Settings/Synopsis
Bertempatan di Dunia yang di pondasi kan oleh Sihir,
Juga terdapat Monster dan Kerajaan. Di dunia ini mengguakan sistem kekuatan
yaitu Sistem kekuatan berdasarkan “Level”. Level di sini menandakan seluruh
Evaluasi kekuatan setiap Individu baik Manusia maupun Ras lain dan Monster. Ini
di ukur berdasarkan ke ahlian yang ada di dalam setiap individu seperti
Bertarung, Sihir, dan kekuatan atau keahlian yang lainnya.
Ras Manusia memiliki Level kekuatan yang paling rendah
dari semua Ras yang ada yaitu sekitaran 1-30. Ada juga manusia yang berhasil
melampauinya namun tidak bisa lebih dari 50-70, Jika ada pun maka dia bukan lah
Manusia tulen melainkan Manusia yang memiliki darah campuran dari Makhluk lain
atau dari Ras lain dan ada juga Darah dari seseorang yang memiliki kekuatan
yang besar dan di wariskan kepada anaknya lalu di asah lebih oleh anak itu dan
menaikan level kekuatannya.
Manusia juga hebat dalam menggunakan sihir namun,
Tingkat dan batas tertinggi manusia normal dalam menggunakan sihir hanya sampai
batas Magic Tier 3 (Sihir Tingkat Ke-3). Melebihi itu maka Manusia itu di kenal
sangat kuat.
Ada juga Manusia yang tidak dapat menggunakan sihir
tetapi mereka juga cukup kuat. Level kekuatan mereka pun juga tidak kalah besar
dengan para Penyihir. Kebanyakan dari mereka mengasah dan mengolah keterampilan
dan keahlian mereka untuk dapat menaikan kekuatan dan kemampuan mereka juga
menaikan Level mereka.
Ras Manusia adalah Ras paling terlemah di Dunia ini.
Sedangkan itu, Para Ras Demi-Human lainnya seperti
Elf, Dwarve, Mutant dan lain sebagainya memiliki Level Kekuatan antara 10-40.
Kebanyakan dari mereka juga tidak ada yang bisa melampaui level batasan mereka
tidak seperti Manusia yang berhasil menerobos batas Level kekuatan mereka dan
menjadi lebih kuat.
Ini di karenakan Manusia memiliki Niat yang kuat untuk
terus maju dan bertahan hidup melawan Dunia yang keras. Sedangkan Ras lainnya
kebanyakan dari mereka terlalu sombong dan percaya diri dengan kekuatan mereka
yang membuat mereka di pandang Jijik oleh para manusia terutama para kaum Ras
High Elves yang kebanyakan dari mereka memiliki level kesombongan yang melebihi
level kekuatan mereka sendiri.
Hanya ada sedikit dari Demi-Humans yang berhasil
melewati batas Level kekuatan mereka. Jika mereka berhasil melewatinya maka
perkiraan Levelnya sekitaran 40+-60+.
Sedangkan itu yang paling mengerikan adalah Para
Monster. Para Monster memiliki Level kekuatan sekitaran 30-60. Monster memang
di kenal sebagai Makhluk yang paling menakutkan dan juga kuat.
Tapi untuk Monster kecil lainnya seperti Goblin, Orge,
Troll, dan lain sebagainya hanya memiliki Level kekuatan sekitar 10-35.
Untuk Legendary Monster atau Monster Legenda memilik
Level yang sedikit lebih Tinggi yaitu sekitaran 50-65+. Levelnya juga bisa
mencapai 70+.
Dari kebanyakan Monster dan Makhluk-makhluk yang ada,
Dragon (Naga) memiliki Level tertinggi di antara semua Makhluk. Level kekuatan
mereka berkisar 60+-80. Karena kekuatan mereka yang besar dan mengerikan ini,
Ras Dragon terkuat dari semuanya yaitu Elder
Dragons pernah berhasil menaklukan Dunia dan menamai Era mereka sebagai The Age Of The Dragons. Mereka menguasai
Dunia selama 100 tahun dan itu terjadi pada 800 tahun yang lalu.
The Elder Dragons memiliki Level kekuatan sekitar 80+-90
Masa para Dragon hancur oleh mereka yang menyebut diri
mereka sebagai The Great Gods dan
membantai habis Elder Dragons.
Walaupun di bilang membantai habis tapi kenyataannya tidak sepenunya Para Elder
Dragons punah dari Dunia, Banyak Elder Dragons yang berhasil selamat mencari
tempat perlindungan dan bersembunyi dari mereka yang mencoba membasmi mereka.
Tentang kemunculan The
Great Gods, Sayangnya tidak ada petunjuk yang pasti untuk menjelaskan
kedatangan mereka dan darimana mereka berasal dan juga tidak ada yang tahu
Pasti Level Kekuatan mereka. Beberapa Manusia pun memuja mereka dan menjadikan
mereka sebagai Dewa atau Tuhan mereka.
Ada 13 The Great Gods di dunia ini.
Lalu bagi mereka yang memiliki Darah dari para The
Great Gods di namai sebagai God-Kin atau
Demi-God. Level kekuatan mereka juga
tidak kalah besarnya dari The Great Gods tapi juga para Manusia dan makhluk
yang lainnya tidak ada yang tahu persis berapa level kekuatan mereka yang
sebenarnya.
Keberadaan God-Kin selalu di rahasiakan dari Publik
untuk berbagai macam alasan. Hal ini membuat Para penerus God-Kin selalu
merahasiakan Identitas mereka sampai sekarang ini.
Tapi beberapa ahli mengatakan kalau Level kekuatan
God-Kin hampir sama seperti Dragons dan Legendary Monsters yaitu sekitaran
66-70+ dan ada juga yang mengatakan kalau Level para God-Kin bisa mencapai 80+.
Selama Eranya, The Great Gods membawa Era yang makmur dan tentram untuk
para Manusia dan juga Era kekuatan Manusia dimana para Manusia berhasil
mengungguli Makhluk dan Ras lainnya dengan kekuatan mereka.
Namun Era mereka hanya bertahan 100 tahun di karenakan
datangnya kumpulan Dewa yang baru. Dewa yang memiliki Sifat-sifat buruk mereka
sendiri. Mereka berjumlah 7 Dewa dan di sebut oleh para Manusia dan Makhluk
lainnya sebagai The 7 Sins Gods.
Layaknya The Great Gods, Tidak ada yang tahu asal mereka dan Level kekuatan
mereka.
Lucunya dan anehnya mereka tidak menguasai Dunia
melainkan membuat sebuah Negara dan Kota besar untuk para berbagai macam
Makhluk dan Ras untuk di kunjungi bernama Celestia.
Negara ini berada di atas langit dan untuk mengunjunginya sangat lah Susah bagi
mereka yang tidak bisa terbang. Tarif ke negara itu juga tidak lah Murah.
Harga-harga di Negara itu dapat membuat mu menggali
Dompet mu lebih dalam lagi. Ini di karenakan Barang-barang yang di perjualkan
adalah Barang terbaik di Dunia.
Banyak sekali Barang-barang dan Senjata-senjata yang
unik juga kuat di Negara Celestia. Kebanyakan dari barang yang di jual di
negara ini Tingkat bintangnya bisa mencapai antara Bintang 3-4 (Rare Item dan
Legendary Item).
Untuk seterusnya, Tidak ada yang tahu bagaimana nasib
para The Seven Sins Gods. Mereka tidak mendapatkan kabar yang pasti dan banyak
dari mereka mengatakan kalau The Seven Sins Gods mati tapi tidak ada yang tahu
persis bagaimana mereka mati.
Jika The Seven Sins Gods memiliki keturunan maka
keturunannya juga termasuk atau di panggil God-Kin.
Sekitaran 600 tahun yang lalu atau 100 sesudahnya,
Dunia tidak memiliki penguasa baru dan akhirnya Dunia menjadi bebas kembali
seperti sekarang ini. Mereka semua pun membuat Kerajaan untuk kaum mereka
masing-masing. Ada juga yang sampai sekarang masih Memuja para Dewa atau bahkan
beragama dan ada juga yang tidak.
Kembali lagi pada Tingkatan Level Kekuatan. Ada juga Evil Deties dan Deties, Makhluk-makhluk mengerikan yang jauh berbeda dari Demon.
Evil Deties memiliki Level kekuatan yang besar yaitu sekitar 70+-90. Sedangkan
Demon memiliki level 50+-85.
Evil Deties juga di sebut sebagai Demon Lord/Demon Emperor.
Evil Deties tidak pernah berhasil menakluki Dunia di
karena kan Mereka selalu di basmi oleh Makhluk-makhluk yang lain yang
menyatukan kekuatan demi melawan mereka Evil Deties. Banyak Evil Deties
sekarang yang selamat di segel di suatu tempat tertentu yang di rahasiakan atau
jauh dari permukiman penduduk. Ada juga Evil Deties yang melarikan diri dan
bersembunyi untuk mengumpulkan kembali kekuatan mereka.
Walaupun begitu, Selama ini tidak pernah ada satu
makhluk pun di Dunia ini yang memiliki Level kekuatan lebih dari 90. Tidak ada
yang berhasil melebihi 90 baik Elder Dragons maupun Evil Deties, Mereka tidak
ada yang berhasil. Melebihi 90 sama dengan mustahil di Dunia ini. Tidak pernah
ada yang berhasil menyentuh Level Absolut dan level terkuat yaitu level 100.
Namun, Sekitaran 500 tahun yang lalu atau 100
sesudahnya, Ada seorang Penyihir Tua yang benar-benar tua membuat sebuah Mantra
Sihir yang besar. Sihir itu memakan banyak Energi Sihir atau Mana dari
penggunanya, Sihir itu yang walaupun besar tidak mengakibatkan penggunanya
kehilangan nyawa hanya saja membutuhkan waktu Istirahat selama 1 minggu penuh.
Sihir dari Penyihir tua itu tidak punya Efek seperti
membunuh, Membantai, Menyegel, Menghancurkan dan Membuat melainkan sebuah Sihir
Pemanggil. Sihir pemanggil ini cukup Berbeda dari Sihir pemanggil yang lain
yaitu Sihir Pemanggil Makhluk dari dunia lain dan bahkan memanggil Makhluk yang
bahkan tidak pernah ada.
Sihir ini berhasil memanggil 1 Makhluk dari Dunia lain
dan membuat si penyihir Tua terkejut, Tidak hanya Si Penyihir tua melainkan
seluruh Dunia itu terkejut. Kenapa mereka bisa sangat terkejut ? Itu karena
Makhluk yang di panggil memiliki Level yang paling mustahil, Yaitu Level 100.
Level Terkuat dan terabsolut di Dunia itu dan Makhluk itu di nyatakan sebagai
pemilik Level 100 Pertama di Dunia.
Monster itu di panggil The First Born.
Si Penyihir Tua sangat menyayangi Makhluk itu dan
tidak pernah menjadikan Makhluk itu sebagai senjata untuk dirinya sendiri
maupun orang lain. Dia melarang untuk menjadikan Makhluk kesayangannya itu
sebagai senjata mematikan. Dia pun merawat dengan baik makhluk itu penuh dengan
rasa Kasih sayang seorang Ayah pada Anaknya. Dia mengakuinya sebagai Anaknya.
Namun Kejadian selanjutnya adalah rasa takut dari para
Manusia dan ras lainnya. Mereka takut akan suatu saat Makhluk ber-level 100 itu
mengamuk dan melawan mereka semua. Pada akhirnya Manusia dan Demi-Humans
menyatukan kekuatan untuk memburu si Penyihir dan Membunuhnya juga kalau bisa
membawa pergi atau membunuh Makhluk ber-level 100 tersebut (Jika Mereka Bisa).
