Sunday, March 24, 2019

Dark Lord Volume 1 : Lord Of The Darkness



Settings/Synopsis
Bertempatan di Dunia yang di pondasi kan oleh Sihir, Juga terdapat Monster dan Kerajaan. Di dunia ini mengguakan sistem kekuatan yaitu Sistem kekuatan berdasarkan “Level”. Level di sini menandakan seluruh Evaluasi kekuatan setiap Individu baik Manusia maupun Ras lain dan Monster. Ini di ukur berdasarkan ke ahlian yang ada di dalam setiap individu seperti Bertarung, Sihir, dan kekuatan atau keahlian yang lainnya.
Ras Manusia memiliki Level kekuatan yang paling rendah dari semua Ras yang ada yaitu sekitaran 1-30. Ada juga manusia yang berhasil melampauinya namun tidak bisa lebih dari 50-70, Jika ada pun maka dia bukan lah Manusia tulen melainkan Manusia yang memiliki darah campuran dari Makhluk lain atau dari Ras lain dan ada juga Darah dari seseorang yang memiliki kekuatan yang besar dan di wariskan kepada anaknya lalu di asah lebih oleh anak itu dan menaikan level kekuatannya.
Manusia juga hebat dalam menggunakan sihir namun, Tingkat dan batas tertinggi manusia normal dalam menggunakan sihir hanya sampai batas Magic Tier 3 (Sihir Tingkat Ke-3). Melebihi itu maka Manusia itu di kenal sangat kuat.
Ada juga Manusia yang tidak dapat menggunakan sihir tetapi mereka juga cukup kuat. Level kekuatan mereka pun juga tidak kalah besar dengan para Penyihir. Kebanyakan dari mereka mengasah dan mengolah keterampilan dan keahlian mereka untuk dapat menaikan kekuatan dan kemampuan mereka juga menaikan Level mereka.
Ras Manusia adalah Ras paling terlemah di Dunia ini.
Sedangkan itu, Para Ras Demi-Human lainnya seperti Elf, Dwarve, Mutant dan lain sebagainya memiliki Level Kekuatan antara 10-40. Kebanyakan dari mereka juga tidak ada yang bisa melampaui level batasan mereka tidak seperti Manusia yang berhasil menerobos batas Level kekuatan mereka dan menjadi lebih kuat.
Ini di karenakan Manusia memiliki Niat yang kuat untuk terus maju dan bertahan hidup melawan Dunia yang keras. Sedangkan Ras lainnya kebanyakan dari mereka terlalu sombong dan percaya diri dengan kekuatan mereka yang membuat mereka di pandang Jijik oleh para manusia terutama para kaum Ras High Elves yang kebanyakan dari mereka memiliki level kesombongan yang melebihi level kekuatan mereka sendiri.
Hanya ada sedikit dari Demi-Humans yang berhasil melewati batas Level kekuatan mereka. Jika mereka berhasil melewatinya maka perkiraan Levelnya sekitaran 40+-60+.
Sedangkan itu yang paling mengerikan adalah Para Monster. Para Monster memiliki Level kekuatan sekitaran 30-60. Monster memang di kenal sebagai Makhluk yang paling menakutkan dan juga kuat.
Tapi untuk Monster kecil lainnya seperti Goblin, Orge, Troll, dan lain sebagainya hanya memiliki Level kekuatan sekitar 10-35.
Untuk Legendary Monster atau Monster Legenda memilik Level yang sedikit lebih Tinggi yaitu sekitaran 50-65+. Levelnya juga bisa mencapai 70+.
Dari kebanyakan Monster dan Makhluk-makhluk yang ada, Dragon (Naga) memiliki Level tertinggi di antara semua Makhluk. Level kekuatan mereka berkisar 60+-80. Karena kekuatan mereka yang besar dan mengerikan ini, Ras Dragon terkuat dari semuanya yaitu Elder Dragons pernah berhasil menaklukan Dunia dan menamai Era mereka sebagai The Age Of The Dragons. Mereka menguasai Dunia selama 100 tahun dan itu terjadi pada 800 tahun yang lalu.
The Elder Dragons memiliki Level kekuatan sekitar 80+-90
Masa para Dragon hancur oleh mereka yang menyebut diri mereka sebagai The Great Gods dan membantai habis Elder Dragons. Walaupun di bilang membantai habis tapi kenyataannya tidak sepenunya Para Elder Dragons punah dari Dunia, Banyak Elder Dragons yang berhasil selamat mencari tempat perlindungan dan bersembunyi dari mereka yang mencoba membasmi mereka.
Tentang kemunculan The Great Gods, Sayangnya tidak ada petunjuk yang pasti untuk menjelaskan kedatangan mereka dan darimana mereka berasal dan juga tidak ada yang tahu Pasti Level Kekuatan mereka. Beberapa Manusia pun memuja mereka dan menjadikan mereka sebagai Dewa atau Tuhan mereka.
Ada 13 The Great Gods di dunia ini.
Lalu bagi mereka yang memiliki Darah dari para The Great Gods di namai sebagai God-Kin atau Demi-God. Level kekuatan mereka juga tidak kalah besarnya dari The Great Gods tapi juga para Manusia dan makhluk yang lainnya tidak ada yang tahu persis berapa level kekuatan mereka yang sebenarnya.
Keberadaan God-Kin selalu di rahasiakan dari Publik untuk berbagai macam alasan. Hal ini membuat Para penerus God-Kin selalu merahasiakan Identitas mereka sampai sekarang ini.
Tapi beberapa ahli mengatakan kalau Level kekuatan God-Kin hampir sama seperti Dragons dan Legendary Monsters yaitu sekitaran 66-70+ dan ada juga yang mengatakan kalau Level para God-Kin bisa mencapai 80+.
Selama Eranya, The Great Gods  membawa Era yang makmur dan tentram untuk para Manusia dan juga Era kekuatan Manusia dimana para Manusia berhasil mengungguli Makhluk dan Ras lainnya dengan kekuatan mereka.
Namun Era mereka hanya bertahan 100 tahun di karenakan datangnya kumpulan Dewa yang baru. Dewa yang memiliki Sifat-sifat buruk mereka sendiri. Mereka berjumlah 7 Dewa dan di sebut oleh para Manusia dan Makhluk lainnya sebagai The 7 Sins Gods. Layaknya The Great Gods, Tidak ada yang tahu asal mereka dan Level kekuatan mereka.
Lucunya dan anehnya mereka tidak menguasai Dunia melainkan membuat sebuah Negara dan Kota besar untuk para berbagai macam Makhluk dan Ras untuk di kunjungi bernama Celestia. Negara ini berada di atas langit dan untuk mengunjunginya sangat lah Susah bagi mereka yang tidak bisa terbang. Tarif ke negara itu juga tidak lah Murah.
Harga-harga di Negara itu dapat membuat mu menggali Dompet mu lebih dalam lagi. Ini di karenakan Barang-barang yang di perjualkan adalah Barang terbaik di Dunia.
Banyak sekali Barang-barang dan Senjata-senjata yang unik juga kuat di Negara Celestia. Kebanyakan dari barang yang di jual di negara ini Tingkat bintangnya bisa mencapai antara Bintang 3-4 (Rare Item dan Legendary Item).
Untuk seterusnya, Tidak ada yang tahu bagaimana nasib para The Seven Sins Gods. Mereka tidak mendapatkan kabar yang pasti dan banyak dari mereka mengatakan kalau The Seven Sins Gods mati tapi tidak ada yang tahu persis bagaimana mereka mati.
Jika The Seven Sins Gods memiliki keturunan maka keturunannya juga termasuk atau di panggil God-Kin.
Sekitaran 600 tahun yang lalu atau 100 sesudahnya, Dunia tidak memiliki penguasa baru dan akhirnya Dunia menjadi bebas kembali seperti sekarang ini. Mereka semua pun membuat Kerajaan untuk kaum mereka masing-masing. Ada juga yang sampai sekarang masih Memuja para Dewa atau bahkan beragama dan ada juga yang tidak.
Kembali lagi pada Tingkatan Level Kekuatan. Ada juga Evil Deties dan Deties, Makhluk-makhluk mengerikan yang jauh berbeda dari Demon. Evil Deties memiliki Level kekuatan yang besar yaitu sekitar 70+-90. Sedangkan Demon memiliki level 50+-85.
Evil Deties juga di sebut sebagai Demon Lord/Demon Emperor.
Evil Deties tidak pernah berhasil menakluki Dunia di karena kan Mereka selalu di basmi oleh Makhluk-makhluk yang lain yang menyatukan kekuatan demi melawan mereka Evil Deties. Banyak Evil Deties sekarang yang selamat di segel di suatu tempat tertentu yang di rahasiakan atau jauh dari permukiman penduduk. Ada juga Evil Deties yang melarikan diri dan bersembunyi untuk mengumpulkan kembali kekuatan mereka.
Walaupun begitu, Selama ini tidak pernah ada satu makhluk pun di Dunia ini yang memiliki Level kekuatan lebih dari 90. Tidak ada yang berhasil melebihi 90 baik Elder Dragons maupun Evil Deties, Mereka tidak ada yang berhasil. Melebihi 90 sama dengan mustahil di Dunia ini. Tidak pernah ada yang berhasil menyentuh Level Absolut dan level terkuat yaitu level 100.
Namun, Sekitaran 500 tahun yang lalu atau 100 sesudahnya, Ada seorang Penyihir Tua yang benar-benar tua membuat sebuah Mantra Sihir yang besar. Sihir itu memakan banyak Energi Sihir atau Mana dari penggunanya, Sihir itu yang walaupun besar tidak mengakibatkan penggunanya kehilangan nyawa hanya saja membutuhkan waktu Istirahat selama 1 minggu penuh.
Sihir dari Penyihir tua itu tidak punya Efek seperti membunuh, Membantai, Menyegel, Menghancurkan dan Membuat melainkan sebuah Sihir Pemanggil. Sihir pemanggil ini cukup Berbeda dari Sihir pemanggil yang lain yaitu Sihir Pemanggil Makhluk dari dunia lain dan bahkan memanggil Makhluk yang bahkan tidak pernah ada.
Sihir ini berhasil memanggil 1 Makhluk dari Dunia lain dan membuat si penyihir Tua terkejut, Tidak hanya Si Penyihir tua melainkan seluruh Dunia itu terkejut. Kenapa mereka bisa sangat terkejut ? Itu karena Makhluk yang di panggil memiliki Level yang paling mustahil, Yaitu Level 100. Level Terkuat dan terabsolut di Dunia itu dan Makhluk itu di nyatakan sebagai pemilik Level 100 Pertama di Dunia.
Monster itu di panggil The First Born.
Si Penyihir Tua sangat menyayangi Makhluk itu dan tidak pernah menjadikan Makhluk itu sebagai senjata untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Dia melarang untuk menjadikan Makhluk kesayangannya itu sebagai senjata mematikan. Dia pun merawat dengan baik makhluk itu penuh dengan rasa Kasih sayang seorang Ayah pada Anaknya. Dia mengakuinya sebagai Anaknya.
Namun Kejadian selanjutnya adalah rasa takut dari para Manusia dan ras lainnya. Mereka takut akan suatu saat Makhluk ber-level 100 itu mengamuk dan melawan mereka semua. Pada akhirnya Manusia dan Demi-Humans menyatukan kekuatan untuk memburu si Penyihir dan Membunuhnya juga kalau bisa membawa pergi atau membunuh Makhluk ber-level 100 tersebut (Jika Mereka Bisa).
Rumor tentang pembunuhan ini terdengar sampai ke Penyihir Tua itu sendiri. Dia pun lari dengan Anaknya (Makhluk ber-level 100) untuk bersembunyi. Namun mereka selalu berhasil di lacak.
Di Hari pembunuhan pun tiba, Si Penyihir Tua sudah mengamankan Anaknya dan keberadaan Anaknya tidak di ketahui dimana dia di amankan. Selama seharian penuh, Si Penyihir Tua membuat mantra Sihir yang terdengar sama namun lebih berbeda. Sihir apa itu ?
Pada malam Hari, Para pemburu atau pembunuh pun datang untuk membunuh si Penyihir dan makhluk itu. Si Penyihir tidak lari melainkan menunggu di tempat persembunyiannya sendirian tanpa Anaknya. Dia kelihatan sangat Kelelahan dan kehabisan kekuatan untuk berdiri. Dia tidak bisa lari kemana-mana, Dia sudah di kepung dari segala sisi dan dia tidak melawan.
Sebelum di bunuh dia merapalkan sebuah Mantra dan saat mantra itu selesai di rapalkan, Si penyihir itu mengeluarkan kekuatan Sihirnya yang paling kuat dan menyebar keseluruh Dunia. Tidak ada yang mati atau pun terluka akibat Sihirnya itu.
Si Penyihir pun mengatakan kalau Sihir itu adalah sihir yang sama namun lebih besar dari sihir yang sebelumnya, Yaitu Sihir Pemanggilan Makhluk dari Dunia lain. Sihir pemanggilan itu akan aktif dimanapun dan kapanpun tidak tergantung Tempat atau Lokasi, Hari, Tahun, dan siapa pemanggilnya juga seperti apa dan dari Dunia apa si Makhluk di panggil. Sihir itu akan datang begitu saja tanpa di ketahui dan di sadari juga Pemanggilan ini tidak dapat di batalkan.
Namun si Penyihir juga mengatakan kalau mereka juga bisa melakukan pemanggilan itu namun sangat mustahil di lakukan karena Si Penyihir merahasiakan mantra sihirnya itu kepada Dunia dan Anaknya. Setelah mengumumkan itu, Si Penyihir Tua di bunuh oleh para Pemburu. Anaknya atau Makhluk berlevel 100 pertama tidak kunjung ketemu dan Keberadaanya dan Nasibnya sampai sekarang adalah Misteri.
Perkiraan penggunaan Sihir Pemanggilan ini mencapai Sihir Tingkat 10 (Magic Tier 10), Tingkatan Sihir yang paling mustahil dari semua makhluk.
Walaupun ini baru asumsi dari para Ahli, Mereka percaya kalau Sihir Tingkat 10 itu ada dan jika itu benar maka Penyihir Tua itu adalah Makhluk dan Manusia pertama yang dapat mencapai Sihir Tingkat 10. Walaupun Levelnya tidak terlalu besar.
Para Makhluk yang di panggil dari Dunia Lain memiliki Level Kekuatan yang terkadang tidak selalu absolut 100 melainkan di bawahnya. Level Kekuatan Makhluk Panggilan dari Dunia lain Sekitar 91+-100. Tapi kemunculan Makhluk berlevel 100 sering terjadi.
Akan hal ini, Para Manusia dan yang lainnya tidak dapat berkutik dan setelah berpetualang bertahun-tahun demi menemukan Makhluk Panggilan yang datang begitu saja Mereka pun pada akhirnya menyerah.
Bukannya tidak peduli lagi, Melainkan mereka hampir lupa dengan urusan mereka masing-masing dan lebih mementingkan persiapan untuk melawan Makhluk Panggilan ini dari pada harus mencari mereka dan melawan mereka langsung tanpa persiapan.
Mereka sudah menganggap kalau kejadian ini sudah biasa di Dunia mereka. Sebuah Fenomena Alam yang mengancam mereka kapan saja karena ulah mereka yang Egois.
Tapi mereka selalu tidak bisa mengetahui seperti apa Ciri-ciri dari makhluk panggilan dari Dunia lain itu.
Para makhluk panggilan dari Dunia lain di sebut sebagai “Summoned Creature”. Makhluk yang berhasil mencapai Level 100 di Dunia.

Plot
Arch Vossler Souron seorang Penguasa Dunia dari Dunianya, Dia di kenal sebagai Dark Lord atau Khei Xkheurn. Dunianya yang sudah ia Kuasai bersama pasukannya kini hancur sepenuhnya dan di saat dunia itu akan hancur, Arch Vossler Souron terpanggil oleh Sihir aneh dari Dunia lain.
Larla Lolvrath seorang Gadis Dark Elf yang sangat Multi-Talenta dan juga sangat Cantik, Secara tidak sengaja memanggil Arch Vossler Souron ke dunianya saat ingin mencoba sihir yang sudah ia pelajari.
Mereka berdua pun Berpetualang bersama dan menghadapi berbagai rintangan yang datang untuk mencari berbagai macam hal yang baru bersama terutama untuk Arch Vossler Souron di dunianya yang baru ini.
Bisakah mereka mempertahankan hubungan mereka dengan baik dan menemukan hal yang baru bersama.

Prologue
Dunia ini…Dunia yang sudah susah payah ku Kuasai…Akan hancur…
Dunia yang penuh akan sejarah kami…The Xhramnen Empire…Akan hancur…
Bagaimana ini bisa terjadi ? Kenapa harus sekarang ? Kenapa harus di waktu aku berhasil ?-Tidak, Tetapi di waktu kita semua berhasil.
Kami sudah menang.
Kami sudah menguasai Dunia ini.
Kami sudah bertarung habis-habisan selama beribu-ribu tahun lamanya.
Dan pada akhirnya berhasil menguasai Dunia ini bersama.
Namun…
Kenapa harus hancur…?
Dan kenapa harus sekarang ?
Aku…
Arch Vossler Souron.
Seorang Penguasa Dunia ini.
Seorang yang di kenal sebagai.
Zla’Khei Xkheurn (The Dark Lord).
Berjanji akan membawa sebuah kemenangan kepada kaum ku.
Berjanji akan suatu saat berhasil menguasai Dunia ini.
Dan memberikannya kepada mereka.
Para kaum ku semua. Zla’Khei’Ran.
Tapi…
Mereka semua yang hidup di dunia ini...
Sudah Mati…
Dan Dunia ini…
Juga akan Mati…

Chapter 1 – Summoned In The New World

Part One

Arch Voosler Souron seorang Dark Lord atau Khei Xkheurn  yang berhasil menguasai Dunianya dan menjadikannya miliknya dan kaumnya Khei’Ran kini sedang berdiam diri meratapi Nasib yang akan datang selanjutnya.
Nasib apa itu ? Itu adalah waktu dimana Dunia mereka akan hancur.
Arch atau juga bisa di panggil Souron atau Dark Lord, Memandang pemandangan yang terlihat sama sekali tidak indah melainkan mengerikan baginya- Tidak, Tetapi bagi semua makhluk hidup di Dunia.
Dunia yang di penuhi Api yang membara dan sedikit demi sedikit berhembusan keluar. Ada juga yang meledak tiba-tiba dari dalam tanah- Tidak, Hampir tidak ada lagi Daratan di Dunia itu. Daratan, Lautan maupun langit sekarang penuh dengan warna Merah gelap yang sudah menyelimuti dan melahap habis seisi Dunia itu.
Daratan yang tersisa dari dunia itu hanyalah tempat dimana Arch berdiri.
Mungkin di panggil Arch tidak terlalu terdengar seperti Dark Lord. Maka kita panggil dia Souron.
Daratan itu adalah Lantai dan ruaanga dari singgasana dari Zla’Khei Xkheurn (The Dark Lord) itu sendiri yaitu Singgasana Arch Vossler Souron. Souron yang seharusnya pada hari itu juga akan mendeklarasikan kemenangan dan penguasaan dari The Xhramnen Empire kepada Dunia harus batal secara total mendadak.
Souron dan kerajaannya akan menguasai Dunia mulai Hari ini namun harus berhenti secara mendadak. Ini di karenakan Dunia mereka yang secara misterius meledak dari dalam bumi. Ledakan itu seperti Lava yang ada di dalam perut Bumi. Sangat panas dan dalam sekejap dapat membakar dan melelehkan apa saja yang ada di dekatnya.
Semua itu terjadi saat Parade selesai dan di panggilnya Dark Lord menuju Singgasana untuk mendeklarasikan Penguasaan Dunia yang di kuasai dan di atur oleh Dark Lord. Lalu tiba-tiba saja dari bawah tanah di tempat para penduduk berdiri dan menonton, Lava keluar dari dalam tanah begitu saja membakar dan melelehkan segala macam yang ada di sekitarnya.
Tidak hanya dari Daratan melainkan di Lautan pun Lava juga keluar begitu saja dan dalam sekejap mengubah Lautan air menjadi Lautan Lava yang panas mendidih.
Langit pun terkena dampak dari Lava itu dan dalam sekejap langit yang tadinya cerah berubah menjadi Merah Gelap.
Awan yang tadinya Putih berubah menjadi Hitam.
Para penduduk yang ada dalam sekejap terbakar oleh Lava menjadi Debu dan meleleh.
Pasukan Souron yang panik dan terkejut tidak bisa berbuat apa-apa selain berdiri dan terbakar tanpa mereka sadari.
Pasukan kerajaan yang bertugas melindung Dark Lord bergegas meminta sang Penguasa Kegelapan atau Dark Lord Arch Vossler Souron untuk segera mengungsi mencari tempat aman.
Tapi tidak ada lagi tempat yang paling aman di sana kecuali tempat dimana Souron berdiri sekarang.
Perlahan demi perlahan Masyarakat yang di penuhi Manusia terbakar begitu saja. Pasukan dari The Xhramnen Empire juga perlahan demi perlahan terbakar begitu saja.
Souron yang untuk pertama kalinya-Tidak, Mungkin bisa di bilang untuk yang kedua kalinya dia Terkejut seumur hidupnya.
Beratus-ratus atau bahkan Beribu-ribu tahunnya dia Hidup, Souron baru dua kali ini terkejut di dalam hidupnya.
Pertama adalah saat dia terkejut salah satu dari Kerajaannya yang terbesar dan dipenuhi oleh Pasukan dan orang-orang ke terpercayaannya secara tiba-tiba menghilang tanpa Jejak. Kerajaan yang besar beserta isi-isinya hilang begitu saja tanpa jejak dan tidak jelas siapa dan apa yang membuatnya menghilang.
Ini adalah kali pertama Souron terkejut dalam hidupnya. Masalahnya di sana ada Orang yang paling ia percayai yaitu Penyihir Kerajaan. Dia di anggap sebagai Mentor dan seorang Ayah bagi Souron dan Souron berjanji akan menjadikannya Wakil saat mereka berhasil menguasai Dunia. Lalu ada Pengguna Pedang terbaik, Paladin terbaik, Warlord terbaik, Berserker terbaik, Assassins terbaik, Warrior terbaik, Knight terbaik, Pasukan Elit dan terkuat juga terahasia, dan yang terakhir adalah sang Pangeran yaitu Anaknya.
Souron harus menelan Ludah dan mengeluarkan Emosi yang besar saat mendengar kabar kalau Kerajaan itu hilang tanpa sebab yang jelas dan tanpa peringatan. Saat kerajaan itu hilang yang di penuhi dengan orang-orang penting, Para Musuh dari The Xhramnen Empire langsung menyerang secara kekuatan penuh tanpa ampun.
Penyerangan mereka berhasil merugikan Xhramnen Empire. Di waktu itu juga Souron untuk pertama kalinya terlihat Depressi dan tidak mengeluarkan sedikit tenaga dalam dirinya untuk berdiri. Namun dia masih memiliki Beberapa orang penting di sampingnya.
Yaitu, Pemanah terbaik, Guardian terbaik, Pengguna Tombak terbaik, Eksekutor terbaik, Murid terbaik dari si penyihir terbaik, Beastmaster terbaik, dan Kudanya Ashler.
Kehadiran mereka membuat Souron kembali bangkit dari kemurungannya. Souron yang penuh dengan emosi yang membara, Turun kemedan perang menunggangi Kudanya Ashler melawan banyaknya pasukan sendirian.
Para pasukannya tidak ada yang menghentikannya dan dengan seksama menyaksikan tuan mereka menghabisi satu persatu musuhnya tanpa kesalahan sedikitpun.
Seberapa kuat sebenanrnya Souron ? Dia bisa menghabisi banyaknya pasukan yang datang menyerang bagaikan peluru itu sendirian.
Memang seluruh makhluk di Dunia itu tahu kalau Arch Vossler Souron adalah Makhluk terkuat di Dunia mereka. Tidak ada yang berani berhadapan satu lawan satu melawannya bahkan datang berbicara tanpa membuat janji terlebih dahulu saja sudah membahayakan nyawa mu.
Arch Vossler Souron terkenal sangat kejam. Dia sangat Bengis, Sadis, Tidak memiliki perasaan, Dingin, Kejam, Jahat, Licik, Selalu merendahkan makhluk hidup, Suka akan kehancuran, dan juga Tidak manusiawi- Ya- Tentu ini karena Arch Vossler Souron sendiri bukanlah Manusia.
Namun di balik Sifatnya itu, Arch Vossler Souron adalah seseorang yang Berwibawa dan menyayangi Kaum dan Rasnya, Ras Khei’Ran. Dia juga di kenal sangat menyayangi Keluarganya.
Arch Vossler Souron sendiri bukanlah manusia. Dia dan seluruh Rakyat dan Rasnya bukanlah Manusia maupun makhluk hidup yang Solid. Mereka di kenal sebagai Ras atau Bangsa Khei’Ran atau juga di kenal sebagai The Dark Creature atau The Dark Abbys. Bahkan Kuda milik Souron pun juga bukan kuda Normal yang sering di gunakan Manusia dan makhluk lainnya melainkan Kuda khusus untuk Rasnya yaitu Khei’Ran Khement.
Seluruh Ras Khei’Ran memiliki sifat yang sama seperti Souron tapi sifat mereka tidak se ekstrim Souron. Tapi tetap saja Khei’Ran di kenal sangat jahat dan tidak berperasaan.
Ras Khei’Ran tidak membenci mereka yang Undead dan Ras Heteromorphic. Itu di karenakan mereka hampir memiliki Sifat yang sama dengan Khei’Ran jadi pasukan The Xhramnen Empire juga di penuhi dengan Undead dan Ras Heteromorphic lainnya.
Untuk Ras Khei’Ran, Mereka semua memiliki tampilan yang hampir sama yaitu di penuhi dengan warna Hitam legam sebagai warna utamanya dan Biru di sekeliling celah tubuh mereka.
Arch Voosler Souron memiliki Penampilan seperti ini.
Tingginya yang mencapai 9 kali, Tubuhnya yang tertutup oleh Full Armor berwarna Hitam legam dari ujung kepala sampai ujung kaki tidak memperlihatkan sedikit pun apa yang ada di baliknya itu-Tidak. Bukan begitu, Melainkan Armor itu lah tubuhnya. Kepalanya yang terlihat seperti Helm untuk berperang memiliki lubang yang terlihat untuk mata  berbentuk menyerupai huruf “T” namun agak lengkung tajam kebawah di bagian atasnya. Lubang ini berwarna Biru dan biru itu terlihat seperti api yang terus membara sampai mengelihatkan Aura biru yang keluar dari balik lubang itu. Di atas kepalanya ada sedikit tanduk lancip kecil seperti Mahkota.
Seluruh tubuhnya menyerupai Armor yang kuat yang tidak akan bisa tertembus. Atau mungkin di baliknya itu adalah Warna biru yang selalu membara yang di tutupi oleh Armor atau tubuhnya itu.
Souron mengenakan Jubah yang berwarna Hitam legam dan sedikit Robek-robek di bagian bawahnya. Di balik jubahnya ada lambang untuk Ras Khei’Ran yaitu bentuk dua huruf “T” yang berdiri dan yang satunya terbalik menyambung. Bagian atas huruf T-nya menyerupai mata Souron namun di setiap ujungnya ada tambahan garis lurus kecil.
Souron seperti mengenakan Sarung tangan yang terlihat lebih tebal dari pada Besi manapun dan Kakinya juga seperti mengenakan Sepatu yang terlihat lebih tebal dari apapun.
Souron memegang senjata berupa Pedang khusus di tangan Kirinya dan Perisai Besar Khusus di tangan kanannya. Souron juga terkadang mengenakan kombinasi senjata lain yang sering dia ubah di tangan kanannya. Terkadang Pedang dengan Pedang, Tombak-Pedang, Kapak-Pedang, Tongkat-Pedang, Dan lainnya.
Sepanjang bagian tengah Pedangnya tidak menyatu dan membuat kedua sisinya seperti Setengah Segitiga yang tidak menyatu. Di bagian atasnya di pedang bagian dalamnya berbentuk Setengah lingkaran di kedua sisinya.
Terlepas dari hal itu, Souron juga sangat ahli di bidang Sihir. Kekuatan sihirnya bahkan dapat di bilang melebihi Penyihir Terbaik itu sendiri. Souron dapat merapalkan Mantra dengan cepat dan tepat bahkan seluruh Sihirnya sangat mematikan. Jika sudah terkena mantra dan sihirnya jangan berharap bisa Hidup.
