atas kursi yang sudah di siapkan dan acara penyambutan akan segera dimulai.

Seorang guru naik keatas panggung dan mulai menyambut para murid. Kemungkinan guru ini adalah kepala sekolahnya. Setelah berbicara cukup lama, Guru itu memanggil ketua OSIS atau juga disini di ‘School Nation’ adalah seorang pemimpin nomer 1 di sekolah. Tetapi sayang ketua OSIS tidak datang ke sekolah. Ketua OSIS Sekolah ini memang terkenal jarang terlihat di depan semua murid di sekolah ini. Mungkin dia sengaja melakukannya entah apa alasannya.

Selanjutnya karna Ketua OSIS tidak ada, Guru itu memanggil murid baru yang mendapatkan nilai tertinggi selama tes ujian masuk sekolah. Dia adalah seorang perempuan dengan rambut pendek yang di kuncir kecil di belakang rambutnya, Dia mengenakan kacamata dan kacamata itu sepertinya terikat seperti kacamata renang, kemungkinan itu agar tidak terjatuh atau terlepas jika terjadi sesuatu. Perempuan yang cukup tinggi tidak seperti perempuan Normal lainnya dan dia juga tidak mengenakan Rok melainkan celana panjang.

Perempuan itu hanya menyampaikan pidato singkat saja dan setelah menyelesaikannya dia kembali turun panggung kemudian acara kembali lanjut. Banyak acara yang di selenggarakan di aula seperti Nyanyian dari kelas 2, Pentas Drama, Tarian, dan lain-lain. Setelah acara di aula selesai para murid baru dipersilahkan untuk melakukan segala hal yang mereka inginkan selanjutnya. Di luar aula banyak sekali hal-hal menarik yang sudah di persiapkan dan para murid baru boleh melihat-lihat sekitar sekolah.

Sora dan Raja memutuskan untuk saling bersama.

“Kemana kita pergi sekarang ?” Sora bertanya kepada Raja.

“-I’ll Follow you” itu yang tertulis di buku catatan.

Dari pada memikirkannya, Raja lebih memilih untuk menulisnya di buku catatan miliknya. Ini mungkin karena kondisi yang ramai membuat Sora sedikit kesusahan untuk Fokus.

“Baiklah” Sora menerimanya dengan senyuman. Sora merasa tidak keberatan sama sekali.

“Kalau begitu…Pertama kita ke-“ Sora melihat denah sekolah yang dia bawa di dalam saku miliknya dan memutuskan tujuan pertama mereka.

Mereka berjalan-jalan melihat banyak hal di sekolah. Sekarang mereka sedang berada di lapangan sekolah dan disana ada eskul Sepak Bola yang sedang mengajak murid-murid baru yang ingin bergabung dan ikut bermain.

“Bagaimana menurut mu ? Tertarik ?” Sora bertanya kepada Raja.

Raja hanya menggelengkan kepalanya men-tidakkan.

“Begitu ya. Sudah kuduga sih kau pasti tidak akan bergabung untuk hal yang seperti ini. Kau juga kelihatan tidak begitu menyukai olahraga, Benar begitu ?”

Raja mengangguk meng-iyakan.

“Hmm~ Kelihatannya cukup banyak yang gemar dengan Sepak Bola. Apakah di Indonesia Sepak bola paling diminati ? Sepertinya begitu.”

“Bagaimana di Jepang sendiri ?” itu yang Raja pikirkan.

“Kebanyakan di Jepang lebih ke Baseball untuk olahraga. Jujur saja, Aku tidak begitu tertarik dengan Olahraga. Itu melelahkan dan pastinya…Berkeringat.”

Sora menyatakan kalau dia tidak menyukai Olahraga. Sepertinya Sora adalah orang yang sangat Higienis.

Raja mengangguk setuju.

“Eto, selanjutnya kemana kita pergi-“
Sora membuka denah Sekolah yang ia taruh di sakunya dan tubuhnya mengarah ke Raja membelakangi lapangan.

Saat Sora sedang melihat-lihat denah, Bola yang dimainkan oleh Eskul Sepak Bola melesat kencang ke arahnya.

WUUUSSSHHH!!!

Bola itu melesat kencang pas kearah belakang kepala Sora Namun ada yang aneh, Bola itu tidak mengenainya. Sora terkejut dengan benturan angin kencang di belakang kepalanya dan menengok kebelakang. Sora tambah terkejut lagi setelah melihatnya, Dia melihat Raja. Raja ada di belakangnya 

tapi sejak kapan ? Sebelumnya Raja ada di depan Sora tapi sekarang ada di belakangnya.

“Ra-Ja ?” Sora bingung keheranan.

Lalu Sora melihat kedepan Raja dan di situ terlihat Raja sedang menahan Bola yang melesat kencang ke arah Sora dengan tangan Kirinya dan tangan kanannya dia masukkan ke dalam kantung celananya.

“Ehh ada apa ini ?” Sora masih heran dan kebingungan.

“Sejak kapan kau ada di belakang ku ?”

Raja menengok ke arah Sora dan menampilkan wajah datarnya.

“Wuih, Maaf-maaf, Maaf soal itu. Itu hampir saja ya” Salah satu anggota eskul sepak bola mendatangi mereka berdua.

“Ehh e…Tidak apa kok” Sora menjawab.

“Kalau begitu kami minta bolanya kembali” Orang itu meminta bolanya kembali.

Wajah Raja sangat serius kali ini tidak main Raja benar-benar melihatkan wajahnya yang serius kepada orang itu.

Saat orang itu berusaha mengambil bolanya, Bolanya tertahan sangat erat di telapak tangan kiri Raja.

“Eee Maaf tolong lepas kan !” Orang itu berusaha menarik dengan tenaga tetapi tidak mau lepas.

“Raja-“ Sora melihat ke arah Raja dan memanggilnya.

Raja melihat ke arah Sora.

“Aku tidak apa, Lepaskan saja” Sora meminta Raja untuk melepaskan Bola yang dia pegang.

Mendengar permintaan dari Sora, Raja melepaskan Bolanya. Orang itu pun hampir saja terjatuh saat dapat berhasil mengambil kembali bola dari tangan Raja.

“Eee Terima kasih dan maaf untuk itu.” Orang itu pun kembali ke lapangan dan bertemu dengan yang lain.

“Apa itu barusan Raja ?” Sora menanyakan sesuatu kepada Raja.

Raja hanya membalik badannya kearah Sora.

“Maksud ku, Sejak kapan kau ada di belakang ku begitu saja ?”

“Sebelumnya kau ada di hadapan ku lalu kau berada di belakang ku begitu saja. Bagaimana bisa?”

Raja melihat ke arah Sora dengan wajah datarnya kemudian Raja menunjuk Denah yang di pegang oleh Sora.

“Oh iya benar tujuan selanjutnya. Eto, Kita sekarang ke…”

Sora kembali melihat denah. Sepertinya Sora membaca pikiran Raja untuk tidak membicarakan masalah yang tadi dan lebih baik memilih tujuan selanjutnya.

“Bagaimana sekarang kita melihat eskul bela diri saja ?”

Raja membuka matanya.


“Di sana juga ada pameran School Weapon, Kita bisa mencoba dan melihat banyak senjata yang Sekolah ini punya disana”

Mata Raja bersinar dan mulutnya seolah-olah menggambar kan huruf Vocal “O” mengartikan Raja mau dan ingin melihat kesana.

Mereka pun memutuskan untuk melihat pameran School Weapon dan bergegas menuju ke sana. Pada awalnya mereka berencana melihat Eskul Bela Diri tapi justru pergi melihat pameran Senjata.

Sesampainya di sana, Banyak sekali senjata yang terpajang mulai dari kecil hingga besar. Banyak sekali murid yang menguji coba senjata. Selain menguji coba senjata, Diadakan Mini Game dimana mereka harus menembak botol menggunakan Pistol. Setiap botol terdapat poin. Botol yang paling dekat poinnya 10 kemudian setelah itu di belakangnya poinnya 25 lalu belakangnya lagi 50 lalu belakangnya lagi 75 dan yang paling akhir yang paling jauh 100. Di berikan 7 kali menembak menggunakan Pistol Revolver dan berapa banyak poin yang mereka dapatkan dapat di tukarkan dengan hadiah yang sudah di sediakan.

Banyak orang mengincar Poin Sempurna karena jika mendapatkan poin sebesar 500 maka mereka boleh membawa pulang salah satu senjata yang di pamerkan, Namun belum ada seorang pun yang berhasil menembak jatuh sampai 500 poin dan jika mendapatkan 700 Poin maka kau dapat membawa 2 senjata sekaligus semaumu. Tentu jika 500 saja tidak ada yang mendapatkannya apalagi 700 kamu harus menembak jatuh 7 botol paling belakang dan paling kecil menggunakan Revolver dan itu sulit.
Raja dan Sora melihat banyak sekali Murid baik laki maupun perempuan yang mencoba tantangan tersebut, Hanya membayar Rp.10.000,- kau dapat berpartisipasi untuk sekali gilran. Mereka gagal, Banyak sekali yang gagal, Mereka semua tidak dapat menembak jatuh 1 pun botol 100 poin mereka 
hanya dapat menjatuh kan botol berpoin 50 dan 75 dan itu sudah batasannya.

“Hmm, Bagaimana Raja ?” Sora bertanya ke Raja.

Raja hanya menggerakan bahunya.

“Tentang tantangan ini. Apa kau bisa menembak jatuh 700 poin ?”

Raja melirik ke arah Sora dengan wajah dan senyuman sombong.

“Aku ingin melihat mu mencoba. Setelah melihat mereka yang terus saja meleset dari target membuat mata ku sakit. Ku harap kau bisa menjadi obat mata untuk ku, Bagaimana ?”

Sora memberikan tantangan kepada Raja.

Raja tersenyum sombong ke Sora seolah dia mengatakan “Hmm Mudah saja” menyepelekan tantangan ini.

Raja dan Sora kemudian maju ke depan Stand tantangan itu. Raja  mengeluarkan duit sebesar Rp.10.000 dari dompetnya kemudian meminta senjata menggunakan tangan kirinya ini wajar saja karena Raja itu bertangan kidal. Sora melihat Raja dari samping kanan Raja. Semua murid melihat Raja dan berkumpul di belakangnya cukup banyak yang menonton entah kenapa sepertinya Raja mengeluarkan Aura yang sangat besar sehingga mengundang banyak Murid datang menonton.
Raja memasukkan tangan kanannya di saku celananya, Menyampingkan badannya dan kemudian mulai membidik memegang Pistol di tangan kirinya. Mata Raja sangat tajam dia membidik menggunakan mata Kirinya dan wajahnya tersenyum seolah dia yakin tembakan ini akan tepat mengenai sasaran 100 poin yang paling jauh dan kecil. Kemudian Raja pun mulai menembak-


BANG!...HIT!

Kena…Tembakannya mengenai sasaran. Tembakan pertamanya mengenai botol 100 Poin dengan sempurna.

Semua orang terkejut bukan main terutama Sora juga. Lagi, Raja mulai menembak untuk kedua kalinya-

BANG!...HIT!

Kena…Untuk kedua kalinya tembakannya mengenai sasaran 100 poin.

BANG! BANG! BANG!...HIT! HIT! HIT!

Lagi, lagi, dan lagi. Raja telah menembak jatuh 3 botol berpoin 100. Semua orang ternganga melihat itu, Sora melihat Raja seolah matanya menipu dirinya. Sora terkejut melihat apa yang Raja lakukan, Sora tidak dapat berkata apa-apa. 500 Poin berarti Raja dapat membawa pulang 1 senjata dari pameran tapi Raja masih memiliki 2 peluru lagi di Pistolnya.

Raja kembali membidik, Kali ini dia menembak dengan cepat langsung kedua pelurunya dia lesatkan. Murid-murid disekitarnya tidak dapat melihat peluru itu melesat dan moment dimana Raja mulai menembak. Gerakan Raja lebih cepat daripada bayangannya sendiri-

BANG!-BANG!...HIT!-HIT!

Kena…Dua botol poin 100 terakhir di tembak jatuh oleh Raja dan pada akhirnya Raja mendapatkan Poin sempurna yaitu 700 poin dimana belum ada seorang pun yang dapat melakukan itu. Raja memecahkan rekor di tantangan kecil-kecilan ini.

Semua murid yang melihat itu semua terutama Sora terdiam tidak mengatakan apapun. Wajah mereka bagaikan melihat sebuah Icon dunia yang hadir di depan mata mereka. Mata mereka terbuka lebar, Mulut mereka ternganga lebar, Mereka tidak dapat percaya apa yang mereka lihat di depan mata mereka masing-masing.
“H-Hebat…!?” Suara itu keluar dari mulut Sora.

Raja kemudian melihat ke samping kanannya dimana Sora berdiri. Raja tersenyum sombong ke arah 
Sora, Senyumannya mengatakan “Bagaimana ?”. Sora yang melihat itu dan dapat membaca pikiran 

Raja tersenyum tidak percaya.

“Ahaha, Kau benar-benar melakukannya Raja-“ Sora tertawa senang tidak percaya.

“Kau melakukan apa yang ku minta dan bahkan jauh dari ekspektasi ku”

“Aku menyukaimu”

Sora tersenyum kembali ke Raja. Senyumannya sangat manis dan mencerahkan pengelihatan Raja tapi wajah Raja sekarang sangat datar dan tidak berekspresi sama sekali.
Kemudian Raja menyampiri pemilik Stand tersebut.

“Hiii- A-Ada apa ?” Perempuan Pemilik Stand itu kaget dan sedikit ketakutan setelah Raja menyampirinya tanpa suara dan wajah datarnya.

Raja melihat sekeliling Rak hadiah yang di tawarkan, Ada banyak hadiah di sana dan pada akhirnya Raja melihat hadiah yang dia inginkan.

“Permisi-“ Pemilik stand  itu memanggil Raja.

“H-Hadiah Specialnya kau dapat membawa 2 senjata sekaligus terserah yang kau mau. Jadi-“
Pemilik stand itu menawarkan hadiah special tapi sebelum menyelesaikan perkataanya Raja menggelengkan kepalanya dan menolak hadiah special.

Raja kemudian menunjuk ke arah Hadiah yang dia inginkan. Hadiah senilai 200 poin yaitu, Boneka Kelinci Putih besar berbahan lembut dan hangat – Juga imut. Ketimbang senjata Raja meminta di ambilkan boneka besar itu.

“Eeee…Kau yakin ?” pemilik stand itu menanyakan Raja.
Raja hanya mengangguk menjawab.

Pemilik stand itu mengambil boneka kelinci besar itu dan memberikannya kepada Raja.

Raja kemudian menghampiri Sora. Sora dan yang lainnya melihat ke arah Raja dan sekali lagi tidak dapat percaya apa yang mereka lihat. 200 poin dari 700 poin di tukarkan untuk satu Boneka Kelinci berukuran besar itu.

Saat dihadapan Sora, Raja memberikan boneka itu kepadanya. Wajah Sora memerah saat Raja memberikan boneka itu padanya. Perlahan Sora mengambil boneka itu dan setelah Sora memegangnya, Wajahnya memerah dan dia tersenyum manis dan senang yang tergambarkan jelas di wajahnya. Raja juga tersenyum balik melihat Sora yang tersenyum manis itu.

Semua orang wajahnya memerah melihat pemandangan manis itu seolah sedang menonton film Drama yang ada di Televisi. Bahkan ada yang memotretnya.

“Eee, Sebentar maaf-“ Pemandangan itu di potong dengan suara pemilik Stand.

“P-Poin sisanya. Mau di gunakan untuk apa ?” Pemilik Stand itu menawarkan 500  poin sisa milik Raja.

Kepala Raja menengok kebelakang sambil tersenyum dengan sombong. Raja mengambil pistol yang tadi ia gunakan untuk menembak botol dan memutarnya di jari telunkuk tangan kirinya menandakan Raja mengambil Pistol itu untuk hadiah dari 500 poin miliknya.

“E-Hah…!? B-Baiklah” Pemilik stand itu hanya bisa pasrah dan menerima pilihan Raja.

Setelah itu, Raja dan Sora kembali jalan menyelusuri sekolah.

“Ehehe~” Tawa lembut, Manis, dan Imut keluar dari mulut Sora.
Sora sekarang Sedang memeluk bonekanya dan tersenyum manis di wajahnya.

“Kau kelihatan keren Raja. Emm, sangat keren, Ehehe~ Aku suka”

Sora memeluk bonekanya dengan sangat erat dan menaruh kepalanya diatas boneka sambil tersenyum Sangat Manis dan Imut Bahkan lebih Manis dan Imut daripada biasanya.

Senyuman Itu sangat menghangatkan hati bagi siapa saja yang melihatnya. Senyuman itu ia arahkan ke arah Raja yang ada di samping Kirinya. Senyumannya tentu menghangatkan hati milik Raja.

Raja membalasnya dengan senyuman yang manis juga.