Rumor tentang pembunuhan ini terdengar sampai ke
Penyihir Tua itu sendiri. Dia pun lari dengan Anaknya (Makhluk ber-level 100)
untuk bersembunyi. Namun mereka selalu berhasil di lacak.
Di Hari pembunuhan pun tiba, Si Penyihir Tua sudah
mengamankan Anaknya dan keberadaan Anaknya tidak di ketahui dimana dia di
amankan. Selama seharian penuh, Si Penyihir Tua membuat mantra Sihir yang
terdengar sama namun lebih berbeda. Sihir apa itu ?
Pada malam Hari, Para pemburu atau pembunuh pun datang
untuk membunuh si Penyihir dan makhluk itu. Si Penyihir tidak lari melainkan
menunggu di tempat persembunyiannya sendirian tanpa Anaknya. Dia kelihatan
sangat Kelelahan dan kehabisan kekuatan untuk berdiri. Dia tidak bisa lari
kemana-mana, Dia sudah di kepung dari segala sisi dan dia tidak melawan.
Sebelum di bunuh dia merapalkan sebuah Mantra dan saat
mantra itu selesai di rapalkan, Si penyihir itu mengeluarkan kekuatan Sihirnya
yang paling kuat dan menyebar keseluruh Dunia. Tidak ada yang mati atau pun
terluka akibat Sihirnya itu.
Si Penyihir pun mengatakan kalau Sihir itu adalah
sihir yang sama namun lebih besar dari sihir yang sebelumnya, Yaitu Sihir
Pemanggilan Makhluk dari Dunia lain. Sihir pemanggilan itu akan aktif dimanapun
dan kapanpun tidak tergantung Tempat atau Lokasi, Hari, Tahun, dan siapa
pemanggilnya juga seperti apa dan dari Dunia apa si Makhluk di panggil. Sihir
itu akan datang begitu saja tanpa di ketahui dan di sadari juga Pemanggilan ini
tidak dapat di batalkan.
Namun si Penyihir juga mengatakan kalau mereka juga
bisa melakukan pemanggilan itu namun sangat mustahil di lakukan karena Si
Penyihir merahasiakan mantra sihirnya itu kepada Dunia dan Anaknya. Setelah mengumumkan
itu, Si Penyihir Tua di bunuh oleh para Pemburu. Anaknya atau Makhluk berlevel
100 pertama tidak kunjung ketemu dan Keberadaanya dan Nasibnya sampai sekarang
adalah Misteri.
Perkiraan penggunaan Sihir Pemanggilan ini mencapai
Sihir Tingkat 10 (Magic Tier 10), Tingkatan Sihir yang paling mustahil dari
semua makhluk.
Walaupun ini baru asumsi dari para Ahli, Mereka
percaya kalau Sihir Tingkat 10 itu ada dan jika itu benar maka Penyihir Tua itu
adalah Makhluk dan Manusia pertama yang dapat mencapai Sihir Tingkat 10.
Walaupun Levelnya tidak terlalu besar.
Para Makhluk yang di panggil dari Dunia Lain memiliki
Level Kekuatan yang terkadang tidak selalu absolut 100 melainkan di bawahnya.
Level Kekuatan Makhluk Panggilan dari Dunia lain Sekitar 91+-100. Tapi
kemunculan Makhluk berlevel 100 sering terjadi.
Akan hal ini, Para Manusia dan yang lainnya tidak
dapat berkutik dan setelah berpetualang bertahun-tahun demi menemukan Makhluk
Panggilan yang datang begitu saja Mereka pun pada akhirnya menyerah.
Bukannya tidak peduli lagi, Melainkan mereka hampir
lupa dengan urusan mereka masing-masing dan lebih mementingkan persiapan untuk
melawan Makhluk Panggilan ini dari pada harus mencari mereka dan melawan mereka
langsung tanpa persiapan.
Mereka sudah menganggap kalau kejadian ini sudah biasa
di Dunia mereka. Sebuah Fenomena Alam yang mengancam mereka kapan saja karena
ulah mereka yang Egois.
Tapi mereka selalu tidak bisa mengetahui seperti apa
Ciri-ciri dari makhluk panggilan dari Dunia lain itu.
Para makhluk panggilan dari Dunia lain di sebut
sebagai “Summoned Creature”. Makhluk yang berhasil mencapai Level 100 di Dunia.
Plot
Arch Vossler Souron seorang Penguasa Dunia dari
Dunianya, Dia di kenal sebagai Dark Lord atau Khei Xkheurn. Dunianya yang sudah
ia Kuasai bersama pasukannya kini hancur sepenuhnya dan di saat dunia itu akan
hancur, Arch Vossler Souron terpanggil oleh Sihir aneh dari Dunia lain.
Larla Lolvrath seorang Gadis Dark Elf yang sangat
Multi-Talenta dan juga sangat Cantik, Secara tidak sengaja memanggil Arch
Vossler Souron ke dunianya saat ingin mencoba sihir yang sudah ia pelajari.
Mereka berdua pun Berpetualang bersama dan menghadapi
berbagai rintangan yang datang untuk mencari berbagai macam hal yang baru
bersama terutama untuk Arch Vossler Souron di dunianya yang baru ini.
Bisakah mereka mempertahankan hubungan mereka dengan
baik dan menemukan hal yang baru bersama.
Prologue
Dunia ini…Dunia yang sudah susah payah ku Kuasai…Akan
hancur…
Dunia yang penuh akan sejarah kami…The Xhramnen Empire…Akan
hancur…
Bagaimana ini bisa terjadi ? Kenapa harus sekarang ?
Kenapa harus di waktu aku berhasil ?-Tidak, Tetapi di waktu kita semua
berhasil.
Kami sudah menang.
Kami sudah menguasai Dunia ini.
Kami sudah bertarung habis-habisan selama beribu-ribu
tahun lamanya.
Dan pada akhirnya berhasil menguasai Dunia ini
bersama.
Namun…
Kenapa harus hancur…?
Dan kenapa harus sekarang ?
Aku…
Arch Vossler Souron.
Seorang Penguasa Dunia ini.
Seorang yang di kenal sebagai.
Zla’Khei Xkheurn (The Dark Lord).
Berjanji akan membawa sebuah kemenangan kepada kaum
ku.
Berjanji akan suatu saat berhasil menguasai Dunia ini.
Dan memberikannya kepada mereka.
Para kaum ku semua. Zla’Khei’Ran.
Tapi…
Mereka semua yang hidup di dunia ini...
Sudah Mati…
Dan Dunia ini…
Juga akan Mati…
Chapter 1 –
Summoned In The New World
Part One
Arch Voosler Souron seorang Dark Lord atau Khei Xkheurn
yang berhasil menguasai Dunianya dan
menjadikannya miliknya dan kaumnya Khei’Ran kini sedang berdiam diri meratapi
Nasib yang akan datang selanjutnya.
Nasib apa itu ? Itu adalah waktu dimana Dunia mereka
akan hancur.
Arch atau juga bisa di panggil Souron atau Dark Lord,
Memandang pemandangan yang terlihat sama sekali tidak indah melainkan
mengerikan baginya- Tidak, Tetapi bagi semua makhluk hidup di Dunia.
Dunia yang di penuhi Api yang membara dan sedikit demi
sedikit berhembusan keluar. Ada juga yang meledak tiba-tiba dari dalam tanah-
Tidak, Hampir tidak ada lagi Daratan di Dunia itu. Daratan, Lautan maupun
langit sekarang penuh dengan warna Merah gelap yang sudah menyelimuti dan
melahap habis seisi Dunia itu.
Daratan yang tersisa dari dunia itu hanyalah tempat
dimana Arch berdiri.
Mungkin di panggil Arch tidak terlalu terdengar seperti
Dark Lord. Maka kita panggil dia Souron.
Daratan itu adalah Lantai dan ruaanga dari singgasana
dari Zla’Khei Xkheurn (The Dark Lord) itu sendiri yaitu Singgasana Arch Vossler
Souron. Souron yang seharusnya pada hari itu juga akan mendeklarasikan kemenangan
dan penguasaan dari The Xhramnen Empire kepada Dunia harus batal secara total
mendadak.
Souron dan kerajaannya akan menguasai Dunia mulai Hari
ini namun harus berhenti secara mendadak. Ini di karenakan Dunia mereka yang
secara misterius meledak dari dalam bumi. Ledakan itu seperti Lava yang ada di
dalam perut Bumi. Sangat panas dan dalam sekejap dapat membakar dan melelehkan
apa saja yang ada di dekatnya.
Semua itu terjadi saat Parade selesai dan di
panggilnya Dark Lord menuju Singgasana untuk mendeklarasikan Penguasaan Dunia
yang di kuasai dan di atur oleh Dark Lord. Lalu tiba-tiba saja dari bawah tanah
di tempat para penduduk berdiri dan menonton, Lava keluar dari dalam tanah
begitu saja membakar dan melelehkan segala macam yang ada di sekitarnya.
Tidak hanya dari Daratan melainkan di Lautan pun Lava
juga keluar begitu saja dan dalam sekejap mengubah Lautan air menjadi Lautan Lava
yang panas mendidih.
Langit pun terkena dampak dari Lava itu dan dalam
sekejap langit yang tadinya cerah berubah menjadi Merah Gelap.
Awan yang tadinya Putih berubah menjadi Hitam.
Para penduduk yang ada dalam sekejap terbakar oleh Lava
menjadi Debu dan meleleh.
Pasukan Souron yang panik dan terkejut tidak bisa
berbuat apa-apa selain berdiri dan terbakar tanpa mereka sadari.
Pasukan kerajaan yang bertugas melindung Dark Lord
bergegas meminta sang Penguasa Kegelapan atau Dark Lord Arch Vossler Souron
untuk segera mengungsi mencari tempat aman.
Tapi tidak ada lagi tempat yang paling aman di sana
kecuali tempat dimana Souron berdiri sekarang.
Perlahan demi perlahan Masyarakat yang di penuhi
Manusia terbakar begitu saja. Pasukan dari The Xhramnen Empire juga perlahan
demi perlahan terbakar begitu saja.
Souron yang untuk pertama kalinya-Tidak, Mungkin bisa
di bilang untuk yang kedua kalinya dia Terkejut seumur hidupnya.
Beratus-ratus atau bahkan Beribu-ribu tahunnya dia
Hidup, Souron baru dua kali ini terkejut di dalam hidupnya.
Pertama adalah saat dia terkejut salah satu dari
Kerajaannya yang terbesar dan dipenuhi oleh Pasukan dan orang-orang ke terpercayaannya
secara tiba-tiba menghilang tanpa Jejak. Kerajaan yang besar beserta isi-isinya
hilang begitu saja tanpa jejak dan tidak jelas siapa dan apa yang membuatnya
menghilang.
Ini adalah kali pertama Souron terkejut dalam hidupnya.
Masalahnya di sana ada Orang yang paling ia percayai yaitu Penyihir Kerajaan.
Dia di anggap sebagai Mentor dan seorang Ayah bagi Souron dan Souron berjanji
akan menjadikannya Wakil saat mereka berhasil menguasai Dunia. Lalu ada
Pengguna Pedang terbaik, Paladin terbaik, Warlord terbaik, Berserker terbaik,
Assassins terbaik, Warrior terbaik, Knight terbaik, Pasukan Elit dan terkuat
juga terahasia, dan yang terakhir adalah sang Pangeran yaitu Anaknya.
Souron harus menelan Ludah dan mengeluarkan Emosi yang
besar saat mendengar kabar kalau Kerajaan itu hilang tanpa sebab yang jelas dan
tanpa peringatan. Saat kerajaan itu hilang yang di penuhi dengan orang-orang
penting, Para Musuh dari The Xhramnen Empire langsung menyerang secara kekuatan
penuh tanpa ampun.