Untuk kudanya Ashler, Kudanya mengenakan Armor berwarna Hitam Legam yang menutupi seluruh tubuhnya dan setiap garis atau lubang yang tersisa seperti Mata, Mulut, Hidung, dan celah-celah untuk kuda bergerak berwarna Biru membara sama seperti Souron. Ada satu tanduk yang lancip di kepalanya.
Kudanya terbilang sangat kuat dan terlatih sangat baik. Kudanya dapat tahan terhadap serangan  Fisik dan Serangan Sihir.
Namun kudanya tidak dapat menggunakan sihir sama seperti kuda lain pada umumnya.
Sebelumnya kita sudah mengetahui tentang hal pertama yang dapat mengejutkan Souron dan sekarang hal yang dapat mengejutkannya yang kedua adalah…
Kehancuran Dunia yang datang padanya dan Dunianya. Kejadian ini hampir sama seperti hilangnya kerajaan yang penuh dengan orang penting Khei’Ran 250 tahun lalu di dunia mereka dan sekarang hal mengejutkan itu terjadi lagi.
Dunia ini hancur secara tiba-tiba tanpa ada peringatan dan tanda-tanda akan adanya bencana besar.
Tanpa Souron sadari, Dia sekarang tinggal sendirian yang berdiri. Tidak ada lagi yang ada di sekitarnya. Lalu-
Dari bawah ada Kuda yang berlari dengan cepat dan melompat-lompat berusaha menghindari Lava yang mencoba membakarnya. Kuda itu adalah Ashler Kuda terbaik dan kesayangan milik Souron.
“Ashler ! Kemari !” Souron memanggil kudanya penuh dengan tenaga.
Kuda itu yang mendengar perintah tuannya dengan cepat melompat tinggi menuju tuannya yang ada di atas.
Ashler kudanya pun selamat.
Mengetahui akan kudanya, Ashler, Souron merasa sangat lega dan dapat membuang nafas dengan lega.
Kudanya benar-benar tidak terluka sedikit pun dan terlihat sangat sehat.
Souron melihat kudanya dengan tenang.
“Sepertinya, Hanya tinggal kita berdua” Souron bergumam penuh dengan keputusasaan.
Segala yang dia miliki sudah hancur.
Pasukan dan Rasnya hilang terlahap oleh Lava panas.
Hari-hari yang sudah ia tunggu hancur begitu saja.
Arch Vossler Souron kehilangan segalanya di hari itu dan di waktu itu juga.
Souron tidak bisa marah, Dia tidak bisa menyalahkan siapa pun untuk hal ini. Layaknya hukum alam yang menimpanya karena perbuatannya, Souron hanya dapat pasrah. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Seluruh kekuatan yang dia miliki tidak dapat menghentikan Hukum alam ini. Dia juga tidak bisa menyalahkan orang lain karena bukan Makhluk lah yang menyebabkan ini semua. “Tidak ada sihir sekuat ini di Dunia”. Begitu lah yang Souron gumamkan. Souron dan Rasnya juga bukan makhluk yang mempercayai Dewa atau Tuhan.
Sekali lagi, Souron melihat kudanya Ashler.
“Apa kau memiliki perasaan yang sama sekarang ?”
Souron yang layaknya seperti pawang dan penunggang kuda yang handal, Berbicara kepada kudanya dengan tenang.
Kudanya hanya menjawab dengan suara kuda pada umumnya.
“Ya, Aku juga sama” Souron membalas.
Dari dalam lubuk hatinya- Itu pun jika dia mempunyai hati, Souron sangat amat-amat Kesal. Perasaanya benar-benar terbakarkan oleh api Amarah yang besar dan membara lebih besar dari Lava yang membakar dunianya.
Rasanya Souron ingin meledakkan Emosinya itu besar-besar namun dia tahan. Kenapa begitu ? Itu karena jika dia melakukannya itu sama sekali tidak berguna. Tidak ada orang yang akan mendengar dan merasakan Emosi Souron dan juga dia tidak bisa melakukannya karena dia tahu, Hidupnya sebentar lagi akan di cabut oleh Lava api yang perlahan demi perlahan mendekati Souron dan kudanya Ashler.
“Sepertinya ini akan menjadi tunggangan terakhir”
Souron sekali lagi berbicara kepada Kudanya.
Lalu Souron menaiki Kudanya dengan elegan layaknya seorang ahli dan menungganginya.
Souron sama sekali tidak menggerakan kudanya itu karena sudah tidak ada lagi ruang untuk bergerak.
Souron kemudian melihat sekeliling apa yang bisa dia lihat dari kedua Bola matanya. Itu pun kalau Souron memiliki Bola mata.
Dunianya yang hancur itu. Dunianya di lahap oleh Lava yang besar dan panas. Langitnya yang gelap berwarna Merah gelap, Awannya yang berwarna Hitam yang perlahan-lahan meluas layaknya asap api yang hangus, Daratan yang berubah menjadi Tanah panas akibat terbakar oleh Lava yang satu persatu meledak dan Lautan yang berubah menjadi Lautan penuh Lava panas.
Tidak ada celah untuk kabur, Souron hanya tinggal menghitung detik kapan Lantainya itu akan hancur.
Souron kemudian menengok kebelakang melihat Singgasana yang ia impikan harus perlahan demi perlahan meleleh di telan Lava.
Pemandangan itu cukup sangat sedih untuk seorang Raja yang sangat menginginkan untuk duduk di singgasana itu lagi. Namun, Souron belum duduk di singgasana itu secara Resmi sebagai Penguasa Dunia yang baru. Selama ini Souron duduk di singgasana miliknya, Singgasana seorang Dark Lord untuk Ras dan Kaumnya juga Kerajaannya The Xhramnen Empire.
Souron harus menelan pahit rasa campur aduk miliknya saat melihat Singgasananya yang ia impikan hancur meleleh di depan matanya sendiri. Dengan begitu waktu yang ia miliki hanya bersisa 1 menit atau 60 detik.
Souron kemudian menarik nafas yang dimana dia tidak terlihat memiliki hidung atau bahkan apa dia punya hidung ?.
Udara di sana pasti tidak sejuk dan tidak segar. Untuk Manusia pasti menyakitkan saat menghirup udara itu. Sekali hirup dapat di pastikan Paru-paru mu keracunan dan terbakar lalu mati. Namun Souron bukanlah manusia dan memang benar dia tidak memiliki hidung ataupun sistem pernafasan jadi Souron masih dapat hidup begitu juga Kudanya yang walupun memiliki Lubang Hidung dan mulut tapi Kudanya juga bukanlah kuda yang biasa kalian temui di peternakan kuda melainkan Kuda ber-Ras Khei’Ran.
Souron kemudian membuang nafasnya pahit ke udara yang sudah membusuk ini. Dia pun melihat ke udara yang sudah hancur ini dan bergumam sendiri.
“Jika kau ada di sini, Xylier. Apa yang akan kau katakan dan apa yang akan kau perbuat ?”
Souran bergumam penuh dengan rasa pedih di suaranya.
“Jika saja kau ada di sini, Seifer Aku penasaran dengan ekspresi dan sifat mu yang terkadang bisa menjadi Over itu”
Sekali lagi Souron bergumam menyebutkan nama dari kaumnya entah siapa mereka itu.
“Apakah kau akan terbang dengan nagamu, Lynder ? Atau diam saja menunggu perintah ku ? Kau selalu merepotkan ku ya”
“Andai saja…Kalian ada di sini bersama ku dan tidak meninggalkan ku. Aku mungkin akan senang dan memiliki tujuan untuk hidup lagi sekarang di Dunia yang akan hancur ini…Setidaknya…Sedikit dorongan untuk kembali berteriak untuk Hidup”
Dari nadanya, Souron benar-benar kesakitan bukan karena Fisik melainkan Mental. Rasa sakit ini jarang ia rasakan atau bahkan tidak pernah ia rasakan rasa sakit sesakit ini dalam hidupnya. Tapi rasa sakit ini pernah menghantuinya dulu saat salah satu kerajaannya itu hilang begitu saja namun tidak separah ini.
“Hmph, Aku senang kau selalu ada untuk ku Ashler”
Souron kembali melihat ke kudanya sekejap dan kembali melihat kedepan.
Jika di perhitungkan waktunya tinggal 30 detik kurang.
Kemudian Souron yang menutup matanya yang bahkan dia tidak memiliki mata dan kemudian membukanya lagi lalu mengangkat pendangnya Tinggi di udara bak bagaikan seorang Raja yang mendeklarasikan sebuah peristiwa penting berkata.
“Aku, Arch Vossler Souron, Seorang Dark Lord dari Xhramnen Empire, Pimpinan tertinggi, Pemimpin dari Ras Khei’Ran, dan Raja baru kalian, Penguasa baru kalian, Dengan ini menyatakan kemenangan untuk Xhramnen Empire dan menyatakan mulainya Era baru, Era dari The Dark World”
Ucapannya penuh dengan tenaga dan semangat yang besar. Seolah ucapannya itu membuatnya kembali ingin menjalani hidup. Itu adalah Perkataan yang ingin ia sampaikan hari ini karena tidak sempat akan Kejadian ini dan sudah ia tampung di dalam dirinya selama ini, Souron pun pada akhirnya mengucapkannya.
Memang sangat tidak perlu sekarang yang dimana sebentar lagi dia akan mati. Tapi Souron ingin mengucapkan itu untuk terakhir kalinya dalam hidupnya.
“Aku sudah mengucapkannya”
“Xylier, Seifer, dan semuanya Kaum dan Bangsa Khei’Ran. Aku sudah menjadi Raja absolut di Dunia ini sama seperti apa yang kita impikan”
“Semuanya…Aku…Arch Vossler Souron…Raja Kalian…Berhasil”
“Ratu ku…Aku akan menyusul mu”
Gumamannya itu di penuhi dengan perasaan yang bercampur aduk antara Lega dan Sedih.
Lalu detik-detik itu pun tiba. 10 Detik terakhir menuju Lava yang mendekatinya secara perlahan.
9…
Lava itu mendekat.
8…
Lava itu semakin mendekat.
7…
Seluruh dataran yang tersisa habis di lahap lava.
6…
Kudanya, Ashler tidak bisa bergerak dan hanya dapat merenung.
5…
Souron masih pada pose yang sama.
4…
Lava itu sudah hampir mendekati kaki kudanya, Ashler.
3…
Lalu…
Secara mengejutkan…
Cahaya seperti cahaya Sihir ungu datang menyinari mereka dari atas.
Souron dan Ashler terkejut dan Souron memasukan pedangnya kembali kedalam sarungnya di sebelah kanan.
Mereka berdua kebingungan bukan main. Ada banyak pertanyaan yang melayang-layang di atas kepala Souron.
Apa ini ? Sihir siapa ini ? Sihir apa ini ? Apakah ada yang masih hidup ? Dimana dia ?
Souron berusaha untuk menghilangkan pertanyaan-pertanyaan itu dari otaknya agar membuat dirinya dan kudanya tenang.
2…
Lalu tubuh mereka pun perlahan demi perlahan berubah menjadi Cahaya.
Seperti akan menghilang Tubuh mereka dari setiap sisinya berubah menjadi butiran cahaya yang terang.
Souron benar-benar merasa bingung dengan apa yang terjadi padanya. Lalu pada akhirnya tubuhnya dan tubuh Kudanya sepenuhnya menghilang berubah menjadi butiran cahaya dan Cahaya Ungu dan lingkaran sihir di atas pun mengecil dan menghilang.
1…
Lava pun membakar permukaan terakhir di Dunia itu dan akhirnya meledak sangat besar menghancurkan Dunia itu sampai menjadi Debu.


Part Two

Di sebuah Hutan yang lebat dan luas.
Ada banyak langkah kaki yang berlarian di dalamnya sangat cepat.
Mereka terlihat seperti sedang mengejar sesuatu. Tapi apa itu ?
Di depan mereka jauh sekali ada seseorang yang terliat sedang berlari dengan sangat cepat.
Jika di lihat dia seorang perempuan. Bukan perempuan Manusia melainkan Dark Elf.
Dark Elf perempuan itu berlari dengan cepat dan nafasnya terengah-engah karena kelelahan. Tubunhnya dan kulitnya yang Coklat itu terlihat terluka namun tidak parah akibat besetan Pedang dan anak panah yang mengenainya.
Dia berlari sambil membuang nafasnya banyak, Dia kelihatan sudah sangat lelah dan sepertinya tidak bisa lagi melanjutkan lariannya.
Dia terlihat ingin terjatuh berkali-kali layaknya tersandung oleh batu besar di depannya tapi berusaha untuk bangkit lagi dan melanjutkan lariaanya yang semakin pelan itu.
Untuk mengumpulkan tenaga dan nafasnya yang terbuang, Dark Elf itu melompat dari pohon ke pohon untuk beristirahat sejenak dan melanjutkannya lagi di ganti dengan melompat dari pohon ke pohon.
Kenapa dia melakukan itu ? Dia bisa saja tersusul oleh mereka yang mengejarnya. Itu karena yang mengejarnya adalah sekolompok manusia yang jumlahnya sekitaran 20 orang.
Dari ke-20 orang yang mengejarnya tidak ada salah satu dari mereka yang berprofesi sebagai Assassins atau Pencuri yang di kenal sangat lincah dalam melakukan perkerjaannya.
Assassins dan Pencuri dapat berlari dengan sangat kencang dan dapat berlompatan dengan sangat mudah dan cukup tinggi layaknya Dark Elf yang satu ini.
Namun yang mengejar mereka adalah sekumpulan Manusia dengan Class atau profesi Warrior yang mengenakan Armor yang berat dan itu menyusahkan mereka untuk berlari dengan cepat.
Ada juga yang berprofesi atau memiliki Class Archer tapi mereka kesusahan untuk membidik Dark Elf itu yang melaju sangat cepat walaupun dia sudah mulai kehabisan tenaganya dan tidak bisa mengatur langkahnya.
Walaupun Dark Elf itu sudah hampir ke habisan tenaganya dan kesusahan untuk mengatur langkahnya, Dark Elf itu terus berlari dan berlari secepat tenaga dari sisa tenaga yang ia miliki. Dia sudah berhasil sejauh ini, Dia sudah mendapatkan sesuatu yang dia inginkan tapi kondisinya sangat ini benar-benar tidak menguntungkannya.
“Kenapa ini bisa terjadi ?”
Dark Elf itu bergumam penuh kebingungan.
“Kenapa mereka mengincar kita ?”
“…Kita tidak melakukan hal buruk pada mereka selama ini”
“…Tapi kenapa mereka mengincar kita ?”
“…Ibu, Ayah, Adik ku. Ku harap kalian baik-baik saja. Semua penduduk desa juga. Aku akan segera kembali…Tunggu aku…Aku akan menyelamatkan kalian”
Dark Elf itu bergumam penuh harapan agar Keluarga dan penduduk desanya berada dalam kondisi yang aman dan berjanji agar kembali kepada mereka secepatnya untuk menolong mereka semua.
Melompat dari pohon ke pohon dan beristirahat lalu melanjutkan lagi, Dia sudah kelihatan tidak sanggup lagi untuk melompat bahkan untuk berlari saja dia sudah tidak kuat lagi.
Dia membawa Panah di punggungnya dan membawa Pedang di pinggang kirinya dan di sebelah Panahnya dia membawa Tombak yang dapat di lipat agar mudah untuk di bawa kemana saja.
Namun, Kenapa dia tidak melawan balik ? Itu karena dia sudah melawan sebelumnya. Anak panahnya sudah habis sepenuhnya, Pedangnya sudah berlumuran darah, Tombaknya masih tersisa dan masih dapat di gunakan namun tubuhnya yang mungil sudah tidak kuat lagi.
Tubuhnya sudah penuh dengan luka-luka gores dan karena di paksa untuk terus lari olehnya tubuhnya mengeluarkan darah segar dari dalam tubuhnya melalui luka goresnya yang membesar.
Dia tidak bisa lagi bertarung secara fisik, Tapi dia masih bisa menggunakan sihir yang ia pelajari. Namun juga, Kenapa dia tidak menggunakannya ? Itu karena dia menyimpan energi sihirnya untuk suatu alasan.
Dia bisa pergi jauh dari desa Dark Elf-nya bukan karena suatu alasan sepele, Dia berencana ingin memperkuat desanya yang sedang bobrok dan mulai menjadi miskin. Sayangnya Desanya sangat jauh dari kerabat mereka yaitu Forest Elf dan Desa mereka terletak di dalam hutan yang sangat lebat. Di seberang Hutan itu terdapat Kota yang dapat di tempuh selama setengah hari perjalanan Kaki.
Dark Elf Perempuan itu baru saja kembali dari kota untuk membeli sesuatu dan ingin segera kembali ke Desanya. Namun di tengah jalan dia melihat dari kejauhan ada asap dari arah Desanya. Panik akan hal itu, Dark Elf ini langsung berlari menuju desanya tapi di tengah jalan harus terhalang oleh sekelompok manusia yang menghalang jalannya. Dia terpaksa untuk mengambil jalan lain dan melarikan diri.
Di tengah perlariannya dia sempat berhasil di hadang oleh sekelompok manusia itu dan terpaksa melawannya. Saat berhasil menghabisi musuhnya, Musuh yang baru terus berdatangan dan dia terpaksa melawan mereka terus-menerus untuk menjaga dirinya sampai dia harus terluka dan kelelahan juga kehabisan seluruh persedian yang dia bawa untuk bertarung.
Karena dia tahu dia tidak bisa seperti itu terus-menerus, Dia lebih memilih untuk berlari ketimbang meladeni mereka dan membahayakan nyawanya. Dia akhirnya memutuskan untuk lari ke dalam hutan yang paling dalam untuk mengeluarkan sihir yang ia pelajari selama 3 minggu lebih bersama seseorang yang dia panggil sebagai “Si Tua Pengelana”.
Saat dia merasa sudah berhasil menguasai sihirnya dia justru mengalami bencana yang di luar perkiraanya dan itu adalah yang terjadi sekarang ini.
Di saat dia terus berlompatan dari pohon ke pohon, Sebuah anak panah mengenai tubuh bagian belakangnya. Untungnya itu tidak terlalu dalam tapi itu membuatnya kehilangan keseimbangannya dan harus terjatuh dengan keras ke tanah dari atas pohon.
Dia kesakitan dan berusaha untuk berdiri, Dia pun berhasil untuk berdiri dengan kaki yang sudah tidak bisa tegak lagi dan tubuh yang melemas seakan di tiban oleh batu yang besar di pundaknya.
Dia terengah-engah dan membuang terlalu banyak nafas setiap dia ingin bergerak tubuhnya merintih kesakitan dan lukanya semakin terbuka lebar. Anak panah yang menusuknya ia cabut dengan sekuat tenaga dan membuangnya ke tanah.
Dari jauh, Manusia yang mengejarnya semakin mendekat dan dia sudah tidak bisa lari lagi. Pilihan utama adalah menyerah tapi Perempuan Dark Elf ini tidak ingin menyerah. Dia tidak ingin menyianyiakan latihan 3 minggunya bersama “Si Tua Pengelana” itu. Dia sudah berhasil sejauh ini dengan latihannya yang keras dan tidak ingin menyianyiakannya begitu saja.
Tapi di benaknya dan di kepalanya selalu berdatangan pertanyaan yang negative.
“Apa aku akan mati ?”
“Apa aku bisa hidup ?”
“Apa mereka akan menangkap ku ?”
“Apa mereka akan menjadikan ku budak mereka ?”
“Apa mereka akan menjual ku sebagai budak ?”
“Apa yang akan terjadi kepada ku selanjutnya ?”
Dia tidak bisa membuang pikiran Negatifnya itu. Seakan sudah pasrah dengan nasibnya yang tidak jelas, Dia melihat ke atas.
Dia atasnya ada banyak pohon yang besar dan bersih. Tidak ada sedikit pun kerusakan di setiap pohon itu dan dari atas ada pantulan sinar matahari melewati daun-daun dan menyinari Dark Elf itu dengan hangat.
Dia tahu kalau dia tidak bisa berbuat banyak lagi dan ingin mempasrahkan hidupnya begitu saja di hadapan manusia yang mengejarnya.
Setelah terkepung oleh 20 Manusia yang mengejarnya dia melihat ke arah mereka semua.
Mereka semua mengenakan Armor yang berbeda-beda dan senjata yang berbeda-beda pula. Mereka tidak kelihatan seperti tentara kerajaan dan mereka juga tidak kelihatan begitu kuat. Namun yang membuat mereka kuat adalah jumlah mereka yang banyak dan berhasil menyudutkan Dark Elf perempuan yang cantik ini.
Dark Elf perempuan cantik ini memiliki penampilan sebagai berikut.
Dia adalah Gadis Dark Elf  yang tidak terlalu pendek maupun tinggi dan dia sangat cantik dengan kulit Coklat yang bersinar cerah, Rambut Perak panjang yang mencapai pinggangnya, dan mata Emas besar yang indah, dan suasana yang elegan dari tubuhnya dapat menggoda siapa pun yang melihatnya.
Jika ada dari mereka yang memiliki pandangan lain maka suasana Elegannya akan berubah menjadi Suasana kekanak-anakan.
Tubuhnya dibalut Armor hitam, Full-Body namun sangat terbuka dan memperlihatkan Kulit dan tubuhnya yang Coklat dan sangat indah, Memperlihatkan pundak hingga lengannya sampai tangannya yang di lindungi dengan Sarung tangan warna hitam, Memperlihatkan Perutnya, Pahanya yang mulus dan di bawahnya mengenakan sepatu besi yang ringan, Mengenakan celana ketat yang sangat pendek yang sedikit memperlihatkan jiplakan pakaian dalamnya, Lalu seperti jubah di bagian pinggang sampai kakinya namun tidak dari atas tubuhnya yang berwarna Merah.
Kupingnya berbeda dari Dark Elf yang lain dimana yang lain panjang sedangkan dia Pendek seperti Half-Elf.
Di lihat darimana pun dia sangat lah cantik dan menggoda.
Walaupun begitu umurnya adalah 180 tahun.
Para manusia yang mengejarnya kelihatan seperti Tentara bayaran dan benar saja mereka adalah tentara bayaran yang di tugaskan untuk memburu Elf dan menagkap mereka sebagai budak untuk diperjual belikan.
Penjualan Budak dan Perbudakan tidak di larang di beberapa Kerejaan dan mereka akan berkeliling ke setiap Kerajaan yang ada untuk menjual budak kepada mereka yang menginginkan.
Budak yang di perjualkan adalah seluruhnya wanita dan dari 2 Ras yaitu Manusia dan Elf baik Elf biasa, High Elf, Forest Elf, dan Dark Elf. High Elf kebanyakan memiliki harga jual yang paling tinggi karena High Elf adalah kualitas terbaik yang pernah ada mulai dari Tampang mereka yang cantik dan tubuh mereka yang indah. Elf juga menjadi langganan terbaik dengan rasio penjualan yang besar, Para penjual budak sangat untung dari menjual Elf ketimbang wanita manusia.
Perbudakan atau penjualan budak tidak pandang bulu dari muda, remaja, hingga yang sudah tua namun masih sehat dan segar.
Ada anak kecil yang di jual dan sering di pergunakan untuk pekerjaan yang mudah membuat mereka lelah.
Perbudakan juga di gunakan untuk memuaskan nafsu mereka. Mereka rela membayar berapa pun yang memiliki Kualitas terbaik dari yang di perjualkan untuk memuaskan nafsu mereka baik Manusia maupun Elf.
Sekarang ini, Dark Elf Perempuan ini dalam kondisi yang sangat tidak menguntungkannya.
Dia tahu kalau dia tidak akan di bunuh melainkan akan di tangkap setelah melihat salah satu manusia melumuri semua senjatanya dengan obat bius yang dapat membuatnya tidak sadarkan diri untuk waktu yang lama.
Reaksi para manusia itu di penuhi dengan senyuman yang kejam dan di penuhi oleh nafsu. Sepertinya mereka berpikir setelah membiusnya mereka ingin bersenang-senang terlebih dahulu dengan Dark Elf perempuan ini untuk memulihkan rasa lelah mereka.
Bagaimana tidak di hadapan mereka ada seorang Gadis Dark Elf yang sangat cantik dan sangat indah. Bagi mereka yang melihatnya pasti akan teralihkan pandangannya ke arahnya karena wajahnya yang cantik dan menawan, Tubuhnya yang indah, Warna coklat yang sangat mulus dan halus pasti akan memuaskan mereka yang melihatnya.
Sekelompok manusia yang mengejarnya perlahan demi perlahan mendekatinya dan Gadis Dark Elf ini tidak bisa berbuat banyak lagi selain pasrah akan nasibnya yang akan datang selanjutnya di depan matanya.
“Aku…Akan di jadikan Budak…”
“…Ya. Itu sudah pasti…”
Gadis Dark Elf itu bergumam penuh dengan nada yang pasrah.
Dia menarik nafasnya dengan terengah-engah tidak bisa mengatur nafasnya dengan baik. Tubuhnya yang sedikit lagi akan roboh bagaikan pohon yang di tebang di tahan olehnya untuk dapat tetap berdiri dengan sisa tenaganya.
Kakinya bergetar di campur rasa lelah dan ketakutan.
Tangannya yang lemas dan terayun-ayun tidak bisa ia kendalikan.
Pengelihatanya yang perlahan mulai hilang dan buram dari pandangannya dia paksa untuk tetap sadar agar dapat bertahan lebih lama lagi melihat nasibnya yang selanjutnya.
Walaupun dia terlihat pasrah dengan hidupnya, Dia masih ingin melihat kejadian selanjutnya dengan sisa tenaganya.
Apa yang dia lihat hanya sekumpulan Pria yang penuh dengan Nafsu yang ingin menangkapnya dengan cara paksa dan kekerasan.
Tidak ada lagi pemandangan yang lebih baik daripada itu.
Walaupun ada banyak pohon-pohon dan tumbuhan di sekitarnya, Dia tetap tidak dapat melihatnya dengan jelas.
Tidak ada yang bisa menenangkan hatinya dan perasaannya sekarang ini.
Perasaannya yang penuh dengan rasa Takut setengah mati tapi dia tidak tunjukkan. Wajahnya yang kelelahan tidak menunjukkan rasa takut melainkan rasa lelah yang terengah-engah.
Pertahanannya yang sangat terbuka seolah-olah dia mengatakan “Sini maju !” membuat kumpulan Pria itu maju secara perlahan dan hati-hati mewaspadai tindakan dari Dark Elf yang tersududkan itu.
Walaupun Dark Elf itu sudah tersudutkan, Mereka tetap berhati-hati karena setelah melihatnya berhasil menghadapi puluhan pasukan yang datang melawannya sebelumnya dan berlari dengan cepat dengan lukanya yang banyak membuat mereka lebih berhati-hati menghadapinya dan menangkapnya.
Mau bagaimana pun mereka berpikir kalau Dark Elf ini sangat lah kuat dan secara Individu mereka bukanlah tandingan dari Dark Elf ini namun jika mereka bersama mereka jadi lebih kuat untuk melawan satu orang saja yang mereka kepung.
Level kekuatan mereka secara individu sekitar 8-15 dan itu sangat lah lemah untuk Dark Elf di depan mereka namun mereka ada banyak jadi mereka merasa percaya diri akan berhasil menangkapnya.
Sedangkan itu mereka tidak tahu berapa Level kekuatan dari Dark Elf ini dan kelihatannya dia cukup kuat tapi mereka buang pemikiran itu setelah melihat kondisi Dark Elf ini yang sudah tidak dapat bergerak lagi.
Mereka dengan penuh percaya diri Terseyum dan tertawa melihat Dark Elf yang sudah tersudud itu.
Mereka mulai bersiap-siap untuk menyerang Dark Elf itu langsung tanpa pikir panjang tapi mereka juga harus menahan diri mereka untuk tidak membunuhnya karena Dark Elf ini memiliki kualitas yang baik dan akan sangat mahal jika di jual.
Setelah beberapa detik tidak ada perlawanan dan pergerakan yang berarti dari Dark Elf itu, Mereka tanpa pikir panjang langsung melompat kedepan menerjang Dark Elf itu.
Gadis Dark Elf itu kemudian melihat ke arah mereka dengan tampang lelah dan mata yang terbuka setengah.
Apa yang terjadi kepada Dark Elf itu ?
………………………………………………………………….
3 Minggu yang lalu pada Malam Hari di Hutan yang lebat di salah satu Desa Dark Elf.
Di malam hari yang sunyi dan tenang, Di sebuah danau yang indah dan airnya yang terpancarkan oleh sinar rembulan malam berwarna biru memantulkan setiap cahayanya yang indah ke berbagai sudut di tempat itu dan menyinarinya.
Lalu di danau yang tenang itu, Dari dalam danau ada yang melompat keluar.