“Ehehehe~ Aku-…Ehhmmm~” Sora tidak dapat berkata apa-apa. Wajahnya memerah saat ingin memulai percakapan.

Sora kemudian menyembunyikan wajahnya dari balik boneka yang ia peluk dan sedikit mengintip ke arah Raja.

“-Kau suka ?” itu tertulis di buku catatan milik Raja.

Raja menulisnya di buku di karenakan Sora yang sedang senang dan Raja lebih memilih untuk tidak merusak rasa senang Sora dengan membaca pikirannya.

“Tentu saja, aku sangat menyukainya” Sora menjawab dengan wajah senang dan ekspresi malu.

“Aku benar-benar sangat suka, Hmm, Ehehe~” Sora kelihatan sangat senang.

“-Anggap saja hadiah ‘Terima Kasih’” Itu yang tertulis di buku catatan.

“Ehh ? Untuk Apa ?” Sora bertanya.

Menanggapi itu, Raja hanya tersenyum kecil saja.

“Ahh, Aku paham” Sora langsung paham apa yang dia maksud.

“-Kau namai apa ?” itu yang tertulis di buku catatan.

“Menamainya ya…Hmm benar juga, Apa ya ?” Sora berpikir sambil melihat boneka baru miliknya itu.

“Aku tidak pandai menamai sesuatu”

“A…Tapi aku sebelumnya memberikan nama panggilan untuk mu. Itu berarti kemampuan ‘menamai’ ku bertambah, Yeay~” Sora sedikit riang dan bercanda.

Raja hanya tersenyum melihat Sora yang riang dan gembira itu ada di sampingnya.

“Hmm, kalau begitu. Akan kunamai Shiro saja~”

Sora menamai boneka baru miliknya sambil tersenyum gembira dan memeluk kembali bonekanya itu dengan erat.

Raja sedang melihat sifat Manis dan Imut milik Sora sekarang ini tepat di hadapanya, Tepat di depan matanya.

Saat mereka sedang saling berbicara…Tidak. Lebih tepatnya saling Bertukar Pikiran. Mereka merasakan sesuatu. Tekanan dan Aura yang cukup besar.

Sekarang mereka ada di lorong sebelah mereka terdapat sebuah pintu. Pintu yang sangat misterius tertutup sangat rapat tidak ada cela sedikit pun, Penanda atau pun jendela kecil.

Sekejap Raja dan Sora melihat ke arah pintu tersebut. Mereka merasakan ada sesuatu di dalam pintu itu.

“Kau merasakannya ?” Sora bertanya kepada Raja.

Raja kemudian mendekati pintu itu. Melihat segala sudut demi sudut pintu tersebut, Raja kemudian memegang gagang pintu itu. Raja mencoba membukanya tapi seperti yang di duga Pintu itu terkunci.

“Bagaimana ?” Sora bertanya kondisi pintu itu.

Raja menjawab dengan menggelengkan kepalanya.

“Begitu ya” Sora sedikit kecewa juga sedikit lega.

Raja lalu memeriksa lubang kunci pintu itu. Lubangnya kelihatan tidak seperti lubang pintu biasanya, Itu sangat berbeda dan bahkan dari lubang itu kita tidak dapat melihat tembus apa yang ada di balik pintu.

Raja menegakkan badannya kembali.

“Kita sebaiknya segera pergi. Kita urus masalah pintu ini lagi nanti” Sora mengajak Raja untuk kembali menyelusuri sekolah.

Sebelum Raja kembali kepada Sora, Raja melihat pintu itu sekejap dan kembali jalan bersama Sora.
Pintu misterius apa itu ? Bertempatan di lorong Sekolah yang jarang orang lewati dan pintu itu juga jarang di lihat oleh para Murid atau bahkan mereka tidak dapat menyadarinya. Yang paling utama apa yang ada dibalik pintu tersebut ? Ruangan seperti apa yang ada di dalam ? Kita mungkin akan mengetahuinya nanti.

Raja dan Sora kembali menelusuri Sekolahan. Mereka melihat banyak hal mulai dari pentas music, Stand-Up Comedy, Ajang talenta, dan bahkan mereka juga melihat banyak Stand seperti Stand makanan buatan sekolah, Barang-barang buatan sekolah, Pakaian buatan sekolah, Senjata terbaru buatan Sekolah, dan segala hal yang sudah Sekolah SMA Area 2 ini buat dengan tangan dan kreativitas murid sekolah ini sendiri dan juga Atraksi unjuk kehebatan kekuatan Militer milik Sekolah.

Setelah selesai melihat-lihat, Raja dan Sora pergi kedepan papan Bulletin milik Sekolah. Disitu tertulis sebuah pemberitahuan kegiatan minggu kedua yaitu diselenggarakannya Lomba atau pertandingan. Tapi pertandingan seperti apa itu ? Ya, Tentu saja Pertandingan dimana School Weapon dapat digunakan. Bukan hanya tentang Kekuatan namun ada juga Lomba Akademik yang juga akan di selenggarakan Minggu depan. Di pertandingan ini para Murid kelas 1 boleh mendaftarkan namanya di salah satu pertandingan yang sudah di siapkan. Mereka hanya perlu menuliskan nama mereka dan pertandingan mana yang ingin mereka ikuti lalu memasukkanya di kotak ke ikut sertaan yang sudah tersedia disitu. Paling lambat pengumpulan adalah hari Sabtu.

Melihat Pemberitahuan itu, Raja hanya tersenyum.

“Ohh, Pertandingan ya” Sora kelihatannya tertarik sambil memeluk bonekanya.

“Ehemhem~ Minggu depan sepertinya akan cukup menarik ya, Raja”

Raja tetap tersenyum kemudian mengajak Sora untuk kembali melanjutkan perjalanan.

“E- Kau tidak mendaftar ?” Sora bertanya kepada Raja.

“-Nanti” itu yang tertulis di buku catatan.

“-Akan kupikirkan yang mana ku pilih” itu yang tertulis di halaman selanjutnya.

“Emm, Baiklah. Kalau begitu ayo” Sora mengikuti perkataan Raja dan kembali melanjutkan perjalanan menyelusuri Sekolahan.

Setelah menelusuri sekolah, Mereka kembali ke Kelas mereka kelas 1-C untuk beristirahat. Sesampainya di kelas, Mereka berdua duduk di kursi mereka masing-masing. Tentu mereka bersebelahan.

“Phew, Tadi itu cukup melelahkan tapi juga asik, Iya kan Raja” Sora mengeluarkan nafasnya sedikit dan memulai pembicaraan dengan Raja.

Raja nampaknya tidak begitu kelelahan, Dia sepertinya tidak dapat merasakan apa itu lelah.

“Kau kelihatannya sama sekali tidak lelah ya. Tapi itu tidak penting yang menarik di sini aku mendapatkan hadiah darimu. Boneka Kelinci lucu ini, Ehehe~ Arigatou”

Sora tersenyum dengan Manis lagi kearah Raja dan kali ini disertai dengan tawa kecilnya yang tidak kalah Manis dan Imut dari senyumannya.

Menanggapi itu, Raja hanya tersenyum balik ke Sora.

“Ini di luar pikiran ku”

“-Kenapa” itu yang tertulis di buku catatan.

“Aku kira aku akan kesulitan berkenalan atau mendapatkan teman di sini, Ternyata tidak sesulit itu. Hari pertama dan baru beberapa jam aku memulai bersekolah di sini aku langsung mendapatkan orang yang sangat special”

Raja mendengarkan Sora dengan senyuman di wajahnya.

“Benar. Kita baru saja bertemu tapi kau sudah membuatku bahagia dan juga cukup menghibur ku. Padahal kamu itu sangat payah dalam ber-Sosialisasi”

Raja tertawa kecil mendengar itu. Tentu, Tanpa suara.

“Tapi, Dari semua orang yang sudah ku temui selama ini, Bagiku kau lah yang paling Special. Emm, Yang paling ku sukai” Sora tersenyum setelah mengucapkan itu.

Raja yang mendengar sebuah pujian dari Sora itu membuat matanya bersinar.

Jujur saja Raja juga tidak memiliki teman sekarang ini dan hubungan dengan Sora adalah hubungan yang paling cepat terbentuk di antara mereka, Sora pasti juga sama seperti itu. Hubungan ini pasti belum pernah di rasakan oleh Sora dan perasaan Special ini juga belum pernah di rasakan oleh mereka Berdua.

“Sungguh…Sangat menyenangkan dapat bersama dengan mu, Raja”

“Aku Senang” Sekali lagi Sora tersenyum manis ke arah Raja.

Raja tidak dapat berbicara apa-apa –Tidak, Dia memang tidak berbicara dari awal bertemu dengan Sora. Raja tidak dapat menuliskan sehuruf pun di bukunya dan bahkan berpikir untuk berkata-kata. Dia terpukau oleh Kecantikan dan kemanisan juga ke imutan Sora. Raja belum pernah melihat Perempuan Sesempurna Sora. Dan ini yang untuk pertama kalinya.

“Acara penyambutan ini tidak ada matinya ya. Ku kira akan ada banyak kegiatan di awal ternyata hanya senang-senang”
“Karena ini School Nation” itu yang Raja pikirkan.

“Aaa, Berbeda dari yang lain, Ehehe. Aku tidak perlu khawatir untuk kedepannya, Mungkin. Ya pasti ini hanyalah permulaan dan selanjutnya pasti Akan lebih menarik lagi. Emm, Aku menantikannya”

“3 Minggu lagi” itu yang Raja pikirkan.

“Hmm, Kenapa ?” Sora bertanya-tanya ada apa 3 minggu lagi kepada Raja.

“Bell pergantian Era dimulai” itu yang Raja pikirkan.

“Bell ?”


“Era baru akan dimulai, Era yang sudah di ramalkan” itu yang Raja pikirkan.

Sora hanya bisa terdiam dan menunggu pikiran Raja selanjutnya.

“Era yang dinamakan…” Itu yang Raja pikirkan.

“GOLDEN ERA” itu yang Raja pikirkan selanjutnya.

Raja menyampaikan itu kepada Sora dengan senyumannya yang tajam dan Sora membalasnya juga dengan Senyuman miliknya.

“Hoo, Sepertinya ini semua akan menjadi semakin menarik” Sora terbakarkan semangatnya. Rasa penasaran dan menunggu hal menarik selanjutnya bertambah.

“Yup, Mulai sekarang kita akan mulai serius Raja. Kau pasti memiliki tujuan bukan ?!”

Sora pastinya membaca pikiran Raja. Raja hanya tersenyum ke arah Sora.

“Akan ku bantu” Sora menawarkan bantuannya kepada Raja.

Mata Raja bersinar dan Raja tersenyum tertarik.

“Kau sudah menjadi orang yang paling Special untuk ku jadi tidak mungkin aku tidak akan membantu mu”

“Aku akan selalu ada di Samping mu, Raja. Aku akan selalu bersama mu” Sora tersenyum kepada Raja.

Raja juga tersenyum dan kali ini senyumannya cukup lebar seolah mengartikan kalau dia menerima Sora. Menerimanya untuk selalu bersamanya, Menerima untuk selalu di sampingnya, Menerima bantuan yang Sora berikan, dan juga menerima Hubungan Special yang baru saja mereka buat.
Pada akhirnya mereka saling bertatapan dan saling tersenyum, Untuk pertama kalinya mereka tersenyum sangat lebar beda dari yang sebelumnya dan senyuman itu menandai awal perjuangan mereka kedepannya. Perjuangan di ‘School Nation’.




Part Three


Seminggu sudah berlalu dan sekarang minggu kedua di tahun ajaran baru ini.

Raja, Panggilannya sekarang. Di sekolah ini dia belum cukup terkenal karena dia tidak terlalu mencolok hal yang paling mencolok darinya adalah dia kelihatan Feminim dan Imut juga Manis untuk seorang ‘Laki-laki’ pada umumnya dan juga keahliannya yang sudah dia perlihatkan di tantangan menembak Botol.

Sedangkan itu Sora, Dia sudah membuat nama untuk dirinya dalam sehari saja seluruh Sekolah ini dapat mengenalinya. Seluruh Sekolah tidak ada yang tidak kenal Sora Perempuan Cantik, Imut, Manis ini semua orang kenal Kulitnya yang sangat Putih bagaikan salju cahaya yang menyinari kulitnya memantul mencerahkan dirinya kulitnya juga sangat halus, Rambutnya yang sangat Putih dengan gaya kuncir Twintail yang paling khas dari dirinya, Tubuhnya yang Slim dan sangat Feminim Dadanya yang Modest tidak berlebihan dan tidak kurang, Semua dari ujung Rambut sampai ujung Kakinya Sora adalah Perempuan yang paling Sempurna dari semuanya.

Dalam seminggu ini Sora sudah di dekati oleh banyak orang yang paling utama dan paling banyak tentu saja Perempuan para lelaki lain banyak yang tidak berani atau tidak PD untuk berbicara dengannya. Dalam seminggu ini Sora sudah banyak dapat pernyataan Cinta dari kebanyakan murid paling banyak yang menyatakan rasa sukanya adalah Perempuan- Ya. Perempuan juga dapat jatuh cinta kepada Sora. Sedangkan itu para Laki-laki banyak yang tidak berani mendekati Sora jika hanya bicara itu sedikit mudah bagi mereka namun mendekatinya sangat susah. Dari sekian banyaknya Laki-laki hanya ada satu orang saja yang berani mendekati Sora orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah ‘Raja’.

Di kelas 1-C, Seperti biasa suasana kelas sangatlah ramai tidak mungkin tidak ada suara di kelas ini semua murid selalu Berbicara, Bermain, dan bersenang-senang mengetahui minggu kedua di School Nation adalah minggu selanjutnya yang paling di tunggu- Yup, Di minggu kedua ini mereka dapat menguji coba kehebatan mereka, Kehebatan mereka dalam sebuah “Pertarungan”.

Di minggu kedua ini diadakan beberapa Kompetisi bagi yang sudah mendaftar. Kompetisi ini untuk menilai seberapa kuat, Hebat, dan ahlinya para Murid dalam menggunakan School Weapon dan dalam pertarungan, Juga nanti ada Ranking, Record, dan juga Julukan bahkan gelar yang mereka dapatkan nantinya, Ini juga untuk menilai mereka.

Tidak hanya pertarungan tapi ada juga yang menguji Akademik milik Murid seperti Cerdas Cermat, Soal, Science, Intelejen, Politik, Pembuatan Alat-alat, TIK, Mata-mata, Ekonomi, dan Kepimimpinan. Ini semua juga berguna untuk School Nation bukan hanya untuk pelajaran karena School Nation ini sudah bagaikan Negera mereka sendiri. Di adakannya Kompetisi ini untuk bersiap siaga akan datangnya School War nanti bagi semua sekolah, School War bukanlah main-main dimana ini dapat menghentikan kegiatan belajar mereka dan juga penggunaan School Weapon yang berlebihan juga Atmosfir seperti peperangan sungguhan. Akan ada banyak korban nantinya dan mereka tentu tidak akan pulih dan sadar dalam waktu yang singkat. Maka dari itu Kompetisi ini sangatlah penting.
Kondisi kelas masih cukup ramai namun santai ada banyak orang yang memperlihatkan berbagai macam senjata yang mereka bawa seperti Shotgun, SMG, Rifle, Assult-Rifle, Sniper, dan juga Pistol. Kebanyakan yang mendaftar di Kompetisi Pertarungan adalah Laki-laki sedangkan kebanyakan di bidang Akademis adalah Perempuan atau mereka yang lebih mementingkan bidang Akademis di banding bertarung. Laki tentu ada.

Raja pada saat ini dia sedang duduk di kursinya dengan menaruh dagunya di telapak tangan kirinya yang ia taruh di atas meja. Dia melihat-lihat suasana dan menilai mungkin lebih baik di bilang meng-Observasi kondisi dan suasana. Dia melihat senjata yang dibawa dan orang yang membawanya dia terus menerus melihat mereka dengan santai namun tajam dan teliti tidak ada satu pun yang terlewat.

Dari awal kedatangannya ke sekolah hari ini, Raja sudah melihat banyak orang yang membawa berbagai macam senjata. Dia tidak ingin kehilangan pandangan sedikit pun, Raja berpikir ‘mereka pasti adalah musuh ku nanti’ jadi dia harus berhati-hati. Namun setelah melihat banyak Raja mulai tersenyum sombong dan menghenduskan nafasnya beranggapan kalau dia tau dia tidak akan kalah dan tidak ada sedikit pun yang ia takutkan atau dia cemaskan. Raja sepertinya menganggap remeh dan enteng masalah ini apakah mungkin dia merencanakan sesuatu. Atau dia merasa dia sudah cukup Kuat.