Penyerangan mereka berhasil merugikan Xhramnen Empire.
Di waktu itu juga Souron untuk pertama kalinya terlihat Depressi dan tidak
mengeluarkan sedikit tenaga dalam dirinya untuk berdiri. Namun dia masih
memiliki Beberapa orang penting di sampingnya.
Yaitu, Pemanah terbaik, Guardian terbaik, Pengguna
Tombak terbaik, Eksekutor terbaik, Murid terbaik dari si penyihir terbaik,
Beastmaster terbaik, dan Kudanya Ashler.
Kehadiran mereka membuat Souron kembali bangkit dari
kemurungannya. Souron yang penuh dengan emosi yang membara, Turun kemedan
perang menunggangi Kudanya Ashler melawan banyaknya pasukan sendirian.
Para pasukannya tidak ada yang menghentikannya dan
dengan seksama menyaksikan tuan mereka menghabisi satu persatu musuhnya tanpa
kesalahan sedikitpun.
Seberapa kuat sebenanrnya Souron ? Dia bisa menghabisi
banyaknya pasukan yang datang menyerang bagaikan peluru itu sendirian.
Memang seluruh makhluk di Dunia itu tahu kalau Arch
Vossler Souron adalah Makhluk terkuat di Dunia mereka. Tidak ada yang berani
berhadapan satu lawan satu melawannya bahkan datang berbicara tanpa membuat
janji terlebih dahulu saja sudah membahayakan nyawa mu.
Arch Vossler Souron terkenal sangat kejam. Dia sangat
Bengis, Sadis, Tidak memiliki perasaan, Dingin, Kejam, Jahat, Licik, Selalu
merendahkan makhluk hidup, Suka akan kehancuran, dan juga Tidak manusiawi- Ya-
Tentu ini karena Arch Vossler Souron sendiri bukanlah Manusia.
Namun di balik Sifatnya itu, Arch Vossler Souron
adalah seseorang yang Berwibawa dan menyayangi Kaum dan Rasnya, Ras Khei’Ran.
Dia juga di kenal sangat menyayangi Keluarganya.
Arch Vossler Souron sendiri bukanlah manusia. Dia dan
seluruh Rakyat dan Rasnya bukanlah Manusia maupun makhluk hidup yang Solid.
Mereka di kenal sebagai Ras atau Bangsa Khei’Ran atau juga di kenal sebagai The
Dark Creature atau The Dark Abbys. Bahkan Kuda milik Souron pun juga bukan kuda
Normal yang sering di gunakan Manusia dan makhluk lainnya melainkan Kuda khusus
untuk Rasnya yaitu Khei’Ran Khement.
Seluruh Ras Khei’Ran memiliki sifat yang sama seperti
Souron tapi sifat mereka tidak se ekstrim Souron. Tapi tetap saja Khei’Ran di
kenal sangat jahat dan tidak berperasaan.
Ras Khei’Ran tidak membenci mereka yang Undead dan Ras
Heteromorphic. Itu di karenakan mereka hampir memiliki Sifat yang sama dengan Khei’Ran
jadi pasukan The Xhramnen Empire juga di penuhi dengan Undead dan Ras
Heteromorphic lainnya.
Untuk Ras Khei’Ran, Mereka semua memiliki tampilan
yang hampir sama yaitu di penuhi dengan warna Hitam legam sebagai warna
utamanya dan Biru di sekeliling celah tubuh mereka.
Arch Voosler Souron memiliki Penampilan seperti ini.
Tingginya yang mencapai 9 kali, Tubuhnya yang tertutup
oleh Full Armor berwarna Hitam legam dari ujung kepala sampai ujung kaki tidak
memperlihatkan sedikit pun apa yang ada di baliknya itu-Tidak. Bukan begitu,
Melainkan Armor itu lah tubuhnya. Kepalanya yang terlihat seperti Helm untuk
berperang memiliki lubang yang terlihat untuk mata berbentuk menyerupai huruf “T” namun agak
lengkung tajam kebawah di bagian atasnya. Lubang ini berwarna Biru dan biru itu
terlihat seperti api yang terus membara sampai mengelihatkan Aura biru yang
keluar dari balik lubang itu. Di atas kepalanya ada sedikit tanduk lancip kecil
seperti Mahkota.
Seluruh tubuhnya menyerupai Armor yang kuat yang tidak
akan bisa tertembus. Atau mungkin di baliknya itu adalah Warna biru yang selalu
membara yang di tutupi oleh Armor atau tubuhnya itu.
Souron mengenakan Jubah yang berwarna Hitam legam dan
sedikit Robek-robek di bagian bawahnya. Di balik jubahnya ada lambang untuk Ras
Khei’Ran yaitu bentuk dua huruf “T” yang berdiri dan yang satunya terbalik
menyambung. Bagian atas huruf T-nya menyerupai mata Souron namun di setiap
ujungnya ada tambahan garis lurus kecil.
Souron seperti mengenakan Sarung tangan yang terlihat
lebih tebal dari pada Besi manapun dan Kakinya juga seperti mengenakan Sepatu
yang terlihat lebih tebal dari apapun.
Souron memegang senjata berupa Pedang khusus di tangan
Kirinya dan Perisai Besar Khusus di tangan kanannya. Souron juga terkadang
mengenakan kombinasi senjata lain yang sering dia ubah di tangan kanannya.
Terkadang Pedang dengan Pedang, Tombak-Pedang, Kapak-Pedang, Tongkat-Pedang,
Dan lainnya.
Sepanjang bagian tengah Pedangnya tidak menyatu dan
membuat kedua sisinya seperti Setengah Segitiga yang tidak menyatu. Di bagian
atasnya di pedang bagian dalamnya berbentuk Setengah lingkaran di kedua
sisinya.
Terlepas dari hal itu, Souron juga sangat ahli di
bidang Sihir. Kekuatan sihirnya bahkan dapat di bilang melebihi Penyihir Terbaik
itu sendiri. Souron dapat merapalkan Mantra dengan cepat dan tepat bahkan
seluruh Sihirnya sangat mematikan. Jika sudah terkena mantra dan sihirnya
jangan berharap bisa Hidup.
Untuk kudanya Ashler, Kudanya mengenakan Armor
berwarna Hitam Legam yang menutupi seluruh tubuhnya dan setiap garis atau
lubang yang tersisa seperti Mata, Mulut, Hidung, dan celah-celah untuk kuda bergerak
berwarna Biru membara sama seperti Souron. Ada satu tanduk yang lancip di
kepalanya.
Kudanya terbilang sangat kuat dan terlatih sangat
baik. Kudanya dapat tahan terhadap serangan Fisik dan Serangan Sihir.
Namun kudanya tidak dapat menggunakan sihir sama
seperti kuda lain pada umumnya.
Sebelumnya kita sudah mengetahui tentang hal pertama
yang dapat mengejutkan Souron dan sekarang hal yang dapat mengejutkannya yang
kedua adalah…
Kehancuran Dunia yang datang padanya dan Dunianya.
Kejadian ini hampir sama seperti hilangnya kerajaan yang penuh dengan orang
penting Khei’Ran 250 tahun lalu di dunia mereka dan sekarang hal mengejutkan
itu terjadi lagi.
Dunia ini hancur secara tiba-tiba tanpa ada peringatan
dan tanda-tanda akan adanya bencana besar.
Tanpa Souron sadari, Dia sekarang tinggal sendirian
yang berdiri. Tidak ada lagi yang ada di sekitarnya. Lalu-
Dari bawah ada Kuda yang berlari dengan cepat dan
melompat-lompat berusaha menghindari Lava yang mencoba membakarnya. Kuda itu
adalah Ashler Kuda terbaik dan kesayangan milik Souron.
“Ashler ! Kemari !” Souron memanggil kudanya penuh
dengan tenaga.
Kuda itu yang mendengar perintah tuannya dengan cepat
melompat tinggi menuju tuannya yang ada di atas.
Ashler kudanya pun selamat.
Mengetahui akan kudanya, Ashler, Souron merasa sangat
lega dan dapat membuang nafas dengan lega.
Kudanya benar-benar tidak terluka sedikit pun dan
terlihat sangat sehat.
Souron melihat kudanya dengan tenang.
“Sepertinya, Hanya tinggal kita berdua” Souron
bergumam penuh dengan keputusasaan.
Segala yang dia miliki sudah hancur.
Pasukan dan Rasnya hilang terlahap oleh Lava panas.
Hari-hari yang sudah ia tunggu hancur begitu saja.
Arch Vossler Souron kehilangan segalanya di hari itu
dan di waktu itu juga.
Souron tidak bisa marah, Dia tidak bisa menyalahkan
siapa pun untuk hal ini. Layaknya hukum alam yang menimpanya karena
perbuatannya, Souron hanya dapat pasrah. Dia tidak tahu harus berbuat apa.
Seluruh kekuatan yang dia miliki tidak dapat menghentikan Hukum alam ini. Dia
juga tidak bisa menyalahkan orang lain karena bukan Makhluk lah yang
menyebabkan ini semua. “Tidak ada sihir sekuat ini di Dunia”. Begitu lah yang
Souron gumamkan. Souron dan Rasnya juga bukan makhluk yang mempercayai Dewa
atau Tuhan.
Sekali lagi, Souron melihat kudanya Ashler.
“Apa kau memiliki perasaan yang sama sekarang ?”
Souron yang layaknya seperti pawang dan penunggang
kuda yang handal, Berbicara kepada kudanya dengan tenang.
Kudanya hanya menjawab dengan suara kuda pada umumnya.
“Ya, Aku juga sama” Souron membalas.
Dari dalam lubuk hatinya- Itu pun jika dia mempunyai
hati, Souron sangat amat-amat Kesal. Perasaanya benar-benar terbakarkan oleh
api Amarah yang besar dan membara lebih besar dari Lava yang membakar dunianya.
Rasanya Souron ingin meledakkan Emosinya itu
besar-besar namun dia tahan. Kenapa begitu ? Itu karena jika dia melakukannya
itu sama sekali tidak berguna. Tidak ada orang yang akan mendengar dan
merasakan Emosi Souron dan juga dia tidak bisa melakukannya karena dia tahu,
Hidupnya sebentar lagi akan di cabut oleh Lava api yang perlahan demi perlahan
mendekati Souron dan kudanya Ashler.
“Sepertinya ini akan menjadi tunggangan terakhir”
Souron sekali lagi berbicara kepada Kudanya.
Lalu Souron menaiki Kudanya dengan elegan layaknya
seorang ahli dan menungganginya.
Souron sama sekali tidak menggerakan kudanya itu
karena sudah tidak ada lagi ruang untuk bergerak.
Souron kemudian melihat sekeliling apa yang bisa dia
lihat dari kedua Bola matanya. Itu pun kalau Souron memiliki Bola mata.
Dunianya yang hancur itu. Dunianya di lahap oleh Lava
yang besar dan panas. Langitnya yang gelap berwarna Merah gelap, Awannya yang
berwarna Hitam yang perlahan-lahan meluas layaknya asap api yang hangus,
Daratan yang berubah menjadi Tanah panas akibat terbakar oleh Lava yang satu
persatu meledak dan Lautan yang berubah menjadi Lautan penuh Lava panas.
Tidak ada celah untuk kabur, Souron hanya tinggal
menghitung detik kapan Lantainya itu akan hancur.
Souron kemudian menengok kebelakang melihat Singgasana
yang ia impikan harus perlahan demi perlahan meleleh di telan Lava.
Pemandangan itu cukup sangat sedih untuk seorang Raja
yang sangat menginginkan untuk duduk di singgasana itu lagi. Namun, Souron
belum duduk di singgasana itu secara Resmi sebagai Penguasa Dunia yang baru.