Dia keluar dengan sangat elegan dan indah.
Itu adalah seorang Gadis Dark Elf yang cantik dan indah.
Dia keluar dengan sangat elegan dimana tubuhnya yang basah dan indah dia banting kebelakang dengan sangat elegan.
Rambutnya yang berwarna perak panjang basah terlempar dari bawah ke atas kepalanya dan jatuh kebelakang dengan sangat indah.
Sekarang dia tidak mengenakan apapun. Tubuhnya yang tidak terlindungi oleh kain dan armor itu sangat lah Indah.
Tubuh dan Kulitnya yang halus dan mulus berwarna coklat  basah karena baru keluar dari dalam air tersinari oleh sinar Rembulan yang berwarna biru indah semakin mencerahkan dan mengindahkan tubuhnya itu yang memantulkan sinar rembulan yang menyinarinya.
Sepertinya dia sedang mandi malam.
Dengan tenang dia merasakan air yang membasahinya dan mengalir di tubuhnya sambil menutup matanya.
Lalu dari jauh dia mendengar suara langkah kaki yang kecil datang menghampirinya.
Ada satu langkah kaki kecil yang mendatanginya dengan cepat yang sepertinya itu langkah larian anak kecil.
Dia tidak takut dan tidak panik dia justri melihat ke sumber suara dengan santai dan dengan mata yang santai juga.
Ekspresinya yang tenang dan santai perlahan melihat ke arah sumber suara di sebelah kirinya.
Lalu dari sumber suara muncul seseorang.
Itu adalah seorang anak kecil.
Anak kecil Dark Elf perempuan.
Dia terlihat sangat kecil seperti anak berumur 7 tahun. Tapi dia seorang Dark Elf yang pastinya Umurnya tidak sesuai dengan tubuhnya yang seperti anak kecil berumur 7 tahun.
Dia memakai pakaian yang terbuat dari kain berwarna Coklat yang menetupi seluruh badannya sampai Kakiknya.
Anak kecil itu mendatangi Gadis Dark Elf itu dengan ekspresi yang imut.
 “Kak Larla, Kak Larla”
Anak kecil itu memanggil Gadis Dark Elf itu yang berupa kakaknya dengan imut.
Gadis Dark Elf itu masih dengan ekspresi yang tenang dan santai membalas panggilan Adiknya.
“Hmm, Ada apa Likhalri ?”
“…Kenapa kau belum tidur sekarang ? Ini sudah larut malam”
“Aku baru teringat sesuatu yang menarik”
“Jadi kau tidak bisa tidur karena terus memikirkannya, Begitu”
“Hehe, Begitulah”
Kakaknya tersenyum dengan santai setelah mendengar alasan adiknya itu.
Dia kemudian memiringkan kepalanya dan mengulurkan tangannya berusaha menggapai adiknya.
Dia kemudian memegang kepala adiknya dan mengelusnya dengan lembut.
“Kau datang dari rumah hanya ingin memberi tahu ku tentang sesuatu yang menarik itu”
“Ya, Begitulah”
“…Aku pikir Kakak akan mendengarkannya”
“Ehh, Begitukah”
Lalu kakaknya melepaskan tangannya dari kepala adiknya dan dengan perlahan keluar dari danau itu.
Dia berjalan dan keluar dengan sangat indah. Tubuhnya yang sangat Langsing dan ada banyak lekukan yang sangat indah membuat setiap pergerakannya menjadi sangat indah dan mengundang perhatian orang lain.
Ditambah lagi dengan kondisi tubuhnya sekarang yang telanjang tidak di tutupi apa-apa dan benar-benar terbuka.
Dia keluar dari air sambil di pandangi oleh adiknya yang wajahnya memerah.
“Kakak sangat cantik”
Adiknya memuji kakaknya yang baru saja keluar dari air.
“Begitukah. Terima kasih, Likhalri”
“Hehe, Jika aku sudah besar aku ingin memiliki tubuh sama seperti kakak”
“Giggle…Kau masih memiliki 100 tahun lagi untuk lebih memperindah tubuhmu”
“…Mungkin saja akan lebih bagus daripada Kakak”
“Benarkah…Tidak…Itu tidak boleh…”
“Hmmm, Kenapa begitu, Bukannya kau bilang ingin sama seperti kakak ?”
“Memang, Tapi aku tidak ingin melebihi kakak”
“…Kakak itu adalah Dark Elf tercantik dan terindah di Desa”
“…Aku tidak ingin mengalahkan kakak”
“Ehh, Walaupun hanya sebatas Desa”
“Tidak…Bahkan Forest Elf yang sering berkunjung juga mengatakan kalau Kakak adalah Dark Elf yang paling cantik dari semua Dark Elf yang ada”
“…Itu artinya Kakak adalah Dark Elf tercantik di dunia”
“Giggle…Begitukah. Terima kasih ya, Likhalri”
Sambil berbincang dengan adiknya itu, Gadis Dark Elf itu mengambil berupa kain yang lembut untuk mengeringkan tubuhnya.
Dia mengelap setiap tubuhnya yang basah dari setiap sisi ke sisi yang lain.
Setelah tubuhnya kering, Dia kemudian mengeringkan rambutnya dengan kain lembut itu.
Adiknya yang terus memandanginya dengan mata yang melebar seperti ingin terlepas dan dengan pipinya yang berwarna merah takjub melihat kecantikan dari kakaknya itu.
Setelah tubuh Gadis Dark Elf itu kering, Dia kemudian mulai mengenakan pakaian.
Dia mengenakannya dengan sangat santai dan tenang tidak terburu-buru.
Pakaiannya justru sangat terbuka dimana terlalu memperlihatkan kulitnya mulai dari Pundak hingga lengan dan tangan, Perutnya, Lalu celananya yang pendek dan ketat memperlihatkan Pahanya yang halus.
Dia memang pantas di sebut sebagai Dark Elf tercantik dan terindah yang pernah ada.
Adiknya masih melihat dengan kagum kakaknya itu.
“Kalau begitu, Ayo kita kembali ke rumah”
“Eee, Baik. Ayo”
Kakaknya pun memegang tangan adiknya dan bersama mereka berdua pulang kembali ke rumah mereka.
Di jalan mereka saling mengobrol untuk memakan waktu.
“Omong-omong, Apa yang kau pikirkan sebelumnya ?”
“Eeeee, Ahahaha, Maaf aku jadi lupa”
“Hmm, Kenapa begitu ?”
“…Bukankah kau jauh-jauh datang hanya untuk itu”
“Ya, Tapi aku jadi lupa setelah melihat kecantikan kakak. Hehehe”
Larla Tersenyum manis ke arah adiknya.
“Kamu ini…Apakah tidak ada yang lain selain mengenai Kakak ?”
“Tidak. Tidak ada. Kakak yang paling sempurna dari semuanya”
“Sempurna ya….Menurut kakak, Kakak tidak se Sempurna itu kok”
“Tidak. Kakak itu sempurna. Sangat Sempurna”
“Bagaimana Bisa ?”
“Kakak itu cantik, Berbakat, dan sangat kuat”
“…Bukan hanya yang paling cantik namun juga yang paling kuat”
“Kakak tidak terlalu kuat kok”
“Kakak kuat. Cantik dan sangat Kuat. Bahkan Level kekuatan kakak sudah berhasil melebihi batas kekuatan Normal Dark Elf”
“Level kakak hanya 66 saja dan itu bagi Kakak masih belum cukup kuat di bandingkan 8 Pahlawan Legendaris dan 3 Pahlawan terkuat manusia”
“Level 66 itu sudah kuat Kak, Bahkan itu setara dengan level Monster Legendaris”
“Monster Legendaris, ya…Padahal yang Kakak lakukan hanya terlalu berlebihan dalam berlatih tapi bisa sampai sejauh ini”
“Apa menurut Kakak, Kekuatan Kakak masih dapat berkembang lagi ?”
“Semua makhluk hidup selalu dapat berkembang lagi dan lagi bahkan menjadi lebih kuat dari diri mereka yang sebelumnya”
“Apa menurut kakak, Aku bisa menjadi lebih kuat ?”
“Ya, Tentu, Tentu Saja. Kau pasti bisa melewati Kakak”
Likhalri Mengembungkan pipinya dengan imut.
“Hmmmp, Sudah ku bilang aku tidak ingin melewati kakak”
“Giggle…Kalau begitu mendekati Kakak”
“Ahaha, Itu lebih baik. Aku akan menjadi seperti Kakak dan mendekati kakak”
“Em, Kalau begitu berjuang lah”
“Ya, Tentu...Aku Sayang Kakak”
Perkataan Adiknya membuat hatinya menjadi tenang dan berbunga-bunga.
Siapa dia ?
Dia adalah Dark Elf tercantik yang pernah ada dan mungkin terkuat sejauh ini.
Larla Lolvrath.
Seorang Dark Elf, Berumur 180 Tahun, Umur Fisik 18 Tahun, Umur Mental 15-17 Tahun.
Level Kekuatan 66+ (Berhasil melewati batas kekuatan Normal)
Ahli dalam berbagai bidang.
Kelasnya adalah Memanah, Berpedang, dan Tombak.
Larla sangat ahli dalam memanah dimana dia tidak pernah meleset satu tembakan pun, Bahkan setiap kali dia memanah dia bisa tidak melihat Targetnya dan selalu mengenainya. Perhitungannya dalam memanah adalah bakat yang sangat hebat untuk Ras Elf, Bisa di bilang dia adalah Pemanah terbaik dari semua Dark Elf dan Elf yang ada.
Larla bisa memanah sambil menutup matanya.
Dari jarak dekat dia sangat hebat dalam menggunakan Tombak dan Pedang. Dia sangat lincah jika berurusan dengan pergerakan dimana dia bisa menghindari setiap serangan yang datang ke arahnya dengan mudah. Walaupun terkedang ada yang bisa mengenainya, Dia masih bisa menggerakkan tubuhnya dengan lincah.
Terlepas dari teknik bertarungnya, Dia juga sangat ahli dalam menggunakan Ilmu Sihir.
Dia dapat menggunakan Ilmu Sihir Tingkat 4 dan dia sudah mempelajari banyak sekali Ilmu Sihir Level 4. Ada yang untuk menyerang dan ada juga yang untuk bertahan dan juga Support, Larla dapat menggunakan sihirnya dengan mudah dan merapalkan Mantranya dengan sangat cepat.
Larla Lolvrath adalah Dark Elf yang paling Multi Talenta dari semuanya.
Selain bertarung, Larla juga sangat ahli dalam Berburu, Pekerjaan Rumah, Memasak, Menunggangi Kuda, Berlari dengan cepat, Melompat tinggi, Pandangan dan pengelihatan yang tajam, dan Insting yang kuat dan tajam.
Larla Lolvrath, Juga terkenal sangat cepat belajar. Dia bisa belajar dengan cepat hanya dengan melihat seseorang mempraktekan sesuatu kepadanya dan bahkan Larla bisa menjadi lebih hebat ketimbang Orang yang mempraktekkannya atau yang mengajarinya.
Larla terlahir dengan berbagai macam bakat dan bakat itu selalu dia olah dan dia asah agar menjadi sangat berguna untuknya.
Dia juga terlahir dengan Tubuh dan Tampang yang sangat Indah dan Cantik.
Larla Lolvrath juga sangat baik dan perhatian dimana dia menyanyangi adik dan keluarganya juga dia sangat menyanyangi Penduduk Desa.
Larla terkenal ramah kepada Rasnya yaitu Elf, Dark Elf, dan Forest Elf. Namun Larla tidak begitu suka terhadap High Elf yang sombong. Dia lebih suka High Elf mati membusuk atau tertangkap dan di jadikan budak, Itu membuatnya senang.
Walaupun terkenal ramah dan baik hati, Larla memiliki masalah dalam berinteraksi dengan Manusia.
Larla memandang manusia dan menilainya berdasarkan sifat mereka dan jika menurut Larla mereka cocok dengan kategorinya maka dia bisa mengakui manusia itu. Tapi jika Larla melihat manusia itu sangat busuk sampai ke sifatnya, Larla tidak segan-segan untuk melukai atau bahkan membunuhnya.
Kenapa dia bisa segitu benci terhadap manusia ?
Itu karena Larla pernah melihat Kaum dan Rasnya di tangkap dan di jadikan budak oleh manusia. Dia selalu melihat nasib mereka yang selalu berakhir menjadi buruk dan bahkan beberapa dari mereka harus mati di tangan manusia.
Alasan kedua adalah Larla yang melihat atau mengakui manusia yang berusaha cukup keras untuk berkembang. Dia pernah melihat manusia yang sebelumnya bukan apa-apa dan kemudian menjadi lebih hebat dari dirinya yang sebelumnya, Walaupun tidak terlalu besar tapi perubahan dari manusia yang di lihat Larla sangat lah penting.
Ini membuat Larla sedikit termotivasi dan membuatnya berlatih lebih giat dan meningkatkan segala kemampuannya.
Karena latihannya, Larla justru menjadi semakin kuat dan lebih kuat yang bahkan tanpa dia sadari dia berhasil melebihi batas kemampuan Normalnya.
Pagi Hari di Desa Dark Elf di dalam Hutan yang Besar dan Lebat.
Larla Lolvrath terbangun dari tidurnya setelah wajahnya yang tersinari oleh Cahaya mentari pagi yang sejuk.
Dia tertidur tanpa mengenakan pakaian sama sekali. Entah apa maksudnya tapi dia sudah melakukan ini sejak dulu.
Setelah terbangun dia membuka jendelanya agar Cahaya mentari pagi dan Udara pagi yang sejuk dan segar masuk ke dalam kamarnya.
Sambil menutup matanya, Larla merasakan cahaya mentari yang hangat dan sejuk itu dengan wajahnya.
Larla juga merasakan udara sejuk yang berhembusan ke wajahnya.
Sangat sejuk dan hangat, Sinar mentari pagi yang terpantulkan oleh daun-daun pohon di atas dan Udara pagi hari yang di hasilkan oleh Pohon-pohon besar di sekelilingnya, Membuat Larla terbangun dan memotivasi pagi harinya.
Larla merenggangkan tubuhnya yang Fleksibel membuat tubuhnya melengkung kebelakang. Dia melebarkan lengannya kesamping lalu menariknya keatas.
Apa Larla tidak punya malu ? Dia tidak mengenakan pakaian sama sekali dan dia merenggangkan tubuhnya di depan jendela kamarnya. Mungkin saja ada orang yang melihatnya tapi membiarkaanya menganggap kalau ini selalu terjadi di desanya.
Larla keluar dari ranjang tidurnya lalu mengenakan pakaiannya yang biasa ia pakai.
Setelah berpakaian dengan rapih, Larla mengambil ke tiga senjatanya, Panah dan anak panahnya, Pedang, dan Tombak lipatnya.
Sehabis senjata, Larla mengambil tas sempang dan memakainya di pinggangnya.
“Kakak, Sarapan sudah siap”
Dari bawah, Adik dari Larla memanggilnya dan memberitahunya kalau sarapan pagi sudah siap.
“Ya, Aku akan segera turun”
Dengan semangat Larla membalas adiknya.
Larla kemudain turun ke lantai 1 dengan melompat dari atas tidak dengan menuruni tangga yang ada persis di sebelahnya.
“Larla, Kau melakukannya lagi”
“Selamat pagi Ibu”
“Sudah Ibu bilang jangan lompat dari lantai 2 begitu saja. Itu mengejutkan semuanya”
Ibu dari Larla sudah berulang-ulang kali mengingatkan Larla namun Larla selalu mengulangnya lagi dan lagi.
Ibunya mengenakan Pakaian yang terbuat dari kain bertangan pendek dan rok panjang sampai atas mata kaki berbahan kain berwarna coklat muda.
“Giggle…Benarkah ? Sepertinya tidak”
“Kau ini…Ayah juga terkejut kan”
“Kalau Ayah sudah tidak lagi, Bagi Ayah itu sudah biasa untuk seorang pemburu yang hebat seperti Larla”
“Ayah juga !?”
“Hehe, Terima kasih Ayah dan Selamat pagi”
“Ya, Selamat pagi juga”
Setelah menyapa kedua orang tuanya, Larla dengan santai menyampiri meja makan dan duduk di salah satu kursi yang kosong.
Ayahnya sudah lengkap pakaiannya untuk berburu atau mungkin untuk pergi kesuatu tempat dengan Mantel yang cukup besar untuk menutupi tubuh dan tudung yang dapat menutupi telinga panjang milik Dark Elf.
“Sarapannya sudah siap”
Adik Larla yang menyiapkan makanan keluar dari dapur dan memberikan setiap orang jatah makanan mereka.
Tidak ada makanan seperti daging, Di meja makan mereka hanya mempersediakan Sayur-sayuran dan Sup.
Kebanyakan bangsa atau Ras Elf memakan Sayur–sayuran tapi untuk Desa Dark Elf milik Larla yang kebanyakan profesinya adalah seorang pemburu, Mereka juga bisa memakan daging hewan dan terkadang menjualnya ke kota seberang hutan.
 Larla memakan makanannya dengan tenang dan menghabisinya.
Sedangkan adik perempuannya memakan makanan dengan sangat cepat dan berantakan membuat mulut dan wajahnya menjadi kotor.
“Likhalri, Jangan makan terlalu terburu-buru. Itu tidak sopan”
Larla mengingat kan adiknya.
“Habisnya aku ingin cepat-cepat kembali mempelajari sihir terbaruku”
“Hmm, Begitukah. Apakah itu yang kau pikirkan semalaman ?”
“Ee, Emmm…Tidak. Bukan apa-apa…”
Dengan gugup dan ekspresi yang membuang muka secara perlahan, Likhalri melanjutkan makannya dengan tenang.
“Begitukah. Baik lah kalau begitu”
Larla tersenyum dengan manisnya setelah mendengar alasan adiknya yang jelas sekali adiknya berbohong dan berusaha menutupinya tapi Larla tidak ingin menggoda adiknya dan membiarkannya.
“Apa kau juga ingin berlatih habis ini, Larla ?”
“Sepertinya tidak, Tidak ada yang ingin ku pelajari hari ini, Ayah”
“Kalau begitu bagaimana jika kau ikut dengan rombongan Ayah ke kota untuk menjual daging yang kita buru kemarin ?”
“O-Oi…Membiarkan Larla ikut ke kota dengan mu itu sangat berbahaya”
“…Kita semua tahu kalau kota seberang tidak mengizinkan Elf dan Demi-Humans lainnya untuk masuk walaupun kalian pergi dengan mengenakan jubah dan mantel tapi itu masih cukup berbahaya”
“…Terutama untuk Larla”
“Ada apa Bu ? Kita semua di Desa juga tahu akan hal itu tapi kita semua juga tahu kalau Larla sangat lah kuat.”
“…Dia berhasil melewati batas kekuatan Normal para Dark Elf dan sekarang memiliki Level kekuatan terbesar di antara kita semua”
“Dan Kakak sangat Cantik”
Adiknya memotong pembicaraan dan menambahkan.
“Itu yang membuat Ibu tambah cemas untuk mengizinkan Larla pergi ke Kota”
Larla yang mendengar keluarganya yang saling beragumen tentang dirinya hanya bisa tertawa kecil dan tersenyum.
“Kenapa Ibu harus cemas, Di kota ada toko sihir yang dimana pemiliknya sangat ramah kepada kita dan dia memperboleh kan Larla untuk masuk”
“…Hanya dia manusia pertama di kota itu yang mengetahui tentang kita dan merahasiakan keberadaan kita di kota itu. Jadi Ibu tidak perlu khawatir”
“Dari ratusan penduduk di kota itu hanya ada satu yang ramah terhadap kita tapi tetap saja yang lainnya tidak”
“Ibu ini, Kenapa baru sekarang mempermasalahkan Larla yang pergi ke kota ?”
“…Bukan kah Ibu sebelumnya mengizinkan Larla untuk pergi ke kota dan bertemu si Kakek penjual barang sihir itu. Kenapa Ibu baru cemas sekarang ?”
“Soalnya kemarin Ibu pergi ke kota untuk membeli beberapa persediaan dan melihat rombongan pemburu yang-“
“Aaaa, Ya Ya, Ayah mengerti Ayah Mengerti. Kalau begitu lebih baik Larla tidak usah ikut ke Kota hari ini”
Ibunya belum menyelesaikan bicaranya namun langsung di potong oleh sang Ayah.
“Memangnya ada apa di kota ? Pemburu ?”
Likhalri yang penasaran bertanya kepada kedua Orang tuanya dengan raut wajah yang penasaran.
“Ahaha, Tidak. Bukan apa-apa. Maksudnya itu Pemburu yang sama seperti kita tapi mereka adalah Pemburu manusia. Ahaha”
Ayahnya berbohong dalam menjawab pertanyaan Likhalri.
“Ohhh. Begitu kah. Jadi Ibu khawatir soal Kakak yang nanti marah dan cemberut kepada Manusia itu”
“Ah, Ya, Begitulah”
“Aha, Aku paling suka kalau melihat wajah Kakak yang cemberut. Itu sangat lucu”
“Likhalri, Kau ini, Sangat suka sekali melihat Kakak yang seperti itu ya”
“Tidak, Tapi aku menyukai semua sifat Kakak dan setiap reaksi wajah yang kakak buat”
“…Bagi ku Kakak tidak ada kekurangan sama sekali dan selalu cocok dengan raut wajah apapun yang Kakak buat. Ehehe”
“Kau ini, Apa tidak ada yang kau tidak suka dari Ku ?”
“Tidak. Tidak ada. Aku menyukai Kakak”
Larla tersenyum dan mengelus kepala adiknya yang manis.
Ayahnya lalu berbisik kepada Ibunya.
“Ibu, Kenapa Ibu membicarakan hal itu di depan Likhalri ?”
“…Kalau di depan Larla tidak apa karena Larla sudah mengerti akan hal Perbudakan tapi Likhalri”
“Maafkan Ibu, Hanya saja Ibu menjadi semakin Khawatir setelah melihat kemarin kalau yang di tangkap adalah Dark Elf dari Desa di hutan sebelah”
“Sudah sejauh itu kah mereka berekspedisi !?”
“…Manusia sialan, Kurang ajar. Cepat atau lambat aku akan membunuh mereka dan membebaskan kaum kita”
“Bagaimana menurut Ayah tentang Larla ?”
“…Apa Larla bisa mengatasinya sendirian ?”
“Ya, Dia jelas bisa”
“…Ayah dan yang lainnya pernah melihat Larla menghabisi begitu banyak musuh sendirian saat para Bandit menyerang kita di tengah perjalanan menuju kota”
“S-Sendirian ?!”
“Ya, Dan Larla langsung menghabisinya dalam sekejap mata. Sendirian”
“Sudah Ibu bilang bukan. Pergi ke kota itu berbahaya”
“Tapi Ayah dan yang lainnya percaya akan keahlian dan kekuatan Larla”
“…Larla pasti bisa menjadi petarung terkuat di desa”
“Ibu tahu itu. Tapi…Melihat bagaimana Larla yang masih muda dan di berikan kebebasan yang banyak membuat Ibu lebih khawatir dengan keadaannya”
“Ya…Ibu memang ada benarnya…Namun kita harus mengakui kalau Larla sangat lah kuat”
“…Kekuatannya sudah melebihi level kita dan bahkan sudah setara dengan Monster Legendaris”
“…Jujur saja, Ayah juga ketakutan…Berada di dekatnya saat sedang bertarung tapi juga merasa aman”
Larla yang melirik ke arah kedua Orang tuanya kemudian mengeluarkan suara.
“Kalau begitu aku akan berburu saja di Hutan dan jika hari ini tidak dapat buruan maka Larla akan berlatih di hutan atau berenang di Danau, Bagaimana ?”
“Ee, Ya…Itu lebih bagus. Kalau begitu Larla tidak perlu ikut Ayah. Fokuslah dengan buruan mu”
“Ya, Tentu Ayah”
Larla tahu apa yang Ibunya maksud. Itu adalah Pemburu yang menangkap para Elf dan menjadikannya Budak.
Larla sering melihatnya di Kota saat datang mengunjungi Kakek yang menjual barang sihir untuk berlatih Sihir.
Setiap kali melihatnya, Larla langsung di penuhi api amarah dari dalam dirinya.
Larla pernah mendekati mereka dan mencoba untuk membunuhnya tapi di halangi oleh Kakek yang menjual barang Sihir untuk kebaikan Larla.
Larla sangat membenci perbudakan, Jika ada orang yang ia kenal menyukai perbudakan, Larla akan menjauhinya dan tidak takut untuk melawannya.
Setelah sarapan pagi bersama keluarganya, Ayahnya dan rombongannya pergi ke Kota seberang untuk menjual buruan dan membeli persedian kepada seluruh Penduduk Desa.
Larla yang setelah mengucapkan selamat pergi kepada Ayahnya, Pergi ke Hutan untuk berburu dan berlatih.
Seperti yang dia katakan sebelumnya, Dia sedang tidak tahu ingin berlatih apa dan perkataannya sebelumnya yang mengatakan dia ingin berlatih kepada Ayah dan Ibunya adalah kebohongan yang iya buat untuk mendinginkan keadaan Ayah dan Ibunya.
Larla sekarang sedang bersantai di atas pohon sambil bergumam sendiri dan sambil menunggu hewan buruan datang untuk di panah olehnya.
“Yang Ibu tadi maksud adalah Penjual Budak bukan”
“Yang mereka jual pasti Elf dan jika benar Elf apa yang mereka tangkap ?”
“Jika itu benar Elf maka para Pemburu sudah masuk kedalam hutan ini”
“Itu sangat berbahaya. Bagaimana mereka bisa memasuki hutan yang penuh akan Hewan buas dan Monter Hutan yang lebih kuat dari pada mereka ?”
“Apa mereka menyewa Tentara bayaran dan Petualang ?”
“Tapi setahu ku petualang tidak di izinkan untuk menerima Permintaan seperti itu dari Klient mereka”
“Lalu apa yang membuat mereka sangat percaya diri memasuki Hutan besar ini ?”
Di kepalanya Larla terlalu banyak memikirkan hal tentang Pemburu Perbudakan itu.
Dia berusaha menggelengkan kepalanya menyingkirkan pemikiran buruknya dan kembali Fokus berburu.
Setelah berjam-jam tidak mendapatkan hasil, Larla berpikiran untuk berenang di Danau di dekat Desanya.
“Mungkin aku berenang saja di Danau mumpung hari ini tidak membawakan hasil dan Hari ini matahari juga sangat cerah dan udara sedang sejuk cocok untuk berenang di siang hari”
Saat Larla ingin turun dari Pohon yang ia tempati untuk bersantai dan memantau, Dari kejauhan Larla mendengar langkah kaki yang mendekat.
Dengan sigap Larla menyiapkan Panahnya dan mengarahkannya ke sumber suara.
“Hewan- Tidak, Manusia. Itu jelas sekali langkah kaki Manusia”
Larla dengan pendengarannya yang tajam dapat mengedintifikasi kan kalau langkah kaki yang datang adalah langkah kaki manusia.
“Aneh, Hanya ada satu langkah kaki. Dia sendirian…Itu tidak mungkin. Bagaimana bisa manusia dengan mudah memasuki Hutan besar yang berbahaya ini sendirian ?”
“Itu jelas tidak mungkin”
Langkah yang datang mendekatinya adalah langkah kaki Orang Dewasa. Dia berjalan dengan pelan dan pasti seolah dia sedang melihat sekeliling Hutan.
Langkah kakinya semakin dekat dengan Larla dan Larla dengan sekuat tenaga menarik Anak panahnya dan mengarahkannya ke arah sumber suara bersiap untuk menembak ketika Orang itu keluar dari balik tumbuhan.
Semakin dekat. Lalu langkah kaki itu berhenti dari balik Daun besar dan tumbuhan yang menutupinya.
Larla menahan anak panahnya menunggu sosok itu keluar dan menembaknya. Lalu dari balik tumbuhan itu terdengar suara-
“Permisi Dark Elf muda, Bagaimana jika kau menurunkan Panah mu dan menyingkirkannya dari ku”
Larla terkejut. Bagaimana bisa orang itu dapat mengetahui Larla yang bersembunyi di pohon yang tinggi yang sangat susah untuk diketahui orang-orang tapi dia dapat mengetahuinya dengan mudah.
“Kau tahu Nak, Mengarah kan Anak panah ke arah Nenek Tua itu sangat berbahaya loh”
Yup, Suaranya itu benar-benar suara seorang Nenek-nenek  yang sudah tua. Dia berusaha untuk memperingati Larla untuk tidak mengarahkan anak panahnya ke arahnya.
“B-Bagaimana kau dapat mengetahui ku di atas sini ?”