Ditengah rasa merendahkannya Raja, Dari luar kelas semua murid melihat sesosok perempuan yang berjalan terus sepanjang jalan melewati kelas perkelas mereka melihatnya dengan mata terbuka sangat lebar dan wajah memerah bagaikan mereka melihat sesosok Bidadari yang Sangat cantik. Sosok perempuan itu masuk kedalam kelas 1-C, sampai dia masuk dia terus di lihati oleh orang-orang di dalam kelas. Perempuan itu menuju ke meja paling belakang baris kedua meja dari Raja dan Sora. Perempuan itu tidak lain adalah Sora, Perempuan yang paling terkenal bagaikan Idol bahkan bagaikan Malaikat di sekolah ini. Sora menuju ke arah Raja dimana saat sampainya dia di mejanya, Sora menyapa Raja.

“Ohayo,-“

Suaranya yang lembut dan manis itu membuat Raja melihat ke arahnya.

“Kau kelihatan sangat senang hari ini bukan begitu, Raja”

Tersenyum sedikit dan Tidak menjawab salamnya, Raja justru terfokus pada apa yang Sora kenakan.
Pada hari ini Sora mengenakan Jaket berwarna Merah. Secara keseluruhan Jaket itu berwarna merah ada dua garis di bagian penghubung Pundak dengan lengan yang berwarna Oranye cerah dan Kuning, Oranye di atas dan Kuning dibawah masing masing ada di kedua penghubung Pundak dengan lengan dan ada juga Logo berwarna putih di bagian Dada sebelah Kirinya. Logo itu bertulisan kecil “Star” dengan huruf “A” yang diganti dengan bentuk bintang yang di gambar dengan garis.

“A…Kau pasti sedang berpikir kenapa aku mengenakan Jaket ini iya kan”

Raja hanya mengangguk menjawab pertanyaan itu.

“Itu karena ini memang Jaket ku-“
Perlahan Sora melepas jaketnya sambil duduk di kursinya.

Mendengar pernyataan aneh dan terdengar lucu itu Raja hanya menyengir sedikit.

“Oh Benar juga. Kemarin kau belum melihatnya ya”
Sora mulai melipat Jaketnya dan menaruhnya di laci bawah mejanya.

“-Kau sering mengenakannya ?” itu yang tertulis di buku catatan Raja. Kali ini Raja memulai percakapan dengan tulisan.

Sudah seminggu Raja ada di sekolah ini tapi Raja sedikit pun belum mengeluarkan Suara. Baik kepada Sora atau pun orang lain di sekolah ini.

“Emm, Lebih tepatnya selalu, Aku selalu mengenakannya jika berpergian kemana saja itu karna entah mengapa aku sangat menyukai Jaket ini. Jaket ini seperti pemberian berharga”

Sora mengatakan itu seolah-olah dia merasakan sesuatu dari jaket miliknya. Sora sudah memiliki Jaket ini dari Kecil dan Jaket ini baru dapat ia kenakan saat Sora menginjak kelas satu SMP dan Sora selalu mengenakannya semenjak saat itu.

Omong-omong, Seminggu yang lalu Sora tidak mengenakan jaket miliknya dan baru saja mengenakannya di Minggu ini.

“Bagaimana menurut mu Raja ?”

“-Apanya ?” itulah yang tertulis di buku catatan

“Apakah aku kelihatan cocok dengan Jaket ku tadi ?” Sora menanyakan pendapat Raja mengenai penampilannya barusan.

“-Tentu Cocok” itu yang tertulis di buku catatan.

“Benarkah ?!” Mata Sora bersinar dan dia kelihatan senang mendengar- Tidak, Membaca itu.

“-Tapi mungkin lebih cocok jika dengan Jaket Putih ku” Itu yang tertulis di buku catatan.

Raja menunjukan Buku tulisanya sambil menunjukkan Jaket Hitam-Putih milik Raja.

“Jaket mu ya…Hmm, A...Menurut ku juga begitu” Sora juga sependapat dengan Raja.

“Dari dulu aku memang paling cocok mengenakan pakaian yang berwarna Putih dan juga Hitam. Pasti akan kelihatan cocok, Ehehe~ Aku jadi ingin mencobanya” Lagi rasa penasaran Sora keluar.

“-Tentu” itu yang tertulis di buku catatan.

“Benarkah ?!” Mata Sora di penuhi dengan cahaya rasa gembira.

Raja mengangguk mengizinkan.

Sora senang mendengar itu tapi bukan waktunya untuk mencoba jaket milik Raja. Sora kemudian menenangkan dirinya dan mulai bertanya pada Raja.

“Emm, Akan ku coba itu nanti (Walaupun sebenarnya aku ingin mencobanya sekarang sih) Yang paling penting sekarang, Raja-“

Menanggapi itu Raja memiringkan kepalanya.

“Ini tentang Kompetisi nanti. Kau pasti mengambil Kompetisi Pertarungan”

Mendengar perkataan Sora, Raja tersenyum.

“-Tentu” itu yang tertulis di buku catatan

“Pada akhirnya kau ikut serta juga ya. Sudah kuduga setelah melihat keahlian menembak mu waktu 
itu”

“Walaupun aku sudah melihat kehebatan menembak mu, Tetap saja Aku -”

-Hmmmm…
Raja memiringkan kepalanya ke arah kiri bahunya.

“Yaa jujur aku sedikit khawatir…-”

“-Don’t Worry !” itu yang tertulis di buku catatan

“E…-“

“Kau tidak perlu khawatir” itu yang Raja pikirkan.

Sekarang Raja sedang mencoba untuk berkomunikasi dengan Sora menggunakan 2 cara, Yaitu Tulisan dan Pikiran. Mungkin Raja igin menghemat tenaga juga Bukunya.

Dengan wajah yang sedikit khawatir dan sedikit merah, Sora mengangguk.

“-Tenang saja. Kau akan lihat nanti” itu yang tertulis di buku catatan

“Melihat ?”

“Tidak, Tapi semua akan melihatnya” itu yang Raja pikirkan.

Memperlihatkan tulisan itu dan memikirkan itu, Raja tersenyum Tajam seakan dia sudah mempersiapkan dan menunggu waktu ini. Raja sudah menunggu minggu ini, Minggu dimana dia akan menunjukkan kekuatan yang dia miliki.

“Yaa aku memang sedikit Khawatir”

“Tapi apa kau sudah membawa peralatan mu ?”

“-Bawa” itu yang tertulis di buku catatan.

“Boleh aku melihatnya ?”

Raja manganggukkan kepalanya. Dia mulai mengambil tas kedua yang dia bawa hari ini tas itu berisikan perlengkapannya untuk kompetisi nanti. Raja mengeluarkan barang-barangnya satu persatu dan menaruhnya di atas meja.

“Wooo…-“

Mata Sora bersinar tertarik akan apa yang di lihatnya.

Dari semuanya Raja memperlihatkan 2 Combat Knife miliknya yang mirip seperti Model Bayonet atau juga Military Knife. Warnanya sedikit berbeda Yang pertama berwarna Hitam dan Putih, Hitam sebagai warna dasarnya dan Putih sebagai Warna sekundernya lalu pisau keduanya sekarang Putih warna Dasarnya dan Hitam warna Sekundernya. Pegangannya menyesuaikan jarinya dimana keempat jarinya dapat dengan mudah memegang pisau itu dan ada lubang di bagian penghubung untuk Jempolnya.

“Pisau ini, apa ini senjata Utama mu ? Pisau sering di gunakan sebagai senjata cadangan kau tahu itu kan ?!”

Raja dengan senyum sombongnya yang mengartikan “Iya” menjelaskan kalau Pisau adalah senjata utamanya. Dapat di simpulkan dalam pertarungan Senjata yang Raja gunakan adalah Pisau, Beda dari yang lain yang lebih suka Senjata berat dan berpeluru seperti Pistol, SMG, Rifle, Sniper, dan juga untuk jarak pendek seperti Pedang, Raja lebih memilih Pisau ketimbang dengan senjata lainnya.

“Tapi kenapa ?”

“-Aku sudah ahli” itu yang tertulis di buku catatan. Cukup sombong juga dia.

“Jadi maksud mu…Kau percaya dengan ke ahlian berpisau mu !?”

Raja mengangguk yang di sertai dengan senyuman.

Lalu Raja mengeluarkan 6 Pisau lainnya yaitu 2 Butterfly Knife, 2 Folding Knife, dan 2 Flip Knife. Setiap warna juga hampir sama seperti warna Combat/Military Knife sebelumnya.

“Kau memiliki banyak pisau”

“Selain Pisau pasti ada yang lain bukan ?”

Sora menanyakan tentang senjata yang di bawa lainnya oleh Raja.

Raja hanya menjawab mengangguk sambil tersenyum.

Raja kemudian mengeluarkan Pistol Revolver. Pistol ini jelas sekali adalah Pistol yang Raja dapatkan kemarin dari Mini Games.

Sora melihat kearah Raja. Sora masih menunggu senjata yang lainnya. Tapi-

Raja kemudian menggerakkan Bahunya sedikit menanyakan pendapat Sora.

“Heh, Ahh, Apa ???” Sora sedikit bingung dan juga terkejut.

Raja kemudian menunjukan kembali Revolver yang dia pegang itu kepada Sora.

“Aaaaa. Tunggu dulu…Apa ?”

Raja sekali lagi menunjukkan Revolver yang dia pegang kepada Sora.

“Aku tahu apa itu !…Maksud ku…Hanya ini ?”

Raja mengangguk menjawab.

“Apa ada yang lain selain ini ?”

Sora masih menanyakan Senjata yang Raja bawa lainnya.

Raja kemudian memperlihatkan isi Tasnya dan ternyata isi tasnya ‘Kosong’. Tapi ada dua senjata 

lainnya dan 2 senjata itu…Pisau…Lagi…Tapi masing-masing Pisau ini berbeda.


“Eeee… Tidak ada yang lain ?”

Raja menggelengkan kepalanya.

“Hanya ada 2 Pisau saja yang tersisa ?!” Sora semakin tidak percaya.

Raja mengangguk meng-Iya kan.

“Eeeeeeeee…Tidak mungkin…..” Sora masih tidak percaya dengan semua senjata yang Raja bawa.

Raja hanya membawa yang keseluruhannya adalah jenis Pisau dan hanya ada satu senjata berpeluru yaitu Revolver. Raja tidak membawa yang lain.

2 Senjata terakhir Raja yaitu 1 Machete dan yang satunya adalah Pickman Blade. Model machete miliknya sangat unik dan keren Gagangnya yang berwarna Abu-abu cerah lalu di atas bagian tubuhnya ada 4 lubang berbentuk menyesuaikan bentuk Machete itu dan ujungnya terlihat tajam bagian belakangnya melengkung seperti bulan sabit dan dibawahnya bergerigi kecil sepanjang 1/3, badannya itu berwarna Hitam sedangkan ujungnya bagian tajam dan tumpul berwarna putih. Yang kedua adalah Pickman Blade dimana seluruhnya berwarna Hitam.

“Raja…-“ Sora memanggil Raja dengan nada penuh ketidak percayaan.

Raja melihat ke arah Sora.

“Jangan bilang kau ingin bertarung hanya menggunakan Pisau saja !?”

Raja mengangguk meng-Iya kan.

“KAU GILA !!!” Sora kelihatan sangat panik dan suaranya cukup keras.

Raja menutup kedua lubang telinganya menggunakan jari telunjuknya.

“Ehem…Maksud ku…Kau akan bertarung melawan musuh mu hanya dengan Pisau saja !?”

Raja kembali mengangguk.

“Haha…Tolong jangan bercanda dong, Raja…!” Sora mengatakan itu dengan tubuhnya yang melemas.

“-Aku tidak bercanda” itu yang tertulis di buku catatan.

“Eh…” Sora menjadi semakin lemas.

“Apa menurut mu Mata ku ini kelihatan bercanda ?” itu yang Raja pikirkan.

Setelah membaca pikiran Raja, Sora menatap mata Raja. Matanya benar-benar tidak bercanda dan sangat Serius.

Sepertinya Sora tidak merasa keberatan dengan cara komunikasi unik milik Raja dimana Raja bergantian berkomunikasi menggunakan Tulisan dan Pikiran.

“T-Tidak…Kau sangat Serius” dengan nada sedikit kecewa, Sora menjawab.

Raja benar-benar Serius dengan menggunakan Pisau sebagai senjata utamanya.

“Tapi kenapa ? Masih ada senjata lain yang lebih kuat” Sora masih belum puas

Raja kemudian tersenyum dan membuka kembali lembaran sebelumnya yang bertulisan-

“-Aku sudah ahli” itu yang dia tunjukkan.

Sora benar-benar tidak dapat berkutik dan hanya dapat menerima keadaan.

“Baiklah…Kalau itu mau mu…” Sora menjadi kelihatan tambah khawatir.

Raja tidak dapat menenangkan Sora untuk saat ini, Raja hanya tersenyum biasa saja.

“Oh ya Raja-“

Di tengah rasa khawatir dan panik, Sora kembali berbicara.

“Omong-omong pertandingan mana yang kau ikuti ?”

Sora menanyakan soal dari 3 Mode pertandingan apa yang Raja ikuti.
Ada 3 pertandingan kekuatan disini yaitu Survival, Squad, dan Duel untuk Deathmatch sekolah ini tidak menyelenggarakan karena tingkat bahaya dari Deathmatch sangat tinggi. Setiap orang hanya boleh memilih satu dari ketiga  Pertandingan itu. Dan khusus untuk Squad adalah pertandingan dimana sebelumnya mereka sudah membuat Squad mereka sendiri dan tidak di acak. Setiap pertandingan akan menentukan gelar yang mereka miliki, Setiap gelar itu antara lain :
·        
Survival : One-Man Army
·         Squad    : Squadron Expert
·         Duel       : The Strongest Fighter/Man

Itu adalah gelar yang sudah diberikan oleh Ketua OSIS. Gelar Spesial bagi mereka yang memenangkan pertandingan tersebut. Namun terkadang banyak juga Julukan yang didapatkan begitu saja dari Murid-murid yang ikut menonton pertandingan. Para Murid sering memberikan julukan kepada orang lain yang mereka suka jadi mungkin akan ada Julukan yang akan mereka dapatkan nantinya. Tergantung apakah mereka semua menyukainya atau tidak.

“Ada 3 pertandingan nanti jadi dari ketiga itu apa yang kau ikuti ?”
Raja mulai menulis di buku catatannya. Selesai menulis dia memperlihatkannya kepada Sora. Melihat tulisannya Sora terkejut matanya melebar seakan-akan dia tidak dapat percaya apa yang dia lihat. Di situ tertulis-

“-SURVIVAL !”

Ya- Survival yang akan diikuti oleh Raja. Raja sudah mendaftarkan dirinya dengan nama ‘Raja’ dalam Formulir pendaftaran ke ikut sertaan.

“Kau serius !?”

Raja mengangguk dengan wajah Datar tidak berekspresi.

“Karena tidak ada Deathmatch maka Survival menjadi  yang tersulit dari semuanya loh, Maksud ku…Akan ada banyak Peserta dan kau termasuk itu jadi kau sendiri melawan banyak”

Survival ini jika bertempatan di sebuah area Khusus atau Ruangan khusus hanya akan memakan normalnya 1-2 Jam namun jika di selenggarakan di sebuah Pulau maka akan memakan Waktu Yang sangat lama. Belum lagi ketidak tahuan peserta seperti apa tempat yang mereka dapatkan nantinya akan membuat persiapan sebelumnya sedikit berantakkan dan yang menang nanti hanya ada 1 saja. Dia harus bertahan hidup melawan semua musuhnya jadi setiap orang harus berusaha keras dan menyiapkan Strategi mereka yang paling pas dalam situasi mereka masing-masing.

Di tengah kepanikan Sora, Raja tersenyum kepadanya.

Senyuman yang Sora lihat dapat di artikan “Tenang saja” itu mebuat Sora sedikit tenang namun tidak menghentikan ke khawatiran yang bertambah.

“Hanya menggunakan Pisau saja dan satu Revolver di tambah lagi semua musuh mu bersenjata lengkap. Apa kau yakin kau baik-baik saja ?”

Raja mengangguk.

Sora kelihatan sangat khawatir, Benar-benar khawatir, Sora kelihatan sangat ketakutan juga. Takut akan kegagalan yang Raja dapatkan nantinya.

Kemudian di tengah ke khawatirannya, Tangan Raja menggapai kepala Sora. Raja kemudian menepuknya dua kali, Sora bereaksi dengan menutup matanya. Kemudian Sora melihat ke arah Raja, 

Di situ Raja memegang bukunya bertuliskan-

“-Tenang Saja. Aku akan baik-baik saja !”

Mata Sora melebar dan bercahaya seolah hanya dengan membaca tulisan itu membuat ke khawatirannya sekejap menghilang. Sora seperti benar-benar percaya dengan keyakinan milik Raja di tambah pula, Tulisan itu di sertai dengan Senyuman hangat milik Raja yang menenangkan Sora dengan sekejap.

Sora kemudian memegang tangan milik Raja yang menyentuh kepalanya dan melepaskannya dari 

kepalanya lalu melepaskan tangannya.

Sora kemudian tersenyum.

“Hmm, Baiklah…Aku percaya” Sora akhirnya memutuskan untuk mempercayai keahlian Raja hanya dengan pisau..