Selama ini Souron duduk di singgasana miliknya, Singgasana seorang Dark Lord
untuk Ras dan Kaumnya juga Kerajaannya The Xhramnen Empire.
Souron harus menelan pahit rasa campur aduk miliknya
saat melihat Singgasananya yang ia impikan hancur meleleh di depan matanya
sendiri. Dengan begitu waktu yang ia miliki hanya bersisa 1 menit atau 60
detik.
Souron kemudian menarik nafas yang dimana dia tidak
terlihat memiliki hidung atau bahkan apa dia punya hidung ?.
Udara di sana pasti tidak sejuk dan tidak segar. Untuk
Manusia pasti menyakitkan saat menghirup udara itu. Sekali hirup dapat di
pastikan Paru-paru mu keracunan dan terbakar lalu mati. Namun Souron bukanlah
manusia dan memang benar dia tidak memiliki hidung ataupun sistem pernafasan
jadi Souron masih dapat hidup begitu juga Kudanya yang walupun memiliki Lubang
Hidung dan mulut tapi Kudanya juga bukanlah kuda yang biasa kalian temui di
peternakan kuda melainkan Kuda ber-Ras Khei’Ran.
Souron kemudian membuang nafasnya pahit ke udara yang
sudah membusuk ini. Dia pun melihat ke udara yang sudah hancur ini dan bergumam
sendiri.
“Jika kau ada di sini, Xylier. Apa yang akan kau
katakan dan apa yang akan kau perbuat ?”
Souran bergumam penuh dengan rasa pedih di suaranya.
“Jika saja kau ada di sini, Seifer Aku penasaran
dengan ekspresi dan sifat mu yang terkadang bisa menjadi Over itu”
Sekali lagi Souron bergumam menyebutkan nama dari
kaumnya entah siapa mereka itu.
“Apakah kau akan terbang dengan nagamu, Lynder ? Atau
diam saja menunggu perintah ku ? Kau selalu merepotkan ku ya”
“Andai saja…Kalian ada di sini bersama ku dan tidak
meninggalkan ku. Aku mungkin akan senang dan memiliki tujuan untuk hidup lagi
sekarang di Dunia yang akan hancur ini…Setidaknya…Sedikit dorongan untuk
kembali berteriak untuk Hidup”
Dari nadanya, Souron benar-benar kesakitan bukan
karena Fisik melainkan Mental. Rasa sakit ini jarang ia rasakan atau bahkan
tidak pernah ia rasakan rasa sakit sesakit ini dalam hidupnya. Tapi rasa sakit
ini pernah menghantuinya dulu saat salah satu kerajaannya itu hilang begitu
saja namun tidak separah ini.
“Hmph, Aku senang kau selalu ada untuk ku Ashler”
Souron kembali melihat ke kudanya sekejap dan kembali
melihat kedepan.
Jika di perhitungkan waktunya tinggal 30 detik kurang.
Kemudian Souron yang menutup matanya yang bahkan dia
tidak memiliki mata dan kemudian membukanya lagi lalu mengangkat pendangnya
Tinggi di udara bak bagaikan seorang Raja yang mendeklarasikan sebuah peristiwa
penting berkata.
“Aku, Arch Vossler Souron, Seorang Dark Lord dari Xhramnen
Empire, Pimpinan tertinggi, Pemimpin dari Ras Khei’Ran, dan Raja baru kalian,
Penguasa baru kalian, Dengan ini menyatakan kemenangan untuk Xhramnen Empire
dan menyatakan mulainya Era baru, Era dari The Dark World”
Ucapannya penuh dengan tenaga dan semangat yang besar.
Seolah ucapannya itu membuatnya kembali ingin menjalani hidup. Itu adalah
Perkataan yang ingin ia sampaikan hari ini karena tidak sempat akan Kejadian
ini dan sudah ia tampung di dalam dirinya selama ini, Souron pun pada akhirnya mengucapkannya.
Memang sangat tidak perlu sekarang yang dimana
sebentar lagi dia akan mati. Tapi Souron ingin mengucapkan itu untuk terakhir
kalinya dalam hidupnya.
“Aku sudah mengucapkannya”
“Xylier, Seifer, dan semuanya Kaum dan Bangsa Khei’Ran.
Aku sudah menjadi Raja absolut di Dunia ini sama seperti apa yang kita impikan”
“Semuanya…Aku…Arch Vossler Souron…Raja Kalian…Berhasil”
“Ratu ku…Aku akan menyusul mu”
Gumamannya itu di penuhi dengan perasaan yang
bercampur aduk antara Lega dan Sedih.
Lalu detik-detik itu pun tiba. 10 Detik terakhir
menuju Lava yang mendekatinya secara perlahan.
9…
Lava itu mendekat.
8…
Lava itu semakin mendekat.
7…
Seluruh dataran yang tersisa habis di lahap lava.
6…
Kudanya, Ashler tidak bisa bergerak dan hanya dapat
merenung.
5…
Souron masih pada pose yang sama.
4…
Lava itu sudah hampir mendekati kaki kudanya, Ashler.
3…
Lalu…
Secara mengejutkan…
Cahaya seperti cahaya Sihir ungu datang menyinari
mereka dari atas.
Souron dan Ashler terkejut dan Souron memasukan
pedangnya kembali kedalam sarungnya di sebelah kanan.
Mereka berdua kebingungan bukan main. Ada banyak
pertanyaan yang melayang-layang di atas kepala Souron.
Apa ini ? Sihir siapa ini ? Sihir apa ini ? Apakah ada
yang masih hidup ? Dimana dia ?
Souron berusaha untuk menghilangkan
pertanyaan-pertanyaan itu dari otaknya agar membuat dirinya dan kudanya tenang.
2…
Lalu tubuh mereka pun perlahan demi perlahan berubah
menjadi Cahaya.
Seperti akan menghilang Tubuh mereka dari setiap
sisinya berubah menjadi butiran cahaya yang terang.
Souron benar-benar merasa bingung dengan apa yang
terjadi padanya. Lalu pada akhirnya tubuhnya dan tubuh Kudanya sepenuhnya
menghilang berubah menjadi butiran cahaya dan Cahaya Ungu dan lingkaran sihir
di atas pun mengecil dan menghilang.
1…
Lava pun membakar permukaan terakhir di Dunia itu dan
akhirnya meledak sangat besar menghancurkan Dunia itu sampai menjadi Debu.
Part Two
Di sebuah
Hutan yang lebat dan luas.
Ada banyak langkah kaki yang berlarian di dalamnya
sangat cepat.
Mereka terlihat seperti sedang mengejar sesuatu. Tapi
apa itu ?
Di depan mereka jauh sekali ada seseorang yang terliat
sedang berlari dengan sangat cepat.
Jika di lihat dia seorang perempuan. Bukan perempuan
Manusia melainkan Dark Elf.
Dark Elf perempuan itu berlari dengan cepat dan
nafasnya terengah-engah karena kelelahan. Tubunhnya dan kulitnya yang Coklat
itu terlihat terluka namun tidak parah akibat besetan Pedang dan anak panah
yang mengenainya.
Dia berlari sambil membuang nafasnya banyak, Dia
kelihatan sudah sangat lelah dan sepertinya tidak bisa lagi melanjutkan
lariannya.
Dia terlihat ingin terjatuh berkali-kali layaknya
tersandung oleh batu besar di depannya tapi berusaha untuk bangkit lagi dan
melanjutkan lariaanya yang semakin pelan itu.
Untuk mengumpulkan tenaga dan nafasnya yang terbuang,
Dark Elf itu melompat dari pohon ke pohon untuk beristirahat sejenak dan
melanjutkannya lagi di ganti dengan melompat dari pohon ke pohon.
Kenapa dia melakukan itu ? Dia bisa saja tersusul oleh
mereka yang mengejarnya. Itu karena yang mengejarnya adalah sekolompok manusia
yang jumlahnya sekitaran 20 orang.
Dari ke-20 orang yang mengejarnya tidak ada salah satu
dari mereka yang berprofesi sebagai Assassins atau Pencuri yang di kenal sangat
lincah dalam melakukan perkerjaannya.
Assassins dan Pencuri dapat berlari dengan sangat
kencang dan dapat berlompatan dengan sangat mudah dan cukup tinggi layaknya
Dark Elf yang satu ini.
Namun yang mengejar mereka adalah sekumpulan Manusia
dengan Class atau profesi Warrior yang mengenakan Armor yang berat dan itu
menyusahkan mereka untuk berlari dengan cepat.
Ada juga yang berprofesi atau memiliki Class Archer
tapi mereka kesusahan untuk membidik Dark Elf itu yang melaju sangat cepat
walaupun dia sudah mulai kehabisan tenaganya dan tidak bisa mengatur
langkahnya.
Walaupun Dark Elf itu sudah hampir ke habisan
tenaganya dan kesusahan untuk mengatur langkahnya, Dark Elf itu terus berlari
dan berlari secepat tenaga dari sisa tenaga yang ia miliki. Dia sudah berhasil
sejauh ini, Dia sudah mendapatkan sesuatu yang dia inginkan tapi kondisinya
sangat ini benar-benar tidak menguntungkannya.
“Kenapa ini bisa terjadi ?”
Dark Elf itu bergumam penuh kebingungan.
“Kenapa mereka mengincar kita ?”
“…Kita tidak melakukan hal buruk pada mereka selama
ini”
“…Tapi kenapa mereka mengincar kita ?”
“…Ibu, Ayah, Adik ku. Ku harap kalian baik-baik saja.
Semua penduduk desa juga. Aku akan segera kembali…Tunggu aku…Aku akan
menyelamatkan kalian”
Dark Elf itu bergumam penuh harapan agar Keluarga dan
penduduk desanya berada dalam kondisi yang aman dan berjanji agar kembali
kepada mereka secepatnya untuk menolong mereka semua.
Melompat dari pohon ke pohon dan beristirahat lalu
melanjutkan lagi, Dia sudah kelihatan tidak sanggup lagi untuk melompat bahkan
untuk berlari saja dia sudah tidak kuat lagi.
Dia membawa Panah di punggungnya dan membawa Pedang di
pinggang kirinya dan di sebelah Panahnya dia membawa Tombak yang dapat di lipat
agar mudah untuk di bawa kemana saja.
Namun, Kenapa dia tidak melawan balik ? Itu karena dia
sudah melawan sebelumnya. Anak panahnya sudah habis sepenuhnya, Pedangnya sudah
berlumuran darah, Tombaknya masih tersisa dan masih dapat di gunakan namun
tubuhnya yang mungil sudah tidak kuat lagi.
Tubuhnya sudah penuh dengan luka-luka gores dan karena
di paksa untuk terus lari olehnya tubuhnya mengeluarkan darah segar dari dalam
tubuhnya melalui luka goresnya yang membesar.
Dia tidak bisa lagi bertarung secara fisik, Tapi dia
masih bisa menggunakan sihir yang ia pelajari. Namun juga, Kenapa dia tidak
menggunakannya ? Itu karena dia menyimpan energi sihirnya untuk suatu alasan.
Dia bisa pergi jauh dari desa Dark Elf-nya bukan
karena suatu alasan sepele, Dia berencana ingin memperkuat desanya yang sedang
bobrok dan mulai menjadi miskin. Sayangnya Desanya sangat jauh dari kerabat
mereka yaitu Forest Elf dan Desa mereka terletak di dalam hutan yang sangat
lebat. Di seberang Hutan itu terdapat Kota yang dapat di tempuh selama setengah
hari perjalanan Kaki.
Dark Elf Perempuan itu baru saja kembali dari kota
untuk membeli sesuatu dan ingin segera kembali ke Desanya. Namun di tengah
jalan dia melihat dari kejauhan ada asap dari arah Desanya. Panik akan hal itu,
Dark Elf ini langsung berlari menuju desanya tapi di tengah jalan harus
terhalang oleh sekelompok manusia yang menghalang jalannya. Dia terpaksa untuk
mengambil jalan lain dan melarikan diri.