“Itu mudah saja. Kau terlalu banyak mengeluarkan Aura kekuatan mu”
“Aura kekuatan ku !?”
“Dia tidak main-main. Dari gaya bicaranya Nenek ini sangat kuat dan dia dapat merasakan Aura kekuatan ku. Dia berbahaya”
Larla bergumam dan lebih menguatkan tenaganya dalam menarik anak panahnya semakin mewaspadai tamunya tersebut.
“Bagaimana kau bisa datang ke hutan ini sendirian ?”
“Apa kau berkelompok ?”
“Aku tidak berkelompok dan aku ini sangat Ramah. Aku datang ke hutan ini sendirian untuk mencari tanaman herbal untuk ku bawa berkelana”
“Berkelana ?”
“Kau seorang perkelana ? Apa benar itu ?”
“Ya, Tentu. Aku tidak bohong”
“Untuk apa aku berbohong kepada Gadis Dark Elf secantik dirimu. Itu sangat tidak perlu”
“…Aku ini hanya seorang Nenek Tua yang berkelana seorang diri”
“Aku masih tidak mempercayai mu, Manusia”
“Jangan begitu kasar terhadap ku Nak. Aku hanya seorang Nenek-Nenek yang sudah pensiun dari pekerjaannya dan sekarang mencari jalan hidup baru”
“Kau pasti berbohong”
“Kenapa begitu ?”
“Kau pasti orang yang mengekspedisi Hutan ini untuk para Pemburu Budak yang mengincar kita para Elf, Bukan begitu”
“Pemburu Elf…Budak…Jadi itu kenapa di Kota seberang ada Elf yang di jual sebagai budak ya”
“…Nak, Aku tahu kenapa kau mencurigai ku dan aku tahu kenapa kau sangat kasar pada ku dan berhati-hati tapi percaya lah, Aku bukan salah satu dari mereka. Aku bersahabat”
Larla mengerutkan jidatnya dan menyipit kan matanya bersiap untuk menembak.
“Anak ku, Apa kau harus seperti itu dalam menghadapi ku ?”
Larla tetap terdiam dan kembali menguatkan tarikannya bersiap untuk menembak.
Nenek tua itu menghela nafasnya.
“Baiklah. Kalau kau ingin menembak ku. Tembak saja aku”
“Kau yakin ?”
“Ya, Tentu…Lagi pula aku hanya seorang Nenek yang sudah sangat Tua”
“Kau bisa mati loh”
“Aku tahu itu…”
“…Aku tahu kalau kau…”
Larla bersiap untuk melepaskan anak panahnya.
“…Sangat kuat…Tapi…”
Larla membuka matanya lebar setelah mendengar perkataan Nenek itu.
“…Kau tidak lebih kuat dari ku”
Nada bicara Nenek itu menjadi sombong dan mengundang emosi milik Larla.
Karena sudah tidak tahan lagi, Larla menembakan anak panahnya tepat ke arah Nenek tua itu.
Anak panah itu melesat sangat cepat dan siapa saja yang terkena anak panah itu pasti akan tewas begitu saja.
Tapi, Saat anak panah itu ingin mengenai Nenek Tua itu, Anak panah itu berhenti seolah di tahan oleh sesuatu-Tidak, Lebih tepatnya di tangkap oleh sesuatu.
Melihat anak panahnya yang tidak sampai pada targetnya, Larla membuka matanya lebar tidak percaya.
Selama ini tembakkannya tidak pernah di tahan dan selalu mengenai sasaran, Namun sekarang ini baru pertama kalinya tembakannya tidak mengenai targetnya.
Larla berteriak-
“Siapa kau sebenarnya ? Tunjukkan dirimu !”
Sambil memintanya keluar dan menunjukkan dirinya, Larla mempersiapkan untuk tembakan yangke dua.
“Hahaha, Kau benar-benar kuat Nak. Tapi kau terlalu Naif”
“…Sudah ku katakan bukan kalau aku lebih kuat daripada kamu”
“…Kau pikir tembakkan yang sama akan berhasil. Hasilnya akan sama saja, Aku tidak pernah meragukan tembakan mu dan jujur yang barusan sangat kuat, Tapi masih kurang jika ingin mengalahkan ku”
“…Menyerah lah dan aku akan tunjukan diriku”
Nenek itu yang memperingati Larla kembali  dan berjanji untuk menunjukkan Wujudnya membuat Larla akhirnya menyerah dan menurunkan panahnya.
“Baiklah. Aku menyerah. Kau boleh keluar sekarang”
“Terima kasih anak ku…Kau sangat baik sekali”
Nenek itu pun keluar dari balik tumbuhan yang menghalanginya dengan Larla.
Benar saja, Yang keluar adalah seorang Nenek yang sudah tua.
Rambutnya panjang berwarna Putih seluruhnya yang di kepang kedepan, Kulitnya yang sudah keriput dan berwarna kecoklatan karena terbakar matahari membuat kulitnya terlihat semakin keriput dan tua, Namun tubuhnya tegak lurus dan tidak membungkuk sama sekali, Tubuhnya juga terlihat sangat kuat untuk seorang nenek-nenek.
Nenek itu memakai Pakaian berwarna Perak dan kepalanya di tutupi oleh tudung dari pakaiannya, Dia mengenakan sarung tangan yang terbuat dari bahan yang tebal sangat cocok untuk seorang petualang, Di kedua pinggang dia membawa 2 Pedang yang terlihat sudah sangat tua namun di rawat dengan sangat baik, Di punggungnya dia membawa tas yang cocok untuk seorang pengelana sepertinya.
Di lehernya ada seperti Masker yang dia gunakan untuk menutup Mulut dan hidungnya lalu di atas rambutnya ada Kacamata yang terikat di kepalanya yang ia gunakan untuk melindungin matanya jika terjadi sesuatu.
Dia tidak terlindungi oleh Armor seolah-olah dia sudah cukup kuat melindungi dirinya sendiri dengan kekuatannya.
Walaupun tua, Dia terlihat sangat kuat bahkan lebih kuat dari Larla. Dia menangkap anak panah Larla yang melesat sangat kencang ke arahnya dengan mudah menggunakan tangan kanannya.
Ini sudah sangat jelas kalau dia terlihat lebih kuat dari pada Larla, Walaupun belum pasti.
“Kau…Benar-benar seorang Nenek Tua”
“Sudah ku bilang sebelumnya bukan, Anak ku”
“…Aku hanya nenek tua yang numpang melewati hutan ini”
Larla kemudian melompat dari atas pohon turun ke bawah untuk berjumpa dengan Nenek itu.
Larla kemudian mendekati nenek itu dan mulai untuk berbincang dengannya.
“Maaf atas perbuatan ku yang tidak sopan kepada Anda”
“Tidak Tidak. Aku juga meminta maaf karena telah mengganggu mu dan membuat mu emosi”
“Tidak, Aku lah yang salah di sini. Kalau boleh biar kan aku membalas perbuatan ku yang tidak sopan kepada anda”
“Kalau begitu. Apa boleh aku meminta tempat untuk bersinggah selama beberapa hari ?”
“…Aku sudah berkelana cukup lama dan sekarang ini aku ke habisan uang untuk menyewa kamar jadi apa boleh aku tinggal sementara bersama mu ?”
Larla melihat dengan pasti dari setiap sudut nenek itu.
“Tidak ada yang mencurigakan darinya. Selain kedua pedang di pinggangnya dan kekuatannya yang hebat itu, Dia tidak kelihatan jahat sama sekali”
Larla bergumam sendiri di dalam hatinya.
“Sepertinya tidak masalah. Aku harap penduduk desa yang lain dapat menerima mu dengan ramah”
“Terima kasih banyak kalau begitu. Aku akan membalas hutang ku padamu nanti”
“T-Tidak itu tidak perlu, Justru aku lah yang harus membalasnya dan itu sudah termasuk membalas perbuatan ku yang tidak sopan kepada mu”
“Begitu kah ? Baiklah. Sekali lagi aku mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya”
“Kalau begitu, Apa nenek ada urusan lain ? Atau Nenek langsung ingin pergi menuju desa kami ?”
“Tujuan utama ku kesini adalah mencari tumbuhan Herbal, Namun setelah bertemu dengan mu dan melihat sedikit kekuatan mu, Bagaimana kalau kita berbincang-bincang terlebih dahulu ?”
“Ya, Aku tidak keberatan. Ada banyak hal yang ingin ku tanyakan kepadamu Nek”
“Ya, Itu sudah sangat jelas. Aku juga ingin menanyakan beberapa hal kepada mu”
“Kalau begitu bagaimana kalau kita berbicara di atas sana. Jika berbicara di bawah akan sedikit berbahaya”
“Tidak masalah untuk ku. Aku bisa lompat setinggi itu juga”
“Ee…Nenek Bisa ?”
“Tentu. Aku sudah terlatih dengan baik”
“…Kalau begitu ayo”
Nenek itu melompat tinggi dan meraih batang pohon dan menariknya ke atas lalu memegang batang pohon yang di jadikannya tempat untuk duduk lalu duduk di atasnya.
Larla terkejut melihatnya. Matanya melebar seakan tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
“Ayo Nak, Aku sudah sampai”
“Haha, Kau memang nenek-nenek yang penuh dengan kejutan”
Larla pun menyusulnya dengan melompat tinggi dan menendak batang pohon agar sampai ke atas tempat dimana Nenek itu duduk.
Setelah sampai dan duduk bersama Nenek itu, Mereka mengobrol bersama di atas pohon tanpa ada yang menggangu.
“Sebelumnya boleh kah saya bertanya Nama anda ?”
“Nama ku ya…Hmmm…Bagaimana kalau kau panggil aku ‘Si Tua Pengelana’, Bagaimana ?”
“Si Tua Pengelana ?”
“Kenapa ?”
“Apa yang membuat mu menyembunyikan nama mu Nek ?”
“Yaa, Ada beberapa alasan tapi alasan utamanya aku ingin sesekali di panggil seperti itu”
“Ahh, Rupanya begitu”
“Baiklah itu tidak menjadi masalah untuk ku”
“Pasti ada alasan yang penting mengapa kau menyembunyikan namamu Nek”
“…Kalau begitu biarkan aku memperkenalkan diri ku kepadamu”
Larla mulai memperkenalkan dirinya kepada Nenek tua itu.
“Namaku Larla Lolvrath, Aku bisa di kenal sebagai yang terkuat di desa ku”
“Aa, Itu tidak di ragukan lagi”
“Dan juga umurku 180 tahun. Itu berarti aku lebih tua daripada mu Nek”
Dengan nada yang meledek namun terdengar ramah, Larla menyebutkan umurnya tanpa malu ke Nenek itu.
“Hahahaha, Sudah ku bilang kau terlalu Naif Nak”
“Eh, Kenapa begitu ?”
“Karena sebenarnya, Aku ini lebih tua darimu”
“Ahaha, Nek, Memang benar jika umur Elf yang berumur 180 tahun itu memilik Umur fisik 18 tahun dan umur mental 15-17 tahun, Tapi jangan hitung seperti itu dalam perhitungan normal Manusia”
“Tidak Tidak Tidak, Aku benar-benar serius. Umur ku lebih tua darimu”
“Ahaha, Itu tidak mungkin…Tidak mungkun…Mungkinkah…?”
“Apa aku terlihat berbohong ?”
Larla memandang matanya dengan serius berusaha mencari kebenarannya. Dan benar saja, Nenek itu tidak berbohong. Nenek itu mengatakan yang sesungguhnya.
Berapa umur Nenek itu ?
“T-Tidak. Nenek tidak berbohong sama sekali. Kalau begitu, Berapa umur nenek yang sebenarnya ?”
“Umur ku 250+ Tahun, Dan aku tidak berbohong sama sekali”
“2-250+ T-Tahun…B-Bagaimana bisa ?”
“…Padahal Nenek terlihat seperti Nenek Tua berumur 60+ tahun”
“Sihir anak ku,…Sihir”
“Sihir ?”
“…Nenek pandai menggunakan sihir ?”
“Ya, Tentu, Asal kau tahu saja Nak, Aku ini bisa menggunakan sihir tingkat 5”
“Tingkat 5 !...Hebat…Nenek bisa menggunakan sihir Level 5…Nenek pasti dulunya adalah orang yang hebat”
“Ahaha, Terima kasih Nak, Ya, Memang benar dulu aku ini salah satu orang yang penting. Namun itu sudah sangat lama. Sangat sangat Lama sekali”
“Apakah, 200 tahun yang lalu ?”
“Ya, Sekitar itu”
“Hebat…Lalu dengan sihir Nenek, Nenek memperpanjang umur Nenek”
“Ya, Dengan sihir yang ku buat yaitu [Eternal Life] aku dapat hidup lebih lama. Namun tubuh mu akan sama persis pada tubuh mu saat kau mengaktifkannya”
Sihir [Eternal Life] adalah sihir tingkat 5 yang membuat penggunanya dapat hidup lebih lama dari yang seharusnya. Sihir ini di buat sendiri oleh Nenek Tua Si Pengelana yang membuatnya sampai sekarang ini masih tetap hidup sampai umur 250+ tetapi terjebak di tubuhnya yang berumur 60+.
“Kalau begitu, Kenapa Nenek tidak menggunakannya saat Nenek masih muda ?”
“Dulu saat Nenek masih muda, Nenek bukan lah siapa-siapa melainkan hanya seorang Magic Caster dengan sihir tingkat 3 dan waktu itu Level kekuatan Nenek hanya sekitar 28-29. Nenek masih sangat lemah”
“Lalu apa yang membuat Nenek menjadi lebih kuat sekarang ?”
“Nenek dan ketujuh teman Nenek berkelana bersama, Berpetualang sebagai seorang petualang yang tidak terikat oleh Guild petualang dan memburu monster bersama yang tidak terikat dengan Guild Hunter. Kami semua menjadi lebih kuat bersama dan berlatih bersama”
“…Kami mengumpulkan pengalaman berpetualang kami bersama dan tanpa kami sadari Level kekuatan kami semua bertambah. Nenek yang dulunya hanya level 28-29 tiba-tiba berubah menjadi lebih tinggi dan itu terus berlanjut”
“Luar biasa. Berapa lama Nenek berpetualang bersama teman Nenek ?”
“Mungkin sekitar 45 tahun kita berpetualang bersama dan ada banyak hal yang kami lewati bersama”
“Jika kejadian itu sekitar 200 tahun yang lalu, Jadi apa kah Nenek ikut dalam perang melawan Evil Deties dan Demon Lord ?”
“Hm, Hahaha, Kau tahu banyak ya nak”
“Ya, Begitulah, Ada banyak yang kami lalui sampai kami berdelapan harus menghadapi Evil Deties bersama”
“…Namun untuk Demon Lord, Bukan kami yang menghadapinya. Dia sedikit lebih kuat dari penggabungan kekuatan kita berdelapan”
“Apakah teman-teman nenek sekuat itu semua ?”
“Ya, Begitulah, Yang paling kuat adalah Petarung yang paling lemah dulunya dari kelompok Nenek”
“…Dia bahkan dulu kesusahan dalam menghadapi Goblin tapi dia sangat berbakat dan setelah terus berlatih dan berlatih dan berusaha terus menerus, Dia menjadi yang paling kuat dari kita semua. Dia bahkan di tunjuk oleh salah satu petarung terkuat kita sebelumnya untuk menjadi Kapten kelompok kami”
“Hebat, Ternyata benar jika manusia yang berlatih dengan giat dan penuh usaha bisa melewati batasnya”
“…Lalu bagaimana keadaannya sekarang ?”
Nenek itu terdiam sejenak dan melihat kebawah dengan wajah yang sedih.
Larla yang menyadari akan pertanyaannya yang bodoh dan salah langsung menyesal kepada Nenek itu.
“Aa, Maaf kan aku, Aku tidak tahu kalau kejadiaannya seperti itu, Maafkan aku atas kebodohan ku dan pertanyaan ku yang bodoh ini”
“Tidak Tidak, Kau tidak perlu meminta maaf”
“…Orang bodoh itu mati saat berusaha menyelamatkan teman kami yang di serang oleh salah satu Evil Deties. Tubuhnya tertusuk oleh serangan Evil Deties tapi dia masih memaksakan untuk bertarung”
“…Lalu teman kami yang dulunya yang paling terkuat membalas serangan Evil Deties itu dan membunuhnya sekali tebas”
“…Setelah pertarung bersama pasukan Evil Deties dan Demon Lord, Orang itu menghembuskan nafas terakhirnya. Kami mendengarkan permintaan terakhirnya sebelum dia Meninggal dan permintaannya itu sangat menyakitkan kami semua”
Setelah mendengar cerita yang menyedihkan itu, Larla merasa sangat bersalah karena menanyakan pertanyaan yang membuat Nenek itu mengingat ingatannya yang menyedihkan.
Tapi Larla juga ingin tahu bagaimana nasib teman-temannya yang lainnya tapi menanyakan itu sangat tidak sopan setelah mendengar cerita barusan.
“Sekali lagi aku minta maaf yang sebesar-besarnya karena telah membawakan ingatan yang buruk kepada anda”
“Tidak, Kau tidak perlu minta maaf. Aku justru merasa sedikit agak lega”
“Kenapa begitu ?”
“Sudah sangat lama sekali aku bisa bercerita tentang masa lalu dengan seseorang, Walaupun dia baru saja ku kenal tapi beban itu akhirnya terangkat”
“Apa nenek tidak pernah lagi bertemu teman-teman nenek ?”
“Haha, Setiap kali bertemu kita tidak berani membicarakan tentang si Bodoh itu dan selalu berakhir canggung karena umur kita yang benar-benar tua”
“Apa mereka juga menggunakan sihir yang sama seperti nenek ?”
“Ya, Aku mengajari mereka sihir [Eternal Life] agar mereka yang memiliki umur yang tidak banyak dapat hidup lebih lama”
Jika teman-teman nenek itu dapat menggunakan sihir level 5 [Eternal Life] itu artinya teman-temannya juga sama kuatnya dengan Nenek itu.
“Eeeh, Mereka pasti keriput sama kaya nenek”
“Ahahaha, Itu yang membuat ku iri anak ku”
“Hmm ?”
“Asal kau tahu saja, Beberapa dari kami masih sangat muda dan saat ku ajari mereka sihir level 5 [Eternal Life] mereka menggunakannya saat umur mereka masih cukup muda”
“…Ahahaha, Sedangkan aku baru menguasainya saat umurku di 60-an, Bukan kah itu lucu”
“Giggle…Benar sekali”
“Dan sekarang ini aku bertemu dengan Gadis yang bahkan lebih cantik dari diri ku dan beberapa teman-teman ku dulunya saat masih muda”
“Giggle…Nenek ini, Tapi terima kasih atas pujiannya, Aku tersanjung”
“Kau pasti selalu kewalahan saat ada yang memanggil mu Cantik bukan”
Larla tersipu malu dan wajahnya memerah karena ucapan nenek itu.
“E…Ya…Begitulah…”
“Ahahaha, Kau yang sekarang ini justru tambah Cantik dan imut lagi, Sudah beratus tahun lebih aku tidak melihat pemandangan ini”
“Hmmm…Kau sama saja dengan adik ku”
Larla mengembungkan pipi kirinya dan cemberut manis ke si Nenek itu.
“Adik mu pasti sangat menyayangi mu jika dia sampai seperti itu”
“E, Ya…Dia sangat terobsesi pada ku dan selalu berharap bisa mendekati ku”
“Mendekati ? Bukannya mlampaui ?”
“Dia selalu berkata kalau dia hanya ingin mendekati ku tapi tidak ingin melewati ku dengan alasan kalu aku ini sudah sangat sempurna, Padahal aku ini masih butuh banyak perkembangan”
“Perkembangan kah…”
“Anak ku, Kalau boleh jujur aku ingin mengatakan sesuatu padamu”
“Ya, Tentu, Apa itu ?”
Nenek tua itu tersenyum tajam dan matanya menjadi serius.
“Kau…Masih bisa lebih kuat lagi”
Larla terkejut mendengarnya. Matanya melebar seakan ingin terlepas dari tempatnya, Mulutnya yang terbuka sedikit karena perkataan Nenek itu, Jantungnya yang berdegup kencang bisa terdengar jika tidak segera Larla tahan dan menyentuh dada sebelah kirinya untuk menenangkan diri.
“A-Apa maksud anda ?”
“Anak ku, Kalau di lihat dari sihir pendeteksi kekuatan milik ku”
[Power Calculation] Sihir Tingkat 5 keatas yang memperbolehkan penggunanya untuk melihat dan menghitung seberapa besar kekuatan yang dimiliki Orang yang dia lihat.
“Level kekuatan mu adalah 66+, Tingkatan Sihir mu 3, kau alih dalam Memanah juga memiliki Serangan Fisik yang kuat, Serangan jarak jauh yang kuat juga, dan kau juga sangat berbakat, Kau memiliki banyak bakat”
Larla menelan ludah karena mendengar semua perkataan Nenek itu benar.
“Dan anak ku, Biar ku perjelas satu hal lagi…”
“…Kau dapat melebihi ku”
Larla semakin terkejut. Matanya menjadi lebih lebar, Larla menutup rapat mulutnya dan menggeretakkan giginya, Jantungnya semakin berdegup kencang dan di tahan olehnya yang memegang dadanya.
“A-Aku…Bisa melampaui mu ?”
“Ya, Tentu, Bagaimana ?”
“B-Bagaimana apanya ?”
Dengan gagap dan penuh kebingungan, Larla berusaha untuk bertanya kepada nenek itu dan mencari tahu apa maksudnya.
“Bagaimana jika aku melatih mu ?”
“…Akan ku tingkatkan Tingkatan sihir mu menjadi level 5 dan akan ku tingkatkan Level kekuatan mu menjadi lebih kuat dari ku, Bagaimana ?”
“…Aku…Aku tidak tahu…Aku…”
“Belum pernah ada orang sebaik anda saat menyinggung kekuatan yang ku miliki”
“Semua orang selalu bilang aku sudah yang paling kuat dan sudah sangat sempurna jadi tidak perlu lagi meningkatkannya. Tapi anda…Anda berbeda…Anda manusia pertama yang mendukung ku dan manusia kedua yang sangat ramah dan baik padaku”
“Begitu kah, Aku senang mendengarnya. Lalu siapa yang pertama ?”
“Seorang kakek-kakek penjual Barang Sihir di kota sebrang. Dia selalu membiarkan ku masuk ke tokonya dan dia orang pertama yang merahasiakan kami para Dark Elf masuk ke kota”
“Ah, Begitu ya”
Masih dalam kondisi perasaan yang beraduk-aduk, Larla masih memasang wajah yang malu dan wajahnya tersipu dan memerah tidak bisa menahan banyaknya pujian yang membanjirinya dari si nenek.
“Lalu, Bagaimana ? Kau menerimanya ?”
Larla menocaba untuk menguatkan dirinya dan menjawabnya dengan lantang.
“Aku Terima. Tolong ajari aku supaya menjadi lebih kuat lagi Nenek Si pengelana”
“Si Tua Pengelana’ lebih tepatnya”
“Eee, Maaf, Si Tua Pengelana”
“Bagus, Kalau begitu aku akan mengajari mu besok, Anggap saja kalau itu adalah bayaran ku untuk dapat menginap di tempat mu”
Padahal sebelumnya Larla mengatakan kalau itu adalah bayarannya karena sudah menembakkan Anak Panah ke arahnya, Tapi jika menolaknya lagi akan sangat tidak sopan.
“Em, Baiklah. Terima kasih banyak Nek”
“Oi oi, Aku yang seharusnya berterima kasih karena sudah di izinkan menginap di desa mu dan dapat melatih mu”
“Begitu kah, Giggle…Ya, Sepertinya begitu”
Untuk mengakhiri percakapan mereka, Mereka berdua tertawa bersama di atas pohon yang tinggi.
Larla resmi menjadi Murid dari Si Tua Pengelana untuk meningkatkan kekuatannya.


Part Three

Satu hari kemudian, Setelah Larla resmi menjadi Murid Si Tua Pengelana, Di Rumah Larla di Desa Dark Elf di tengah Hutan yang besar dan Lebat.
Larla yang seperti biasa terbangun dari tidurnya di pagi hari yang tidak mengenakan sedikit pun pakaian yang menutupinya.
Larla membuka jendela lebar-lebar dan merasakan Mentari pagi dan udara yang segar menggunakan wajahnya yang coklat nan Indah itu.
Dia kemudian mengenakan pakaiannya dengan tenang dan dengan cepat melompat dari lantai 2 ke lantai 1 seperti biasanya.
“Larla ! Sudah Ibu bilang jangan melompat dari atas begitu saja dan juga kita memiliki tamu disini, Dia Gurumu ingat, Kau yang membawanya kesini”
“Giggle…Maaf aku hanya sudah tidak sabar lagi untuk berlatih dengan Si Tua Pengelana”
“Kau ini. A, Maaf kan perlakuan anak ku Larla yang seperti ini dia memang terkadang suka melompat dari lantai 2 dan mengejutkan yang di bawah”
Ibunya meminta maaf kepada Si Pengelana Tua akan perilaku Larla. Lalu Si Pengelana Tua mengangkat tangannya ke arah ibu Larla menandakan dia tidak keberatan.
“Tidak tidak, Anda tidak perlu meminta maaf, Justru aku yang harus meminta maaf atas kedatangan ku yang mendadak dan memenuhi rumah anda untuk beberapa hari kedepan”
“Tidak tidak, Itu tidak apa, Itu karena kau adalah Guru Larla dan kami membuka pintu kami untuk mereka yang di bawa oleh Larla”
“Kalau begitu Terima kasih banyak atas kebaikan anda”
“Tidak, Terima kasih juga untuk mengajar anak ku Larla”
Saat sedang berbicara dengan Ibu Larla, Si Pengelana Tua melihat ke arah Larla yang baru turun.
“Meski begitu, Anak anda benar-benar sangat cantik ya”
“Ya, Begitulah, Aku jadi tidak mau memberikannya kepada siapa-siapa”
“Ibu, Nenek…Kalian Ini”
Wajah Larla menjadi tersipu malu dan memerah karena di ledek oleh Si Pengelana Tua dan Ibunya.
“Kakak ku juga sangat Kuat”
Adiknya datang membawa sarapan dari dapur dan langsung masuk dalam percakapan mereka.
“Ya, Itu jelas sekali, Kakak mu sangat kuat”
“…Dia bisa menandingi ku loh”
“Benarkah. Kakak luar biasa”
Mata adiknya bersinar setelah mendengar pujian dari Si Pengelana Tua mengenai Kakak tercintanya.
“Nenek, Likhalri…Kau ini selalu saja”
“Ehehe, Kakak ku imut bukan jika sedang malu begitu”
“Ya, Tentu, Kakak mu semakin tambah cantik dan manis jika sedang malu”
“Benar kan”
“Omong-omong, Kenapa kakak mu Telanjang saat sedang tidur ?”
“Hmmm…Kalau itu”
“Likhalri, Sudah lah ! Nenek, Jangan tanya pertanyaan itu !”
Larla yang semakin merasa malu karena di ledek dan di puji habis-habis oleh Ibu, Adiknya, dan Si Pengelana tua membuat wajahnya semakin memerah dan dia akhirnya duduk di kursi yang kosong dan bergabung di meja makan.
“Aku mengucapkan terima kasih karena ingin mengajari Anak ku Larla untuk membuatnya tambah kuat, Si Pengelana Tua”
“Tidak, Aku justru yang berterima kasih karena telah mengizinkan ku untuk tinggal di rumah anda ini dan maaf jika merepotkan”
“Tidak, Anda tidak merepotkan sama sekali, Kami semua juga sangat senang setelah mendengar dari Larla kalau Anda adalah gurunya dan anda juga sangat Ramah kepada Larla”
“Terima kasih banyak telah menerima ku dan juga aku merasa senang karena warga desa ini mau menerima ku yang manusia asing ini untuk tinggal sementara di Desa kalian”
“Tentu, Itu karena Larla yang membawa anda dan kami semua percaya kepada anda karena Larla yang mengatakannya kepada kita semua kalau Anda adalah gurunya dan Orang yang ramah”
“Anak anda  Larla juga sangat ramah dan baik, Larla juga sangat kuat, Dia memiliki kekuatan dan keahlian memanah yang lebih hebat dari Elf yang ku temui selama ini dan ahli pemanah kerajaan, Dan juga bakat memanahnya lebih hebat daripada teman lama ku”
“Begitukah. Aku sangat senang jika anda berkata demikian menganai kekuatan anak ku Larla, Terima kasih banyak”
 “Sudah lah cukup hentikan kalian berdua, Ayah, Nenek”
Larla tidak bisa berhenti untuk tersipu malu karena banjir pujian dari Keluarganya dan Gurunya.