“Jika memang kau benar-benar yakin dengan keahlian mu maka…Aku akan mendukung mu”
Sora memberikan dukungan kepada Raja dengan Senyuman hangatnya.

“Buat aku tertarik…Raja”

Raja menjawabnya dengan senyumannya yang perlahan melebar dan mengangguk kepada Sora.

DING! DONG! DING! DONG!

Bunyi itu datang dari speaker Sekolah yang ada dalam setiap Ruangan di Sekolah ini.

“Pengumuman, Pengumuman-“

-Aaa ada pengumuman.

-tentang apa ini ?

Semua murid terdiam dan mendengarkan juga melihat kearah sumber suara itu. Sebenarnya tidak perlu melihat ke arah Speaker lagi pula yang harus kau lakukan hanya mendengarkan saja, Tapi itu lah yang dinamakan Refleks.

“Bagi yang mengikuti Pertandingan Survival harap berkumpul di halaman depan sekolah dan bagi semua murid yang tidak ikut dalam pertandingan Survival diharapkan dapat berkumpul juga, Kalian akan ikut untuk menyaksikan pertandingan ini berlangsung. Itu saja”

…………………………………………………………………………………………..

Seluruh suasana Sekolah Terdiam begitu saja. Dari setiap penjuru tidak mengeluarkan suara sedikit pun semuanya hening.

Lalu seketika….-

-OOOOOOOOWWWWWWWHHHHHHH!!!!!!

-YYYYYYEEEEEEEAAAAAAAHHHHHHHHH!!!!!!

Suasana sekolah seketika jadi penuh dengan gemuruh teriakan Semua Murid dari kelas 1 sampai kelas 3. Pertandingan ini hanya dapat di ikuti oleh murid kelas 1, murid kelas 2 dan 3 tidak dapat ikut serta namun mereka dapat ikut menonton pertandingan. Semua orang sudah menunggu ini dari awal dan para peserta juga sudah tidak sabar lagi. Akhirnya ini yang mereka tunggu dari awal bangun jam 6 pagi dan datang jam 7 pagi sampai sekarang akhirnya datang juga waktunya. Waktu Pembantaian dimana akan ada banyak peluru berjatuhan dan korban berjatuhan, Berjam-jam mereka akan bertahan, Bertemu dengan musuh dan teman yang akan jadi musuh menghabisi mereka satu-persatu sampai pada akhirnya mereka Survive dari peperangan itu dan menjadi JUARA!

Mendengar pengumuman itu Raja dan Sora terdiam lalu dari mereka berdua, Raja tersenyum. Dia kelihatan sangat percaya diri dan siap untuk ini semua.

“Bagaimana ?”

Sora memanggil sambil bertanya kepada Raja.

Raja melihat kepadanya dengan Senyuman biasa.

“Kau siap ?”

Raja hanya menjawab dengan Senyuman sombongnya yang mengartikan “Aku tidak pernah Sesiap ini !”

“Kalau begitu ayo” Sora membalas Senyuman Raja seolah Sora memang membaca pikirannya.

Raja mengangguk dan mereka menuju halaman depan Sekolah membawa perlengkapan mereka masing-masing.


Part Four

Sesampainya di depan halaman sekolah yang luas terdapat banyak orang yang berkumpul disitu dan di depannya ada Puluhan Bus yang di sewa oleh Sekolah. Bus-Bus ini untuk mengangkut mereka sampai ketujuan nantinya. Lalu di hadapan mereka ada Panitia penyelenggara acara Survival ini yaitu beberapa Anggota OSIS Kelas 3 yang sebentar lagi akan turun dari jabatan mereka dan digantikan oleh Murid baru kelas 1 dan juga kelas 2 nantinya. Ada satu orang dari Anggota OSIS yang membawa Megaphone dan bediri di podium kecil. Dia seorang perempuan berkacamata dan rambutnya di kuncir. Dia memulai bicaranya-

“Eeee…Baik bagi kalian semua harap tenang sebentar-“

Semua Murid yang hadir menenangkan diri mereka dan siap untuk mendengarkan.

“Baiklah. Ehem…Pertama aku ingin menginfokan kalau ketua OSIS tidak akan ikut menyaksikan pertandingan ini-“

-Ehhh tidak ikut menonton kenapa ?

-Kukira dia akan ikut menonton.

-Aku belum pernah melihat Ketua OSIS.

-Kita…Belum pernah melihatnya lebih tepatnya…

Semua orang bergemuruh membicarakan ‘Kenapa ketua OSIS tidak ikut ?’ pasalnya mereka belum sedikit pun melihat Ketua OSIS.

“HARAP TENANG !“

Mendengar suara yang tegas dari perempuan itu para murid yang hadir langsung terdiam.

“Bagus. Dan selanjutnya aku mengucapkan terima kasih bagi 100 orang yang sudah ikut mendaftarkan diri kalian masing-masing dan juga kepada kalian semua yang sudah datang untuk ikut menyaksikan Survival ini ku ucapkan Terima Kasih”

CLAP! CLAP! CLAP! CLAP!

Suara tepuk tangan yang bergemuruh karena ucapan terima kasih itu.

Pada kesempatan kali ini, Pertandingan Survival tahun ini di ikuti oleh 100 peserta.

“Ok. Dan selanjutnya kalian akan menaiki Bus ini, Bagi para 100 peserta di bagi 50-50 untuk menaiki Bus. Bus ini dapat menampung 50 penumpang jadi akan cukup untuk masing-masing kelas. Setiap Bus sudah terdapat tanda kelasnya masing-masing kalian dapat mencarinya nanti”

Perempuan itu berhenti sejenak dan melihat kearah belakang melihat ke temannya. Temannya mengangguk dan dia juga mengangguk. Setelah itu dia kembali melihat kedepan.

“Ya itu saja. Silahkan kalian semua masuk ke dalam Bus kalian masing-masing, Terima Kasih dan 
selamat berjuang untuk para Survivor dan selamat menyaksikan untuk para Penonton”

Selesai dari pengumuman tersebut semua murid mengambil barangnya dan menuju ke Busnya masing-masing.

Sebelum berpisah Sora dan Raja memeriksa perlengkapan milik Raja terlebih dahulu.

“Bagaimana ? Semuanya lengkap ?”

Raja hanya mengangguk sambil melihat satu persatu kedalam Tas.

“Bagus lah. Kalau begitu aku akan pergi ke Bus kelas kita Ok. Aku akan bertemu dengan mu nanti di persiapan sebelum mulai jadi tunggu ya”

Raja tersenyum kearah Sora dan Sora juga tersenyum balik ke arahnya.

“Kalau begitu aku duluan ya, Dah”

Sora pergi menuju Busnya sambil melambaikan tangannya ke Raja dan Raja juga membalas lambaiannya.

Setelah Sora pergi, Ekspresi Raja menjadi kelihatan lebih serius. Dia menyempang Tas penuh dengan senjatanya di arah kiri sambil dia pegang dengan tangan kirinya lalu menuju Bus miliknya.

Perjalanan yang cukup panjang. Keluar meninggalkan Area 2 School of City D/Sekolah Area 2/SMA Area 2 dan keluar dari Zona School Area of City D, mereka menuju tempat yang jauh. Rombongan Bus itu berbaris rapih melewati jalan dan berbagai hal. Hanya ada satu tujuan dari Bus itu pergi. Menuju ke sebuah Bangunan yang cukup besar dan lebih luas dari pada Stadiun Sepak Bola. Bangunan yang dinamai ‘School Area of City D Private Arena’ di tempat itulah mereka, 100 Orang Survivor akan bertarung dan bertahan hidup sampai akhir dan menjadi Juaranya.

Bangunan ini sudah berdiri cukup lama dan sudah di renovasi mengikuti perkembangan Jaman dan sekarang sudah lebih modern. Arena ini dapat menampung lebih dari 100.000 orang yang hadir dan di Arena ini juga dapat dimasuki oleh lebih dari 500 peserta. Arena ini lebih kepada pertandingan Survival saja. Di Arena ini lah nantinya Raja dan 99 Survivor dari Sekolahnya akan bertarung satu sama lain. Di sini juga Raja akan membuktikan pada Sora apa yang dia punya Kekuatannya, Kemampuannya, Keahliannya, dan juga Kekejamannya.

Bus untuk Penonton berhenti di depan pintu masuk Arena sedangkan Bus para Survivor terus berjalan sampai bagian paling belakang Arena.

Semua murid turun dari Busnya masing-masing.

“Ehh, Baiklah-“ Suara yang sama keluar dari Megaphone yang sama sebelumnya.

“Ini adalah pintu masuk kalian semua, setelah memasuki ini kalian boleh terserah memilih tempat 
duduk kalian masing-masing dan jika ada diantara kalian yang ingin bertemu dengan Survivor silahkan lapor kepada kami para panitia terlebih dahulu, Kami akan memberikan kartu Free Pass kepada kalian. Itu saja, Silahkan menikmati”

“Ohh dan tidak boleh membawa makanan dan minuman dari luar, Jika kalian mau kalian boleh beli di Stand makanan yang sudah ada di dalam Arena. Yaa beli dengan uang kalian tidak gratis”

-Ehhhh Kenapa ?!

Semua orang berteriak kecewa.

“Karna tiket masuk kalian sudah Gratis khusus hari ini saja !”

 -Ehhhhhh….

-Sial! Dompet ku ketinggalan.

-Aku malah tidak bawa uang hari ini.

-Sepertinya aku harus ngutang.

-Ehh serius ?!

Suara kecewa satu persatu dikeluar kan oleh para murid.
Perempuan berkacamata itu hanya tersenyum senang meledek. Di tengah kesenangannya itu ada yang datang menghampirinya.

“Permisih-“

Suara yang manis itu memanggil Perempuan berkacamata itu.

“Ada apa ?”

“Aku ingin bertemu dengan salah satu Survivor”

Suara manis itu milik Sora. Sora yang meminta Free Pass untuk menemui salah satu Survivor yang pastinya Raja.

Melihat ke cantikan dan Ke imutan Sora, Perempuan berkacamata itu tersipu dan terdiam untuk sejenak.

“Ano…? Senpai ?!” Sora memanggilnya dengan Bahasa Jepang.

“Ahhh Ya ya ya, Ada apa tadi ?” Sekejap setelah itu perempuan itu kembali sadar.

“Aku ingin bertemu dengan salah satu Survivor !? Apa boleh aku meminta Free Passnya ?”

“Ahhh Ya tentu saja boleh. Siapa yang ingin kau temui ?”

“Raja !”

“Eto Raja, Raja, Ahh dia ada di Ruangan ‘F-12’ di belakang. Ini Free Passnya”

“Arigatou Senpai“ Sora membungkuk kepada Perempuan itu. Sepertinya Sora belum terbiasa dengan cara Orang Indonesia dan masih terbiasa dengan caranya di Jepang.

“Ahhh ya tentu silahkan” Perempuan itu sedikit malu. Bagaimana tidak Perempuan yang paling cantik 
di sekolahan berbicara dengannya.

Sora kemudian pergi sambil mengalungkan Free Pass-nya.

“Ahh dia cantik sekali” Perempuan berkacamata itu masih tersipu dengan kecantikkan milik Sora.

“E…Kak? Kak?” ada yang datang lagi dan memanggilnya berusaha menyadarkannya.

“Ehhh ya apa ?” Perempuan berkacamata itu kembali sadar.

“Kakak (Senior) sakit ya?” Orang itu meledek seniornya tersebut.

“TIDAK!!!” dengan tegas Perempuan itu menjawab.

“Ehh kejamnya, Seram !?!?!”

Setelah mendapatkan Free Pass miliknya, Sora mencari ruangan “F-12” yang Raja tempati. Sora terus mencari sambil bergumam “F-12” terus menerus. Di tengah jalan dia melihat ada Beberapa Survivor di luar ruangan mereka masing-masing. Mereka terlihat sedikit lebih bersembunyi dan berhati-hati, Mereka sedang membicarakan sesuatu tapi Sora tidak dapat mendengarnya. Sora tidak memikirkan hal itu, Yang lebih penting sekarang Sora sedang mencari ruangan “F-12” yang Raja tempati. Setelah mencari cukup lama, Sora menemukan ruangan “F-12” itu.

“Ini dia” Sora melihat ke arah nomer ‘F-12’ yang tertulis di pintu.

KNOCK! KNOCK! KNOCK!

Suara Sora mengetuk pintu ruangan tersebut.

“Raja kau di dalam ? Ini Aku Sora, Aku masuk ya”

Sora tahu kalau Raja pasti tidak akan menjawab dan dia yakin pasti di dalam situ ada Raja. Tanpa pikir panjang Sora membuka pintu tersebut dan di dalamnya benar hanya ada Raja seorang.

“Hai Raja, Bagaimana ?” Sora melambaikan tangannya ke arah Raja sambil tersenyum.

Raja hanya membalas dengan Senyuman saja tapi Raja kelihatan cukup senang dapat melihat Sora datang mampir menemuinya sebelum Pertandingan di mulai.

“Hmmm…-“ Sora melihat ke arah pakaian yang Raja pakai.

“Tungg-APA INI ?” Sora terkejut bukan main setelah melihat apa yang Raja kenakan.

Raja hanya memakai Kaos Hitam dan di lindungi oleh Rompi hitam kecil yang mirip seperti Rompi Seragamnya. Kemungkinan Rompi ini anti peluru dan Raja mengenakan Celana panjang Abu-abu gelap dimana di kedua Pahanya terdapat tempat menaruh Pisau. Sepatu yang Raja kenakan sepatu Merah miliknya. Diatas itu semua Raja mengenakan Topi miliknya. Kemungkinan Juga Topi ini Tahan peluru. Sarung tangan kulit hitam yang melindungi keseluruhan jarinya kecuali jempol yang hanya setengah. Tidak seperti Survivor yang lain yang Sora lihat sebelumnya, Mereka penuh dengan Perlengkapan berkelas dan pasti sangat susah untuk di tembus. Sementara itu Raja hanya memakai pakaian yang bisa dibilang “Biasa Saja”. Pelindungnya hanya Rompi kecil saja dan Topi yang kelihatannya sudah dibuat Khusus untuk anti Peluru senapan School Weapon. Pertama kali melihat ini sepertinya Raja terlalu menyepelekan situasi.

“Kenapa hanya seperti ini ?” Sora masih keheranan dan terkejut melihat pakaian Raja.

Raja hanya menjawab dengan menaikan pundaknya saja.

“Maksud ku…Apa yang kau lakukan ? Lawan mu penuh dengan senjata yang mematikan dan juga 
perlengkapan lengkap mulai dari Helm dan Armor Tapi kau-“

Melihat Sora kepanikan seperti itu, Raja hanya tertawa kecil dengan senyumannya.

“Kenapa malah ketawa ?!” Sora membalas sebal tertawaan Raja.

“Kenapa kau selalu menyepele kan hal seperti ini, Ampun !?!?”

Sora sedikit tidak dapat menerima apa yang baru saja dia lihat.

“-Tenang saja!” itu yang tertulis di buku catatan.

Sora melihat ke arah buku catatan tersebut.

“-Aku akan baik-baik saja” itu yang tertluis selanjutnya.

“Aku sudah membaca itu berulang kali dan…-“

Sora sudah mendapatkan alasan yang sama dari Raja berulang kali.

“-Darimananya kau aman-aman saja, Hmmmphh !?” Sora cemberut kesal melihat tulisan itu.

Raja hanya meledek Sora dengan mempermainkan kedua tangannya dengan gerakan mengartikan 

“Tenang, Tenang!”.

“DARIMANANYA!” Sora membalas lantang melihat ledekan Raja.

Lagi Raja hanya tersenyum sedikit tertawa. Walaupun tidak terlihat seperti ketawaan pada umumnya.
Sora kemudian menghela nafasnya.

“Yaa aku tahu pasti kau akan seperti ini makanya aku membawakan mu ini-“ Sora memberikan sesuatu kepada Raja.

“-Ini Jaket ku, Ku kasih pinjam” Sora menyulurkan Jaketnya kepada Raja dan mengizinkan Raja untuk memakainya”

Melihat itu Raja mengambil Jaket itu dan bingung keheranan. Wajahnya Nampak seperti bertanya-tanya.

“Omong-omong Jaket ku itu asli terbuat dari bahan Anti-Peluru School Weapon, Bahannya juga sejuk jadi kau tidak akan berkeringat nantinya”

Mendengar itu Raja tersenyum senang dan dengan senang hati mengenakannya.

“Dasar kau ini, Padahal aku datang kesini untuk melihat keadaan mu dan menyemangati mu tetapi aku malah membantu persiapan mu sebelum pertandingan dimulai, Ya ampun”

“-Arigatou” itu yang tertulis di buku catatan.
Melihat itu wajah Sora memerah dan dia tidak tau harus berkata apa.

“M-mm….” Hanya suara kecil yang keluar dari Sora menjawab Raja.