Di tengah perlariannya dia sempat berhasil di hadang
oleh sekelompok manusia itu dan terpaksa melawannya. Saat berhasil menghabisi
musuhnya, Musuh yang baru terus berdatangan dan dia terpaksa melawan mereka
terus-menerus untuk menjaga dirinya sampai dia harus terluka dan kelelahan juga
kehabisan seluruh persedian yang dia bawa untuk bertarung.
Karena dia tahu dia tidak bisa seperti itu
terus-menerus, Dia lebih memilih untuk berlari ketimbang meladeni mereka dan
membahayakan nyawanya. Dia akhirnya memutuskan untuk lari ke dalam hutan yang
paling dalam untuk mengeluarkan sihir yang ia pelajari selama 3 minggu lebih
bersama seseorang yang dia panggil sebagai “Si Tua Pengelana”.
Saat dia merasa sudah berhasil menguasai sihirnya dia
justru mengalami bencana yang di luar perkiraanya dan itu adalah yang terjadi
sekarang ini.
Di saat dia terus berlompatan dari pohon ke pohon,
Sebuah anak panah mengenai tubuh bagian belakangnya. Untungnya itu tidak
terlalu dalam tapi itu membuatnya kehilangan keseimbangannya dan harus terjatuh
dengan keras ke tanah dari atas pohon.
Dia kesakitan dan berusaha untuk berdiri, Dia pun
berhasil untuk berdiri dengan kaki yang sudah tidak bisa tegak lagi dan tubuh
yang melemas seakan di tiban oleh batu yang besar di pundaknya.
Dia terengah-engah dan membuang terlalu banyak nafas
setiap dia ingin bergerak tubuhnya merintih kesakitan dan lukanya semakin
terbuka lebar. Anak panah yang menusuknya ia cabut dengan sekuat tenaga dan
membuangnya ke tanah.
Dari jauh, Manusia yang mengejarnya semakin mendekat
dan dia sudah tidak bisa lari lagi. Pilihan utama adalah menyerah tapi
Perempuan Dark Elf ini tidak ingin menyerah. Dia tidak ingin menyianyiakan latihan
3 minggunya bersama “Si Tua Pengelana” itu. Dia sudah berhasil sejauh ini
dengan latihannya yang keras dan tidak ingin menyianyiakannya begitu saja.
Tapi di benaknya dan di kepalanya selalu berdatangan
pertanyaan yang negative.
“Apa aku akan mati ?”
“Apa aku bisa hidup ?”
“Apa mereka akan menangkap ku ?”
“Apa mereka akan menjadikan ku budak mereka ?”
“Apa mereka akan menjual ku sebagai budak ?”
“Apa yang akan terjadi kepada ku selanjutnya ?”
Dia tidak bisa membuang pikiran Negatifnya itu. Seakan
sudah pasrah dengan nasibnya yang tidak jelas, Dia melihat ke atas.
Dia atasnya ada banyak pohon yang besar dan bersih.
Tidak ada sedikit pun kerusakan di setiap pohon itu dan dari atas ada pantulan
sinar matahari melewati daun-daun dan menyinari Dark Elf itu dengan hangat.
Dia tahu kalau dia tidak bisa berbuat banyak lagi dan
ingin mempasrahkan hidupnya begitu saja di hadapan manusia yang mengejarnya.
Setelah terkepung oleh 20 Manusia yang mengejarnya dia
melihat ke arah mereka semua.
Mereka semua mengenakan Armor yang berbeda-beda dan
senjata yang berbeda-beda pula. Mereka tidak kelihatan seperti tentara kerajaan
dan mereka juga tidak kelihatan begitu kuat. Namun yang membuat mereka kuat
adalah jumlah mereka yang banyak dan berhasil menyudutkan Dark Elf perempuan
yang cantik ini.
Dark Elf perempuan cantik ini memiliki penampilan
sebagai berikut.
Dia adalah Gadis Dark Elf yang tidak terlalu pendek maupun tinggi dan
dia sangat cantik dengan kulit Coklat yang bersinar cerah, Rambut Perak panjang
yang mencapai pinggangnya, dan mata Emas besar yang indah, dan suasana yang
elegan dari tubuhnya dapat menggoda siapa pun yang melihatnya.
Jika ada dari mereka yang memiliki pandangan lain maka
suasana Elegannya akan berubah menjadi Suasana kekanak-anakan.
Tubuhnya dibalut Armor hitam, Full-Body namun sangat
terbuka dan memperlihatkan Kulit dan tubuhnya yang Coklat dan sangat indah,
Memperlihatkan pundak hingga lengannya sampai tangannya yang di lindungi dengan
Sarung tangan warna hitam, Memperlihatkan Perutnya, Pahanya yang mulus dan di
bawahnya mengenakan sepatu besi yang ringan, Mengenakan celana ketat yang
sangat pendek yang sedikit memperlihatkan jiplakan pakaian dalamnya, Lalu
seperti jubah di bagian pinggang sampai kakinya namun tidak dari atas tubuhnya
yang berwarna Merah.
Kupingnya berbeda dari Dark Elf yang lain dimana yang
lain panjang sedangkan dia Pendek seperti Half-Elf.
Di lihat darimana pun dia sangat lah cantik dan
menggoda.
Walaupun begitu umurnya adalah 180 tahun.
Para manusia yang mengejarnya kelihatan seperti
Tentara bayaran dan benar saja mereka adalah tentara bayaran yang di tugaskan
untuk memburu Elf dan menagkap mereka sebagai budak untuk diperjual belikan.
Penjualan Budak dan Perbudakan tidak di larang di
beberapa Kerejaan dan mereka akan berkeliling ke setiap Kerajaan yang ada untuk
menjual budak kepada mereka yang menginginkan.
Budak yang di perjualkan adalah seluruhnya wanita dan
dari 2 Ras yaitu Manusia dan Elf baik Elf biasa, High Elf, Forest Elf, dan Dark
Elf. High Elf kebanyakan memiliki harga jual yang paling tinggi karena High Elf
adalah kualitas terbaik yang pernah ada mulai dari Tampang mereka yang cantik
dan tubuh mereka yang indah. Elf juga menjadi langganan terbaik dengan rasio
penjualan yang besar, Para penjual budak sangat untung dari menjual Elf
ketimbang wanita manusia.
Perbudakan atau penjualan budak tidak pandang bulu
dari muda, remaja, hingga yang sudah tua namun masih sehat dan segar.
Ada anak kecil yang di jual dan sering di pergunakan
untuk pekerjaan yang mudah membuat mereka lelah.
Perbudakan juga di gunakan untuk memuaskan nafsu
mereka. Mereka rela membayar berapa pun yang memiliki Kualitas terbaik dari
yang di perjualkan untuk memuaskan nafsu mereka baik Manusia maupun Elf.
Sekarang ini, Dark Elf Perempuan ini dalam kondisi
yang sangat tidak menguntungkannya.
Dia tahu kalau dia tidak akan di bunuh melainkan akan
di tangkap setelah melihat salah satu manusia melumuri semua senjatanya dengan
obat bius yang dapat membuatnya tidak sadarkan diri untuk waktu yang lama.
Reaksi para manusia itu di penuhi dengan senyuman yang
kejam dan di penuhi oleh nafsu. Sepertinya mereka berpikir setelah membiusnya
mereka ingin bersenang-senang terlebih dahulu dengan Dark Elf perempuan ini
untuk memulihkan rasa lelah mereka.
Bagaimana tidak di hadapan mereka ada seorang Gadis
Dark Elf yang sangat cantik dan sangat indah. Bagi mereka yang melihatnya pasti
akan teralihkan pandangannya ke arahnya karena wajahnya yang cantik dan
menawan, Tubuhnya yang indah, Warna coklat yang sangat mulus dan halus pasti
akan memuaskan mereka yang melihatnya.
Sekelompok manusia yang mengejarnya perlahan demi
perlahan mendekatinya dan Gadis Dark Elf ini tidak bisa berbuat banyak lagi
selain pasrah akan nasibnya yang akan datang selanjutnya di depan matanya.
“Aku…Akan di jadikan Budak…”
“…Ya. Itu sudah pasti…”
Gadis Dark Elf itu bergumam penuh dengan nada yang
pasrah.
Dia menarik nafasnya dengan terengah-engah tidak bisa
mengatur nafasnya dengan baik. Tubuhnya yang sedikit lagi akan roboh bagaikan
pohon yang di tebang di tahan olehnya untuk dapat tetap berdiri dengan sisa
tenaganya.
Kakinya bergetar di campur rasa lelah dan ketakutan.
Tangannya yang lemas dan terayun-ayun tidak bisa ia
kendalikan.
Pengelihatanya yang perlahan mulai hilang dan buram
dari pandangannya dia paksa untuk tetap sadar agar dapat bertahan lebih lama
lagi melihat nasibnya yang selanjutnya.
Walaupun dia terlihat pasrah dengan hidupnya, Dia
masih ingin melihat kejadian selanjutnya dengan sisa tenaganya.
Apa yang dia lihat hanya sekumpulan Pria yang penuh
dengan Nafsu yang ingin menangkapnya dengan cara paksa dan kekerasan.
Tidak ada lagi pemandangan yang lebih baik daripada
itu.
Walaupun ada banyak pohon-pohon dan tumbuhan di
sekitarnya, Dia tetap tidak dapat melihatnya dengan jelas.
Tidak ada yang bisa menenangkan hatinya dan
perasaannya sekarang ini.
Perasaannya yang penuh dengan rasa Takut setengah mati
tapi dia tidak tunjukkan. Wajahnya yang kelelahan tidak menunjukkan rasa takut
melainkan rasa lelah yang terengah-engah.
Pertahanannya yang sangat terbuka seolah-olah dia
mengatakan “Sini maju !” membuat kumpulan Pria itu maju secara perlahan dan
hati-hati mewaspadai tindakan dari Dark Elf yang tersududkan itu.
Walaupun Dark Elf itu sudah tersudutkan, Mereka tetap
berhati-hati karena setelah melihatnya berhasil menghadapi puluhan pasukan yang
datang melawannya sebelumnya dan berlari dengan cepat dengan lukanya yang
banyak membuat mereka lebih berhati-hati menghadapinya dan menangkapnya.
Mau bagaimana pun mereka berpikir kalau Dark Elf ini
sangat lah kuat dan secara Individu mereka bukanlah tandingan dari Dark Elf ini
namun jika mereka bersama mereka jadi lebih kuat untuk melawan satu orang saja
yang mereka kepung.
Level kekuatan mereka secara individu sekitar 8-15 dan
itu sangat lah lemah untuk Dark Elf di depan mereka namun mereka ada banyak
jadi mereka merasa percaya diri akan berhasil menangkapnya.
Sedangkan itu mereka tidak tahu berapa Level kekuatan
dari Dark Elf ini dan kelihatannya dia cukup kuat tapi mereka buang pemikiran
itu setelah melihat kondisi Dark Elf ini yang sudah tidak dapat bergerak lagi.
Mereka dengan penuh percaya diri Terseyum dan tertawa
melihat Dark Elf yang sudah tersudud itu.
Mereka mulai bersiap-siap untuk menyerang Dark Elf itu
langsung tanpa pikir panjang tapi mereka juga harus menahan diri mereka untuk
tidak membunuhnya karena Dark Elf ini memiliki kualitas yang baik dan akan
sangat mahal jika di jual.
Setelah beberapa detik tidak ada perlawanan dan
pergerakan yang berarti dari Dark Elf itu, Mereka tanpa pikir panjang langsung
melompat kedepan menerjang Dark Elf itu.