“Baiklah bagaimana kalau kita mulai makan saja”
Mereka berlima pun akhirnya mulai sarapan pagi dengan makanan yang di buat oleh Sang Ibu dan Likhalri.
Makanannya terdiri dari Sayuran, Sup, Roti, dan Daging, Minumannya juga jus dari buah yang segar.
“Ini sangat lezat. Siapa yang membuatnya ?”
“A, Itu aku, Aku yang membuatnya”
Dengan cepat, Likhalri mengangkat tangannya kegirangan setelah mendengar makanan buatannya sangat lezat.
“Benarkah. Kau sangat ahli dalam memasak, Kau pasti bisa menjadi Koki yang handal”
“Benarkah. Ehehe, Terima kasih banyak Pengelana Tua”
“A, Tapi kakak ku yang lebih hebat daripada aku. Masakannya lebih lezat dan lebih enak dari buatan ku”
“Benarkah begitu. Hmm, Kakak mu memang memiliki banyak sekali talenta ya”
“Tentu, Itu Karena dia Kakak kesayangan ku”
“Hmmmm, Ayolah sudah lah kalian”
Larla tidak di izin kan untuk tenang, Mereka semua masih memuji Larla terus menerus dan membuatnya tidak bisa berhenti tersipu malu. Alasannya karena mereka ingin melihat wajah Larla yang malu yang menjadi semakin Cantik, Lucu, dan manis.
“Benar, Larla itu sangat pandai dan bisa segalanya”
“Ya, Ayah setuju, Larla bahkan membuat iri banyak penduduk desa”
“Benar benar, Bahkan tetua juga ingin menjadikan Larla pimpinan baru Desa ini”
“Ya, Kakak memang yang terbaik”
“Ahaha, Larla ternyata begitu Special ya di desa ini”
“Tentu saja, Larla adalah segalanya untuk kami semua”
“Ya, Tepat sekali”
Mereka semua memanjiri Larla dengan banyak pujian.
Larla tidak bisa menahannya lagi, Wajahnya yang semakin memerah dan kelihatan sedikit lagi ingin meledak itu sangat lah manis.
Larla yang terkenal akan ke Eleganannya, Ke cantikannya, Ke ramahannya, dan kebaikannya sekarang seolah-olah gambaran itu hancur di hadapan keluarganya dan Si Pengelana Tua karena sifatnya yang mudah tersipu malu jika di puji secara berlebihan.
Saat Larla malu, Wajahnya menjadi sangat memerah dan dia tidak bisa menahannya, Larla yang elegan berubah menjadi manis saat malu dan sifatnya yang tenang dan santai bisa berubah begitu saja saat malu dan menjadi Gugup dan tidak dapat berpikir untuk tenang.
“Kalian ini…Sudah cukup hentikan !”
Dengan nada dan suara yang keras, Suaranya sampai menggelegar keluar rumah kediaman Keluarga Larla dan suaranya yang keras dapat di dengar oleh orang-orang di luar.
Setelah sarapan pagi, Larla dan si pengelana tua beranjak pergi ke dalam Hutan untuk berlatih.
Biasanya Larla berlatih dengan melawan monster-monster dalam hutan namun sekarang ini karena Larla sudah memiliki Guru, Larla pastinya lebih mementingkan perkataan dan arahan Gurunya.
Di tengah perjalanan, Larla dan gurunya berbincang kecil sebelum sampai di tempat latihan.
“Hmph, Nenek ini. Kenapa harus memulai percakapan seperti itu dengan keluarga ku ?”
Dengan wajah yang bergembung dan memerah sedikit, Larla membawa percakapan yang terjadi sebelumnya di rumahnya.
Gurunya tertawa sebelum menjawab Larla.
“Maaf ya, Aku kira keluarga mu tidak akan segitunya dalam memuji mu”
“Mereka selalu berlebihan terutama Likhalri dan juga penduduk Desa juga sama saja”
Larla membalasnya dengan tampang yang malu-malu dan melihat ke bawah kirinya.
“Kau sangat di sayangi ya. Bahkan seluruh penduduk desa juga begitu”
“Aku tidak tahu sejak kapan mereka menjadi seperti itu, Tapi yang pasti mereka sudah sedikit berlebihan”
“Apakah kau tidak senang untuk di puji oleh orang lain ?”
“Bukannya tidak suka. Hanya saja…”
Larla bingung untuk menjawab dan wajahnya masih tersipu malu. Larla melihat kebawah kakinya sambil menendang-nendang batu yang ada di bawah kakinya.
“Hanya saja ?”
Larla mengelengkan kepalanya dengan cepat dan memukul kedua pipinya untuk membuatnya kembali menjadi dirinya.
“Tidak. Bukan apa-apa”
Larla menutup matanya dan menaikan dagunya berusaha untuk keluar dari topik pembicaraan.
Larla kemudian melihat ke arah gurunya dan bertanya-
“Omong-omong, Apa yang akan kita pelajari hari ini ?”
Gurunya melihat ke atas dengan raut wajah berpikir.
“Benar juga. Bagaimana kalau Aku melihat keahlian fisik mu terlebih dahulu baru kekuatan sihir mu. Aku ingin menilainya”
“Tentu. Jika itu yang Nenek mau”
Dengan semangat, Larla menyetujui saran dari Gurunya.
Di tengah hutan, Larla berlatih mengikuti saran dan arahan gurunya tersebut. Mulai dari Memanah, Menggunakan Tombak, dan Berpedang. Larla mengeluarkan semuanya membuat gurunya takjub dan senang.
Gurunya juga mengetes kecepatan dan kelincahan Larla dengan Berlari, Melompat, dan tes Refleks lainnya, Di lihat dari tubuhnya yang langsing dapat di katakan kalau tubuh Larla sangat fleksibel dan dapat bergerak dengan mudah sesuai keinginannya.
Larla melatih kekuatan fisiknya dengan melawan Monster panggilan Level rendah milik Gurunya yang di panggil dengan Sihir Tingkat 3. Monster itu berlevel 35 dan bentuknya menyerupai seperti Singa yang besar di kelilingi oleh api.
Dengan mudahnya, Larla dapat mengalahkan Monster itu tapi latihannya tidak berhenti di situ, Larla masih harus menghadapi Monster yang di panggil dengan Sihir Tingkat 4 dan sekarang ada 3. Monster itu di kenal dengan sebutan Cerberus sebuah monster yang menyerupai anjing berwarna Hitam dan berkepala 3. Cerberus memisahkan dirinya dan sesuai perintah pemanggilnya, Mereka menyerang Larla.
Level mereka sekitar 40.
Walaupun sedikit ke walahan, Larla berhasil mengalahkan Cerberus dan ini membuat Gurunya sangat takjub akan ke ahlian Larla.
Nenek itu seperti melihat bayangan seorang pahlawan selanjutnya untuk dunia ini.
Gurunya melihat punggung Larla yang coklat dan indah membuatnya mengingat temannya yang lama dan sudah lama mati. Dia seperti melihat kembali sosoknya yang hampir sama seperti Larla yang sangat giat dalam berlatih.
Saat sedang terbayangkan oleh sosok temannya, Larla menengok kebelakang ke arah gurunya dan meminta lagi.
“Lagi. Aku masih bisa lanjut”
Tidak kenal lelah yang bahkan Larla sudah terlihat Ngosngosan masih meminta untuk lanjut.
Gurunya memandang Larla dan tersenyum.
“Setiap latihan tentu memiliki batasnya ya kan”
“Ehh ?”
Dengan bingung Larla membalas.
“Cukup di sini dulu. Kau sudah berlatih Non-Stop selama 3 jam lebih. Apa kau tidak sadar akan hal itu ?”
“Eeee, Tidak. Biasanya aku berlatih 6 jam tanpa henti”
Gurunya bergumam lirih terkejut mendengar pernyataan Larla yang di bawakan dengan sangat Tenang.
“Segitunya dan bahkan lebih lama lagi…Setengahnya…”
Gurunya kemudian memegang kepalanya dan menggelengkannya sedikit.
“Larla ku, Dengar lah…”
“…Kau boleh giat dalam berlatih tapi kau juga harus kenal dengan yang namanya istirahat. Jika kau terus berlatih seperti itu maka tubuh mu akan-“
Sebelum menyelesaikan perkataannya, Nenek itu melihat ke arah Tubuh Larla yang sangat indah yang dapat membuat iri seluruh Perempuan di dunia. Tubuhnya sangat indah dan sangat bagus tidak ada yang rusak sama sekali.
“-Ya...Aku ingin mengatakan Rusak tapi setelah melihatnya lagi sepertinya itu tidak pernah terjadi…”
“Ehh ? Apa maksud Nenek dari Rusak ?”
Dengan tenang dan wajah yang bingung Larla bertanya kepada Gurunya.
Gurunya kemudian memalsukan batuknya dan kembali berbicara.
“Yang paling penting…Lama kelamaan tubuh mu tidak dapat bertahan…”
Selanjutnya Nenek itu bergumam lirih yang tidak dapat di dengar Larla.
“Yak, Aku sendiri tidak tahu sudah berapa puluh tahun kamu berlatih dan tidak mengalami kerusakan sama sekali…”
Lalu Nenek itu mengeraskan suaranya kembali.
“Tapi ! Kau harus istirahat. Kita tidak tahu kapan dan apa penyebab dari tubuh mu jika suatu saat sedang berlatih dan terluka”
“Walaupun aku dapat menggunakan Sihir Penyembuh Tingkat 3 ?”
Larla menjawabnya dengan wajah yang bingung namun terlihat elegan.
“Semuanya tidak bisa dan tidak selalu di andalkan dengan Sihir Anak ku”
“Bahkan Sihir Tingkat 5 [Ressurected] tidak bisa membuat si yang di kembalikan untuk hidup langsung sehat seperti semula, Mereka yang di bangkitkan harus beristirahat dan harus kembali berlatih untuk mengembalikan kekuatan mereka”
Sihir Tingkat 5 Ressurected adalah salah satu sihir Pembangkit yang dapat menghidupkan kembali seseorang dari kematian. Namun Sihir ini terbilang yang paling lemah dari Sihir yang dapat menghidupkan kembali seseorang dari kematiannya ketimbang 2 sihir yang sama lainnya di tingkatan berbeda.
“Tapi…Aku tidak pernah-“
Belum menyelesaikan omongannya, Larla di potong dengan tangan si nenek yang di angkat.
“Anak ku, Aku tahu kalau kau sangat ingin berlatih dan aku juga sudah menjanjikan mu untuk membuat mu menjadi lebih kuat, Tapi kau juga harus istirahat. Istirahat itu penting untuk tubuh mu”
Tidak dapat melawannya kembali, Larla mengangguk mengerti dan mengikuti perintah Gurunya untuk beristirahat sejenak.
“Baiklah. Aku mengerti”
“Bagus. Kalau begitu kenapa kita tidak beristirahat di atas pohon sambil memakan bekal yang di buatkan Ibu mu”
“Boleh saja”
Keduanya pun memanjat pohon dan beristirahat di atas sana. Mereka memakan bekal yang di buat oleh Ibu Larla, Itu terlihat sama dengan sarapan pagi mereka.
Nenek itu memulai percakapan dengan bertanya kepada Larla.
“Omong-omong Larla”
Larla menoleh ke arah Gurunya sambil mengunyah makanan di mulutnya.
“Apa yang biasanya kau lakukan setelah berlatih ?”
Larla menelan makanannya dan menjawab pertanyaan gurunya.
“Setelah berlatih aku selalu berenang di danau di dekat Desa ku dan itu aman”
“Sudah sejak kapan kau melakukannya ? Berenang di danau”
“Emmm, Mungkin semenjak umur ku 76 tahun atau sekiranya segitu”
“Sejak kecil ya. Itu sudah menjadi kebiasaan mu”
“Tentu. Mungkin jika Nenek tidak datang kemarin aku akan berenang di danau sekarang”
“Begitu kah. Omong-omong juga”
“Ya ?”
“Apa kau berenang dengan Telanjang ?”
“Tentu. Kalau mengenakan pakaian pastinya akan terasa berat”
“Ah, Aku tahu itu…Maksud ku yang lain…”
“Hmmm ?”
Dengan santainya, Gurunya menanyakan suatu hal kepada Larla.
“Kenapa kau telanjang saat sedang tidur ?”
Terkejut dengan pertanyaan Gurunya, Wajah Larla memerah dan matanya melongo karena kaget dan dengan cepat Larla menjawab.
“Aia ya ya…Nenek tidak perlu menanyakan hal itu. Sungguh !”
“Lagi pula kenapa Nenek menanyakan hal itu ?”
“Yaa, Hanya saja kau sangat berani”
“B-Berani apanya ?”
“Segalanya”
“Hah ?”
Larla kebingungan dengan jawaban dari Gurunya.
“Maksdu ku, Kau sangat berani dalam…Tidur tanpa mengenakan pakaian, Membuka jendela dan meregangkan tubuh mu yang padahal di depannya adalah jalanan umum desa mu tanpa mengenakan pakaian, Berenang di danau umum di hutan ini tanpa mengenakan Pakaian dan-“
Merasa sangat malu, Wajah Larla memerah dan kesan Elegan dan tenangnya berubah dengan cepat membawa kesan kekanak-kanakan.
“B-Bagaimana N-Nenek bisa tahu sampai sejauh itu ?”
“Dari Adik mu”
Dengan santainya, Gurunya menjawab.
Merasa terkejut dengan jawaban Gurunya, Larla bergumam dengan nada yang yercampur dengan Malu dan kesal.
“L-Likhalri…Awas kau nanti…”
“-Oh dan kau juga sangat berani mengenakan pakaian yang mini dan terbuka”
“Mmm…Ini...Sudah biasa bukan. Bahkan juga ada banyak yang seperti itu di luar sana”
“Ya, Aku tahu itu. Tapi bagi ku, Kau yang paling cocok dari semuanya”
“B-Benarkah ?”
“Ya, Jika tidak untuk apa aku memuji mu”
Dengan wajah yang tersipu malu, Larla mengucapkan terima kasihnya kepada Gurunya.
“T-Terima kasih kalau begitu…”
“Tapi apa ini mengganggu banyak orang ?”
“…Apa berpakaian seperti ini sedikit mengganggu ?”
“Hmm, Larla sendiri apa merasa begitu ?”
“T-Tidak sama sekali. Hanya saja…Aku takutnya ini mengganggu orang lain”
“Kau sudah berpakaian seperti itu semenjak dulu bukan, Kalau begitu kau tidak perlu khawatir”
“…Kalau kenyataan akan ada banyak orang yang memandangi mu maka itu pasti, Tapi itu karena kau memikat banyak mata dan itu membuktikan kalau kau Percaya Diri”
“Percaya diri ?”
“Tentu, Percaya Diri”
“…Kepercayaan Diri itu sangat penting dan kau memiliki itu dan Kepercayaan Dirimu sangat lah besar. Bukan berarti kau sombong tapi kau terlihat sangat Percaya Diri dan itu membuat mu tidak menghiraukan orang lain di sekitar mu”
“Apa itu buruk ?”
“Yang mananya ?”
“Tidak menghiraukan orang lain. Apa itu Buruk ?”
“Aku tidak bisa mengatakannya baik dan buruk”
“…Itu tergantung dari Situasi dan Kondisi mu, Jika kau merasa harus menghiraukan mereka maka itu baik tapi jika kau yang seharusnya menghiraukan mereka tapi justru tidak melakukannya maka itu terdengar buruk”
 “…Bagi ku kau penuh dengan Kepercaya dirian dan kau sangat yakin kalau kau pasti Bisa dan itu sudah terbukti sangat jelas”
Merasa perasaannya yang campur aduk bingung antara Senang atau Malu, Larla mengangguk dengan pelan dengan wajah yang memerah.
“Aku tidak bermaksud untuk meminta mu untuk melepaskan apa yang sudah sering kau lakukan sejak dulu, Hanya saja kau membuat ku teringat dengan teman lama ku”
“Teman lama mu…Seperti apa dia ?”
Kembali seperti semula dengan cepat, Larla menanyakan tentang teman lama gurunya.
“Dia hampir sama seperti dirimu”
“Memakai pakaian terbuka ?”
“Tidak, Namun sebaliknya”
“Sebaliknya ?”
“Dia tidak pernah melepas pakaian Full Armornya”
“Tidak pernah…Bukankah itu sedikit susah”
“Bagi beberapa orang pasti iya tapi baginya itu sudah seperi tubuhnya”
“…Dia tidak pernah melepasnya dimanapun baik saat sedang berkumpul bersama, Makan bersama, Berlatih, Berpetualang, dan juga saat tidur”
“…Dia bisa tertidur tanpa harus melepas pakaiannya”
“Bukan kah itu…Akan membuatnya kepanasan di dalam situ”
“Seharusnya iya, Tapi seperti yang kukatakan, Dia berbeda sama seperti mu”
“…Dia bahkan bisa tertidur sambil berdiri dan sambil duduk dengan tegap”
“H-Hebat…Aku heran kenapa dia bisa seperti itu”
“Aku juga sama, Terutama kepada mu. Bagaimana kau bisa seberani itu…Itu yang ku pikirkan setelah melihat mu untuk pertama kali kemarin”
“B-Begitukah…Padahal bagi ku ini biasa saja”
Gurunya melihat Larla dengan senyuman dan kembali berbicara.
“Apa kau merasa malu ? Tidak mungkin kau merasa malu baru sekarang bukan”
“T-Tentu saja tidak…Aku sudah terbiasa seperti ini”
“Maka dari itu kau tidak perlu khawatir bukan”
“…Teman ku tidak pernah menghawatirkan soal penampilannya dan juga kebiasaannya, Maka dari itu kau tidak perlu segitunya khawatir, Larla”
Merasa termotivasi, Larla tersenyum senang dan kemudian menarik Nafas lalu menghembuskannya.
“Kau benar, Guru Benar, Nenek benar. Kenapa aku harus khawatir sekarang, Lagi pula ini sudah kebiasaan ku dan gaya ku lalu kenapa aku harus khawatir sekarang”
Larla tertawa kecil sebelum melanjutkan bicaranya.
“Aku terdengar jadi sedikit pemalu kalau seperti ini”
“Tapi kau memang terkadang menjadi pemalu”
“Hmmmp, Nenek jangan mulai lagi”
“Hahaha, Maaf maaf. Tapi ya…”
“…Mengetahui kalau ada orang seperti mu membuat ku merasa lega”
“Kenapa begitu ?”
Gurunya tersenyum ke arah Larla sebelum menjawab pertanyaan Larla.
“Tidak…Bukan apa-apa”
“Hmm…Baik lah kalau begitu”
Tidak menekan Gurunya, Larla kembali memakan sarapannya yang hampir lupa untuk dimakan karena percakapan dengan Gurunya.
“Bagaimana kalau sehabis ini kita menguji kemampuan sihir mu”
“Ya, Tentu, Ayo kita lakukan”
“Sehabis ini ok, Aku ingin menilai kekuatan sihir mu”
“Siap. Aku akan bersungguh-sungguh”
“Bagus kalau begitu”
Setelah menyelesaikan sarapan mereka, Larla dan gurunya melanjutkan latihan mereka dan kali ini Larla di ukur kekuatan sihirnya.
Larla harus menghadapi berbagai perintah dan arahan dari Gurunya yang sangat ahli dalam bidang Sihir.
Tidak perlu banyak percobaan yang tidak berarti, Gurunya meminta Larla untuk mengeluarkan sihir tingkat 3 sampai 4 yang dia pelajari dan sihir yang merupakan keahlian dari Larla.
Mulai dari Sihir Serangan, Pertahanan, Support, Buff semuanya di keluarkan oleh Larla.
Sihir Favorit Larla adalah Sihir tingkat 4 yang merupakan kategori Buff yaitu [Piercing Arrow] dimana membuat Panah yang dia luncurkan dapat menembus Armor musuh dan tubuh musuh yang sangat kuat, Sihir ini juga dapat menembus Batu yang besar juga pohon-pohon yang besar dan berderetan.
Lalu ada Sihir Tingkat 4 yaitu [Rain Arrow] dimana dia menembakkan satu anak panah ke atas langit dan turun ketanah dengan jumlah yang cukup banyak.
Dia sering mengkombinasikan ini dengan [Piercing Arrow] yang membuat musuhnya akan langsung terluka sangat parah atau bahkan terbunuh.
Dia juga terkadang menembakan semua anak panahnya menggunakan [Rain Arrow] yang membuatnya lebih banyak lagi Anak Panah yang berjatuhan layaknya hujan yang deras menghujani orang-orang.
Kehebatan Larla dalam bidang memanah atau dalam kelas Archer tidak bisa di ragukan lagi. Bahkan Level Class Archernya sudah mencapai level tertinggi yaitu Level 15.
Sedangkan Rangernya Level 10, Lancer 10 dan Swordman 5.
Masih ada banyak lagi Sihir-sihir yang di pelajari oleh Larla dan juga kombinasi yang Larla gunakan.
Contohnya adalah [Reload] dimana secara otomatis di tempat untuk menaruh Anak panahnya akan penuh kembali di isi dengan Anak Panah yang sesuai sebarapa banyak yang Larla bawa. Sihir ini adalah sihir gabungan dari Sihir Tingkat 3 dan Tingkat 4 yaitu [Create Item] dan [Create More Item] juga [Copy Create Item] dimana dia membuat anak panah lalu membuatnya lebih banyak lagi di tambah menambahkannya 2 kali lipat lagi.
Larla juga mempelajari Sihir Buff tingkat 3 modifikasi dari Tingkat 2 yaitu [Eye Sight] yang di modifikasi menjadi [Snipe] yang membuatnya dapat mengeker musuhnya dari jarak jauh jika terbatasi oleh batas pengelihatannya.
Sebenarnya ini adalah skill pasif dari pemilik Kelas Ranger tapi Larla meningkatkannya. Milik Ranger yang asli adalah [Zoom] yang dapat memperbesar dan memperjelas pengelihatan.
Larla juga mempelajari Sihir Tingkat 2 yaitu [Night Vision] yang membuatnya dapat melihat di malam hari. Ini memperkuat Larla dalam bertarung di malam hari.
Skill Pasif milik Larla adalah [Deadly Shot] yang membuat semua tembakannya akan dangat mematikan. Bukan hanya dari Panah namun juga bisa dari Tombak, Pedang, dan benda mematikan apa saja yang dapat di lempar.
Skill Pasif lain milik Larla ada [Dark Vision] dimana dia bisa melihat di tempat yang gelap. Hampir mirip seperti [Night Vision] tapi [Dark Vision] adalah Skill Pasif yang dimiliki semua makhluk Non-Human.
Kombinasinya dengan [Dark Vision] dan [Night Vision] sangat mengunungkan Larla.
Larla juga membuat Sihir Tingkat 4 miliknya sendiri yaitu [Long Shot] dimana dia menembakan Satu anak panah lurus yang akan melesat sangat kencang dengan jarak yang dapat mencapai 500 Meter bahkan bisa lebih.
Sihir yang dia pelajari dan dia perkuat dan dia buat sangat membantunya dalam Bakat miliknya. Sebenarnya tanpa sihir pendukung ini, Larla sudah sangat hebat dalam memanah tapi sihir ini membantu Larla lebih dalam menggunakan Panah.
Seperti yang di ketahui, Larla adalah Dark Elf yang sangat sempurna dalam bidang memanah-Tidak. Bukan hanya Dark Elf yang ahli dalam memanah tapi juga yang paling ahli dari seluruh makhluk yang ada dalam Memanah.
Entah ini Bakat semenjak lahirnya yang membuatnya sangat ahli dalam memanah tapi keahliannya ini sudah di luar batas.
Menembak tanpa melihat target, Menembak dengan mata tertutup, Menembak jauh, Tembakan yang tidak pernah meleset, Tembakan yang selalu mematikan, dan lain sebagainya itu adalah Kemampuan yang sudah di luar batas.
Keahliannya mengalahkan Pemanah terbaik Dunia yaitu salah satu dari 8 Legendary Heroes. Bahkan Pemanah dari 8 Legendary Heroes tidak bisa seperti itu.
Menurut Si Tua Pengelana, Keahlian memanahnya sudah melebihi Pemanah terbaik kerajaan manapun. Larla sudah melebihi semua Pemanah yang ada di dunia.
Level Kelas memanahnya seharusnya melebihi Level Maksimal.
Masih ada banyak lagi Skill dan Sihir lain yang Larla miliki, Pelajari, dan ketahui tapi dia hanya menunjukkan beberapa saja kepada Gurunya.
Si Tua Pengelana mengangkat tangannya menandakan latihan hari di sudahi dulu.
Mereka sudah berlatih melebihi batas latihan Larla. Larla yang biasanya berlatih selama 6 jam kini berlatih selama 8 jam dan latihannya yang baru ini cukup intensif untuknya.
Larla kelelahan, Dia berbaring sambil menarik nafas yang sangat banyak. Bisa di bilang dia Ngos-ngosan.
Gurunya mendekatinya dan melemparkan botol yang berisi air putih ke arah Larla yang terbaring.
Larla menangkapnya dengan cekatan tanpa harus melihat ke arah botolnya.
Larla kemudian mengangkat badannya dan dalam posisi duduk siap untuk meminum air putih itu.
Walaupun lelah, Larla meminumnya dengan tenang dan tidak tergesa-gesa seperti orang yang kelelahan.
Air yang mengalir ke tenggorokkannya mengalir dengan deras, Air yang terjatuh dari mulutnya dan mengalir ke bagian lehernya menyegarkan bagian luar lehernya. Air yang keluar perlahan dari mulutnya dan mengalir kebawah lehernya lalu ketubuhnya membasahi Larla.
Larla yang kelelahan tubuhnya di basahi oleh keringat yang sangat banyak. Di semua sisi tubuhnya Larla basah dengan keringat hasil dari latihannya.
Selesai meminum air putih itu, Larla mengembalikan botolnya kepada Gurunya.
Gurunya yang menerima botol itu dengan tangan kanannya kemudian menaruhnya kembali di Tas kecil, Tapi ada yang aneh dari ta situ.
Saat gurunya membuka tasnya, Terdapat lingkaran sihir di dalamnya dan saat botol itu di masukan kedalam tas, Botol itu seperti terlahap masuk kedalam lingkaran sihir itu dan tangan dari Gurunya bisa lebih dalam dari yang terlihat dari luar tas itu.
Rasa penasaran Larla membuatnya ingin bertanya “Tas macam apa itu ?” tapi yang dia lihat dari tas itu hanya tas biasa yang di gunakan oleh kebanyakan petualang.
Larla kemudian mengganti pertanyaannya.
“Sihir macam apa itu ?”
Larla menanyakan gurunya tentang sihir yang ada di dalam tas milik gurunya.
Lebih tepat bertanya seperti ini jika Larla menanyakan pertanyaan yang pertama itu hanya akan membuatnya terlihat kampungan yang tidak pernah melihat dunia luar. Maka untuk membetulkan, Larla bertanya tentang sihir kepada Gurunya yang sangat ahli dengan sihir dan sebagai murid dari gurunya yang penasaran dengan Sihir dan ilmu lainnya.
Gurunya melihat ke arah Larla dan memberitahu sihirnya.
“[Expand Inventory] sihir tingkat 3 yang sangat bermanfaat bagi mereka yang berpetualang atau berpergian membawa barang yang banyak. Tapi sihir ini juga memiliki Kapasitas, Kau tidak bisa memasukkan pedang yang besar seperi Broadsword kedalamnya atau bahkan benda yang besar lainnya”
“Ehhh, Itu cukup menarik. Boleh kau ajarkan mantranya kepada ku ?”
“Tentu. Tapi tidak sekarang. Waktu latihan mu sudah melebihi batas mu sendiri dan aku yakin kau sudah sangat kelelahan”
“Ya, Baiklah”
Larla menundukkan tubuhnya melihat ke arah tubuhnya yang sedang dalam posisi duduk.
Dia berusaha untuk mengistirahatkan tubuhnya yang benar-benar kelelahan itu. Larla tidak pernah seletih ini dalam latihannya.
Dia kemudian mengingat perkataan Gurunya soal pentingnya istirahat dalam berlatih dan sekarang ini Larla merasakannya.
“Bagaimana rasanya ? Rasa lelah sehabis latihan yang intensif dari ku ?”
Larla yang berusaha untuk menarik nafas untuk menenangkan tubuhnya yang lelah dan jantungnya yang tidak bisa berhenti berdegup kencang karena rasa capeknya menjawab dengan tenang.
“Apa nenek sengaja ?”
“Apanya ?”
“Melatih ku seperti ini. Apa nenek sengaja ?”