“Kau memang gila. Hanya menggunakan Pisau dan perlengkapan yang seadanya. Seberapa yakinnya kau, Raja ?”

Sora masih sedikit mempertanyakan keyakinan kuat milik Raja.
Seperti biasa Raja hanya tersenyum ramah kepada Sora menguatkan rasa percaya Sora kepada Raja.

DING! DONG!

Suara keras keluar dari Speaker.

“Bagi para Survivor mohon bersiap. Pertandingan sebentar lagi akan segera dimulai. Ku ulangi, Bagi para Survivor mohon bersiap. Pertandingan sebentar lagi akan segera dimulai dan untuk yang sebelumnya mampir ke ruangan para Survivor di mohon kembali ketempat duduk kalian. Terima Kasih.”

Suara pengumuman yang para Survivor dengar di dalam ruangan membuat mereka semua menjadi bersemangat.

“Yaa sepertinya sedikit lagi akan dimulai. Kalau begitu aku harus segera kembali”
Raja mengangguk kepada Sora.

“Oh ya, Raja-“

Sebelum berpisah Sora memanggil Raja sekali lagi.

“Sebelumnya ada beberapa Survivor lainnya yang berkumpul di depan ruangan. Mereka terlihat cukup mencurigakan. Bagaimana menurut mu ?”

Mendengar itu Raja menuliskan sesuatu di bukunya.

“-Mungkin saja mereka, Berkelompok” itu yang tertulis di buku catatan.

“E…Berkelompok ?! Tapi itu curang namanya. Berkelompok di larang dalam Solo Survival !”

“-Tenang saja” itu yang tertulis di buku catatan.

“-Aku akan baik-baik saja” itu yang tertulis selanjutnya.

Menanggapi hal tersebut, Sora hanya dapat diam melihat ke arah Raja. Saat ini Raja tersenyum dengan yakin kalau dia akan ‘Baik-Baik saja’.

Sora sudah melihat tulisan itu lagi, lagi, lagi, dan lagi. Sora bahkan tidak dapat menghitung sudah berapa kali Raja menyampaikan itu kepadanya.

“Baiklah. Aku percaya padamu” Sora menguatkan perasaannya dan menerima keadaan Raja.

Raja membalas dengan senyumannya dan menuju ke pintu kedua yang menghubungkannya dengan 
Arena pertarungan.

“Raja-“ Lagi suara Manis memanggil Raja.

Raja menoleh kebelakang melihat ke arah sumber suara tersebut.

“Berhati-hatilah. Ganbate !” Sora menyemangati Raja sebelum benar-benar berpisah.

Raja tersenyum lebar. Kelihatannya Raja ingin membuka mulutnya dan mengatakan seperti-

“Its My Turn!” itu lah yang kelihatannya yang Raja coba untuk katakan. Tentu tanpa suara hanya gerak bibir saja.

Melihat itu, Mata Sora melebar dan bercahaya. Sora paham sekali apa yang Raja pikirkan sekarang. 
Sekarang ini Raja benar-benar penuh dengan “Kekuatan yang besar”

Raja berjalan keluar melewati Pintu kedua yang menghubungkannya langsung dengan Arena. Seluruh tubuh Raja bagaikan terlahap dengan Cahaya Arena, Raja keluar dan meninggalkan Sora Masuk kedalam Arena Pertarungan. Sora melihat itu semua dan dia menguatkan Mentalnya, Dia siap untuk melihat kejadian yang akan terjadi selanjutnya. Sora pun pergi keluar ruangan ‘F-12’ dan menuju ketempat duduknya.

DOR! DOR!

Suara speaker yang menyerupai Suara tembakan meriahkan seluruh Arena.

-WOOOOOOHHHHHOOOOOOO!!!

Suara gemuruh penonton menantikan pertandingan untuk dimulai. Mereka semua kelihatan sangat senang dan Semangat. Banyak yang membeli makanan dan minuman untuk cemilan Seperti Popcorn, Soda, Kentang, Hotdog, Hambergur, Sosis, dan juga Nugget.

“Aku menghabiskan Rp. 20.000 untuk ini” Suara yang dicampur air mata dikeluarkan salah satu murid.

“Kalau aku Rp. 30.000….” Sama seperti sebelahnya dia juga melakukan hal yang sama.

“Kenapa makanan disini cukup mahal ?” Sama juga sebelahnya juga melakukan hal yang serupa.

“Kalau aku…Ngutang” Tidak dengan yang satu ini, Dia justru kelihatan bangga.

“Kau itu tahu masalah kan ?” Murid sebelumnya menegur murid yang mengutang tadi.

“Belum ada 1 jam kita di sini dan kau sudah mengutang. Berapa banyak ?” Murid sebelumnya yang 
satunya lagi menanyakan hutang milik Murid itu.

“Hmm aku tidak tanggung-tanggung…Rp.50.000 Hehe” dengan rasa gembira yang tidak perlu Murid ini menyampaikannya.

“Aaa, Dia tidak punya harapan” Ketiga murid sebelumnya mengatakan itu dengan suara yang kecil.

Ditengah suara sorakan ini semua, Sora mencari tempat duduk yang kosong. Saat ketemu dia mulai duduk di tempat itu dan mulai melihat ke arah Arena pertarungan di depannya. Terdapat sebuah Kaca yang tebal namun sangat bersih itu bagaikan tidak ada kaca sedikitpun di depan mata. Kaca ini bertujuan untuk melindungi penonton dari tembakan nyasar yang mengarah kepada mereka Kaca ini tentu tidak mudah hancur.

“Hmmm…-“

Sora berpikir di otaknya.

“Arena pertarungannya cukup terbuka dan hanya ada beberapa reruntuhan bangunan yang terbuat dari kayu. Masih ada beberapa bangunan yang utuh tapi semuanya terbuat dari kayu ini sangat mudah untuk di tembus. Jadi seperti ini kah medan pertarungan untuk kali ini”

Sora melihat dari jauh mata memandang apa yang dapat ia lihat. Kondisi Arena pertarungan selalu di 
acak dan untuk kesempatan kali ini medan pertarungannya menyerupai Kondisi Texas jaman Cowboy. Rumah kayu, Reruntuhan bangunan, Bangunan yang saling berhadapan di sepanjang jalan, Kaktus, 

Tulang hewan yang berserakan, Semuanya di buat mirip seolah ini adalah Texas pada jaman Cowboy. Medan kali ini cukup luas dan terbuka, Kondisi yang sempurna bagi para Sniper untuk menembak musuhnya dari jauh. Tempat untuk berlindung Juga sedikit jadi satu-satunya cara adalah menjauhi medan peperangan dan sumber suara tembakan. Di atas tengah-tengah Arena terdapat sebuah layar besar berbagai sisi yang mengarah langsung kepenonton. Layar ini bertujuan untuk merekam dan memberikan gambaran yang tertangkap kamera kepada penonton jika ada penonton yang tidak dapat melihat jelas Pertarungannya. Sayangnya kamera ini tidak dapat menangkap suara para Survivor dan hanya menangkap suara tembakan saja.

DOR! DOR!

Sekali lagi suara keras keluar dari Speaker Arena.

“APA KALIAN SEMUA SIAP!?” Suara perempuan yang akan membawa acara untuk hari ini menggelegar.

-WOOOOOOOAAAAAAAAAHHHHHHHH!!!!!!

-YEEEEEEEEEEEAAAAAAAAAHHHHHHHH!!!!!

Suara gemuruh kencang dari para Penonton memenuhi seluruh isi Bangunan.

“Baiklah. Untuk pertandingan kali ini Medannya adalah Kondisi Texas Berpadang tandus, Panas, Kering, dan hanya beberapa bangunan yang tersisa dan juga tempat ini sangat cocok bagi para Sniper karena lahan yang terbuka luas mereka dapat dengan mudah melihat dengan Scope mereka masing-masing dan mencari musuh yang berkeliaran di atas tanah yang tandus ini.”

Suara Pembawa Acara  itu cukup bersemangat dan membuat Suasana menjadi semakin menggila.

“Selanjutnya adalah peraturan dan hasil pertandingam, Akan ada 100 Survivor masing-masing melawan satu sama lain. Mereka harus bertahan hidup bagaimanapun caranya dan setiap 10 menit posisi mereka akan terlacak di Scanner jam milik mereka Posisi itu menunjukan hanya beberapa Meter dari tempat mereka berdiri jadi harap berhati-hati dan buka mata kalian dengan lebar ya para Survivor~. Lalu akhir dari pertandingan, Hanya akan ada satu orang saja yang akan bertahan dan orang itu nantinya akan menjadi juara dan mendapatkan Gelar ‘ONE-MAN ARMY’ dari Sekolah lalu perolehan waktu mereka akan di hitung seberapa lama mereka bertahan dalam pertempuran sampai akhir, Waktu ini hanya akan di hitung jika mereka ikut masuk dalam pertempuran yang terjadi”

-WOOOOOOOAAAAAAAAAAHHHHHH!!!!!!

Suara gemuruh teriakan yang besar masih memenuhi seluruh Bangunan.

“Baiklah semuanya kita akan hitung mundur dari 10 !” Suara Pembawa Acara yang ceria dan penuh 
semangat itu memberikan Semangat yang lebih kepada penonton.

“Aa, Sepertinya aku pernah mendengar suara ini ?!” Sora mengatakan itu di dalam hatinya dan 
mengingat kembali darimana dia pernah mendengar suara itu.

“Kalau begitu ayo kita mulai. SEMUANYA! Mulai menghitung!”

“10…9…8…-“ Semua orang mulai ikut menghitung mundur mulainya pertandingan.

“7…6…5…” Perlahan demi perlahan mereka semua menghitung.

“4…3…2…” Jantung mereka berdetak kencang seolah-olah akan terlepas tidak tahan dengan tekanan 
yang ada di Arena.

“1 !!!!” Semuanya berteriak saat menyebut angka “1”.

“START!!!”

Suara Pembawa Acara perempuan yang semangat itu menandakan mulainya pertandingan Survival hari ini.

-WOOOOOOOOOOOOAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHH!!!!!

Semua orang mulai menjadi gila dengan dimulainya pertandingan.

Sementara itu Sora terlihat sangat serius kearah Arena pertarungan. Dia melihat secara bergantian ke arah Layar lebar dan ke arah Arena pertarungan. Sora sedang mencari posisi Raja namun dia tidak dapat menemukannya. Baik di Arena maupun di Layar, Raja tidak terlihat.

“Dimana kau, Raja ?” Sora mulai sedikit khawatir Karena tidak dapat menemukan Raja.

Pertandingan akhirnya dimulai, Namun belum ada sedikit pun tembakan yang dihasilkan. Belum ada satu peluru pun yang dijatuhkan, Kamera masih mencari peserta yang ada.

Di tengah pencarian, Survivor dengan perlengkapan lengkap mulai dari Helm, Vest, Gloves, Boots, hingga senjatanya terlihat sangat kuat. Warnanya yang menyatu dengan sekelilingnya membuatnya sangat sulit terlihat oleh mata.

“Dan ini dia Survivor pertama kita!!!” MC itu mulai untuk memandu acara kembali.
Orang dengan peralatan lengkap itu bersembunyi di balik batu besar berwarna coklat tanah.

“Dengan batu sebesar ini tidak ada yang dapat mengenai ku, Ditambah lagi dengan warna ku yang menyatu, Haha”

Survivor itu berkata kepada dirinya sendiri dengan Percaya Diri.

Mau sekencang apa mereka bersuara, Kamera tidak dapat menagkap suara mereka. Kamera yang merekam Arena pertandingan hanya menagkap gambar kualitas Ultra HD saja agar dapat dengan jelas gambar di rekam dan di siarkan di Layar besar.

“Ayoo cepat keluar siapa saja kamu !” Survivor itu sudah tidak sabar.

“Menunggu saja tidak akan membawakan hasil yang kau mau loh~”

MC bersemangat itu membawakan acara sambil mengomentari tindakan Survivor.
Survivor pertama ini menghentakkan kakinya ketanah dan wajahnya menggambarkan ketidak sabaran.

“Cih…! KELUAR LAH SIAPA SAJA KAMU-“

DOOOOORRRRR!

Saat Survivor itu sedang berteriak dan mengeluarkan kepalanya, Dia tertembak tepat di kepala dengan kencang oleh Sniper hingga Helmnya terlepas dan hancur. Tubuhnya pun jatuh, Dirinya tidak sadarkan diri dan pada akhirnya dia dinyatakan ‘Tereliminasi’.

-ITU DIA!!!!!

-AKHIRNYA!!!

Suara teriakan penonton yang senang saat ada yang tertembak dan tumbang kembali memenuhi isi bangunan.

“Gotcha Boi~” Sniper itu Tersenyum setelah menembak jatuh mangsa pertamanya.

“OHHHH ITU DIA SNIPER DAN PEMBUNUH PERTAMA KITA”

“Bersembunyi di balik semak di atas bukit memang pilihan yang tepat untuk seorang Sniper dan untungnya Musuhnya ada tepat di bawahnya. Luar biasa”

Caster itu kembali mengomentari dan memuji salah satu Survivor yang tertangkap Kamera. Kali ini 

Survivor itu adalah si Pembunuh pertama.

“Hehe, Pembunuh pertama ya, Lumayan. Tidak seperti orang yang hanya banyak mulut saja dan tidak memiliki kesabaran. Hmph, Seperti itu lah Survivor seharusnya”

Survivor Sniper itu senang sekaligus menyombongkan dirinya sambil berdiri. Mau berbicara apapun di dalam Arena, Kamera tidak akan menangkap suara tetapi Kamera bisa menangkap Gerak mulut.

“Yaa, sombong mu boleh juga. Justru kau yang banyak omong”
Sora yang berhasil membaca gerak mulut Sniper itu dengan wajah jengkel. Jengkel akan kesombongannya.

Survivor itu berlarian di sekelilingnya dan berteriak-

“AYO AYO AYO KELUAR KALIAN SEMUA AKAN KU PECAHKAN KEPALA KALIAN SATU-SATU. HAHAHAHAHAHA- AAA-“

DOOOOORRRRRRR!!!!!!

Suara tembakan Rifle dengan kencang menggema.
Kali ini giliran dia yang tertembak keras oleh seorang Sniper. Disaat dirinya yang sedang berlarian tidak jelas, Dari jauh Nampak seorang yang keluar dari rumah menembakkan Riflenya tepat ke kepala musuhnya.

“Kecilkan suara mu Bodoh. Aku bisa mendengar mu dari sini, Diam sekarang kau”

Si penembak itu mengejek musuhnya yang sudah Ia ‘Eliminasi’-kan dari pertandingan dengan gaya.

-WOOOOOHHHHOOOOOO

-AYO LAGI-LAGI!!!!

Suara penonton tidak ada hentinya bersorak dengan keras menyemangati para Survivor.

“Karma!” Sora yang sambil meminum Soda yang dia pesan meledek ke Sniper sebelumnya.

“Pulanglah dan belajar cara menyombongkan diri dengan benar Sniper abal-abal”

Caster perempuan itu yang sebelumnya memuji Sniper pembunuh pertama itu sekarang meledeknya.

“Dasar, Caster macam apa kamu !?” Sora mengomentari Caster perempuan itu.

Sementara itu di tempat lain. Perang hebat sedang terjadi.

DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!

Suara yang cukup berisik dikeluarkan dari Machine Gun yang menembak membabi buta ke arah rumah kayu. Di dalam rumah kayu itu ada seseorang yang sedang bersembunyi.

“Sialan! Kenapa harus seperti ini?! Aku tidak bisa menyerang balik! Dasar pengguna Machine Gun 
kurang ajar!!!” Survivor yang terjebak di dalam rumah tidak dapat bergerak

“WOOOOOHHHHOOOOOOOOOO~ Ayo menyerah lah kawan” Survivor dengan Machine Gun itu menikmati memojokkan Musuhnya.

DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!

Perlahan Rumah kayu itu mulai hancur di tembaki dengan Machine Gun 100 Peluru miliknya hingga pada akhirnya pelurunya habis.

“E….APA?!” Survivor itu panik bukan main saat peluru Machine Gunnya habis tepat sebelum rumah kayu itu hancur.

“Owwww…LUCKY” Survivor yang tersudut sebelumnya mulai keluar dari reruntuhan rumahnya dan mulai menembaki Survivor dengan Machine Gun itu.

DRREEEEEEDDDDD!!!!

“Tungg-“

Survivor machine gun itu belum sempat menyelesaikan perkataannya dan sudah di tembaki dengan SMG tepat menembaki seluruh tubuhnya dan terjatuh hingga dia dinyatakan ‘Tereliminasi’

“Hehe, Sepertinya aku beruntung hari ini~” Survivor itu merasa lega dengan keberuntungannya.

-YEEEEEEAAAAAAAHHHHHHH RASAKAN ITU.

-HAHAHAHAHAAH INI SANGAT MENYENANGKAN.

-HABISI SEMUA!!!!!!!

Teriakan demi teriakan di keluarkan oleh penonton yang terus-menerus tidak ada puasnya.