Gadis Dark Elf itu kemudian melihat ke arah mereka
dengan tampang lelah dan mata yang terbuka setengah.
Apa yang terjadi kepada Dark Elf itu ?
………………………………………………………………….
3 Minggu yang
lalu pada Malam Hari di Hutan yang lebat di salah satu Desa Dark Elf.
Di malam hari yang sunyi dan tenang, Di sebuah danau
yang indah dan airnya yang terpancarkan oleh sinar rembulan malam berwarna biru
memantulkan setiap cahayanya yang indah ke berbagai sudut di tempat itu dan
menyinarinya.
Lalu di danau yang tenang itu, Dari dalam danau ada
yang melompat keluar.
Dia keluar dengan sangat elegan dan indah.
Itu adalah seorang Gadis Dark Elf yang cantik dan
indah.
Dia keluar dengan sangat elegan dimana tubuhnya yang
basah dan indah dia banting kebelakang dengan sangat elegan.
Rambutnya yang berwarna perak panjang basah terlempar
dari bawah ke atas kepalanya dan jatuh kebelakang dengan sangat indah.
Sekarang dia tidak mengenakan apapun. Tubuhnya yang
tidak terlindungi oleh kain dan armor itu sangat lah Indah.
Tubuh dan Kulitnya yang halus dan mulus berwarna
coklat basah karena baru keluar dari
dalam air tersinari oleh sinar Rembulan yang berwarna biru indah semakin mencerahkan
dan mengindahkan tubuhnya itu yang memantulkan sinar rembulan yang
menyinarinya.
Sepertinya dia sedang mandi malam.
Dengan tenang dia merasakan air yang membasahinya dan
mengalir di tubuhnya sambil menutup matanya.
Lalu dari jauh dia mendengar suara langkah kaki yang
kecil datang menghampirinya.
Ada satu langkah kaki kecil yang mendatanginya dengan
cepat yang sepertinya itu langkah larian anak kecil.
Dia tidak takut dan tidak panik dia justri melihat ke
sumber suara dengan santai dan dengan mata yang santai juga.
Ekspresinya yang tenang dan santai perlahan melihat ke
arah sumber suara di sebelah kirinya.
Lalu dari sumber suara muncul seseorang.
Itu adalah seorang anak kecil.
Anak kecil Dark Elf perempuan.
Dia terlihat sangat kecil seperti anak berumur 7
tahun. Tapi dia seorang Dark Elf yang pastinya Umurnya tidak sesuai dengan
tubuhnya yang seperti anak kecil berumur 7 tahun.
Dia memakai pakaian yang terbuat dari kain berwarna
Coklat yang menetupi seluruh badannya sampai Kakiknya.
Anak kecil itu mendatangi Gadis Dark Elf itu dengan
ekspresi yang imut.
“Kak Larla, Kak
Larla”
Anak kecil itu memanggil Gadis Dark Elf itu yang
berupa kakaknya dengan imut.
Gadis Dark Elf itu masih dengan ekspresi yang tenang
dan santai membalas panggilan Adiknya.
“Hmm, Ada apa Likhalri ?”
“…Kenapa kau belum tidur sekarang ? Ini sudah larut
malam”
“Aku baru teringat sesuatu yang menarik”
“Jadi kau tidak bisa tidur karena terus memikirkannya,
Begitu”
“Hehe, Begitulah”
Kakaknya tersenyum dengan santai setelah mendengar
alasan adiknya itu.
Dia kemudian memiringkan kepalanya dan mengulurkan
tangannya berusaha menggapai adiknya.
Dia kemudian memegang kepala adiknya dan mengelusnya
dengan lembut.
“Kau datang dari rumah hanya ingin memberi tahu ku
tentang sesuatu yang menarik itu”
“Ya, Begitulah”
“…Aku pikir Kakak akan mendengarkannya”
“Ehh, Begitukah”
Lalu kakaknya melepaskan tangannya dari kepala adiknya
dan dengan perlahan keluar dari danau itu.
Dia berjalan dan keluar dengan sangat indah. Tubuhnya
yang sangat Langsing dan ada banyak lekukan yang sangat indah membuat setiap
pergerakannya menjadi sangat indah dan mengundang perhatian orang lain.
Ditambah lagi dengan kondisi tubuhnya sekarang yang
telanjang tidak di tutupi apa-apa dan benar-benar terbuka.
Dia keluar dari air sambil di pandangi oleh adiknya
yang wajahnya memerah.
“Kakak sangat cantik”
Adiknya memuji kakaknya yang baru saja keluar dari
air.
“Begitukah. Terima kasih, Likhalri”
“Hehe, Jika aku sudah besar aku ingin memiliki tubuh
sama seperti kakak”
“Giggle…Kau masih memiliki 100 tahun lagi untuk lebih
memperindah tubuhmu”
“…Mungkin saja akan lebih bagus daripada Kakak”
“Benarkah…Tidak…Itu tidak boleh…”
“Hmmm, Kenapa begitu, Bukannya kau bilang ingin sama
seperti kakak ?”
“Memang, Tapi aku tidak ingin melebihi kakak”
“…Kakak itu adalah Dark Elf tercantik dan terindah di
Desa”
“…Aku tidak ingin mengalahkan kakak”
“Ehh, Walaupun hanya sebatas Desa”
“Tidak…Bahkan Forest Elf yang sering berkunjung juga
mengatakan kalau Kakak adalah Dark Elf yang paling cantik dari semua Dark Elf
yang ada”
“…Itu artinya Kakak adalah Dark Elf tercantik di
dunia”
“Giggle…Begitukah. Terima kasih ya, Likhalri”
Sambil berbincang dengan adiknya itu, Gadis Dark Elf
itu mengambil berupa kain yang lembut untuk mengeringkan tubuhnya.
Dia mengelap setiap tubuhnya yang basah dari setiap
sisi ke sisi yang lain.
Setelah tubuhnya kering, Dia kemudian mengeringkan
rambutnya dengan kain lembut itu.
Adiknya yang terus memandanginya dengan mata yang
melebar seperti ingin terlepas dan dengan pipinya yang berwarna merah takjub
melihat kecantikan dari kakaknya itu.
Setelah tubuh Gadis Dark Elf itu kering, Dia kemudian
mulai mengenakan pakaian.
Dia mengenakannya dengan sangat santai dan tenang
tidak terburu-buru.
Pakaiannya justru sangat terbuka dimana terlalu memperlihatkan
kulitnya mulai dari Pundak hingga lengan dan tangan, Perutnya, Lalu celananya
yang pendek dan ketat memperlihatkan Pahanya yang halus.
Dia memang pantas di sebut sebagai Dark Elf tercantik
dan terindah yang pernah ada.
Adiknya masih melihat dengan kagum kakaknya itu.
“Kalau begitu, Ayo kita kembali ke rumah”
“Eee, Baik. Ayo”
Kakaknya pun memegang tangan adiknya dan bersama
mereka berdua pulang kembali ke rumah mereka.
Di jalan mereka saling mengobrol untuk memakan waktu.
“Omong-omong, Apa yang kau pikirkan sebelumnya ?”
“Eeeee, Ahahaha, Maaf aku jadi lupa”
“Hmm, Kenapa begitu ?”
“…Bukankah kau jauh-jauh datang hanya untuk itu”
“Ya, Tapi aku jadi lupa setelah melihat kecantikan
kakak. Hehehe”
Larla Tersenyum manis ke arah adiknya.
“Kamu ini…Apakah tidak ada yang lain selain mengenai
Kakak ?”
“Tidak. Tidak ada. Kakak yang paling sempurna dari
semuanya”
“Sempurna ya….Menurut kakak, Kakak tidak se Sempurna
itu kok”
“Tidak. Kakak itu sempurna. Sangat Sempurna”
“Bagaimana Bisa ?”
“Kakak itu cantik, Berbakat, dan sangat kuat”
“…Bukan hanya yang paling cantik namun juga yang
paling kuat”
“Kakak tidak terlalu kuat kok”
“Kakak kuat. Cantik dan sangat Kuat. Bahkan Level
kekuatan kakak sudah berhasil melebihi batas kekuatan Normal Dark Elf”
“Level kakak hanya 66 saja dan itu bagi Kakak masih
belum cukup kuat di bandingkan 8 Pahlawan Legendaris dan 3 Pahlawan terkuat
manusia”
“Level 66 itu sudah kuat Kak, Bahkan itu setara dengan
level Monster Legendaris”
“Monster Legendaris, ya…Padahal yang Kakak lakukan hanya
terlalu berlebihan dalam berlatih tapi bisa sampai sejauh ini”
“Apa menurut Kakak, Kekuatan Kakak masih dapat
berkembang lagi ?”
“Semua makhluk hidup selalu dapat berkembang lagi dan
lagi bahkan menjadi lebih kuat dari diri mereka yang sebelumnya”
“Apa menurut kakak, Aku bisa menjadi lebih kuat ?”
“Ya, Tentu, Tentu Saja. Kau pasti bisa melewati Kakak”
Likhalri Mengembungkan pipinya dengan imut.
“Hmmmp, Sudah ku bilang aku tidak ingin melewati
kakak”
“Giggle…Kalau begitu mendekati Kakak”
“Ahaha, Itu lebih baik. Aku akan menjadi seperti Kakak
dan mendekati kakak”
“Em, Kalau begitu berjuang lah”
“Ya, Tentu...Aku Sayang Kakak”
Perkataan Adiknya membuat hatinya menjadi tenang dan berbunga-bunga.
Siapa dia ?
Dia adalah Dark Elf tercantik yang pernah ada dan mungkin
terkuat sejauh ini.
Larla Lolvrath.
Seorang Dark Elf, Berumur 180 Tahun, Umur Fisik 18
Tahun, Umur Mental 15-17 Tahun.
Level Kekuatan 66+ (Berhasil melewati batas kekuatan
Normal)
Ahli dalam berbagai bidang.
Kelasnya adalah Memanah, Berpedang, dan Tombak.
Larla sangat ahli dalam memanah dimana dia tidak
pernah meleset satu tembakan pun, Bahkan setiap kali dia memanah dia bisa tidak
melihat Targetnya dan selalu mengenainya. Perhitungannya dalam memanah adalah
bakat yang sangat hebat untuk Ras Elf, Bisa di bilang dia adalah Pemanah
terbaik dari semua Dark Elf dan Elf yang ada.
Larla bisa memanah sambil menutup matanya.
Dari jarak dekat dia sangat hebat dalam menggunakan
Tombak dan Pedang. Dia sangat lincah jika berurusan dengan pergerakan dimana
dia bisa menghindari setiap serangan yang datang ke arahnya dengan mudah.
Walaupun terkedang ada yang bisa mengenainya, Dia masih bisa menggerakkan
tubuhnya dengan lincah.
Terlepas dari teknik bertarungnya, Dia juga sangat
ahli dalam menggunakan Ilmu Sihir.
Dia dapat menggunakan Ilmu Sihir Tingkat 4 dan dia
sudah mempelajari banyak sekali Ilmu Sihir Level 4. Ada yang untuk menyerang
dan ada juga yang untuk bertahan dan juga Support, Larla dapat menggunakan
sihirnya dengan mudah dan merapalkan Mantranya dengan sangat cepat.
Larla Lolvrath adalah Dark Elf yang paling Multi
Talenta dari semuanya.
Selain bertarung, Larla juga sangat ahli dalam
Berburu, Pekerjaan Rumah, Memasak, Menunggangi Kuda, Berlari dengan cepat,
Melompat tinggi, Pandangan dan pengelihatan yang tajam, dan Insting yang kuat
dan tajam.
Larla Lolvrath, Juga terkenal sangat cepat belajar.