“Tidak. Tapi ini memang latihan yang keras yang ku hadapi saat masih muda…Seperti mu”
Larla menutup matanya dan ketawa kecil.
“Tunggu sebentar. Muda dalam umur atau fisik ?”
“Tentu fisik yang artinya aku sudah berlatih seperti itu saat umur ku 18 tahun”
“Heee, Nenek menjalani latihan yang berat ya. Siapa yang mengajarkan nenek ?”
“Aku tidak tahu siapa dia”
“Heh ?”
Wajah Larla menjadi bingung.
“Aku tidak tahu dia siapa karena dia tidak pernah menyebutkan namanya, Tapi umurnya kelihatan sudah cukup tua. Mungkin sekitaran 60-70 atau saja lebih waktu itu”
“Jadi kau memanggilnya guru saja”
“Sama sepeerti mu saat ini Larla”
“Apa kau mempercayainya dulu ?”
“Bagaimana dengan mu Nak ?”
“…Kau tidak mengetahui namaku hanya mengetahui panggilan ku dan kau memanggil ku ‘Nenek’ dan aku menjadi Guru mu. Bagaimana kau bisa mempercayai ku ?”
Larla berpikir sejenak melihat kebawah kemudian mengangkat kepalanya lagi untuk menjawab.
Dengan nada yang sedikit bingung untuk menjawab, Larla mengeluarkan semua isi pikirannya.
“Karena…Kau kuat…Dan…Itu mengejutkan ku untuk pertama kalinya…Setidaknya begitu…”
“Itu yang terjadi persis dengan ku”
“Guru nenek menawarkan diri untuk melatih nenek (?) setelah memperlihatkan kekuatannya (?)”
Gurunya menggelengkan kepala lalu berkata.
“Tidak. Justru sebaliknya”
“Sebaliknya ?”
“Aku yang memintanya dengan sifat egois ku untuk di latih olehnya”
“Hmmm…?”
“Dulu aku masih sangat muda yang belum mengetahui banyak soal Dunia sihir. Namun Setelah melihatnya mengeluarkan sihir yang mengejutkan mata ku…Aku memintanya untuk melatih ku”
“…Dia selalu menolak setiap kali aku memintanya. Aku mengikutinya pergi saat dia pergi menjauh dari tempat tinggal ku dan sepertinya itu mengganggunya. Ahahaha”
“Giggle…Sifatnya nenek sekali”
“Lucu bukan. Dulu aku dengan egoisnya memaksanya untuk melatih ku dan sekarang aku memaksa mu untuk menjadi murid ku”
“Walaupun aku tidak merasa seperti di paksa”
“Tidak, Sebenarnya jika kau menolak kemarin maka aku akan memaksa mu terus sampai kau mau”
“Heh…Sungguh ?”
“Sungguh”
Larla mengembungkan pipinya dan wajahnya sedikit memerah tidak senang.
“Nenek ini…Untuk saja aku langsung menerimanya”
“Yup, Untung saja ya…Jika kau menolaknya mungkin aku akan memukul kepala mu untuk menuruti ku. Hahahaha”
“Segitunya kah ?”
“Dulu pernah lebih parah lagi”
“Nenek pernah mengajari orang lain ?”
“Hanya sebentar saat aku di sewa oleh Sekolah sihir untuk mengajar murid-muridnya. Jujur mereka semua payah”
“Heeehhhh…Lalu bagaimana dengan Guru nenek ?”
“Karena merasa jengkel…Mungkin…Dia akhirnya menerima untuk mengajari ku”
“Seperti apa dia ?”
“Sebelumnya aku sudah mengatakan kalau dia sudah tua…Kalau tidak salah, Rambutnya berwarna Putih dan jenggotnya yang lebat dan cukup panjang berwana putih juga, Matanya berwarna Biru, dia kelihatan sudah sangat tua dan mengenakan pakaian seperti seorang Perpustakawan berwarna Hitam dan wajahnya sangat keriput”
“Lebih keriput dari pada nenek ?”
“Ya, Tentu…Dan jangan bawa masalah keriput dengan ku…Aku tidak lebih muda darinya…Ya, Secara fisik”
“Giggle…Lalu apa yang terjadi selanjutnya ?”
“Selama 2 tahun berturut-turut saat dia sedang luang dengan pekerjaannya, Dia datang ketempat ku dan mengajari ku banyak ilmu sihir”
“…Mulai dari yang paling rendah yaitu 1 sampai 3 dan dia mengajari ku tanpa ada waktu istirahat selama 10 jam tanpa henti”
“Aku beruntung kau yang melatih ku Nek. Sekarang aku tahu bagaimana rasanya”
“Sebenarnya aku hanya memotong 2 jam dari jatah mu. 1 jam Istirahat pertama dan 1 jam istirahat kedua dan untung saja aku melakukannya dengan benar”
“Apa…Nenek mengikuti cara guru nenek melatih kepada ku dan murid-murid di sekolah sihir lainnya waktu itu (?)”
“Ya, Dan itu lah alasan Nenek di pecat”
Larla ketawa geli dan berusaja menutup mulutnya sedikit dengan jari telunjuknya yang di tekuk kedalam.
“Yaaa, Kalu pada sekolah sihir aku sengaja karena aku tidak melihat sedikit pun dari mereka yang memiliki Potensial…Tidak seperti mu, Larla”
“Terima kasih, Nek. Aku bersyukur”
“Lalu, Apa yang terjadi selanjutnya ?”
Larla terus meminta Gurunya untuk menceritakan masa lalunya yang kedengaran menarik untuknya.
“Aku berhasil…Melewati sihir tingkat 3 saat berumur 21 tahun”
Mata Larla terbuka lebar dan matanya bersinar merasa takjub.
“Selama 2 tahun saat berumur 18 sampai 20, Aku berhasil menguasai Sihir Tingkat 3, Lalu 1 tahun kemudian Guru ku meminta ku untuk menjadi petualang jika ingin meningkatkan teknik ku…Dan benar saja Anak ku, Tanpa di sadari aku berhasil melampaui batas sihir milikku”
“H-Hebat…”
Larla merasa merinding saat mendengar cerita gurunya.
“Setelah merasa latihan ku sudah cukup, Guru ku kembali ke tempat kerjanya dan tidak pernah kembali lagi. Aku belum sempat menanyakan namanya dan aku tidak pernah menyangka kalau dia tidak akan kembali melihat ku”
“Setelah itu…Apa yang terjadi dengan guru Nenek ?”
“Aku tidak tahu. Aku tidak tahu Namanya, Jati dirinya, Masa lalunya, dan pekerjaannya. Tapi di lihat dari pakaian dan terkadang dia membawa banyak buku, Sepertinya dia seorang pengurus Perpustakaan”
“Begitukah”
“Lalu aku melanjutkan hidup ku sebagai seorang Petualang dan bertemu 7 teman ku. Kami akhirnya berpetualang dan menjadi lebih kuat bersama…Dan akhirnya seperti ini lah Aku”
“Hebat…Apa dengan berpetualang akan meningkatkan kemampuan orang-orang ?”
“Tentu. Seperti Pengalaman dan yang lainnya. Banyak sekali yang kau dapatkan dari berpetualang. Melihat dunia yang baru, Dunia yang luas dan menemukan sesuatu yang baru juga akan mendapatkan koneksi yang luas mengenai dunia luar”
Mendengar cerita gurunya mengenai seorang petualang membuat Larla matanya bersinar cerah. Larla mulai penasaran dengan rasanya menjadi seorang petualang.
“Apa kah menjadi seorang petualang itu Asyik ?”
“Tentu. Hanya saja kami ber-8 adalah seorang petualang liar yang tidak terikat dengan Guild”
“Apa perbedaanya jika terikat dengan Guild ?”
“Jika kau terikat dengan Guild maka semua tindakan mu akan di tentukan dengan misi yang kau ambil dan kau akan mendapatkan upah sesuai harga yang di berikan dan kau tidak akan bisa berpetualang dengan bebas”
“…Tapi jika tidak terikat maka kau bisa berpetualang bebas seperti ku”
“…Jujur saja Anak ku Larla, Aku juga akan meminta mu untuk menjadi petualang setelah latihan mu cukup”
“Ya, Keluar lagi sifat Nenek yang satu ini”
“Hahahahaha, Maaf ya. Sudah kebiasaan”
“Tidak. Tidak masalah. Aku sepertinya juga tidak akan menolak”
“Benarkah ?”
“Em, Tentu. Aku juga ingin meningkatkan kekuatan ku dan melebihinya lagi”
Gurunya memandang Larla dengan tatapan yang penuh dengan harapan dan masa depan yang cerah sebagai Petualang yang hebat juga gurunya tersenyum dengan penuh kepercayaan.
“Aa, Aku percaya itu…Aku percaya kau akan menjadi petualang yang hebat, Anak ku”
“Benarkah ?”
“Tentu”
“Kalau begitu-“
Larla berdiri dengan cepat dan tenaga yang sudah pulih.
Sebelum melanjutkan perkataannya, Gurunya mengangkat tangannya dan menghentikan Larla dalam melanjutkan perkataannya.
“Tapi latihan hari ini selesai. Kita harus segera kembali”
“T-Tapi…”
“Ingat jangan paksakan tubuh mu”
“B-Baik…Baiklah”
“Bagus. Sekarang ayo kita kembali ke desa”
Setelah menghentikan Larla yang ingin melanjutkan latihannya yang di luar batas, Gurunya menghentikannya dan mengajaknya kembali ke desa untuk beristirahat.
Di malam hari yang sunyi dan tenang, Di sebuah danau yang indah dan airnya yang terpancarkan oleh sinar rembulan malam berwarna biru memantulkan setiap cahayanya yang indah ke berbagai sudut di tempat itu dan menyinarinya.
Ini adalah danau yang biasa di gunakan oleh Larla untuk mandi atau berenang jika dia lelah.
Lalu di danau yang tenang itu, Dari dalam danau ada yang keluar dengan tenang dan elegan.
Itu adalah seorang Gadis Dark Elf yang cantik dan indah. Dia adalah Larla
Dia keluar dengan sangat elegan dimana tubuhnya yang basah dan indah berdiri tegap dan sedikit menunjukkan lengkungan tubuhnya kebelakang.
Rambutnya yang berwarna perak panjang basah.
Sekarang dia tidak mengenakan apapun. Tubuhnya yang tidak terlindungi oleh kain dan armor itu sangat lah Indah.
Itu sudah biasa untuk Larla.
Tubuh dan Kulitnya yang halus dan mulus berwarna coklat  basah karena baru keluar dari dalam air tersinari oleh sinar Rembulan yang berwarna biru indah semakin mencerahkan dan mengindahkan tubuhnya itu yang memantulkan sinar rembulan yang menyinarinya.
Larla mandi tengah malam untuk menyegarkan tubuhnya setelah latihan dengan gurunya.
Dengan tenang dia merasakan air yang membasahinya dan mengalir di tubuhnya sambil menutup matanya.
Perlahan, Larla membuka matanya dan melihat ke arah rembulan.
Dia menggapai bulan yang bersinar dengan terang itu di malam hari…Tentu dia tidak dapat mencapainya.
Dia kemudian menurunkan tangannya dan kembali menutup matanya.
Dari arah kirinya terdengar seperti suara sihir yang baru saja di aktifkan.
Larla menoleh ke sumber suara dan melihat gurunya dari jauh yang sedang merapalkan sebuah mantra sihir.
Karena penasaran, Larla keluar dari dalam danau dan menyamperi gurunya.
Larla keluar dari dalam danau tanpa mengeringkan tubuhnya dan mengenakan pakaian. Dia telanjang dan tubuhnya basah sepenuhnya.
Dengan tenang dan tidak peduli dengan kondisinya sekarang ini, Larla berjalan dengan elegan dan tubuhnya lurus.
Gurunya tidak menyadari kedatangan Larla dan masih merapalkan sihir.
[Magic Tier 4, Summoning Magic, Summon Moderete Level Monster]
Dari telapak tangan gurunya, Keluar seperti lingkaran sihir berwarna Ungu dan di tanah juga ada lingkaran sihir yang sama.
Lalu dari dalam tanah muncul seperti monster yang terlihat aneh di bungkus dengan cahaya.
Perlahan monster itu melayang ke atas tepat di hadapan gurunya dan sekejap cahaya yang membalut seluruh tubuhnya hilang saat dia melebarkan sayapnya.
Monster itu tubuhnya seperti seekor elang tetapi dan berwarna Biru tua, Di sekujur tubuhnya ada garis-garis berwarna kuning.
Monster itu terbang ke arah gurunya dan berdiri di atas lengannya.
Larla yang melihat itu dengan seksama menghampiri gurunya lebih dekat lagi dan bertanya dengan santai.
“Sihir pemanggil ?”
“Hmmm…Eeeiiiikkk (?)”
Gurunya yang menoleh ke sumber suara yang tidak menyadari kalau Larla datang mendekat terkejut melihat kondisi Larla yang tidak mengenakan pakaian atau telanjang dan sekujur tubuhnya basah sehabis berenang.
Larla yang merespon suara aneh Gurunya memiringkan kepalanya.
“L-Larla…Apa itu kamu ?”
Dengan tenang Larla menjawab. “Ya, Tentu”
“K-Kau…Telanjang…Eeh Bukan…Kau…Apa yang kau lakukan di sini ? Kau basah kuyup”
“Menjalani rutinitas ku. Aku berenang di danau di malam hari setiap aku selesai Berlatih, Berburu, dan ke kota. Nenek sendiri apa yang Nenek lakukan di sini ?”
Selesai menjawab pertanyaan gurunya dengan tenang dan santai, Larla membalikkan pertanyaan kepada gurunya.
Dengan wajah yang masih tidak percaya melihat Larla yang telanjang dan basah kuyup, Gurunya melihat dari bawah sampai atas tubuh Larla.
Dia melihat wujud yang sangat cantik dan terkesan elegan, Kulitnya yang coklat mengkilau, Tubuhnya yang ramping dan terdiri dari banyak lekukan yang indah, Proporsi badan yang pas untuk seorang gadis yang masih tumbuh, Dadanya yang ukurannya sangat Pas untuk tubuhnya, Rambutnya yang Perak berkilauan basah dan terpantulkan sinar rembulan malam yang indah, dan Matanya yang emas cerah bersinar di malam hari dengan sangat indah.
Sosok Larla menyinari malam hari dengan sangat indah…Dia adalah makhluk yang sempurna…Begitulah yang di pikirkan Gurunya melihat Kondisi Larla di malam hari.
Wajah Larla sangat santai dan tenang tidak menggambarkan ekspresi apapun hanya ekspresi yang tenang dan santai.
“Nek ?”
Gurunya tersadarkan mendengar suara Larla dan menggelengkan kepalanya.
“Ah, Aku sedang memanggil monster kesayangan ku. Dia adalah Tsu, Mirip seperti elang tapi sebenarnya dia bukanlah elang. Levelnya 35”
Gurunya menunjukan Monster panggilannya ke arah Larla dan memperkenalkan.
Larla menggapai monster peliharaan gurunya dengan tangannya dan mengelur bulunya yang berwarna biru.
“Bulunya halus. Apa tidak apa kalau dia sedikit basah terkena tangan ku ?”
 Gurunya sedikit bergumam lirih di awal dan kemudian suaranya jadi lebih jelas menjawab pertanyaan Larla.
“Apa tidak apa jika kau Telanjang dan basah kuyup di malam hari…Bukan…Tentu, Tidak apa. Dia bisa kering kembali dengan cepat”
Monster itu kemudian menggerakan kepalanya dan tubuhnya dengan cepat untuk mengeringkan bulunya yang basah terkena air dari tangan Larla yang basah dan tetesan air dari tubuh Larla yang basah.
Gerakannya yang mengejutkan Larla dan air-air yang bertebaran ke segala arah terutama ke arah Larla dari si monster itu membuat Larla sedikit berlindung dengan kedua tangannya.
Larla sedikit tertawa dan terseyum melihat apa yang di lakukan monster itu.
[Magic Tier 4, Summoning Magic, Summon Moderete Level Monster]
Sebuah sihir Tingkat 4 yang termasuk Sihir pemanggil monster tingkat menengah. Sihir ini memperbolehkan si pengguna untuk memanggil monster level menengah yang ingin mereka panggil. Syaratnya adalah si pengguna harus mengetahui jenis monster itu.
Ada juga yang melakukan Kontrak dengan si Monster yang membuat si pemanggil dapat memanggilnya kapan saja tanpa harus mengeluarkan banyak energi sihir.
Ada juga cara lain selain harus merapalkan mantra seperti, Menyegel Monster panggilan di dalam Gulungan atau Gem. Cara ini sering digunakan oleh Penyihir tingkat 1-3 dan bagi mereka yang memiliki Energi sihir yang sedikit atau menggunakan energi sihir miliknya untuk bertarung.
Gurunya menarik kembali monsternya dan memberikannya sedikit makanan dari dalam tasnya.
“Apa kehebatannya ?”
“Dia bisa menjadi mata ku di udara dan juga sebagai mata-mata yang baik, Dia juga bisa menggunakan Sihir tingkat rendah tapi dia bukan monster atau hewan Mistis jadi serangan sihirnya tidak begitu kuat dan kekuatan sihirnya hanya dapat di gunakan untuk melihat sekitar”
“…Walaupun begitu aku tetap menyukainya dan dia sangat berguna”
Larla mengeluarkan sedikit suara menandakan dia paham.
“Apa aku juga bisa menggunakan sihir itu ?”
Gurunya menoleh ke arah Larla dengan suara “Hmm” dari dalam mulutnya yang tidak terbuka.
“Aku juga ingin menggunakan sihir pemanggil. Apa aku bisa ?”
Gurunya melihat Larla dengan tatapan yang tajam dan mulut yang tertutup rapat. Monster bernama Tsu itu kemudian menghilang dan gurunya meurunkan lengannya.
Mata Larla sangat serius. Dia tidak main-main ingin mencoba sihir pemanggil itu, Dalam mata Larla yang bersinar serius itu penuh dengan keinginan untuk menjadi lebih kuat dan menemukan hal baru untuk dia pelajari.
Gurunya kemudian tersenyum dan tertawa.
“Ya, Ya…Tentu kau bisa”
Jawaban gurunya membawa senyuman ke wajah Larla.
“Tapi Anak ku, Ada satu masalah”
Wajah Larla berubah menjadi wajah yang sedikit gelisah.
“Setelah melihat keahlian bersihir mu tadi siang, Aku memperhitungkan Stats Magic Attack mu itu sekitar 6-7/10 dan kau tidak terlalu memiliki banyak energi sihir MP mu hanya 6/10. Aku sedikit ragu karena kau itu tipe petarung kelas Archer dan menggunakan Sihir mu untuk membantu mu dalam kelas Archer dan memperkuat Skill mu. Aku sedikit ragu kalau ini akan sedikit sulit untuk mu belajar”
“B-Benarkah ? Kalau begitu ajari-“
Di tengah perkataannya, Gurunya langsung memotong dengan ucapannyayang sedikit menghancurkan harapan Larla.
“Durasi berlatih Sihir pemanggil tingkat rendah adalah 3 Bulan dan menengah 6 Bulan sedangkan aku di sini tidak akan lama”
“Kalau begitu aku akan meminta Orang tua dan penduduk desa untuk memberikan mu tambahan waktu”
“Mungkin saja mereka menolak dan aku akan merepotkan mereka dalam jangka waktu yang cukup panjang”
“Kalau begitu aku akan memberikan mu sedikit Koin untuk menyewa penginapan di Kota seberang”
“Aku ini seorang pengelana dan aku memiliki cukup koin untuk mengisi Perut ku dan aku tidak perlu menggunakan koin mu”
“Kalau begitu sewa lah penginapan di kota seberang”
“Sekali lagi aku ini seorang pengelana dan tidak akan menginap di satu tempat dengan waktu yang lama”
“Kalau begitu bawa aku bersama mu”
Perkataan Larla yang penuh dengan Keras Kepala dan paksaan itu membukakan mata Gurunya. Tapi sekali lagi Gurunya dengan tegas menolak.
“Aku Tolak. Aku hanya ingin melatih mu dalam waktu 1 bulan dan tidak ada niatan mengajak mu bersama ku”
“Tapi-“
Perkataan Larla sekali lagi langsung di potong.
“Tapi kau bisa menjadi seorang petualang”
“Petualang (?)”
Perkataan gurunya membuat Larla terdiam sejenak.
“Kau bisa menjadi petualang untuk meningkatkan kemampuan mu dan pengalaman mu. Terserah padamu kalau kau ingin memilih sebagai Petualang yang terikat dengan Guild atau tidak atau mungkin saja kau ingin menjadi seorang Pemburu itu terserah padamu”
“…Tapi…Aku tidak akan mengajak mu bersama ku dan pengalaman yang kau dapatkan tidak akan sebesar saat kau berlatih dengan ku”
Perkataan itu menusuk hati Larla dengan tajam seperti anak panah yang menusuk ke dadanya dengan kecepatan yang luar biasa.
Dia sedikit merenung dan melihat ke arah bawah kakinya menyamping ke kiri.
“Anak ku, Ini mungkin terdengar kasar tapi-“
“Kalau begitu…”
“Hm ?”
Larla memotong perkataan Gurunya. Larla dengan penuh keyakinan mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Gurunya dengan tampang yang bersungguh-sungguh.
“Kalau begitu…Ajari aku hanya dalam kurun waktu 1 bulan”
Ucapan Larla yang penuh dengan keyakinan dan percaya diri itu melebarkan mata Gurunya dan menaikan alisnya.
“Hanya dalam sebulan dan aku akan tunjukan kalau aku dapat menguasai sihir itu”
“Bagaimana ? Berikan seluruh Latihan Nenek yang sangat keras dan aku yakin aku pasti berhasil”
Gurunya masih menatap Larla dengan mata yang melebar.
1 Bulan ? Itu gila ! Mempelajari Sihir yang harus di kuasai selama 3-6 bulan itu sangat mustahil hanya dalam waktu 1 bulan. Anak ini…Bersungguh-sungguh.
Gurunya bergumam di dalam hatinya. Sekejap dia melihat dirinya dulu yang keras kepala kepada gurunya untuk mengajari berbagai macam teknik sihir kepadanya.
Dia merasakan itu kembali, Dirinya waktu masih muda. Dia melihat sosok Larla yang hampir mirip dengan dirinya namun lebih ekstrim dan pemberani juga percaya diri.
Tapi, Larla penuh dengan paksaan. Melatih teknik sihir yang sulit dalam waktu 1 minggu itu sama saja membanting dan merusak tubuh mu dengan keras sampai hancur berkeping-keping.
Larla bisa saja sakit dan tubuhnya mungkin saja tidak dapat menerima begitu banyak latihan intensif dari gurunya. Larla memang berbakat-Tidak. Tetapi sangat berbakat. Dia memang di kenal sangat hebat dalam belajar, Larla bahkan juga di kenal dapat mempelajari sesuatu dengan sangat cepat dari biasanya setelah melihat seseorang mempraktekannya. Larla justru lebih hebat daripada orang itu.
Tapi permintaan yang satu ini terdengar gila. Tidak mungkin Larla bisa melakukannya, Itu sama saja dengan bunuh diri atau mengakhiri hidup mu sebagai orang paling berbakat di dunia…Walaupun Larla itu seorang Dark Elf…Dan Larla masih sangat muda…Dalam umur Dark Elf tentunya.
Gurunya ingin berkata “Tidak mungkin! Jangan memaksa! Kau akan hancur! Ini memang sihir menengah tapi tetap saja susah! Kau itu Gila!” Gurunya ingin berkata seperti itu, Tapi…
Yang ada di pikirannya sekejap berubah setelah melihat mata Larla yang penuh dengan harapan dan keinginan untuk menjadi lebih kuat.
Larla penuh percaya diri dan dia bisa mengalahkan lawanya dengan rasa percaya dirinya itu. Tentu percaya dirinya itu selalu membawakan hasil yang memuaskan.
Gurunya kemudian menutup mata, Menghela nafas pelan dan kemudian…Tertawa.
“Akan ku beritahu satu hal, Nak”
“…Kau…Membuat ku bangga”
Mata Larla menjadi lebih lebar dan penuh pertanyaan.
“Kau gila, pemberani, dan kau memiliki rasa percaya diri yang tinggi di dalam dirimu dan juga…Keras kepala yang hampir sama dengan ku”
Dengan nada yang bingung, Larla mencoba untuk mendapatkan jawaban dari gurunya.
“Itu artinya…?”
“Ya, Tentu anak ku Larla. Akan ku latih kau mengenai Sihir Tingkat Menegah dan atas (4-5) dalam kurun waktu 1 bulan…Tidak, Tapi kurang dari sebulan”
“…Bagaimana ?!”
Jawaban dari gurunya menyerahkan harapan Larla dan menyembuhkan hatinya yang sebelumnya merasakan sakit karena ke raguan.
Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Larla baru pertama kali mendapatkan kesan ragu dari orang lain. Selama ini Larla selalu di puji habis-habisan dan itu sudah biasa baginya tapi juga membuat dia malu, Larla tidak pernah di ragukan selama hidupnya kecuali pada hari ini.
Tapi perasaan itu berubah seketika setelah gurunya memberikan harapan yang cerah kepada Larla. Gurunya menerima tawaran Larla untuk mengajarinya ilmu sihir dalam kurun waktu 1-Tidak, Tapi kurang dari 1 bulan. Untuk manusia biasa yang mempelajari ilmu sihir memang terdengar cukup gila, Tapi untuk Larla yang sudah melebihi batas latihan apapun baginya hal ini adalah…Mungkin.
Larla tersnyum senang dan matanya penuh akan sinar-sinar kesenangan. Dengan semangatnya yang besar, Larla mengangguk dan berkata.
“Baik. Tolong bimbingannya Si Tua Pengelana
Gurunya tersenyum dengan bangga dan membalas.
“Bagus. Aku suka semangat mu itu”
“…Kalau begitu kita akan memulainya besok. Besok kita akan berlatih 10 jam dengan waktu istirahat 1 jam dua kali. Bagaimana ?”
“Akan ku terima semua keadaannya”
“Hahaha, Itu lah semangat.-Tidak, Itulah Larla yang ku kenal”
“Kalau begitu keringkat tubuh mu dan pakai pakaian mu. Kau nanti bisa kedinginan dan terkena penyakit”
“Ehhh, Tapi aku sudah biasa-“
“Sudah ikuti saja apa kata guru mu ini”
“B-Baik!”
 Malam yang indah itu yang di sinari oleh cahaya rembulan malam yang biru dan terang, Hembusan angin malam yang dingin nan sejuk, Bunyi dari air danau yang menyegarkan telinga dan juga…Seorang Gadis Dark Elf yang  dengan seorang Wanita Tua yang di sinari oleh sinar dari rembulan yang cerah, Menutup malam itu dengan tenang.
Part Four

Di Hutan yang lebat pada sore hari menjelang malam.
Suara langkah kaki yang pelan dan dan tidak memiliki tenaga lagi terdengar di seret secara paksa.
Tubuh yang coklat yang sebelumnya indah itu hancur penuh dengan luka.
Luka yang sangat banyak dan darah yang keluar dari dalam luka itu juga sangat banyak.
Tubuhnya gemetar dan terlihat ingin roboh tapi di paksa untuk tetap berdiri dan berjalan.
Setiap dia berjalan, Tubuhnya merintih kesakitan dan lukanya perlahan terbuka lebar mengeluarkan darah merah segar dari dalam tubuhnya.
Darah segar yang keluar dari dalam tubuhnya membuat lukanya serasa sangat perih. Darahnya tertetes ketanah yang segar dan subur merubah bau tanah itu menjadi bau darah miliknya.
Seluruh jalan yang dia telah lewati dengan tubuhnya yang merintih kesakitan membuat setiap tanah yang dia lewati berlumuran dengan darahnya yang bertetesan kebawah.
Sakit…Ini sangat sakit…Ini menyakitkan!
Gadis Dark Elf itu merintih kesakitan. Dia tidak dapat menahan rasa sakit ini lebih lama lagi.
Dia tidak bisa berjalan lagi dengan kakinya yang tidak memiliki sisa tenaga dan bergemetar.
Dia akan roboh. Dia benar benar akan roboh.
Dia berjalan sangat pelan bahkan lebih pelan dari seekor siput.
Dia memaksa kakinya, Menyeret kakinya untuk tetap berjalan.
Kemana dia tuju ?
Dia juga tidak tahu.
Dia hanya terus berjalan di tengah hutan yang besar dan lebat tanpa tujuan.
Matanya yang sudah lelah dan meneteskan air mata penuh rasa sakit dia paksa untuk tetap terbuka dan sadar.
Pengelihatannya selalu kabur setiap kali dia bergerak. Dia selalu melihat kunang-kunang yang berputar di depan matanya.