“Apa kalian bisa lebih tenang sedikit, Oi !?”

Sora yang merasa risih dengan suara berisik menutup kedua telinganya dengan kedua jari telunjuknya.

“Masih ada banyak pertarungan lagi semuanya!!!-“ Caster itu memanaskan keadaan.

“Kali ini-“ Caster itu mulai memperlihatkan pertarungan selanjutnya dan kamera berganti tempat dan gambar.

“Pertarungan sengit dimana mereka saling membalas tembakan!!!”

Seperti yang Caster itu katakan, Pertarungan selanjutnya bertempatan di peternakan dimana mereka hanya berlindung di balik jerami yang tebal.

DOOOOORRRR! DOOOOORRRRR! DOOOOORRRRR!
DREEEEEDDDD! DREEEEEEDDDD! DREEEEEEDDDD!

Tembakan demi tembakan saling bergantian. Antara pengguna Assult-Rifle dan SMG saling beradu satu sama lain.

Menengok dan menembak lalu berlindung.

Mengintip dan menembak lalu berlindung kembali.

Mereka terus-menerus melakukannya seperti itu sampai pada akhirnya mereka kehabisan peluru.

“SHIT! IM OUT OF AMMO!-“ Survivor dengan Assult-Rifle Berbicara dengan Bahasa Inggris.

“Apa yang harus kulakukan ?! Hanya tersisa 3 Magazin dan Pistol juga pisau yang kubawa!?” Survivor 

Assult-Rifle ini kehabisan ide.

Seketika-

“Ehhhh…?”

Ada Granade yang terlempar ke arahnya datang dari arah musuhnya.

“OHH SHIT!!!” Survivor itu berteriak dengan mengatakan perkataan yang kasar dalam Bahasa Inggris.

BOOOOOOOOMMMMMMM!!!

Granade itu meledak tepat di tempatnya.

“Heh, Untung aku masih memiliki barang untuk di lempar disini”

Survivor pengguna SMG itu melemparkan Granade sekali lagi ke tempat musuhnya.

BOOOOOOOOMMMMMMM!!!

Lagi Granade itu meledak di tempat yang sama. Survivor ini memiliki lemparan yang cukup akurat.

“Sepertinya itu sudah cukup untuk mengalahkannya” dengan penuh keyakinan dia percaya bahwa dia telah memenangkan pertarungan antara keduanya.

“OPEN YOUR EYES MAN!!!”

“Huh ?!”

Suara yang kencang dengan Bahasa Inggris mengejutkan Survivor Granade itu.

WUUUUUSSSSHHHH!!!

Dia keluar dari balik asap Granade itu dengan gaya.

“BAGAIMANA BISA?!” Survivor Granade itu sangat terkejut melihat musuhnya masih selamat.

“Aku melompat kebelakang tepat sebelum Granadenya meledak, Bung!”

Dengan lincah dia mengeluarkan Pistolnya dan menembak kening musuhnya-

BANG! HEADSHOT!

Tepat sasaran di kening musuhnya. Survivor Granade itu terjatuh dan tidak sadarkan diri membuatnya 

‘Tereliminasi’

“Fuuuhhhh, BULLSEYE!!!” Dengan gaya Survivor itu meniup asap yang keluar dari pistolnya.

-YEEEEAAAAAAHHHHH

-HEBAT-HEBAT KAU SANGAT HEBAT!

-SUNGGUH KEREN!!!!

-PERTAHANKAN MAN!!!!!

Suara teriakan penonton mendukung Survivor itu sangatlah keras dan sepertinya mereka baru saja menemukan Survivor Favorit mereka.

“Keren sangat keren dia menghindari ledakan Granad dan keluar dari balik asap lalu menembak musuhnya dengan pistol sekali tembak. LUAR BIASA”

Caster perempuan itu menyemangati dan mengomentari Survivor yang baru saja memenangkan pertarungannya yang panjang.

“Mungkin saja aku jatuh cinta~” Dia juga mulai bercanda di waktu seperti ini.

“Apa yang salah dari Caster yang satu ini, Oi ?!” Sora sekali lagi mengomentari Caster perempuan itu.

Dari setiap pertarungan yang ditampilkan, Raja masih belum terlihat bahkan di Statistik Namanya masih tetap ada dengan Status Hidup 0 Kill. Baik di Arena mau pun di Kamera Raja masih belum terlihat. Sora sementara itu, Masih terus mencoba cukup keras melihat ke arah Arena yang luasnya bukan main. Dia berusaha mencari Raja, Jika kamera tidak dapat menangkap gambar Raja maka Sora akan terus mencari Raja sampai ketemu.

“Dimana kau Raja ?” Sora terus mencari dan mencari

-AYYYYYOOOOOOOOO!!!

-BUNUH DIA!!!

-AYO KAU PASTI BISA!!!

Di tengah keributan ini Sora masih tetap terus mencari Raja.

“Dimana kau bersembunyi ? Ayolah Raja !”

Khawatir dan bingung tidak dapat menemukan Raja, Sora terus menerus tanpa henti mencari Raja. Dia bisa saja sampai berdiri dari kursinya untuk berpindah ketempat lain untuk mencari bahkan jika itu artinya mengelilingi seluruh Arena, Sora akan melakukannya. Tapi dia tidak bisa karena dia tahu itu akan mengganggu penonton yang lainnya jadi dia lebih memilih untuk tetap diam di tempat dia duduk sekarang.

Sementara itu terjadi pertarungan yang lainnya dari 2 Survivor.

RUN! BANG! RUN! BANG! RUN! BANG!
DREEEEDDDDD! DREEEEEDDDDD! DREEEEDDDD!

Satu Survivor yang terus Menembakkan Pistolnya sambil berlarian membuat musuhnya kesusahan untuk mengenainya. Dia berlari sangat cepat dan gesit juga lincah menghindari peluru demi peluru yang berdatangan menyerangnya.

“Cih! DIAMLAH DI TEMPAT UNTUK SEBENTAR!!!”

Musuhnya yang terus menembakinya mulai Jengkel dan kehilangan kesabaran.
Survivor lincah itu mulai mendekat dan menembaki Musuhnya.

BANG! BANG! BANG!

Tembakannya mengenai Kaki, Lengan, dan Pundak musuhnya.

“AAAARRRRRGGGHHH!!!!”

Belum menyerah, Musuhnya masih tetap berdiri dan menembaki Survivor lincah itu.
Survivor lincah itu semakin mendekatinya. Saat sudah cukup dekat dia melompat tinggi.

WUUUUSSSSSHHH!

Dia melompati musuhnya di atas kepalanya dan berputar balik di udara lalu menembakan Pistolnya.

BANG! HEADSHOT!

Tembakkanya tepat mengenai Musuhnya di kepala. Jatuh perlahan, Musuhnya masih memiliki sedikit kesadaran dan mengarahkan Senjatanya ke Survivor lincah itu. Survivor lincah itu hanya berdiri tidak melakukan apa-apa.

“MATI KAU!!!-“ Musuhnya berteriak mengutuk Survivor lincah itu.

BANG! HEADSHOT!

Lagi, Survivor itu menembak kepala musuhnya untuk kedua kalinya. Dan kali ini Musuhnya benar-
benar tidak sadarkan diri dan akhirnya tereliminasi.

-YEEEEAAAHAHAHAHAHA BAGUS!!!

-CUKUP ASIK!!!

-KEREEEEEEEENNNNN KAU KEREN!!!!

Lagi dan lagi para penonton menyoraki berbagai macam Survivor yang tampil di Layar.

“Untung saja aku sering lari pagi belakangan ini kalau tidak mungkin aku tidak akan dapat mengalahkannya dengan cara seperti itu. Whooohhh Jantung ku berdebar kencang”
Survivor Lincah itu menarik nafasnya sambil memegang dadanya. Dia kelihatan sangat kelelahan, walaupun dia cepat, Lincah, dan juga gesit dia justru lebih cepat kelelahan.

”Pertunjukan yang cukup menarik dari ahli parkour kita hahaha~” Caster perempuan itu entah menyemangati atau meledek Survivor itu mengomentari pertarungan kerennya.

“Sungguh kau Caster yang tidak tahu diri” Sora sekali lagi merasa jengkel dengan Caster kali ini.

“Hihihi, Masih banyak lagi-“ Caster itu kembali memeriahkan pertandingan.

“Cukup ngomongnya, Tolong” Sora dengan wajah jengkelnya memohon dengan suara kecil kepada 
Caster itu.

“Kali ini, Pertarungan Absurd selanjutnya !!!” Caster itu membawa acara dengan candaan dan juga 
sedikit meledek.

“SUNGGUH CASTER MACAM APA KAMU INI !?” Sora yang merasa sangat jengkel meledek 
sekaligus memarahi Caster perempuan itu kearah ruangan Caster itu.

Kali ini pertarungan antara bangunan yang cukup berjauhan.

DOOOOORRRRR!!!!

Suara tembakan Rifle menembaki Survivor yang berlindung di balik jendela yang sudah pecah.

DOOOORRRR! DOOOOOORRRRR! DOOOOORRRR!

Suara Assult-Rifle yang membalas tembakan sebelumnya.

Kali ini si pengguna Assult-Rifle ada di balik bangunan yang sudah cukup hancur.

“Cih, Kondisi ku cukup aman tapi aku tidak dapat mengenainya dan mengeluarkan kepala ku”

Survivor di dalam bangunan itu berhati-hati setiap ingin mengeluarkan kepalanya. Setiap kali dia mengeluarkan kepalanya-

DOOOOORRRRR!!!!

Peluru datang menembakinya dan dia harus secara refleks menunduk untuk melindungi kepalanya.

“Cih, Hampir saja. Itu sangat berbahaya” Survivor itu merasa lega setelah selamat dari  tembakan peluru yang hampir mengenainya.

Sementara itu, Survivor yang menembakinya dengan Rifle itu terus men-Scope musuhnya di balik reruntuhan. Jika dia melihat kepala Survivor dalam bangunan itu sedikit saja maka dia akan langsung menembaknya.

“Ayo keluarkan lagi kepala mu itu ayo!” Survivor Rifle itu masih terus menunggu.

Survivor dalam bangunan itu mengintip sedikit dan-

“Aahh Terlihat !” Survivor Rifle itu mulai menembak dengan refleks kearah Survivor dalam bangunan tersebut.

DOOOOOORRRRRRR!!!!

“ARRGHHH-“ Survivor itu langsung berlindung.

Sayangnya tembakannya itu hanya mengenai dan melepas Helm milik musuhnya tapi sekarang kepalanya tidak terlindungi lagi.

“Arrgg, Sedikit lagi !” Survivor Rifle itu merasa jengkel namun sabar.

“Woooh wooohhh wooohhh….Apa itu barusan ?!?! Hampir saja” Survivor yang tertembak itu 
mengeluarkan banyak keringat tetapi tidak bergemetar dan tetap tenang.

“Sekarang helm ku rusak dan tidak dapat di gunakan. Cih, Aku harus segera mengakhiri ini” Dengan 
semangat walaupun dalam kondisi yang kalah menguntungkan, Survivor itu tetap tenang.

“Ayoo sedikit lagi maka penderitaan mu akan ku akhiri” Survivor dengan Rifle itu masih terus 
menunggu musuhnya untuk keluar.

Lalu dari kejauhan-

VRRRROOOOOMMMMM!!!

Suara kendaraan datang menyamparinya.

“HUH !?” Kedua Survivor itu melihat ke arah sumber suara.

Dari jauh terdapat satu Survivor dengan kencang menaiki ATV dan sekarang dia mengarahkan Senjatanya ke arah Survivor dengan Rifle itu.

“KENA KAU !!!” Survivor dengan ATV Mulai menembaki Survivor dengan Rifle tersebut.

“APA YANG ?!-“

DRRRRRREEEEEDDDDD!!!! DRRRRRRREEEEEEEDDDDD!!!!

Survivor dengan Rifle itu tertembak kencang di bagian badannya. Dia belum sempat menengok dan membalas tembakannya tetapi sudah di tembaki dan akhirnya dinyatakan Tereliminasi.

“Hahaha, Aku tidak tahu apa yang kau lakukan sebenarnya tapi aku berhasil membunuh mu Hahahaha”
Dengan bangga dan tidak mengetahui kondisi, Survivor ATV tersebut tertawa cukup keras.

DOOOOORRRRR! DOOOOORRRRR!

“Aaa-“

Dari arah bangunan sebelumnya, Survivor itu keluar dan menembaki Survivor dengan ATV barusan dan pada akhirnya meng-eliminasikannya.

“Sungguh kepala ku cukup beruntung hari ini. Kesabaran adalah kunci utama disini ingat”

-BAAAGUUUUSSS!!!

-CUKUP MENEGANGKAN!!!

Kembali suara penonton memeriahkan seisi bangunan.

“Ku Tarik kembali ucapan ku pertarungan yang satu ini cukup menarik, IYAHAHAHAHA~” Caster 
perempuan itu kembali melontorkan komentar yang aneh dan tidak masuk akal.

“KALAU AKU TIDAK!!!” Suara jengkel Sora memarahi si Caster.

“Ku ambil Helm mu terima kasih” Survivor yang beruntung itu mengambil helm yang masih utuh milik 
musuhnya.

“Ayo Ayo Ayo, Masih ada banyak waktu yang tersisa dan kali ini adalah-“

Terus menerus si Caster membawakan pertandingan dengan Semangat namun konyol.

Pertarungan demi pertarungan, Peluru demi Peluru, Korban yang berjatuhan terus bertambah, Sudah 1 setengah Jam peratungan terus berlanjut. Sudah banyak yang gugur dan kamera juga Sudah kehabisan pertarungan untuk di rekam. Caster perempuan itu terus dan menerus membawa kan acara, Sorakan yang keras di keluarkan dari para penonton, Sangat banyak Survivor yang telah gugur di angkut dengan mobil mini keluar Arena untuk di tangani.

Tidak terlalu tertarik dengan itu semua, Sora masih mencari Raja. Sudah tersisa 51 Survivor, 49 yang lain sudah tereliminasi dan Raja masih belum menampakkan diri.

Statistik Raja masih sama ‘Hidup’ dan 0 Kill tidak ada perubahan yang berarti dari awal pertandingan dimulai. Dia juga belum terlihat di Kamera dan juga di Arena. Arena yang luas dan besar dimana para penontonnya melihat dari atas membuatnya mudah bagi para penonton untuk menyaksikan pertarungan dengan jelas di tambah lagi Kamera Ultra HD yang merekam segalanya membuat semua orang dapat terekam dengan jelas.

Namun berbeda dengan Raja, Dari awal dia tidak terlihat sama sekali. Kehadirannya sangat tipis dia tidak dapat dilihat oleh orang banyak walaupun Arena seluas itu dan kamera yang ada dimana-mana dia tetap tidak terlihat sampai sekarang.

Pertandingan sudah berjalan 1 jam 30 menit dan Raja masih belum menampakkan diri. Kemana Raja pergi ? Tanda keberhadirannya sama dengan tidak ada tapi Sora percaya, walaupun Raja belum terlihat Sora dapat merasakannya. Aura dan keberadaan Raja ada di dalam Arena pertarungan itu. Raja masih ada di dalam Arena itu, Sora tahu itu dan Dia percaya itu Karena Sora dapat merasakan Aura yang besar di dalam Arena itu. Aura yang sangat besar, Aura milik ‘Raja’.

“Ohhhh ada apa ini?”

-Huh?!

-Huh?! Ada apa ?

Suara dan pertanyaan dari Caster perempuan itu menyadarkan Sora dan Penonton lainnya.

“APA YANG?!- SUNGGUH KEJADIAN YANG CUKUP UNIK!!! INI BELUM TERJADI 
SEBELUMNYA”

Caster perempuan bersemangat itu berteriak cukup kencang di Microphone miliknya. Dia terkejut melihat kejadian aneh yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Di tempat yang dapat dikatakan sebagai Kota di jaman Texas Cowboy dulu, Ada banyak bangunan yang saling berhadapan dan di setiap masing-masing bangunan itu terdapat banyak sekali Survivor di dalamnya. Anehnya mereka tidak saling menembak justru saling berlindung. Mereka semua berkumpul dan tidak ada satu pun tembakan yang terdengar, Totalnya masing-masing sisi yaitu Sisi kanan 25 dan Sisi kiri 25 di tambah menjadi 50. Ada 50 Survivor di sana dan masing-masing saling berhadapan tetapi mereka sama sekali tidak memulai peperangan. Ada apa ini ?

-OI APA YANG TERJADI ?!

-KENAPA KALIAN TIDAK SALING MENEMBAK !?

-AYO LANJUTKAN ADA APA INI ?!

Suara penonton yang marah dan keras itu mengarah kepada 50 Survivor yang saling berhadapan satu sama lain. Ke-50 Survivor itu hanya di pisahkan dengan Jalan raya di tengahnya dan perlindungannya hanya bangunan yang mereka tempati. Mereka bisa saja saling tembak Sekarang tetapi mereka memilih untuk tidak saling tembak-menembak.