Dia bisa belajar dengan cepat hanya dengan melihat seseorang mempraktekan
sesuatu kepadanya dan bahkan Larla bisa menjadi lebih hebat ketimbang Orang
yang mempraktekkannya atau yang mengajarinya.
Larla terlahir dengan berbagai macam bakat dan bakat
itu selalu dia olah dan dia asah agar menjadi sangat berguna untuknya.
Dia juga terlahir dengan Tubuh dan Tampang yang sangat
Indah dan Cantik.
Larla Lolvrath juga sangat baik dan perhatian dimana
dia menyanyangi adik dan keluarganya juga dia sangat menyanyangi Penduduk Desa.
Larla terkenal ramah kepada Rasnya yaitu Elf, Dark
Elf, dan Forest Elf. Namun Larla tidak begitu suka terhadap High Elf yang
sombong. Dia lebih suka High Elf mati membusuk atau tertangkap dan di jadikan
budak, Itu membuatnya senang.
Walaupun terkenal ramah dan baik hati, Larla memiliki
masalah dalam berinteraksi dengan Manusia.
Larla memandang manusia dan menilainya berdasarkan
sifat mereka dan jika menurut Larla mereka cocok dengan kategorinya maka dia
bisa mengakui manusia itu. Tapi jika Larla melihat manusia itu sangat busuk
sampai ke sifatnya, Larla tidak segan-segan untuk melukai atau bahkan
membunuhnya.
Kenapa dia bisa segitu benci terhadap manusia ?
Itu karena Larla pernah melihat Kaum dan Rasnya di
tangkap dan di jadikan budak oleh manusia. Dia selalu melihat nasib mereka yang
selalu berakhir menjadi buruk dan bahkan beberapa dari mereka harus mati di
tangan manusia.
Alasan kedua adalah Larla yang melihat atau mengakui
manusia yang berusaha cukup keras untuk berkembang. Dia pernah melihat manusia
yang sebelumnya bukan apa-apa dan kemudian menjadi lebih hebat dari dirinya
yang sebelumnya, Walaupun tidak terlalu besar tapi perubahan dari manusia yang
di lihat Larla sangat lah penting.
Ini membuat Larla sedikit termotivasi dan membuatnya
berlatih lebih giat dan meningkatkan segala kemampuannya.
Karena latihannya, Larla justru menjadi semakin kuat
dan lebih kuat yang bahkan tanpa dia sadari dia berhasil melebihi batas
kemampuan Normalnya.
Pagi Hari di
Desa Dark Elf di dalam Hutan yang Besar dan Lebat.
Larla Lolvrath terbangun dari tidurnya setelah
wajahnya yang tersinari oleh Cahaya mentari pagi yang sejuk.
Dia tertidur tanpa mengenakan pakaian sama sekali.
Entah apa maksudnya tapi dia sudah melakukan ini sejak dulu.
Setelah terbangun dia membuka jendelanya agar Cahaya
mentari pagi dan Udara pagi yang sejuk dan segar masuk ke dalam kamarnya.
Sambil menutup matanya, Larla merasakan cahaya mentari
yang hangat dan sejuk itu dengan wajahnya.
Larla juga merasakan udara sejuk yang berhembusan ke
wajahnya.
Sangat sejuk dan hangat, Sinar mentari pagi yang
terpantulkan oleh daun-daun pohon di atas dan Udara pagi hari yang di hasilkan
oleh Pohon-pohon besar di sekelilingnya, Membuat Larla terbangun dan memotivasi
pagi harinya.
Larla merenggangkan tubuhnya yang Fleksibel membuat
tubuhnya melengkung kebelakang. Dia melebarkan lengannya kesamping lalu
menariknya keatas.
Apa Larla tidak punya malu ? Dia tidak mengenakan
pakaian sama sekali dan dia merenggangkan tubuhnya di depan jendela kamarnya.
Mungkin saja ada orang yang melihatnya tapi membiarkaanya menganggap kalau ini
selalu terjadi di desanya.
Larla keluar dari ranjang tidurnya lalu mengenakan
pakaiannya yang biasa ia pakai.
Setelah berpakaian dengan rapih, Larla mengambil ke
tiga senjatanya, Panah dan anak panahnya, Pedang, dan Tombak lipatnya.
Sehabis senjata, Larla mengambil tas sempang dan
memakainya di pinggangnya.
“Kakak, Sarapan sudah siap”
Dari bawah, Adik dari Larla memanggilnya dan
memberitahunya kalau sarapan pagi sudah siap.
“Ya, Aku akan segera turun”
Dengan semangat Larla membalas adiknya.
Larla kemudain turun ke lantai 1 dengan melompat dari
atas tidak dengan menuruni tangga yang ada persis di sebelahnya.
“Larla, Kau melakukannya lagi”
“Selamat pagi Ibu”
“Sudah Ibu bilang jangan lompat dari lantai 2 begitu
saja. Itu mengejutkan semuanya”
Ibu dari Larla sudah berulang-ulang kali mengingatkan
Larla namun Larla selalu mengulangnya lagi dan lagi.
Ibunya mengenakan Pakaian yang terbuat dari kain
bertangan pendek dan rok panjang sampai atas mata kaki berbahan kain berwarna
coklat muda.
“Giggle…Benarkah ? Sepertinya tidak”
“Kau ini…Ayah juga terkejut kan”
“Kalau Ayah sudah tidak lagi, Bagi Ayah itu sudah
biasa untuk seorang pemburu yang hebat seperti Larla”
“Ayah juga !?”
“Hehe, Terima kasih Ayah dan Selamat pagi”
“Ya, Selamat pagi juga”
Setelah menyapa kedua orang tuanya, Larla dengan
santai menyampiri meja makan dan duduk di salah satu kursi yang kosong.
Ayahnya sudah lengkap pakaiannya untuk berburu atau
mungkin untuk pergi kesuatu tempat dengan Mantel yang cukup besar untuk
menutupi tubuh dan tudung yang dapat menutupi telinga panjang milik Dark Elf.
“Sarapannya sudah siap”
Adik Larla yang menyiapkan makanan keluar dari dapur
dan memberikan setiap orang jatah makanan mereka.
Tidak ada makanan seperti daging, Di meja makan mereka
hanya mempersediakan Sayur-sayuran dan Sup.
Kebanyakan bangsa atau Ras Elf memakan Sayur–sayuran
tapi untuk Desa Dark Elf milik Larla yang kebanyakan profesinya adalah seorang
pemburu, Mereka juga bisa memakan daging hewan dan terkadang menjualnya ke kota
seberang hutan.
Larla memakan
makanannya dengan tenang dan menghabisinya.
Sedangkan adik perempuannya memakan makanan dengan
sangat cepat dan berantakan membuat mulut dan wajahnya menjadi kotor.
“Likhalri, Jangan makan terlalu terburu-buru. Itu
tidak sopan”
Larla mengingat kan adiknya.
“Habisnya aku ingin cepat-cepat kembali mempelajari
sihir terbaruku”
“Hmm, Begitukah. Apakah itu yang kau pikirkan
semalaman ?”
“Ee, Emmm…Tidak. Bukan apa-apa…”
Dengan gugup dan ekspresi yang membuang muka secara
perlahan, Likhalri melanjutkan makannya dengan tenang.
“Begitukah. Baik lah kalau begitu”
Larla tersenyum dengan manisnya setelah mendengar
alasan adiknya yang jelas sekali adiknya berbohong dan berusaha menutupinya
tapi Larla tidak ingin menggoda adiknya dan membiarkannya.
“Apa kau juga ingin berlatih habis ini, Larla ?”
“Sepertinya tidak, Tidak ada yang ingin ku pelajari
hari ini, Ayah”
“Kalau begitu bagaimana jika kau ikut dengan rombongan
Ayah ke kota untuk menjual daging yang kita buru kemarin ?”
“O-Oi…Membiarkan Larla ikut ke kota dengan mu itu
sangat berbahaya”
“…Kita semua tahu kalau kota seberang tidak
mengizinkan Elf dan Demi-Humans lainnya untuk masuk walaupun kalian pergi
dengan mengenakan jubah dan mantel tapi itu masih cukup berbahaya”
“…Terutama untuk Larla”
“Ada apa Bu ? Kita semua di Desa juga tahu akan hal
itu tapi kita semua juga tahu kalau Larla sangat lah kuat.”
“…Dia berhasil melewati batas kekuatan Normal para
Dark Elf dan sekarang memiliki Level kekuatan terbesar di antara kita semua”
“Dan Kakak sangat Cantik”
Adiknya memotong pembicaraan dan menambahkan.
“Itu yang membuat Ibu tambah cemas untuk mengizinkan
Larla pergi ke Kota”
Larla yang mendengar keluarganya yang saling beragumen
tentang dirinya hanya bisa tertawa kecil dan tersenyum.
“Kenapa Ibu harus cemas, Di kota ada toko sihir yang
dimana pemiliknya sangat ramah kepada kita dan dia memperboleh kan Larla untuk
masuk”
“…Hanya dia manusia pertama di kota itu yang
mengetahui tentang kita dan merahasiakan keberadaan kita di kota itu. Jadi Ibu
tidak perlu khawatir”
“Dari ratusan penduduk di kota itu hanya ada satu yang
ramah terhadap kita tapi tetap saja yang lainnya tidak”
“Ibu ini, Kenapa baru sekarang mempermasalahkan Larla
yang pergi ke kota ?”
“…Bukan kah Ibu sebelumnya mengizinkan Larla untuk
pergi ke kota dan bertemu si Kakek penjual barang sihir itu. Kenapa Ibu baru
cemas sekarang ?”
“Soalnya kemarin Ibu pergi ke kota untuk membeli
beberapa persediaan dan melihat rombongan pemburu yang-“
“Aaaa, Ya Ya, Ayah mengerti Ayah Mengerti. Kalau
begitu lebih baik Larla tidak usah ikut ke Kota hari ini”
Ibunya belum menyelesaikan bicaranya namun langsung di
potong oleh sang Ayah.
“Memangnya ada apa di kota ? Pemburu ?”
Likhalri yang penasaran bertanya kepada kedua Orang
tuanya dengan raut wajah yang penasaran.
“Ahaha, Tidak. Bukan apa-apa. Maksudnya itu Pemburu
yang sama seperti kita tapi mereka adalah Pemburu manusia. Ahaha”
Ayahnya berbohong dalam menjawab pertanyaan Likhalri.
“Ohhh. Begitu kah. Jadi Ibu khawatir soal Kakak yang
nanti marah dan cemberut kepada Manusia itu”
“Ah, Ya, Begitulah”
“Aha, Aku paling suka kalau melihat wajah Kakak yang
cemberut. Itu sangat lucu”
“Likhalri, Kau ini, Sangat suka sekali melihat Kakak
yang seperti itu ya”
“Tidak, Tapi aku menyukai semua sifat Kakak dan setiap
reaksi wajah yang kakak buat”
“…Bagi ku Kakak tidak ada kekurangan sama sekali dan
selalu cocok dengan raut wajah apapun yang Kakak buat. Ehehe”
“Kau ini, Apa tidak ada yang kau tidak suka dari Ku ?”
“Tidak. Tidak ada. Aku menyukai Kakak”
Larla tersenyum dan mengelus kepala adiknya yang
manis.
Ayahnya lalu berbisik kepada Ibunya.
“Ibu, Kenapa Ibu membicarakan hal itu di depan
Likhalri ?”
“…Kalau di depan Larla tidak apa karena Larla sudah
mengerti akan hal Perbudakan tapi Likhalri”
“Maafkan Ibu, Hanya saja Ibu menjadi semakin Khawatir
setelah melihat kemarin kalau yang di tangkap adalah Dark Elf dari Desa di
hutan sebelah”
“Sudah sejauh itu kah mereka berekspedisi !?”