Perlahan matanya menjadi buram dan dia tidak bisa lagi melihat dengan jelas kedepan.
Dia akan roboh seperti pohon yang di tebang.
Dia roboh pada akhirnya…
Tapi-
Dia menahannya dengan tombaknya yang dia pegang dengan kedua tangannya.
Dia menahan tubuhnya yang perlahan akan tumbang itu ketanah.
Tombaknya sudah terlihat ingin patah-Tidak, Tapi mungkin sedikit lagi akan patah jika dia paksakan.
Saat tubuhnya akan jatuh lalu dia tahan dengan tombak dan tenaga terakhirnya yang sudah habis, Darah yang keluar dari lukanya semakin banyak dan deras.
Dia memuntahkan darah segar dan bernanah dari dalam mulutnya ke tanah dan membuat tanah itu menjadi bau dengan darah miliknya.
Dia batuk mengeluarkan darah dan dia tidak bisa menghentikan batuknya itu.
Dia terus batuk dan batuk mengeluarkan darah.
Tubuhnya merintih kesakitan, Tubuhnya bergemetar dan mengeluarkan darah memperlebar lukanya, Tangannya bergemetar dan tidak bertenaga mencoba menahan tombak yang dia gunakan untuk tetap berdiri, Kakinya bergemetar sangat hebat dan tidak memiliki sisa tenaga lagi untuk berdiri tapi dia paksakan.
Sakit…Ini menyakitkan…Tolong hentikan!
Dark Elf itu merintih kesakitan.
Air matanya keluar karena rasa sakit yang sudah tidak bisa dia tahan lagi.
Tubuhnya dan dirinya terus merintih kesakitan tanpa henti.
Dia kemudian memaksakan diri untuk terus berjalan di bantu dengan tombaknya.
Dia berjalan lebih pelan dari biasanya dan bahkan terlihat kalau dia tidak berjalan sama sekali.
Setiap langkahnya membuat tubuhnya merintih kesakitan dan mengeluarkan darah.
Setiap langkahnya membuat tubuhnya bergetar tidak karuan.
Setiap langkahnya membuat kakinya bergetar hebat dan terlihat akan jatuh sebentar lagi.
Setiap langkahnya membuat tangannya terayun-ayun dan bergemetar memegang tombak.
Setiap langkahnya membuat pandangan matanya menjadi semakin buram dan perlahan akan kelihatan pengelihatannya sebentar lagi.
Dia terus dan menerus mengeluarkan air mata yang di isi oleh rasa sakit yang perih.
Dua langkah kecil kedepan membuatnya batuk dan mengeluarkan darah dari dalam mulutnya. Dari dalam mulutnya mengalir darah yang bercampuran nanah tertempel di bawah mulutnya.
Dia terengah-engah, Nafasnya tidak teratur dengan baik, Dia akan roboh untuk kedua kalinya.
Dia terus berjalan dengan sangat pelan dan bergemetar.
Lalu di depannya di bawah kakinya dia tersandung oleh batu besar dan mengejutkannya sesaat membuat pikirannya buyar dan mengilangkan keseimbangannya, Dia dengan cepat dan cekatan mencoba untuk menahan tubuhnya yang akan jatuh itu dengan tombaknya.
Namun apa boleh buat saat tombaknya menyentuh tanah, Tombaknya langsung patah menjadi dua. Sekejap tubuhnya akhirnya roboh dan jatuh ketanah dengan keras.
Di saat tubuhnya jatuh, Tidak ada yang melindungi pendaratannya. Di bawahnya itu bukan lagi tanah yang halus di tutupi oleh rumput melainkan tanah kering yang keras.
Dia kesakitan, Dia batuk darah dan memuntahkan banyak darah dari dalam mulutnya. Dia menangis dan merintih kesakitan tidak tahan dengan rasa sakit yang dia terima.
Dia kemudian mencoba untuk melihat kedepan. Dengan penuh tenaga menggerakkan kepalanya untuk melihat kedepan.
Pemandangannya kabur dan buyar, Dia tidak bisa melihat dengan jelas apa yang ada di depannya.
Dia mencoba untuk berjalan sambil merangkak tapi itu percuma. Dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya lagi.
Dia mencoba untuk menggerakan sesuatu dari tubuhnya dan yang bergerak hanya satu saja yaitu…
Lengan kanannya.
Di depannya adalah lahan kosong yang cukup untuk merapalkan sebuah mantra.
Dia berusaha untuk menggerakkan tangannya yang sudah lemas dan bargemetar ke depan arah pandangannya, Ke arah lahan yang kosong itu.
Setelah berhasil…Walaupun tangannya bergemetar sangat hebat dan terayun-ayun, Dia mencoba untuk membuka lebar telapak tangannya.
Dengan nafas yang terengah-engah, Dia mencoba untuk mengeluarkan sedikit suara dari dalam mulutnya.
Dia berpikir untuk melakukan hal ini supaya bisa menyelamatkan nyawanya.
Jika seperti ini terus menerus maka cepat atau lambat dia akan…Mati.
Dia harus cepat jika tidak maka nyawanya tidak akan terselamatkan.
Apa yang ingin dia lakukan ?
Mengeluarkan sihir penyembuh ?
Sepertinya tidak.
Dengan tenaga terakhirnya dia berusaha untuk mengeluarkan suara.
Tapi, Setiap dia membuka mulutnya yang keluar bukanlah suara miliknya melainkan darah.
Dia mengeluarkan darah yang lebih banyak dari biasanya dia juka terbatuk sangat banyak dan sangat menyakitkan dari biasanya.
Sakit…Sangat sakit…Tidak…Aku tidak ingin mati…Ini menyakitkan…Tolong…Aku…
Dia merintih kesakitan dan menangis.
Tapi dia harus melakukan usaha terakhirnya yang dapat menyelamatkan hidupnya dari maut.
Dia kemudian dengan tatapannya yang kesakitan dan penuh harapan untuk hidup memandang kedepan ke lahan yang kosong.
Tangannya kembali dia kuat kan untuk melakukan usaha terakhirnya.
Sebelum membuka mulutnya yang penuh dengan darah, Dia menelan seluruh darahnya yang ingin keluar dari dalam mulutnya ke tenggorokkannya.
Setelah dia menelan darah yang penuh dengan nanah, Dia membuka mulutnya dan merapalkan sebuah mantra.
{Magic Tier…] Batuk…
Sebelum menyelesaikan Tingkatan sihirnya, Dia terbatuk dan sedikit mengeluarkan darah.
Dia kemudian menelan kembali darah yang ingin keluar dari dalam mulutnya lalu melanjutkan merapalkan mantranya.
[Summoning Magic…] Dengan perlahan dan terbatah-batah, Dia mencoba untuk merapalkan mantranya.
[Summoning…Mo-…] Dia kembali terbatuk dan mengeluarkan darah.
Sebentar lagi dia akan kehilangan kesadarannya. Tidak tahu apa yang akan selanjutnya terjadi kepadanya, Mati atau Pingsan.
Dia melanjutkan rapalan mantranya dengan tenaga terakhirnya.
[Summoning Hi-…] Dia kembali batuk. Tapi dia terus melanjutkan sampai akhir.
Selanjutnya tidak terdengar seperti mantra melainkan terdengar seperti sebuah permintaan dan harapan.
Dia mengatakan itu dengan sisa tenaganya dan berharap untuk harapannya terwujud.
Walaupun harus memuntahkan darah dan batuk darah, Dia tetap memaksanya.
Sekejap dari telapak tangannya keluar lingkaran sihir berwarna ungu dan dari tanah dan di atasnya terdapat lingkaran sihir yang sama namun lebih besar.
“Dengar kan…Aku…Tolong…Dengarkan aku…Tolong lah aku…Tolong…Aku…Aku tidak…Tahan lagi…Ini…Menyakitkan…Aku…Tidak tahan…Lagi-“
Menangis dan merintih kesakitan, Dia meminta pertolongan dari monster yang ingin dia panggil dengan sihirnya.
Dia kemudian menutup matanya dengan perlahan lalu membukanya lagi dengan sebuah paksaan.
Dia memandang kedepan dengan sebuah harapan yang kuat dan besar keluar dan terpancarkan dari matanya.
Dia menelan darahnya sekali lagi dan menggigit lidahnya dengan sangat kuat yang hampir membuat lidahnya putus. Ini untuk menahan rasa sakitnya.
Dia kemudian bergerak sedikit dengan tenaga terakhirnya.
Dia menguatkan lengannya yang bergemetar untuk tenang dan menguatkannya.
Telapak tangannya di buka sangat lebar dan Lingkaran sihir di telapak tangannya menjadi lebih lebar, Begitu juga lingkaran kedua dan ketiga yang ada di tanah dan mengambang di langit.
Dia kemudian mengeluarkan seluruh tenaganya untuk berbicara dengan lantang.
“Dengar kan aku! Aku, Larla Lolvrath, Memanggil mu dari dunia sana untuk datang di hadapan ku-“
Lingkaran sihirnya menjadi semakin besar dan lebih besar. Cahaya dari atas lingkaran sihir itu sekejap turun dengan cepat kebawah lingkaran sihir yang berada di atas tanah.
“Aku memanggil mu dan dengar kan lah permintaan ku-“
Lingkaran sihir itu semakin membesar terutama cahayanya juga semakin membesar. Semakin besar sihir yang di keluarkan semakin besar dan banyak pula energi sihir yang harus di keluarkan.
“Selamatkan lah aku…Selamatkan lah aku…Aku ingin hidup…Aku ingin Hidup…-“
Lingkaran sihir itu menjadi lebih besar dari sebelumnya dan cahaya itu terlihat ingin meledak karena kelebihan cahaya.
“Aku…Ingin…Hidup…-“
Sebelum dia kehilangan kesadarannya, Dia-Larla, Mengeluarkan tenaga terakhirnya dan berteriak.
“Selamatkan Aku ! Aku Ingin Hidup !”
Cahaya yang besar itu meledak dan menyebar kearah Larla dengan sangat cepat dan membuat silau pengelihatan Larla.
Larla menutup matanya sekejap dan melihat kedepan mencari tahu monster apa yang dia behasil panggil.
Tapi dia tidak dapat melihat dengan jelas monster itu.
Monster itu di tutupi dan di balut oleh cahaya.
Lingkaran sihirnya kemudian menghilang tapi serpihan cahayanya masih ada dan masih mengambang di udara.
Larla berusaha untuk membuka matanya dan melihat sosok di depannya yang masih tertutupi oleh cahaya.
Kelihatannya sangat besar...
Dia terlihat seperti kuda…Tidak…Tapi jika di lihat lebih jelas maka terlihat seperti seseorang menunggangi sebuah kuda.
Larla perlahan demi perlahan kehilangan kesadarannya, Mencoba untuk melihat sosok itu tapi…
Larla…
Akhirnya…
Kehilangan kesadarannya…
……………………………………………………………………………………….
Keesokan harinya di kediaman rumah Keluarga Lolvrath.
Pagi hari yang cerah seperti biasanya.
Sinar matahari yang hangat, Udara sejuk yang berhembus pelan, Suara kicauan burung-burung di pohon…Dan-
Seorang Gadis Dark Elf yang tidak mengenakan pakaian terbangun dari tidurnya dan meloncat dari kasurnya dengan cepat…Ini tidak biasa.
Kenapa Larla begitu semangat hari ini ?
Tentu saja…
Hari ini dia akan mulai berlatih beberapa Ilmu sihir dengan Gurunya, ‘Si Tua Pengelana’.
Walaupun Larla sudah mencapai Sihir Tingkat 4 tetap saja Larla masih kekurangan pembelajaran dan sedikit ilmu Sihir.
Dia menggunakan Sihirnya selama ini hanya untuk membantunya dalam Memanah.
Dia beranjak bangun dari kasurnya, Memakai pakaiannya, dan seperti biasa Melompat ke lantai 1…Kali ini dia melakukannya sangat cepat dan terburu-buru.
“L-Larl-“
“Pagi Bu. Dimana Nenek ?”
Belum selesai berbicara, Omongan Ibunya langsung di potong dengan pertanyaan Larla.
“Ehh ? Si Tua Pengelana ? Guru mu ? Dia ada di depan”
“Baik. Terima kasih Bu”
Setelah mengetahui lokasi Gurunya melalui Ibunya, Larla langsung berlari keluar rumah dan menuju halaman depan rumahnya.
“T-Tunggu…Larla !”
Ibunya berusaha memanggil Larla yang berlari kencang secepat hembusan angin kencang menuju halaman depan rumahnya.
Pintu depan rumah di buka dengan sangat cepat dan di tinggal kan terbuka begitu saja. Angin yang berhembus menutup Pintu rumah itu setelah Larla keluar dari Rumah.
“Ada apa dengan anak itu ? Tidak biasanya”
“E-Entah lah…Omong-omong, Dimana Likhalri ?”
“Dia…”
Dari dapur datang sesosok anak kecil Dark Elf imut yang membawa 5 piring di nampan.
“Ini dia sarapan pagi har-“
Likhalri yang sebelumnya tersenyum berubah ekspresinya seketika menjadi terkejut setelah melihat ada 2 orang yang kurang di meja makan.
“Ehhh ! Dimana Kakak dan Gurunya ?”
“Mereka sudah pergi”
“Mereka lebih awal berlatih”
“Entah apa yang Larla minta kepada Gurunya, Tapi sepertinya Larla benar-benar senang”
“Begitukah. Kalau begitu aku akan melihat Kakak berlatih sambil membawakan Bekalnya”
“Hari ini kau tidak ada kerjaan ?”
“Ada”
“Apa itu ?”
“Melihat Kakak berlatih”
Matanya di penuhi oleh cahaya dan penuh tidak kesabaran dan semangat.
“Ahahaha…Anak ini sangat suka dengan Larla”
Ayahnya yang bergumam di dalam hati tersenyum aneh melihat Likhalri memiliki semangat kepada Larla.
“Ayah yakin ?”
“Tentu, Biarkan Likhalri melihat Kakaknya yang dia kagumi berlatih, Siapa tahu dia bisa seperti kakaknya nanti”
“Hmm, Benar juga. Kalau begitu Likhalri, Bawakan bekal kepada mereka berdua dan kau boleh melihat latihan mereka”
“Benarkah. Terima kasih. Kalau begitu. Aku duluan”
“T-Tunggu…”
Likhalri langsung berlari sekencang angin keluar rumahnya melewati pintu depan dan menghilang di balik pintu itu.
“M-Mereka sama saja…”
“Ahahaha, Kakak-Adik memang mirip”
“Darimananya ? Larla itu Elegan sedangkan Likhalri Hyper-Active….Mereka memiliki perbedaan”
“Ibu benar juga”
“…Yaa, Kita tidak perlu khawatir soal mereka sekarang…Waktunya makan. Ayah ambil 3 porsi”
“Tidak boleh”
Ibunya memukul Ayahnya dengan sendok yang terbuat oleh kayu yang halus dan membuat sang Ayah mengeluarkan sedikit suara sakit candaan.
Di tengah Hutan, Larla dan Gurunya sudah sampai di tempat latihan mereka kemarin dan bersiap untuk berlatih.
Larla berdiri dengan tegap di depan Gurunya menunggu arahan.
Yang memulai pembicaraan adalah Gurunya.
“Pertama, Aku tahu kalau kau dapat menggunakan Sihir Tingkat 4 tapi ilmu sihir mu kurang dan kau tidak mengetahui kebanyakan dasar dari Sihir Tingkat 4”
“Kedua, Energi Sihir mu kurang dan itu sedikit menyusahkan mu nanti saat ingin menggunakan sihir”
“Maka dari itu aku akan melatih dasar dari Ilmu sihir kepada mu terlebih dahulu”
“Tapi, Karena kamu sangat kurang dan lemah dalam Sihir, Maka…-“
Gurunya kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam Tasnya.
Dia mengeluarkas sebuah Item Magic berupa Cincin.
Cincin itu tidak ada perhiasan sama sekali selain berwarna Perak dan ada tulisan aneh yang terukir di atasnya, Tulisan itu adalah Bahasa Kuno yaitu “Darconic Language” sebuah Bahasa yang di gunakan beribu tahun lalu saat masih Era para Naga.
Gurunya kemudian mengulurkan Cincin itu kepada Larla dan memperlihatkannya.
“Cincin apa ini ?”
“Cincin Item Magic bintang 4. Ini akan membantu mu untuk kedepannya”
“”B-Bintang 4 !? Legendary Item…?!”
“Ya, Tentu. Ambil lah dan gunakan !”
“M-Mana mungkin. Mana mungkin aku akan menerima Item Magic Bintang 4 atau Legendary Item darimu. Itu benda bergharga-“
“Sudah lah ambil saja. Daripada aku yang menggunakannya, Lebih baik kamu yang masih bisa berkembang lebih cepat”
Dengan bingung dan bergemetar, Larla menyentuh cincin itu yang masih berada di atas telapak tangan gurunya.
“N-Nenek yakin ?”
“Ya, Lagi pula aku juga sedang mencari orang yang cocok untuk memakai cincin ini”
“Kalau begitu”
Dengan pelan dan tenang, Larla mengambil cincin itu dari telapak tangan gurunya lalu memakainya di jari manis tangan kirinya.
Larla kemudian melihat cincin itu yang terpasang dengan pas di jarinya.
“Omong-omong, Apa kegunaan cincin ini ?”
“Kau akan mengetahuinya nanti. Sekarang ayo bersiap, Aku akan menjelaskan mu beberapa hal mengenai Ilmu sihir”
Larla langsung berdiri dengan tegap kembali.
Dari jauh, Likhalri datang sambil membawa bekal untuk keduanya.
Karena merasa tidak aman jika menonton di bawah, Likhalri meloncat ke atas pohon dan duduk di sana untuk menonton latihan kakaknya.
Sihir memiliki beberapa Tingkatan, Yaitu :
·         0th Tier          : Untung orang-orang yang memiliki sedikit kemampuan atau Bakat. Tingkat ini adalah untuk orang-orang yang belum bisa atau belum berpengalaman dalam ilmu sihir atau belum mempelajari Sihir Tingkat 1. Biasanya ini untuk para Murid dan penduduk desa. Tingkatan ini juga untuk mereka yang memiliki Kelas Fisik seperi Warrior, Fighter, Dll.
·         1st Tier          : Yang paling biasa dan sering dimiliki oleh orang-orang. Yang masih belajar Ilmu sihir banyak di tingkatan ini. Semuanya bisa menggunakan Tingkat 1 melewati latihan, Terutama bagi mereka yang sebelumnya tidak memiliki Energi Sihir. Tapi bagi mereka yang tidak memiliki Bakat maka akan sangat lama dalam berlatih.
·         2nd Tier         : Biasanya yang memiliki Bakat maka akan berada pada Tingkatan ini. Ini adalah tingkatan sihir yang paling banyak penggunanya.
·         3rd Tier          : Bagi mereka yang sudah mencapai sihir tingkat 3, Maka mereka mendapatkan pencapaian terbesar dalam ilmu sihir. Magic Caster pengguna Tingkat 3 sangat lah langka dan bagi mereka yang melewati tingkat ini maka mereka sudah cukup kuat dalam Ilmu sihir. Larla di kondisi lain dimana dia masih harus belajar walaupun sudah berada di tingkat 4.
·         4th Tier          : Adalah tingkatan Sihir bagi mereka Murid-murid Akademi sihir yang bertalenta dan bagi mereka seorang Magic Caster yang penuh dengan Talenta biasanya ini adalah pencapaian terbesar mereka. Larla di kondisi lain juga masih tidak bisa menggunakan Ilmu sihir di tingkat 4 karena kurangnya pengetahuan.
·         5th Tier          : Tingkat sihir yang sangat sedikit dan yang paling Langka untuk di capai. Di ketahui kalau 8 Legendary Heroes semuanya sudah berada di tingkat ini dan juga 2 dari 3 Strongest Mankind Heroes sudah mencapai Tingkat ini atau bahkan lebih. ‘Si Tua Pengelana’ sendiri adalah orang yang berhasil mencapai tingkat ini dengan berpetualang.
·         6th Tier          : Tingkatan Sihir yang paling tertinggi yang dapat di capai Manusia dan Makhluk hidup lainnya. Melebihi ini maka sama dengan mustahil bagi makhluk hidup. Di ketahui hanya ada beberapa yang berhasil mencapai Tingkatan sihir ini, Terutama Salah 1 dari 8 Legendary Heroes dan 2 Anggota dari 3 Strongest Mankind Heroes.
·         7th Tier          : Di katakan sebagai Sihir yang hanya ada di Legenda. Tingkatan Sihir yang ada bagi mereka yang sudah melegenda sejak dulu. Manusia biasa tidak bisa mencapai sihir ini terutama salah 1 dari 8 Pahlawan Legendaris. Sihir ini dapat di capai oleh Para Elder Dragons dan Evil Deties atau Deties.
·         8th Tier          : Tingkatan ini di katakan hanya Mitos belaka tapi beberapa orang mempercayai kalau Magic Caster terkuat dapat menggunakannya. Ada yang bilang kalau ada satu Individual yang sudah berhasil mencapai Tingkat ini.
·         9th Tier          : Belum ada pengetahuan yang pasti dan informasi pasti bagi mereka yang sudah mencapai Tingkat ini, Bahkan Ilmu sihir tingkat ini juga belum banyak di ketahui.
·         10th Tier       : Dikatakan sebagai Super-Tier Magic atau Ultimate Magic of The Gods. Mereka semua yakin kalau hanya para Dewa yang dapat menggunakan sihir di tingkat ini dan sihir ini sudah ada 1000 Tahun yang lalu. Mereka percaya kalau hanya ada satu manusia saja yang dapat menggunakan Sihir Tingkat 10 yaitu Pembuat Sihir Pemanggil Makhluk Dunia Lain.
Ada beberapa Mechanics dalam Penggunaan Ilmu sihir ini, Yaitu :
·         Elements Magic               : Sihir yang menghasilkan atau menggunakan sihir unsur Element.
·         Buff/Boost Magic            : Sihir untuk memperkuat Kekuatan.
·         Delay Magic                       : Sihir yang memiliki waktu penggunaan dan pengeluaran yang membutuhkan waktu.
·         Extend Magic                    : Sihir yang dapat memperbolehkan penggunanya memperpanjang waktu penggunaan Sihir.
·         Maximum Magic              : Sihir yang memperkuat kehancuran dari Sihir yang di keluarkan.
·         Over Magic                         : Sihir yang memerlukan banyak Energi Sihir. Sihir ini dapat memperkuat dan memperbesar satu sihir yang ingin di gunakan.
·         Defense Magic                 : Sihir untuk perlindungan.
·         Support Magic                  : Sihir untuk membantu.
·         Silent Magic                       : Sihir yang dapat di keluarkan atau di rapalkan tanpa pengucapan. Hanya ada beberapa Individu yang bertalenta yang dapat menggunakan Sihir Ini.
·         Twin and Triplet               : Sihir ini memperboleh kan pengguna untuk mengeluarkan 2 atau 3 satu sihir yang sama.
Masih ada beberapa Hal mengenai Ilmu sihir.
Ada sihir yang sudah sangat lama, Yaitu Old-Age Magic yang kebanyakan di gunakan oleh para Naga.
Ada juga beberapa Tipe dalam penggunaan Ilmu sihir dan itu semua bervariasi.
Kebanyakan Individu yang tidak bisa menggunakan Sihir tingkat tinggi, Membawa Magic Scroll dan Magic Item bersama mereka.
·         Magic Scroll       : Adalah gulungan sihir yang sudah di segel dan di isi oleh Sihir-sihir dari beberapa tingkat. Seperti Tingkat 2-3.
·         Magic Item         : Adalah Barang Sihir yang memiliki efeknya masing-masing saat di gunakan.
·         Magic Gem         : Sebuah Berlian sihir yang sudah di isi atau di suntikan Energi Sihir untuk dapat di gunakan. Penggunanya biasanya mereka yang belum ahli Sihir atau bahkan yang sudah ahli tetapi tidak ingin mengeluarkan banyak Mana.
Sihir adalah unsur Utama dari dunia ini.
Dunia ini di pondasikan oleh Sihir dan Berkembang dengan sihir jadi keberadaan Sihir dan Ahli Sihir atau Pengguna sihir di dunia ini sangat lah penting.
Banyak pengetahuan dan barang-barang yang berhasil di buat dan di hasilkan melalui sihir.
Seperti Lampu yang menggunakan Sihir tingkat 1 [Continous Light] dimana cahayanya tidak akan mati. Sihir ini membuat peradaban keluar dari jaman Obor.
Ada banyak Ilmu Sihir yang dapat di pelajari Mulai yang umum sampai yang lanjut dan terakhir yang paling Sulit. Namun ada banyak dari mereka yang membuat Ilmu Sihir mereka sendiri, Seperti ‘Si Pengelana Tua’ yang membuat Sihir [Eternal Life].
Ada juga dari mereka yang membuat Tipe Sihir atau Gaya Sihir mereka sendiri.
Seperti salah satu dari Pahlawan Manusia Terkuat yang membuat sihirnya berdasarkan Matahari dan Bulan.
Lalu salah satu dari Pahlawan Terkuat Manusia yang membuat sihirnya berdasarkan Bintang, Listrik, dan Cahaya.
Lalu pemimpin dari Kelompok Petualang Terkenal yang di panggil ‘Galaxy’ yang membuat sihirnya berdasarkan Galaksi. Ini juga karena bantuan senjata Bintang 5-nya yang membuatnya bisa menggunakan sihir ini.
Sebenarnya Larla sendiri juga sudah membuat Sihir dan Tipe sihir miliknya sendiri.
Kombo Sihir dan Memanahnya itu dapat di bilang adalah sihir buatanya sendiri dan bukanlah sebuah Skill dari kelasnya atau dari dirinya.
Kembali lagi kepada Latihan Larla dan Gurunya.
Setelah mendengar penjelasan Gurunya, Larla di minta untuk mengeluarkan energi sihirnya dengan memfokuskannya kepada Telapak tangannya.
Dengan menutup mata dan dengan kondisi yang tenang, Larla mengulurkan tangannya ke depan ke arah Gurunya dan memfokuskan energi sihirnya.
Gurunya kemudian mengenakan Kacamata miliknya dan melihat ke arah Larla.
Dari telapak tangan Larla, Larla mengeluarkan Lingkaran sihir berwarna Ungu.
Gurunya melihat Aura Energi Sihir dan kekuatan sihir milik Larla lalu menghitung kekuatannya.
Sama sepeti sebelumnya, Status kekuatan Sihir Larla masih sama, Yaitu-
Magic Attack      : 6-7/10
MP                         : 6-7/10
Menandakan kalau Larla masih lemah dalam sihir.
Walaupun Larla sudah mencapai Tingkat 4 tapi kebanyakan yang Larla buat atau ketahui adalah Sihir Buff/Boost.
Gurunya meminta Larla untuk bersiap dengan Panahnya.
Ini sedikit membuat Larla bingung tapi dia menuruti.
Gurunya kemudian Mengeluarkan Monster panggilan yang sama seperi kemarin latihan.
Dia kemudian meminta Larla untuk melawannya, Tapi dengan menggunakan Ilmu sihir yang dia ketahui atau Pelajari.
Larla menerimanya dan memfokuskan Ilmu sihirnya pada Panah dan Anak panahnya.
Dengan gerakan yang sangat cepat dan perapalan Mantra yang sangat cepat, Larla dapat mengeluarkan beberapa Sihir yang dia ketahui dan yang sering dia gunakan.
Kebanyakan dari Sihir Buff yang dia gunakan kemarin.
Tapi mengejutkannya lagi, Larla menggunakan sihir tingkat 4 yang belum pernah dia perlihatkan.
Kelihatannya Sihir ini dia buat sendiri atau mungkin sudah ada tapi kelihatannya dampaknya lebih besar dari yang sudah ada. Jika ini modifikasi maka akan lebih kuat, Tapi sepertinya Larla memodifikasi di tambah membuatnya sendiri.
Dia mengeluarkan [Lighting Arrow] dan [Flame Arrow] yang dimana anak panahnya di baluti oleh Listrik dan api.
Lalu saat di tembakkan, Dia mengeluarkan [Multiple Arrow] dimana anak panah itu akan menggandakan dirinya menjadi beberapa anak panah.
Belum lagi di gabungkan dengan Mechanics Twin and Triplet Magic yang membuat panahnya lebih banyak lagi.
Saat anak panah itu mengenai 2 Monster di depannya, Mereka Tersengat Listrik dan Terbakar oleh api.
Lalu Larla mengeluarkan 2 anak panah dan mengisinya dengan [Wind Arrow] dan [Water Arrow] dimana salah satu anak panahnya di balut oleh Angin dan satunya di balut oleh Air.