“Tunggu dulu mereka bukannya yang sebelumnya ?!” Sora berusaha mengingat kembali.

‘Mereka yang sebelumnya’ yang dikatakan Sora adalah orang yang Sora lihat di belakang sebelum 
pertandingan di mulai. Mereka kelihatan sama seperti pertama kali Sora melihatnya.

Sekejap Sora ingat apa yang Raja tulis sebelum pertandingan dimulai yaitu-

“-Mungkin mereka berkelompok” Itu yang Sora ingat.

“Jadi ini yang Raja maksud ?! Dia benar, Raja benar. Mereka berkelompok !?”

Sora terkejut walaupun sedikit. Perkataan yang Raja katakan-walaupun itu dengan tulisan ternyata benar. Akan ada dimana pasti mereka setuju untuk saling bekerja sama satu sama lain dan menunggu waktu yang tepat untuk melanjutkan pertarungan. Namun ini angka yang banyak, Jumlah yang banyak untuk sebuah kerja sama dalam Survival yaitu 50 orang. Itu jumlah yang sangat banyak dari 100 peserta ada 50 orang Saling bekerja sama itu artinya 50 lainnya saling menghabisi satu sama lain sedangkan 50 sisanya bersantai sampai waktu yang tepat datang atau bahkan sampai waktu pertandingan selesai. Segala hal dapat terjadi di medan perang dan ini salah satu yang akan sering muncul tapi tidak ada yang dapat menebak kapan, Dimana, dan mengapa mereka memilih untuk bekerja sama ?

“Ini gawat 50 orang bekerja sama di dalam satu pertandingan 1 babak yang berdurasi Maximal 2 jam ini-“ Sora sedang berpikir dengan membaca situasi.

“Hanya ada beberapa cara pertandingan ini selesai pertama, ada yang berkhianat dan mulai menembaki temannya spontan pasti yang lain juga akan ikut menembak secara tidak sadar mereka akan menembak satu sama lain karena panik. Kedua, waktu pertandingan usai. Berapa waktu yang tersisa ?-“

Sora melihat kearah jam besar di papan Statistik.

“30 Menit lagi. Itu waktu yang cukup sedikit. Lalu yang terakhir yang ketiga, Ada satu peserta yang 
tidak ikut campur dalam Kerja sama ini-”

“HAH !?” Sora seperti tersambar petir menyambar tubuh dan pikirannya.

“Tunggu ada berapa Survivor yang tersisa ?!-“

Sora sekali lagi melihat ke arah papan Statistik.

“5-51 !? Ada 50 Survivor yang saling bekerja sama sekarang di dalam bangunan itu dan itu artinya 
satu-satunya Survivor tersisa yang tidak ikut dalam kerjasama adalah-“

“Haagh-“ Sora sekali lagi terkejut akan situasi yang sesungguhnya baru ia sadari.

“R-Raja !!!”

“Hanya tersisa Raja sendiri”

“Hanya Raja yang tidak ikut kerja sama ini”

“Itu artinya 1 melawan 50 yang saling bekerja sama”

“Itu-…Terlalu gila” Sora mulai sangat khawatir dengan kondisi Raja sekarang.

“Raja!?” Sora mulai berharap.

“Buktikan perkataan mu”

“Perlihatkan padaku, Tidak, Pada semua orang di sini dan pada Musuh mu apa yang kau bisa”

“Perlihatkan lah, ‘Kekuatan mu’ !”

Walaupun di penuhi dengan ke khawatiran, Sora tetap yakin dan percaya bahwa Raja akan selamat. Sora memang belum tahu kekuatan Raja dan keahliannya yang sesungguhnya  tapi Sora tetap percaya. Sora tetap yakin pasti Raja dapat melewati ini semua, Sora yakin kalau Raja akan ‘Menghancurkan’ mereka semua.

“Datanglah! Hancurkan mereka semua…Raja!”

STEP!
-E….

STEP!
-Apa…Itu ?

STEP!
-Siapa dia ?

STEP!
“Huh ? ada apa ?!....Ohhhh!” Caster perempuan itu melihat kejauhan.

STEP!
-Me-rah ?
-M-Merah ???

STEP!
-Sinar…Merah ?

STEP!
“Huh ? Ada apa” Sora yang baru menyadari sesuatu bertanya kepada murid di sebelahnya.

STEP!
“Apa…Itu ?” Murid di sebelahnya mulai menunjuk sesuatu yang jauh.

STEP!
Langkah demi langkah.

STEP!

Suasana Arena sunyi, Sangat Sunyi. Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Suasana Arena dimana sebelumnya Ramai penuh dengan suara dan teriakkan sekarang Sunyi seperti tidak ada yang menghuninya.

STEP!
“Oi apa itu ?”
“Hmmm…?”
Para Survivor juga melihat ke arah yang sama.

STEP!
Orang itu dari kejauhan, Langkah demi langkah berjalan perlahan. Dia memegang Combat/Military Knife di kedua tangannya.

STEP!
“OI ! Semuanya bersiap”
“BAIK!”

STEP!
Dia terus melangkah perlahan mendekati 50 Survivor yang tersisa.

STEP!
“WoooooHHHH…A-A-A-A-A-A-A-APA INI?” Caster perempuan itu mulai bersemangat kembali.

STEP!
Seperti keluar dari balik cahaya yang silau dan seperti sebuah Fatamorgana-

STEP!
Dia keluar, Dia datang dengan santai orang yang sudah ditunggu-tunggu.

STEP!
-Aku melihat…cahaya Merah ?!
-Aku...juga !?

STEP!
Mata Sora berkilau. Matanya seperti menipunya.

“Akhirnya kau keluar-”

Dengan semangat Sora langsung berdiri, Kali ini dia akan berteriak dengan tenaga-

STEP!

“RAJAAAA!!!”

STEP!

Langkah terakhirnya dia berhenti dan terdiam di tempat.
Kamera merekam setiap sudut tubuhnya dari bawah berputar merekam dari depan ke belakang dan terus berputar dari bawah sampai ke atas pas dan pada akhirnya berhenti menyorot bagian kepalanya dan juga wajahnya.

Kepalanya yang sekarang sedang menunduk dia angkat perlahan dan perlahan demi perlahan wajahnya terlihat, Matanya yang bersinar dengan Warna Merah di kanan dan warna Kuning di kiri, Wajahnya yang di hiasi dengan sebuah senyuman. Senyuman itu terlihat sangat tidak ramah. Senyuman itu bagaikan Senyuman orang yang suka untuk menyakiti orang lain. Senyuman yang hanya sempurna di wajah orang ini. Senyuman yang sangat amat-amat ‘KEJAM’.

Raja pun datang di medan perang untuk pertama kalinya melawan 50 Survivor yang bekerja sama Sendirian. 1 vs 50.

“WoooAaaaaAhhhHHHHhHhh!?!?!?! A-A-A-AKU Tidak tahu harus berkata apa ?!” Caster Tercengang melihat kondisi di depan matanya.

Sora yang berdiri secara tiba-tiba mendekatkan dirinya ke depan kaca. Serontak hal itu membuat heran para penonton yang lainnya. Setelah Sora melihat sekelilingnya yaitu ke arah para penonton, Sora 
kembali duduk dan menenangkan dirinya.

Sora menarik nafas perlahan-lahan.

“Huuuu, Akhirnya kau datang juga, Raja”

Sora sedikit lega tapi tidak menghentikan ke khawatirannya.

“O-O-O-OK LAH. Ehem hem…Baiklah bagaimana Survivor kita yang satu ini menangani masalah 
yang rumit ini ?! Sekarang dia sudah masuk kedalam pertarungan maka waktunya akan di hitung dari sekarang.”

Caster perempuan itu juga menenangkan dirinya dan kembali membawakan acara.

“Emm, Tepat sekali. Untuk kali ini aku setuju dengan mu Caster abal-abal”

Sora setuju dengan perkataan Caster itu – Untuk pertama kalinya.

“OK ! Ada 50 Survivor yang saling bekerja sama di depan matamu sekarang ini dan kau pasti tahu itu 
iya kan. Sekarang bagaimana kau akan menghadapinya Ohhh ‘Survivor dengan Pisau’ etoo Siapa namamu ? Wait, Wait, Wait…Ahhh ‘Raja’. Bagaimana kau akan mengahadapinya ‘Raja’ ?”

Caster itu membawakan acara dengan memberikan pertanyaan kepada Raja. Yup, Walaupun Raja tidak dapat mendengarnya namun semua penonton dapat mendengarnya.

“Benar sekali-“ Sora setuju dengan Caster itu – Lagi.

“Bagaimana kau dapat menghadapi mereka semua sendirian, Raja ? dan senjata mu pasti hanya Pisau yang kau andalkan melawan banyaknya musuh dengan senjata lengkap”

“Ayo Raja, Tunjukan sebuah keajaiban di depan mata ku…Tidak- Di depan kita semua.”

Sora mulai berharap kepada Raja dan terus menyemangatinya. Sekarang ini jantung Sora sedang berdegup sangat kencang. Sora benar-benar khawatir sekarang dan Sora juga tidak tahu harus berbuat apa – Tidak, Lebih tepatnya dia tidak tahu apa yang akan Raja lakukan selanjutnya.

-Oi Oi Oi ini Gila…

-Yeah Benar….

-Bagaimana caranya melawan 50 orang sendirian ?

Tidak hanya Sora, Para penonton yang lainnya juga mulai khawatir.
Suasana Arena masih sangat hening, Tidak ada sorakan sedikit pun dan bahkan tidak ada suara Caster sekecil apa pun. Semuanya terdiam dan menggigit lidah mereka masing-masing, Mereka semua menunggu tindakan yang akan Raja lakukan selanjutnya setelah menampakan dirinya penuh dengan tekanan yang besar.

Dari balik ketegangan itu, Raja mulai berjalan perlahan.

Semua orang yang melihat itu berdiri sedikit dari bangkunya dan mengeluarkan sedikit suara.
Raja terus berjalan perlahan langkah demi langkah secara perlahan. Senyuman kejam di wajahnya menghiasinya, Pisau yang ia pegang di kedua tangannya memberikan intimidasi yang besar bagi ke-50 musuhnya. Setiap langkah Raja, Raja seperti mengeluarkan ‘Tekanan’ yang Besar, ‘Tekanan’ itu menghancurkan yang ada di sekelilingnya mulai dari Replika Tulang hewan mati, Batu besar yang baru saja Raja lewati, Rumput yang secara tiba-tiba mengering, Reruntuhan bangunan kayu yang tiba-tiba rusak dan hancur begitu saja. Setiap langkahnya mengeluarkan tekanan yang besar. Semua penonton yang melihatnya heran kebingungan tidak terkecuali Sora, Dia juga keheranan melihat fenomena itu.

“A-apa yang sebenarnya terjadi ?” Caster itu untuk pertama kalinya tidak mengeluarkn suara yang bersemangat justru keheranan.

Raja terus saja berjalan dan memberikan intimidasi yang kuat untuk musuh-musuhnya. Semua 50 Survivor yang tersisa berkeringat mereka bergetar dan menelan ludahnya masing-masing.

DOOOOORRRRR!

Salah satu tembakan peringatan menembak ke tanah persis di bawah kaki Raja.
Semua penonton kembali terkejut.

“B-BERHENTI A-ATAU AKAN K-KAMI TEMBAK !!!”

Dengan nada yang bergemetar, Salah satu Survivor memeringati Raja.

Tapi Raja tidak peduli dan terus berjalan pelan.

“B-BERHENTI !!!”

DOOOOORRRRR!

Lagi, Survivor itu menembakan tembakan peringatan untuk kedua kalinya.

Raja masih terus berjalan.

“B-Baiklah. K-Kalau itu yang kau minta”

“SEMUANYA BERSIAP UNTUK MENEMBAK !!!”

Survivor itu meminta teman-temannya bersiap untuk menembak.
Semua penonton melihat itu semua. Mereka berdiri dari tempat duduknya dan mulai bergemetaran.
Raja terus saja berjalan dan pada akhirnya berhenti. Raja berhenti. Kali ini benar-benar berhenti.

“S-SIAP…T-TEMBAK- E…”

Survivor itu memulai aba-aba menembak  tapi sebelum itu dia terkejut tidak dapat mempercayai matanya.

Raja, Kedua tangan Raja di buka sangat lebar seolah ingin berkata “COME!” “Tembak Aku !”

Raja menantang semua 50 Survivor itu. Semua orang yang menonton juga tidak dapat mempercayai 
apa yang mereka lihat terutama Sora. Raja membuka pertahanannya, Sangat terbuka. Semua orang dapat dengan mudah ‘Menembakinya’. Apa yang Raja pikirkan ?

“CIH ! BAIKLAH KAU YANG MINTA !!!”

“SEMUANYA, TEMBAK !!!”

-HUHH ?!

“AHH TUNGGU, RAJA !!!” Sora berteriak kencang.

Semua orang panik terutama Sora. Para 50 Survivor menembakan senjata mereka kepada Raja.

DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!

Semua tembakannya mengenai pas keseluruh tubuh Raja. Kaki, Badan, Lengan, dan juga Kepala. Ratusan peluru mengenai Raja dan Raja hanya berdiri di tempat tidak melakukan apa-apa. Raja hanya tersenyum kejam saat sedang di tembaki sekarang ini. Ratusan peluru sudah di tembaki dan mengenai Raja lalu pada akhirnya, Raja tumbang dan terjatuh kebelakang. Semua yang melihatnya terutama Sora, Para Survior, dan juga Caster tidak dapat berkata apa-apa.

-Apa yang ?

-Itu…Sangat brutal…

-Kenapa dia…?

-Apa itu caranya menyelesaikan ini semua ?

-Dia akan di rumah sakit cukup lama

Semua orang mengeluarkan pertanyaan dan pendapat mereka masing-masing.

Sementara itu Sora, Tdiak dapat berkata apa-apa. Hanya sedikit yang dia pikirkan sekarang ini.

“Raja…Apa yang kau pikirkan ?” Sora menahan tangisnya yang hampir saja keluar.

“Ee-Eto-Eee…Bagaimana aku harus berkata…E…Ehh ??? Ini…Cara yang cukup Tertekan untuk 
mengakhiri sebuah kehidupan” Caster perempuan itu tidak dapat berkomentar lebih dari itu.

“Apa kah kita menang ?”

“Entah lah”

Para 50 Survivor mulai menanyakan kondisi selanjutnya.
Lalu, Ditengah tegangnya dan kepanikan juga pertanyaan. Tubuh Raja bergerak.

SRRRREEEETTT!!! WAKE!!!

-HAAA APA YANG ?-

-MUSTAHIL ?!

-TIDAK MUNGKIN ?!

-BUKAN KAH DIA SUDAH TERELIMINASI ?!

Semuanya melihat Fenomena aneh itu, Fenomena dimana Tubuh Raja yang baru saja di tembaki ratusan peluru masih dapat bergerak.

“Tidak…Mungkin…Raja ?!” Sora juga terkejut dan tidak dapat percaya apa yang dia lihat.

“A-A-A-A-A-A-A-Aaaaaa… APA YANG SEBENARNYA TERJADI OI?!?!?”

Caster perempuan itu mulai panik dan tidak percaya apa yang dia lihat juga.

Perlahan demi perlahan, Raja kembali bangun. Mulai dari duduk secara perlahan lalu berdiri. Raja Kembali berdiri seperti semula di tempat yang sama dan dia masih sadarkan diri.

“INI TIDAK MUNGKIN !!!”

“OII APA-APAAN INI !!!”

Para Survivor juga mulai panik.

“KKKKKKKK-S-SEMUANYA SEKALI LAGI TEMBAK !!!”

Lagi para Survivor menembaki Raja yang baru saja berdiri.

DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!

Ratusan peluru sekali lagi mengenai Raja dan untuk kedua kalinya Raja kembali tumbang.

“B-Berhasil kah ?”

“K-Kali ini dia pasti tidak dapat berdiri lagi”

Para Survivor sekarang merasa yakin mereka telah menang.
Para penonton juga melihat itu dan kali ini mereka tidak dapat berkomentar sedikit pun, Sora juga dia juga tidak dapat berkomentar bahkan Caster pun juga sama.

Namun, Di tengah rasa yakin dan bingung, Raja kembali bergerak. Seketika semua Penonton dan para Survivor benar-benar terkejut. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Semuanya terdiam menggigit lidah mereka dan menelan ludah mereka. Para penonton berdiri dan terdiam tidak melakukan apa-apa, Caster perempuan itu juga tidak berkomenar. Mereka semua melihat dimana Raja kembali berdiri dengan perlahan dan pada akhirnya Raja, Kembali berdiri lagi.

Kali ini para Survivor tidak menembak, Mereka ketakutan, Mereka tidak dapat melakukan apa-apa selain mengarahkan senjatanya ke arah Raja. Lalu ditengah ketidak mampuan para Survivor Itu, Raja mengatakan sesuatu – Tidak lebih tepatnya gerak bibirnya mengatakan sesuatu dan hanya Sora yang dapat membaca itu. Raja mengatakan dengan Suara yang di sertai oleh Sora, Yaitu-

“MY TURN !”