Saat di tembakan dan mengenai targetnya, Listik akan bergabung dengan Air dan Api akan di besarkan dengan Angin.
Hasilnya adalah dampak yang sangat besar dan seketika mengalahkan 2 Monster di depannya.
Sepertinya Kombo milik Larla benar-benar banyak, Bukan itu juga tapi sepertinya Larla ahli dalam menggunakan Elements Magic.
Ini membuat Guru dan adiknya tercengang. Mereka tidak dapat percaya kalau Larla bisa menggunakan sihir dan kombinasi seperti ini.
Adiknya, Likhalri, Menjadi sangat takjup dan bersemangat. Matanya bersinar-sinar saat melihat Kakaknya yang begitu luar biasa. Dia melompat-lompat di pohon dan hampir membuat dirinya terjatuh dari atas pohon.
Gurunya yang sebelumnya terkejut kemudian tertawa lalu berkata.
“Hebat. Itu menakjubkan Larla”
Larla melihat ke arah gurunya dari kejauhan.
“Tapi…Sayangnya MP mu sangat sedikit dan yang tadi itu cukup memakan Energi Sihir mu jadi aku ingin kau berhemat dan memikirkan pengeluaran Energi Sihir mu lebih baik lagi”
Larla mengangguk dengan semangat dan berteriak.
“Baik !” Kearah gurunya yang berada beberapa meter dari jarak latihannya.
Selama seminggu mereka berlatih dan memperkuat sihir Buff dan Boost milik Larla, Gurunya juga melatih Larla untuk menggunakan atau mengeluarkan Energi Sihirnya dengan hemat.
Yang membuat Larla banyak mengeluarkan Energi Sihir adalah kekurang tahuannya dalam Mengontrol Energi Sihir dan mengeluarkan Sihir saat di gunakan.
Dia sudah sering menggunakannya untuk membasmi Goblin, Ogre, dan Troll yang mendekat ke desa. Tapi dia tidak menyadari kalau dia mengeluarkan banyak energi sihir.
Jika Larla kehabisan Energi Sihirnya maka dia akan menggunakan keahlian Fisiknya.
Sama seperti waktu itu dimana mereka berlatih dengan membasmi Goblin di sarangnya dan hanya Larla lah yang beraksi sedangkan Gurunya hanya memandunya.
Larla dapat membunuh 2 penjaga Goblin yang berjaga di depan masuk Gua dan jarak mereka berdiri cukup jauh, Tapi Larla hanya dengan 1 anak panah dan sekali tembakan di gabungkan dengan [Piercing Arrow] dan Pasifnya [Deadly Shot] dia menembak menyamping dari arah kirinya dan dengan hembusan angin Panah itu berbelok dan menembus kepala Goblin pertama dan kedua.
Dia berhasil menghemat Energi sihirnya, Hanya menggunakan 1 Sihir atau mungkin saja Skillnya dan memanfaatkan Pasifnya dengan baik.
Di dalam Gua Larla menggunakan Panah dan Tombaknya yang keduanya berwarna hitam.
Dia juga memiliki beberapa Skill dalam Kelas Lancer dan itu cukup mempermudahnya.
Seperti [Thrust Spear] dan [Slashing Spear] yang sering dia gunakan dalam menggunakan Tombak.
Keahlian bertombaknya juga di perlihatkan menggunakan kombo yang hampir sama dengan keahlian memanahnya.
Seperti [Lighting Spear] dan [Flaming Spear] dimana tombaknya di balut Api dan Listrik.
Dengan mudah Larla menghabisi sekumpulan Goblin di dalam Gua menggunakan Tombak.
Walaupun dia harus merelakan energi sihirnya yang menipis.
Dia juga di hadang dengan Ogre tetapi dengan kombinasi Skill Memanah dan Tombaknya membuatnya dapat dengan mudah mengalahkan Ogre itu dan menyapu bersih semua Goblin di dalam gua itu.
Setiap jam Istirahat, Likhalri yang selalu datang menonton memberikan bekal dan sarapan kepada mereka berdua dan ini sudah berjalan selama 2 Minggu.
Di minggu ke-2, Mereka berlatih tentang menggunakan Sihir Element yang dapat di gunakan Larla dan juga sihir Tingkat 3-4 lainnya.
Kali ini latihannya tidak menggunakan Senjata melainkan langsung mengeluarkan sihir.
Pertama, Gurunya sangat tertarik dengan sihir Element milik Larla dan memintanya untuk mengeluarkannya.
Namun Larla yang biasanya menggunakannya dengan bantuan senjata membuatnya sedikit kesulitan saat tidak menggunakan senjata.
Larla di ajari Sihir Element Umum Tingkat 3 seperti [Lighting] dan [Fireball] dimana dari telapak tangannya keluar lingkaran sihir yang mengeluarkan Aliran Listrik lurus dan Bola api yang menembak.
Hanya dengan sekali belajar, Larla dapat memahaminya lebih.
Larla kemudian mengkombinasikannya seperti biasa dan sekali lagi ini mengejutkan Gurunya dan adiknya.
Dia mengeluarkan atau mengkombinasikan [Lighting] dengan [Maximum] juga [Twin] yang dengan hebat Larla mengeluarkan 2 Lisrik besar dari kedua tangannya.
Sihir ini dinamai atau dapat di rapalkan dengan-
[Magic Tier 3-4, Maximum Magic, Twin Magic, Double Lighting Force]
Hanya dalam sekali coba dan Larla sudah dapat membuat dan mempelajarinya dengan sangat baik.
Dia juga mengkombinasikannya dengan Element Api dan yang lainnya.
Minggu kedua mengeluarkan banyak tenaga untuk Larla dan mengeluarkan banyak Energi Sihirnya, Tapi Talent Larla yang dapat mempelajari segala hal dengan cepat mempermudah dirinya.
Lalu…
Di Minggu ke-3 pun tiba.
Minggu yang di janjikan oleh gurunya sebelum berakhirnya minggu ke-2.
Gurunya berjanji untuk mengajari Larla tentang [Summoning Magic].
Di malam hari di Danau dimana terlihat di sana kalau Larla sedang berenang seperti biasanya dan Gurunya duduk di Pohon sedang melihat sebuah Gulungan.
Gurunya melihat gulungan itu dengan seksama dan dengan tampang yang serius.
Dia kemudian sedikit menyengir dan melihat ke arah Larla.
Yang dia lihat bukanlah Larla yang telanjang dan sedang berenang tetapi dia melihat ke arah Cincin yang Larla pakai di jarinya.
“Sepertinya itu berguna pada Larla”
Dengan senyumannya yang penuh rasa yakin, Gurunya berkata.
Larla yang berenang sambil mengambang di atas air melihat ke arah atas rembulan yang terang.
Dia mengangkat tangannya tinggi menggapai rembulan.
Lalu dari jarinya, Cincin itu memantulkan cahaya bulan.
Melihat cincinnya itu mengundang satu pertanyaan kepada Larla.
Apa kegunaan Cincin ini ?
Larla bertanya itu di dalam hatinya, Tapi mengetahui kalau gurunya lah yang memberikannya maka cincin ini sangat lah Special dan Berharga.
Cincin dengan Bintang 4 atau Rare Item juga di kenal sebagai Legendary Item.
Barang seperti itu pasti sangat besar efeknya.
“Apa ini cocok untuk ku ?”
“Apa kegunaannya ?”
“Aku belum merasakan sesuatu yang special dari Cincin ini ?”
Larla bergumam di dalam hati yang bingung dan penuh pertanyaan.
Lalu di hari selanjutnya.
Di hutan dengan lapangan yang luas saat ingin memulai latihan, Dari dalam tas milik gurunya ada sesuatu yang bersinar berwarna biru.
Merespon sinar itu, Gurunya membuka tasnya dan mengambil sesuatu dari dalam.
Itu adalah Gulungan Sihir.
Gurunya membuka Gulungan itu dan cahaya biru itu menghilang.
Larla penasaran dengan gulungan itu tapi dia tidak bertanya setelah melihat gurunya yang dengan konsentrasi dan serius melihat-Tidak, Tapi membaca gulungan itu.
Mata gurunya kemudian menjadi sangat serius.
Ini mengejutkan Larla sedikit. Omong-omong adiknya tidak datang menonton hari ini.
Gurunya menghela nafas dan menggulung kembali Gulungan sihir itu dan menaruhnya kembali ke dalam tas.
Helaan nafas milik gurunya membawa pertanyaan kepada Larla.
“Ada apa ?”
“Larla maaf kan aku”
“Ehh ?” Larla bingung dan memperlihatkan ekspresi bingungnya.
“Aku harus segera pergi”
Pernyataan Gurunya mengejutkan Larla dan membuat matanya melongo dan membuat dirinya tidak dapat tenang.
“K-Kenapa ? Ada apa ?”
“Teman ku membutuhkan bantuan ku”
“B-Bantuan ?”
“Magic Scroll barusan adalah Magic Scroll yang kami buat bersama”
“…Namanya adalah [Message Communication Scroll] dimana jika kau menulis di gulungan itu dengan nama dan energi sihir yang sudah di isi dengan energi sihir kita maka tulisan itu akan sampai kepada kita yang memegang Gulungan yang sama”
“Jadi…Bantuan apa yang teman Nenek ingin kan ?”
Neneknya tersenyum tidak menjawab pertanyaan Larla.
Urusan ini pasti sangat rahasia.
Larla dengan sedih melihat ke arah bawah ke tanah.
Lalu gurunya memegang pundak Larla.
“Anak ku, Aku minta maaf kalau aku harus melanggar janji ku pada mu, Tapi akan ku berikan sesuatu padamu”
Larla menaikan kepalanya dan melihat ke arah Gurunya dengan wajah yang sedih.
“Aku berikan cincin itu padamu dan akan ku berikan kamu ini-“
Gurunya memasukan tangannya ke dalam Tas miliknya dan mengambil sesuatu dari dalamnya.
Itu adalah Gulungan Sihir yang sama seperti sebelumnya.
Gurunya menyerahkan Gulungan itu kepada Larla dan Larla mengambilnya.
“Itu adalah Gulungan yang sama seperti sebelumnya dan Gulungan itu sudah terisi Energi Sihir ku jadi jika kau menuliskan sesuatu di situ maka aku akan menerimanya. Yaa, Tapi mungkin saja aku tidak akan membalasnya, Tapi aku akan membacanya”
“Terima Kasih…”
Dengan nada dan wajah yang sedih, Larla menjawab.
Gurunya masih tersenyum kepada Larla, Lalu gurunya menepuk kedua pundak Larla dengan kencang membuat Larla terkejut dan sadar.
Kepala Larla langsung melihat ke atas, Matanya melebar dan tubuhnya merinding kaget membuat Larla mengeluarkan suara “Eeeiiikk”.
“Oi apa ini ? Apa ini Larla yang Nenek kenal ? Ini pasti bukan Larla !”
“A-Aku Larla !”
“Jika kau Larla maka buktikan. Larla itu adalah sosok yang Elegan, Semangat namun Tenang dan Santai, Multi Talenta dan suka Telanjang. Buktikan !”
“Eeehhhh…Aku…”
Dengan bingung harus berbuat apa, Larla melirik ke segala arah dan sedikit tersipu.
“Hahahaha, Seperti itu. Itu baru Larla”
“Darimananya ?”
“Kau tersipu malu dengan mudah”
Larla tersipu malu dan wajahnya memerah sambil mengembungkan pipinya melihat kebawah karena malu.
Gurunya kemudian mengangkat wajah Larla dengan tangannya ke arah pandangannya.
“Larla dengar lah, Tanpa sihir pemanggil kau sudah sangat hebat bahkan dalam 2 minggu terakhir Kekuatan dan kemampuan sihir mu sudah meningkat Drastis…Bahkan Level mu juga”
Larla terkejut dan matanya melebar. Dia mempertanyakan tentang kebenaran itu.
“B-Benarkah itu ?”
“Ya, Tentu. Lihatlah ini”
Gurunya memberikan satu gulungan sihir lagi kepada Larla.
Larla membukanya dan membacanya.
Setelah melihat isi dari gulungan itu, Tangan dan kaki-Tidak, Tetapi seluruh tubuh Larla gemetar.
Matanya melebar dan dia serasa ingin pingsan hanya denga melihat isi gulungan itu.
“Itu adalah Statistik/Status kekuatan mu. Kau sudah berkembang sangat pesat…”
“I-I-Ini………..”
“Larla…Kau sudah melebihi ku…Kau sudah lebih kuat daripada aku”
Larla yang mendengar perkataan gurunya dan membaca isi gulungan itu membuat tubuhnya semakin bergemetar.
Gulungan itu berisi tentang Kekuatan milik Larla dan peningkatannya sangat lah Drastis.
Hanya dalam 2 minggu berlatih, Larla sudah mencapai Level yang sangat mustahil di capai dengan mudah.
Menurut Gurunya, Larla sudah melebihinya dan juga sepertinya itu melebihi Monster Legendaris menurut adiknya, Likhalri.
Tidak ada makhluk yang sehebat itu bisa menaikan kekuatannya secara cepat atau Instan hanya dalam waktu 2 minggu. Tapi Larla berbeda, Dia berhasil menerobos dinding itu dan menjadi kuat hanya dalam 2 minggu.
Apakah ini berkat Talentnya atau berkat Cincinnya ?
Mungkin saja penggabungan keduanya.
Larla kemudian melihat ke arah Gurunya dan tersenyum Lebar yang di iringi dengan Air mata bahagia.
“Terima Kasih banyak telah melatih ku, Si Tua Pengelana”
Gurunya tersenyum bangga dan menjawab dengan santai “Ya, Tentu”.
Setelah itu Mereka berdua kembali menuju desa untuk berpamitan.
Si Tua pengelana berpamitan kepada Larla dan Keluarganya juga para penduduk Desa. Dia mengucapkan terima kasihnya karena telah menampungnya selama 2 minggu dan melatih Larla.
Penduduk Desa juga mengucapkan Terima Kasih mereka dan mengatakan kalau Si Tua Pengelana boleh kembali lagi ke desa mereka kapan pun.
Pintu mereka selalu terbuka untuknya.
Setelah Si Tua Pengelana Pergi, Larla meminta Izin untuk pergi ke kota sebentar…Sendirian.
Sebelumnya permintaan ini di tolak mentah-mentah oleh Ibunya yang khawatir, Tapi Ayahnya mengizinkannya dan mengingatkannya untuk berhati-hati.
Ibunya yang melihat Larla yang serius itu harus pasrah mengizinkan Larla pergi Ke Kota sendirian.
Adiknya yang ingin ikut di tolak oleh Kakaknya, Ibunya, Dan Ayahnya.
Setelah mendapatkan Izin dari keluarganya, Larla pergi mengenakan Mantel dan Jubah berwarna coklat untuk menutupinya.
Dia melesat sangat cepat dengan kecepatannya yang luar biasa menuju Kota seberang.
Apa tujuannya ?
Sebelum Gurunya pergi, Gurunya berkata-
“Kalau kau masih ingin tetap belajar Sihir pemanggil, Pergi lah ke Toko Sihir yang kau tahu itu dan belilah Gulungan Sihir pemanggil dan Gem Sihir penyegel Monster pemanggil, Maka kau setidaknya bisa memanggil Monster Level 30-35 dengan itu”
Mengetahui kalau dia masih ada harapan untuk belajar Sihir pemanggil, Larla dengan secepat kilat mengikuti saran gurunya dan pergi ke kota menemui Kakek penjual Item Magic.
Dari Hutan sampai kota memakan waktu setengah hari dengan berjalan kaki, Tapi tidak dengan kecepatan yang Larla miliki.
Kecepatan ini selalu mengejutkan banyak orang karena Larla bisa menghindari berbagai macam serangan dan berlari sangat cepat.
Larla sampai di Kota itu hanya 3 jam dan dia juga sudah sampai di toko Item Magic itu.
Saat sampai dengan cepat Larla membuka pintu toko itu dan mengejutkan si pemilik.
“Oh, Larla Selamat Dat-“
Sambutan si pemilik toko atau si kakek itu di potong oleh Larla yang terlihat terburu-buru.
“Kek, Tolong berikan aku gulungan sihir pemanggil dan Gem Penyegel Monster pemanggil”
“Ehhh…Apa ?”
“Tolong lah”
“A-a-a-a…B-Baik…”
Kakek itu dengan bingung mencari dimana Gulungan sihir pemanggil dan Gem pemanggil yang dia simpan di belakang.
Di dalam toko itu terdapat banyak sekali barang-barang sihir yang terlihat sangat berguna dan juga mahal.
Seperti Gulungan sihir, Crystal sihir, Senjata yang sudah di isi dengan kekuatan sihir, Pakaian yang sudah di isi dengan sihir, dan masih banyak lagi.
Di Counternya yang terbuat dari kayu dan kaca yang di dalamnya terdapat banyak sekali barang-barang sihir yang kecil seperti Cincin sihir dan lainnya.
Kakek itu keluar dari ruangan lain tempat menyimpan barang-barang sihir lainnya.
Kakek itu berpenampilan sebagai berikut.
Dia pendek dan tubuhnya sedikit gendut dengan wajah yang keriput dan jenggot berwarna putih yang tebal menutupi Mulutnya, Rambutnya berwarna putih karena umurnya. Dia mengenakan pakaian kaos berwarna Putih dan celana berwarna biru.
“Ini dia yang kudapat kan-“
Kakek itu menaruh beberapa gulungan sihir di atas counter dan botol besar yang berisi banyak sekali Gem sihir bermacam warna.
“Berapa yang kau ingin kan ?”
“3 Scroll dan 5 Gem. Tolong”
“Baik”
Kakek itu memberikan 3 Scroll dan 5 Gem yang diminta Larla.
Dengan cepat dan terburu-buru Larla membayarnya dan mengucapkan terima kasih.
“Ini 2 Koin Emasnya kek, Ambil saja kembaliannya”
Larla langsung berlari ingin keluar.
“Larla Tunggu !”
Larla menengok kebelakang dan melihat ke arah Kakek itu.
“Kenapa kau terburu-buru ?”
Larla tersenyum manis kepada Kakek itu dan menjawab.
“Ada sesuatu yang ingin aku coba”
Dengan tampang yang cerah penuh harapan, Kakek itu membalas Larla.
“Kau ini…Seperti biasa selalu mengejutkan ku”
“…Kalau begitu pergi lah dan kejutkan aku dengan hasilnya”
“Em, Baik”
Larla kemudian keluar dari toko dan bergegas lari.
“Hmmm…Sepertinya ini ulah mu…Bukan begitu…Redrit”
“Apa yang di lakukan cincin itu di tangannya ?”
“Kau memberikannya padanya hmmm…Ini akan menarik”
Di tengah perjalanannya, Di tengah kota orang-orang melihat ke arah Hutan.
Apa yang mereka lihat ?
Larla yang penasaran mencoba untuk melihat ke arah kemana penduduk warga lihat.
Tapi karena tingginya, Larla kesulitan dalam melihat.
Larla kemudian melompat ke atas atap rumah dengan cepat dan cekatan.
Saat sampai di atas atap, Larla melihat ke arah hutan.
Saat melihatnya, Mata Larla melebar dan mulutnya terbuka penuh dengan rasa terkejut dan panik.
Dia berusaha tidak mempercayai apa yang dia lihat dari kedua bola matanya.
Tapi kenyataannya berkata lain.
Dari arah hutan, Ada asap yang tebal dan seperti bau hangus pohon yang di bakar dan itu ada di dalam hutan yang dalam.
Walaupun keberadaannya sangat dalam tapi asap itu bisa di lihat dan di cium sampai ke kota.
Larla yang memiliki pengelihatan sangat tajam bisa tahu dari mana arah datangnya Asap itu.
Itu berasal dari desanya.
Larla yang panik kemudian berlari dengan cepat menuju hutan dan menuju desanya.
Kakek pemilik toko itu keluar dari toko melihat kondisi kota yang ramai.
Dia melihat ke arah Asap besar itu dan wajahnya terlihat kaget.
“Oh The Great Gods…Apa yang terjadi ?”
Dia kelihatannya menyembah salah satu dewa dari The Great Gods.
Kejadian ini di luar pengetahuan Larla dan dia sedikit menyesal, Seharusnya Larla tidak perlu terlalu terburu-buru dan pergi meninggalkan Desa hanya untuk keinginannya sendiri.
Dengan wajah yang serius dan panik, Larla melepas mantelnya dan berlari semakin kencang ke arah Hutan.
Larla sampai di hutan lebih cepat daripada dia pergi ke Kota.
Sesampainya di hutan, Larla melihat ke sekelilingnya.
Situasinya benar-benar kacau.
Banyak pohon-pohon yang rusak karena sabetan pedang dan ada busur yang menancap di pohon.
Larla yang sudah melihatnya langsung berlari menuju desanya.
Dia berlari dengan kencang dengan penuh harapan…Harapan untuk dapat kembali dengan cepat dan menyelamatkan keluarganya juga desanya.
Di tengah jalannya, Dia bertemu dengan 20 Manusia yang sedang melihat keliling hutan.
Terlambat untuk bersembunyi, Para manusia itu menyadari keberadaan Larla.
Desanya hanya tinggal beberapa meter lagi kedepan tapi di hadang oleh 20 manusia yang sekarang tujuan mereka adalah menyerang Larla.
Larla kemudian mengeluarkan Panahnya dan menembakkan anak panahnya menembus 5 orang di depannya dan langsung membunuhnya.
Manusia di sekelilingnya yang kaget dengan serangan mendadak itu dan melihat 5 temannya mati hanya dengan satu serangan anak panah yang menembus mengeluarkan keringat dingin dan menelan ludah rasa tajut.
Lalu Larla mengeluarkan 5 anak panah dan menembaknya sekaligus mengenai 5 orang lainnya dan membunuhnya langsung.
Tidak sempat menyerang balik, Larla mendekat dan membunuh 5 orang lainnya yang tidak menyadari Larla yang mendekat ke arah mereka.
5 Lainnya yang ingin kabur tidak dapat bergerak setelah dengan sekejap, Larla menembakkan 5 anak panah secara berturut-turut dan membunuh mereka semua.
20 Orang di kalahkan oleh Larla dalam sekejap dengan kurun waktu 10 detik.
Larla kemudian melanjutkan larinya menuju Desa, Tapi setiap kali dia mendekat ada sekelompok manusia lagi yang datang dan menyerang Larla.
Larla tidak punya pilihan selain melawan balik.
Terus-terus-terus-dan terus…Larla sudah membunuh lebih dari puluhan Manusia hanya dalam 3 jam.
Larla juga sudah kehabisan tenaga dan tubuhnya mengalami luka-luka dari besetan pedang dan anak panah.
Tidak dapat melanjutkan larinya ke desa, Larla pun memutuskan untuk lari kedalam hutan.
Dia di kejar oleh 20 orang lainnya dan Larla sudah tidak sanggup melawan balik.
Saat Larla melompat dari pohon ke pohon, Larla tertembak oleh anak panah di punggungnya dan terjatuh dengan keras ke tanah.
Larla yang sudah terluka parah, Tidak dapat bertarung lagi, Mengeluarkan banyak darah dari lukanya yang membesar, dan tubuhnya yang bergemetar hebat membuatnya tidak bisa bergerak lagi.
Dia sudah pasrah dengan hidupnya dan seolah-olah mengatakan kepada kelompok pemburu itu untuk maju dan menangkapnya.
Saat 5 orang maju mendekati Larla bagaikan peluru, Larla dengan cekatan menarik Tombaknya di punggungnya dan menebas 5 leher pemburu yang menyerangnya.
Dengan kekuatan terakhirnya Larla membunuh mereka ber-5 dengan sekejap.
15 orang lainnya merasa takut dan tidak berani maju setelah melihat kemampuan mengerikan Larla.
Larla maju ke arah mereka dengan perlahan.
Matanya yang setengah terbuka dan penuh rasa lelah itu menakuti musuhnya.
Badannya menunduk ke bawah dan bergemetar merintih kesakitan.
Kakinya bergemetar yang membuatnya susah untuk berdiri.
Tangannya  yang memegang Tombak miliknya terayun-ayun dan bergemetar.
Dia berjalan perlahan ke arah 15 musuhnya yang tersisa.
15 Manusia itu bergemetar ketakutan. Mereka mengeluarkan keringat dingin dari balik tubuhnya.
Gigi mereka bergemetar merasakan takut.
Beberapa dari mereka mengucapkan doa kepada Dewa yang mereka sembah memohon pengampunan.
Mereka yang sebelumnya memandang Larla penuh nafsu dan merasa percaya diri akan menangkap Larla, Kini merasakan hawa yang berbeda dari Larla.
Dari punggung mereka keluar keringat dingin penuh rasa takut akan kematian.
Hawa yang di keluarkan oleh Larla adalah Hawa membunuh.
15 pemburu itu merasakan kematian yang mendekati mereka.
Mereka tidak tahu harus berbuat apa selain pasrah di hadapan Kematian…
Di hadapan malaikat pencabut nyawa…Larla Lolvrath.
……………………………………………………………………………………
Di Tengah Hutan, Di Malam Hari, Waktu sekarang.
Cahaya yang besar itu meledak dan menyebar kearah Larla dengan sangat cepat dan membuat silau pengelihatan Larla.
Larla menutup matanya sekejap dan melihat kedepan mencari tahu monster apa yang dia behasil panggil.
Tapi dia tidak dapat melihat dengan jelas monster itu.
Monster itu di tutupi dan di balut oleh cahaya.
Lingkaran sihirnya kemudian menghilang tapi serpihan cahayanya masih ada dan masih mengambang di udara.
Larla berusaha untuk membuka matanya dan melihat sosok di depannya yang masih tertutupi oleh cahaya.
Kelihatannya sangat besar...
Dia terlihat seperti kuda…Tidak…Tapi jika di lihat lebih jelas maka terlihat seperti seseorang menunggangi sebuah kuda.
Larla perlahan demi perlahan kehilangan kesadarannya, Mencoba untuk melihat sosok itu tapi…
Larla…
Akhirnya…
Kehilangan kesadarannya…
Tapi…
Dia kembali membuka matanya hanya untuk sekejap untuk melihat sekali lagi apa dia berhasil atau tidak…
Tubuh Monster itu yang di balut dan tertutup oleh cahaya perlahan mulai terlihat.
Tapi kesadaran Larla juga semakin memburuk.
Pengelihatannya mulai memburam lagi dan tubuhnya sudah tidak bisa dia gerakan.
Tubuh makhluk itu perlahan terlihat.
Mata Larla perlahan menutup.
Tubuh kuda yang di tunggangi perlahan terlihat.
Larla semakin kehilangan kesadarannya.
Wujud dari seseorang yang menunggangi kudanya perlahan terlihat.
Larla…Mulai tidak dapat melihat dengan jelas.
Tubuh kuda itu terlihat sepenuhnya.
Kuda yang mengenakan Armor Full-Body berwarna Hitam legam dengan setiap celah dan lubang kuda itu berwarna Biru api membara.
Hanya dalam hitungan detik terakhir, Larla akan kehilangan kesadarannya sepenuhnya.
Wujud penunggang kudanya perlahan terlihat.
Di kanan badan kudanya ada Perisai yang besar, Tangan kanan penunggangnya memegang kendali kudanya, Di pinggang sebelah kanannya ada sebuah pedang yang cukup panjang. Tubuhnya mengenakan Full Armor-Body berwarna Hitam legam dan setiap celahnya berwarna Biru api membara.
Larla perlahan demi perlahan mulai menutup matanya.
Kepala dari Penunggangnya terlihat.
Dia mengenakan Helmet dengan lubang mata menyerupai huruf “T” dan berwarna biru api membara. Di atas kepalanya seperti ada tanduk kecil seperti mahkota.
Wujudnya sudah terlihat dengan sempurna tapi Larla…Sepenuhnya kehilangan kesadaran.
………………………………….
Makhluk itu datang…
Makhluk itu datang ke dunia ini…
Makhluk terkejam di dunianya…
Datang secara mendadak…
Seperti di panggil oleh Sihir pemanggil…
Apakah Larla yang memanggilnya ?
Atau sihir yang sudah tertanam di dunia ini selama 500 tahun lebih ?
Itu…Tidak lah penting….
Karena sekarang…
Sosok Kegelapan datang…
Sosok pembawa kehancuran datang…
Sosok pengendali Kegelapan datang…
Seorang Raja…
Seorang pemimpin…
Seorang…Dark Lord…
Datang…Kedunia ini…
“Oui…Xom’Zic ?” (Dimana…Aku ?)
The Dark Lord Arch Vossler Souron
Terpanggil kedunia ini.

No comments:

Post a Comment