WUUUUUSSSSSSHHHHHHHH!!!

Setelah mengatakannya dengan gerak bibirnya, Raja melesat kencang, Sangat Kencang yang bahkan bayangannya tidak dapat terlihat dan seolah tertinggal. Tubuhnya juga tidak dapat terlihat yang terlihat dari Raja hanya Cahaya Merah. Cahaya Merah itu keluar karena Jaket yang Raja kenakan dan kecepatannya yang sangat kencang. Raja terus melesat ke arah para 50 Survivor itu dan para Survivor tidak dapat melihatnya.

“APA YANG ?....”

“AKU TIDAK BISA MELIHATNYA !!!”

Kedua Survivor di garis paling depan di jalan berusaha menargetkan Raja. Tapi apa boleh buat mereka tidak dapat melihatnya.

Lalu dari balik kecepatan yang luar biasa itu-

KLINK! KLINK!

Suara Pisau yang di Tarik keluar terdengar di depan mereka. Kemudian-

SLASH!!! SLASH!!!

Pisau itu Menebas dengan kencang kedua leher Survivor itu. Mereka belum sempat melakukan apa pun tanpa mereka sadari, Leher mereka sudah terkena pisau dan kemudian tubuh mereka berdua ikut terhempas dan berguling-guling dengan kencang karena tekanan kecepatan Raja lalu tumbang dan dinyatakan Tereliminasi.

Setelah ‘mengeliminasi’ kedua orang di garis depan, Raja berhenti di tengah jalan Raya dan di kerumuni oleh para Survivor yang tersisa. Raja berhenti dengan kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang, Kedua tangannya yang memegang pisau menakuti musuhnya, Jaket merahnya yang terbuka dan berkibar menghiasinya, Topinya yang utuh di atas kepalanya menghiasinya juga, Lalu cahaya Merah yang keluar dari belakang tubuhnya karena kecepatannya itu juga menghiasinya, Mata kananya yang bersinar Merah dan mata kirinya yang bersinar Kuning Mengintimidasi musuhnya dengan kuat.
Lalu Raja menenekan ujung Kaki kirinya ketanah. Tiba-tiba tekanan yang besar datang dari belakang yang Raja baru saja lewati. Bagaikan angin kencang yang lewat begitu saja, Tekanan itu menghancurkan apa yang ada di sekitarnya.

BOOOOMMM!!! CRAAACCKKK!!! BREAAAAKKKKK!!!!

“UWAAAAHHHH !!!!” Suara para Survivor yang terkena ‘Tekanan’ yang luar biasa.

Semua yang ada di sekeliling Raja hancur begitu saja mulai dari Bangunan, Kaca, Batu, dan lain-lain, 
Itu semua sekejap hancur dan tidak menyisakan apa pun sedikit pun. Dengan begini para Survivor yang tersisa tidak dapat berlindung kecuali satu Sniper di atas bangunan yang tidak terkena ‘Tekanan’ Raja. Dia masih dapat bertahan.

“A-Apa-apaan itu ?!” Sniper itu terkejut melihat apa yang Raja perbuat.

Kemudian para Survivor bergegas beridiri dan tanpa pikir panjang mereka mulai menembak ke arah 

Raja yang berdiri di tengah-tengah mereka semua.

DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!

Lagi ratusan tembakan menembaki Raja tapi kali ini berbeda, Raja sema sekali tidak menerima semua tembakan itu Dia justru menghindarinya. Peluru demi peluru Raja hindari dengan santai namun Gesit. 

Lalu Raja pun bergerak dengan cepat ke arah Kanannya. Raja mulai menyerang kebagian  kanannya terlebih dahulu.

Semua Survivor di situ mulai panik ketika Raja mendekati mereka.

Raja kemudian mengeluarkan kedua Pisau Military Knifenya dan mulai menyerang mereka.

SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!!

Tebasan demi tebasan Raja berikan kepada para Survivor di hadapannya.

“HIIIIIII !!!!-“ Survivor yang panik setelah melihat Raja berada di depan matanya dengan Senyuman 
Kejamnya mengarah padanya.

SLASH!!!

Raja menebas leher musuhnya itu.

DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!

Tembakan masih di berikan kepada Raja dan Raja menghindari setiap peluru yang mengarah padanya. 

Lagi Raja mulai Menghabisi Musuh yang ada di bagian kanannya satu persatu.

SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!!
SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!!
SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!!

Tebasan demi tebasan yang Raja berikan kemusuhnya langsung mengarah kelehernya menghabisi semua musuh yang ada di bagian Kanannya.

DOOOOOOOORRRRR!!!!

Tembakan itu berhasil mengenai tangan kanan Raja dan menjatuhkan Pisau Raja tetapi Raja tidak terkejut dia membalas tembakan itu dengan melempar Pisau di tangan kirinya ke arah Orang yang menembak tadi.

THROW!!! STAB!!!

Pisau yang di lemparkan Raja mengenai tepat sasaran di kepala Musuhnya yang menembaknya tadi. Kemudian-

DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!

Tembakan dari arah Kirinya sebelumnya mulai kembali menembakinya. Raja yang tidak memegang senjata kemudian mengeluar kan 2 Folding Knife dari balik jaketnya.

KLINK! KLINK!

Kedua Folding Knifenya di keluarkan oleh Raja dan dia mulai melesat dengan kencang ke arah Musuhnya di sisi lain.

“TEMBAK!!! TEMBAK!!! TEMBAK!!! DIA !!!” Suara salah satu Survivor yang mulai panik.

DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!

Mereka terus menembaki Raja. Banyak serangan yang mengenai Raja langsung tapi Raja masih dapat 
berdiri dan terus berlari mengarah kepada mereka semua.

“CEPAT BUNUH DIA!!!” Survivor itu benar-benar mulai panik. Lalu-

WUUUUSSSSSHHHH!!!!

Raja berada tepat di depannya.

“E…?-“

SLASH!!!

Belum sempat mengatakan apa pun, Raja menebas lehernya.
Semua Survivor tidak berhenti menembaki Raja. Raja yang menyiapkan pegangan Pisaunya kembali melesat dengan kencang dan menusuk salah satu Survivor- Tentu, Tidak tertusuk sampai menembus kulit.

STAB!!! SLASH!!!

Setelah Raja menusuk Survivor itu, Raja menebas lehernya dan membuatnya terjatuh dengan sangat keras.

“HIIIIIIIIIIIII ?!?!?!?!” Kepanikan mulai menyebar ke semua Survivor.
STAB!

Dengan kencang dan cukup keras, Raja menusuk musuhnya dan menjadikan tubuhnya sebagai pelindung dari peluru-peluru yang datang menembakinya.

Kemudian Raja membuang tubuh musuhnya itu dan kembali menyerang musuh-musuhnya.

SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!!
SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!!
SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!!

Lagi Raja melesat dan menghabisi mereka semua dengan Folding Knifenya.

Tidak hanya menebas saja, Raja juga menusuk musuhnya satu-persatu dengan Folding Knifenya.
Kali ini di sisi itu tidak ada yang tersisa sama sekali. Sniper yang melihat dengan Dual Scope yang berada di atas Senjatanya dan Scope yang menyerupai kacamata yang dia kenakan di mata kanannya itu tidak dapat menembak dan membidik Raja sama sekali.

“Aku…Tidak dapat menembak sama sekali.”

“Dia terlalu cepat” Itu yang Sniper itu katakan.

Masih tersisa 11 orang lagi. 10 di bawah di ujung jalan dan satu Sniper berada di atas Bangunan.
Kesepuluh Survivor yang berada di bawah tidak dapat menembak. Mereka hanya dapat melihat Raja berjalan membawa kedua Pisaunya di tangannya. Raja berjalan sangat pelan menuju ke sepuluh Survivor yang tersisa di bawah kemudian Raja menutup Kedua Folding Knifenya dan dia jatuhkan ke tanah. Kemudian Raja mengeluarkan Pickman Blade dan memegangnya di tangan kanannya kemudian mengeluarkan Machete miliknya dari belakang pinggangnya dan memegangnya di tangan Kirinya.

Raja berjalan dengan santai membawa kedua senjata Favoritnya itu dengan melebarkannya di sebelah badannya. Raja terus berjalan, Tidak ada satupun tembakan yang menembakinya. kemudian-

DOOOOORRRR!!!

Satu tembakan baru saja mengenai tubuh Raja namun Raja tidak kenapa-napa. Raja terus saja berjalan maju membawakan ‘Teror’ Kepada musuh di depannya.

Tidak ada harapan lagi, Mereka semua mulai menembaki Raja.

DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!
DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!! DOORRR!!!

Semua tembakannya secara langsung mengenai Raja tapi Raja tidak terjatuh dan terus saja berjalan sampai pada akhirnya Raja berada tepat di hadapan salah satu Survivor dan melihat tajam dengan 
Senyumannya yang Kejam mengintimidasi.

“HI-HI-HIIIIIII!!!” Survivor itu ketakutan.

Lalu Raja mengangkat Machete miliknya di atas kemudian-

SLASH!!!

Menebas dengan kencang dan sekuat tenaga ke arah leher musuhnya itu. Survivor yang melihat itu semua ketakutan tidak dapat melakukan apa-apa selain melihat temannya di tebas dengan cukup sadis oleh Raja. Kemudian Raja mengincar sisanya.

SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!!
SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!!
SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!! SLASH!!!

Raja menghabisi sisa musuhnya dengan sadis dan tidak ada yang terisa di bawah.

“MERAH !!!” Suara yang besar itu datang dari atas bangunan.

Itu adalah Musuh terakhir Raja dan dia berdiri bersiap untuk menembak. Dengan ekspresi penuh dengan Amarah Sniper itu membidik. Dari balik Scope yang dia lihat adalah Senyuman Tajam milik Raja yang mengarah kepadanya langsung. Senyuman itu membuatnya takut tapi dia tidak gentar, Dia membidik dan membidik mencari sasaran yang tepat untuk ‘Membunuhnya’. Setelah mendapatkan sasaran yang tepat, Dia menembak-

DOOOOOOOORRRRRRRR!!!!

Tembakan yang kencang melesat ke arah Raja pas mengarah ke kepalanya. Lalu hal yang terjadi selanjutnya mengejutkan Sniper itu. Tidak- Tapi juga para penonton yang hadir.

“A-AAAA…Bagaimana…Bisa ?!?!?!” Sniper itu ternganga tidak percaya.

Peluru yang dia tembakan di tangkap oleh Raja dengan jari Telunjuk dan Jempol tangan Kiri Raja. Ya, Peluru itu di tangkap di atas udara saat sedang melesat kencang dan sekarang Raja memegangnya.

“Akan…Ku balas kau nanti ! MERAH!!!” Sniper itu berjanji akan balas dendam kepada Raja.
Kemudian Raja mengambil ancang-ancang untuk melemparkan Peluru itu ke arah Sniper itu. Lalu-

THROW!!! WUUUUUSSSHHHHH!!!! BANG!!!

Peluru itu di lesatkan oleh Raja hanya dengan Kedua jarinya saja dan mengenai kepala Sniper tersebut sekaligus mengeliminasi Survivor Yang terakhir.

Berdiri sendiri tidak melakukan apa-apa. Raja sekarang berdiri di tengah-tengah Arena sendirian. Raja berhasil, 1 vs 50 dia mengalahkan semuanya dan akhirnya berdiri tegak di tengah Arena sebagai Survivor terakhir yang selamat membuatnya menjadi ‘PEMENANG’ dalam pertandingan Survival kali ini. Raja memenangkan pertandingan.

Para penonton tidak bereaksi sama sekali. Mereka dari awal melihat itu semua, Melihat dimana Raja di tembak dengan Brutal namun berhasil berdiri kembali lalu melihat Raja melesat dengan kencang menghasilkan ‘Tekanan’ kehancuran yang sangat dahsyat, Mereka juga melihat Raja menyapu bersih semua musuhnya hanya dengan 2 pisau yang dia pegang di kedua tangannya, Lalu mereka juga melihat Raja menangkap peluru di udara hanya dengan jarinya dan melesatkannya kembali ke arah si Penembak jitu tersebut.

Mereka semua terdiam tidak bersuara, Sangat Sunyi tidak ada suara sedikit pun. Mereka tidak dapat mempercayai apa yang mereka lihat terutama Sora, Sora tidak bergerak dan tidak mengatakan apa pun begitu juga si Caster, Dia tidak berkata apa pun sedikit pun. Raja sekarang hanya terdiam di tengah Arena dan Sora melihatnya dari jauh.

“L-Luar Biasa…” Suara Sora menyadarkan para penonton.

“Kau benar-benar MENAKJUBKAN RAJA…”

Lalu Sora menarik nafas bersiap untuk mulai berteriak keras.

“KAU YANG TERBAIK RAJA ! KAU YANG TERKUAT !”

Sora berteriak dan kali ini penuh dengan tenaga dan semangat dia mengumpulkan nafasnya.

“KAU YANG TERKUAT, RAJAAAAAAA!!!”

Teriakkannya menyadarkan seisi bangunan dan juga Raja yang seharusnya tidak dapat mendengarnya menoleh ke arah Sora. Dari kejauhan mereka saling bertatapan, Wajah Sora yang bersinar cerah dan Wajah Raja yang di hiasi dengan Senyuman santainya itu. Kemudian Raja menunjuk Sora dengan Machete di tangan kirinya dan kemudian mengangkatnya tinggi dengan kencang ke atas.

DOR! DOR! DOR!

Suara yang kencang disertai dengan petasan kecil menyatakan bahwa pertandingan telah usai dan kemenangan di ambil oleh Raja. Raja memenangkan pertandingan.
Karena teriakan yang besar dari Sora, Semua orang matanya bersinar melihat ke arah Raja.

-Oi oi oi yang benar saja ?!

-1 melawan 50…Tidak mungkin ?!

-Aha hahaha sepertinya aku kekurangan tidur.

-Ini benar –benar gila…

-Ohhh benar-benar Luar Biasa…

WOOOOOOOOOOHHHHHHOOOOOOOOOO!!!

YEEEEEEEEEEEEEEAAAAAAAHHHHHHHHHHH!!!

Semua orang kembali bersorak kali ini Sorakan kemenangan yang bertuju kepada Raja. Sorakan ini sangat lah besar sampai tidak ada satu orang pun yang tidak bersorak. Semua bersorak dengan meriah.

“WUHAHAHAHAHA-AHAHAHAHA, L-L-L-L-L-L-L-L-LUAR BIASA !!! BENAR-BENAR MENAKJUBKAN” Caster itu pun akhirnya kembali bersuara.

“BENAR-BENAR SEBUAH KEAJAIBAN. 1 melawan 50 dan Raja menang berhasil mengalahkan semuanya hanya dengan Pisau…LUAR BIASA”

Caster itu kemudian membacakan perolehan hasil yang Raja dapatkan.

“Ehem…Survivor terakhir yang selamat yaitu Raja masuk pada pertarungan pada waktu 1 jam 35 menit dan menyelesaikan pertarungan hanya dalam kurun waktu 8 menit saja. TIDAK MUNGKIN !? 1 MELAWAN 50 DIA HABISI SEMUA HANYA DALAM  WAKTU 8 MENIT SAJA DENGAN DUA PISAU !? MENAKJUBKAN !!!”

“Ehem…Dengan ini Raja mendapatkan gelar ONE-MAN ARMY – Yup, benar-benar ONE-MAN ARMY dan dengan ini juga Raja dinyatakan sebagai PEMENANGNYA!!!”

RAJA! RAJA! RAJA! RAJA! RAJA! RAJA! RAJA! RAJA! RAJA!

Suara sorakan merih menyebut ‘RAJA!’. Semua orang terus bersorak dan bersorak. Lalu dari balik ruangan Caster, Caster itu keluar. Dia adalah seorang Perempuan yang tinggi mengenakan Celana panjang bukannya Rok tidak seperti murid perempuan yang lainnya, Dia mengenakan Kacamata yang terikat seperti Kacamata renang, Rambutnya pendek di kuncir berwarna coklat cerah dan matanya juga berwarna Coklat cerah.

“Yaaa, Benar-benar sebuah pertarungan yang menarik, Hmph”

Caster itu keluar dari ruangannya dan mulai bertepuk tangan tidak seperti yang lain bersorak dengan 
kencang menyebut ‘RAJA!’.

Sementara itu Sora terus melihat ke arah Raja dan Raja juga terus melihat ke arah Sora. Mata Sora penuh dengan Cahaya yang mengartikan dia sangat ‘Tertarik’. Sora tersenyum lebar dan mulai untuk berbicara.

“Sungguh, Kau benar-benar sesuatu Raja. Kau membuat ku lebih tertarik padamu. Ehemhem~”
Sora mengakhiri omongannya dengan Senyuman manis dan tawa gelinya yang kecil.



No comments:

Post a Comment