“…Manusia sialan, Kurang ajar. Cepat atau lambat aku
akan membunuh mereka dan membebaskan kaum kita”
“Bagaimana menurut Ayah tentang Larla ?”
“…Apa Larla bisa mengatasinya sendirian ?”
“Ya, Dia jelas bisa”
“…Ayah dan yang lainnya pernah melihat Larla
menghabisi begitu banyak musuh sendirian saat para Bandit menyerang kita di
tengah perjalanan menuju kota”
“S-Sendirian ?!”
“Ya, Dan Larla langsung menghabisinya dalam sekejap
mata. Sendirian”
“Sudah Ibu bilang bukan. Pergi ke kota itu berbahaya”
“Tapi Ayah dan yang lainnya percaya akan keahlian dan
kekuatan Larla”
“…Larla pasti bisa menjadi petarung terkuat di desa”
“Ibu tahu itu. Tapi…Melihat bagaimana Larla yang masih
muda dan di berikan kebebasan yang banyak membuat Ibu lebih khawatir dengan
keadaannya”
“Ya…Ibu memang ada benarnya…Namun kita harus mengakui
kalau Larla sangat lah kuat”
“…Kekuatannya sudah melebihi level kita dan bahkan
sudah setara dengan Monster Legendaris”
“…Jujur saja, Ayah juga ketakutan…Berada di dekatnya
saat sedang bertarung tapi juga merasa aman”
Larla yang melirik ke arah kedua Orang tuanya kemudian
mengeluarkan suara.
“Kalau begitu aku akan berburu saja di Hutan dan jika
hari ini tidak dapat buruan maka Larla akan berlatih di hutan atau berenang di
Danau, Bagaimana ?”
“Ee, Ya…Itu lebih bagus. Kalau begitu Larla tidak
perlu ikut Ayah. Fokuslah dengan buruan mu”
“Ya, Tentu Ayah”
Larla tahu apa yang Ibunya maksud. Itu adalah Pemburu
yang menangkap para Elf dan menjadikannya Budak.
Larla sering melihatnya di Kota saat datang
mengunjungi Kakek yang menjual barang sihir untuk berlatih Sihir.
Setiap kali melihatnya, Larla langsung di penuhi api
amarah dari dalam dirinya.
Larla pernah mendekati mereka dan mencoba untuk
membunuhnya tapi di halangi oleh Kakek yang menjual barang Sihir untuk kebaikan
Larla.
Larla sangat membenci perbudakan, Jika ada orang yang
ia kenal menyukai perbudakan, Larla akan menjauhinya dan tidak takut untuk
melawannya.
Setelah sarapan pagi bersama keluarganya, Ayahnya dan
rombongannya pergi ke Kota seberang untuk menjual buruan dan membeli persedian
kepada seluruh Penduduk Desa.
Larla yang setelah mengucapkan selamat pergi kepada
Ayahnya, Pergi ke Hutan untuk berburu dan berlatih.
Seperti yang dia katakan sebelumnya, Dia sedang tidak
tahu ingin berlatih apa dan perkataannya sebelumnya yang mengatakan dia ingin
berlatih kepada Ayah dan Ibunya adalah kebohongan yang iya buat untuk
mendinginkan keadaan Ayah dan Ibunya.
Larla sekarang sedang bersantai di atas pohon sambil
bergumam sendiri dan sambil menunggu hewan buruan datang untuk di panah
olehnya.
“Yang Ibu tadi maksud adalah Penjual Budak bukan”
“Yang mereka jual pasti Elf dan jika benar Elf apa
yang mereka tangkap ?”
“Jika itu benar Elf maka para Pemburu sudah masuk
kedalam hutan ini”
“Itu sangat berbahaya. Bagaimana mereka bisa memasuki
hutan yang penuh akan Hewan buas dan Monter Hutan yang lebih kuat dari pada
mereka ?”
“Apa mereka menyewa Tentara bayaran dan Petualang ?”
“Tapi setahu ku petualang tidak di izinkan untuk
menerima Permintaan seperti itu dari Klient mereka”
“Lalu apa yang membuat mereka sangat percaya diri
memasuki Hutan besar ini ?”
Di kepalanya Larla terlalu banyak memikirkan hal
tentang Pemburu Perbudakan itu.
Dia berusaha menggelengkan kepalanya menyingkirkan
pemikiran buruknya dan kembali Fokus berburu.
Setelah berjam-jam tidak mendapatkan hasil, Larla
berpikiran untuk berenang di Danau di dekat Desanya.
“Mungkin aku berenang saja di Danau mumpung hari ini
tidak membawakan hasil dan Hari ini matahari juga sangat cerah dan udara sedang
sejuk cocok untuk berenang di siang hari”
Saat Larla ingin turun dari Pohon yang ia tempati
untuk bersantai dan memantau, Dari kejauhan Larla mendengar langkah kaki yang
mendekat.
Dengan sigap Larla menyiapkan Panahnya dan
mengarahkannya ke sumber suara.
“Hewan- Tidak, Manusia. Itu jelas sekali langkah kaki
Manusia”
Larla dengan pendengarannya yang tajam dapat
mengedintifikasi kan kalau langkah kaki yang datang adalah langkah kaki
manusia.
“Aneh, Hanya ada satu langkah kaki. Dia sendirian…Itu
tidak mungkin. Bagaimana bisa manusia dengan mudah memasuki Hutan besar yang
berbahaya ini sendirian ?”
“Itu jelas tidak mungkin”
Langkah yang datang mendekatinya adalah langkah kaki
Orang Dewasa. Dia berjalan dengan pelan dan pasti seolah dia sedang melihat
sekeliling Hutan.
Langkah kakinya semakin dekat dengan Larla dan Larla
dengan sekuat tenaga menarik Anak panahnya dan mengarahkannya ke arah sumber
suara bersiap untuk menembak ketika Orang itu keluar dari balik tumbuhan.
Semakin dekat. Lalu langkah kaki itu berhenti dari
balik Daun besar dan tumbuhan yang menutupinya.
Larla menahan anak panahnya menunggu sosok itu keluar
dan menembaknya. Lalu dari balik tumbuhan itu terdengar suara-
“Permisi Dark Elf muda, Bagaimana jika kau menurunkan
Panah mu dan menyingkirkannya dari ku”
Larla terkejut. Bagaimana bisa orang itu dapat
mengetahui Larla yang bersembunyi di pohon yang tinggi yang sangat susah untuk
diketahui orang-orang tapi dia dapat mengetahuinya dengan mudah.
“Kau tahu Nak, Mengarah kan Anak panah ke arah Nenek
Tua itu sangat berbahaya loh”
Yup, Suaranya itu benar-benar suara seorang
Nenek-nenek yang sudah tua. Dia berusaha
untuk memperingati Larla untuk tidak mengarahkan anak panahnya ke arahnya.
“B-Bagaimana kau dapat mengetahui ku di atas sini ?”
“Itu mudah saja. Kau terlalu banyak mengeluarkan Aura
kekuatan mu”
“Aura kekuatan ku !?”
“Dia tidak main-main. Dari gaya bicaranya Nenek ini
sangat kuat dan dia dapat merasakan Aura kekuatan ku. Dia berbahaya”
Larla bergumam dan lebih menguatkan tenaganya dalam
menarik anak panahnya semakin mewaspadai tamunya tersebut.
“Bagaimana kau bisa datang ke hutan ini sendirian ?”
“Apa kau berkelompok ?”
“Aku tidak berkelompok dan aku ini sangat Ramah. Aku datang
ke hutan ini sendirian untuk mencari tanaman herbal untuk ku bawa berkelana”
“Berkelana ?”
“Kau seorang perkelana ? Apa benar itu ?”
“Ya, Tentu. Aku tidak bohong”
“Untuk apa aku berbohong kepada Gadis Dark Elf
secantik dirimu. Itu sangat tidak perlu”
“…Aku ini hanya seorang Nenek Tua yang berkelana
seorang diri”
“Aku masih tidak mempercayai mu, Manusia”
“Jangan begitu kasar terhadap ku Nak. Aku hanya
seorang Nenek-Nenek yang sudah pensiun dari pekerjaannya dan sekarang mencari
jalan hidup baru”
“Kau pasti berbohong”
“Kenapa begitu ?”
“Kau pasti orang yang mengekspedisi Hutan ini untuk
para Pemburu Budak yang mengincar kita para Elf, Bukan begitu”
“Pemburu Elf…Budak…Jadi itu kenapa di Kota seberang
ada Elf yang di jual sebagai budak ya”
“…Nak, Aku tahu kenapa kau mencurigai ku dan aku tahu
kenapa kau sangat kasar pada ku dan berhati-hati tapi percaya lah, Aku bukan
salah satu dari mereka. Aku bersahabat”
Larla mengerutkan jidatnya dan menyipit kan matanya
bersiap untuk menembak.
“Anak ku, Apa kau harus seperti itu dalam menghadapi
ku ?”
Larla tetap terdiam dan kembali menguatkan tarikannya
bersiap untuk menembak.
Nenek tua itu menghela nafasnya.
“Baiklah. Kalau kau ingin menembak ku. Tembak saja
aku”
“Kau yakin ?”
“Ya, Tentu…Lagi pula aku hanya seorang Nenek yang
sudah sangat Tua”
“Kau bisa mati loh”
“Aku tahu itu…”
“…Aku tahu kalau kau…”
Larla bersiap untuk melepaskan anak panahnya.
“…Sangat kuat…Tapi…”
Larla membuka matanya lebar setelah mendengar
perkataan Nenek itu.
“…Kau tidak lebih kuat dari ku”
Nada bicara Nenek itu menjadi sombong dan mengundang
emosi milik Larla.
Karena sudah tidak tahan lagi, Larla menembakan anak
panahnya tepat ke arah Nenek tua itu.
Anak panah itu melesat sangat cepat dan siapa saja
yang terkena anak panah itu pasti akan tewas begitu saja.
Tapi, Saat anak panah itu ingin mengenai Nenek Tua
itu, Anak panah itu berhenti seolah di tahan oleh sesuatu-Tidak, Lebih tepatnya
di tangkap oleh sesuatu.
Melihat anak panahnya yang tidak sampai pada
targetnya, Larla membuka matanya lebar tidak percaya.
Selama ini tembakkannya tidak pernah di tahan dan
selalu mengenai sasaran, Namun sekarang ini baru pertama kalinya tembakannya
tidak mengenai targetnya.
Larla berteriak-
“Siapa kau sebenarnya ? Tunjukkan dirimu !”
Sambil memintanya keluar dan menunjukkan dirinya,
Larla mempersiapkan untuk tembakan yangke dua.
“Hahaha, Kau benar-benar kuat Nak. Tapi kau terlalu
Naif”
“…Sudah ku katakan bukan kalau aku lebih kuat daripada
kamu”
“…Kau pikir tembakkan yang sama akan berhasil.
Hasilnya akan sama saja, Aku tidak pernah meragukan tembakan mu dan jujur yang
barusan sangat kuat, Tapi masih kurang jika ingin mengalahkan ku”
“…Menyerah lah dan aku akan tunjukan diriku”
Nenek itu yang memperingati Larla kembali dan berjanji untuk menunjukkan Wujudnya
membuat Larla akhirnya menyerah dan menurunkan panahnya.
“Baiklah. Aku menyerah. Kau boleh keluar sekarang”
“Terima kasih anak ku…Kau sangat baik sekali”
Nenek itu pun keluar dari balik tumbuhan yang
menghalanginya dengan Larla.
Benar saja, Yang keluar adalah seorang Nenek yang
sudah tua.
Rambutnya panjang berwarna Putih seluruhnya yang di
kepang kedepan, Kulitnya yang sudah keriput dan berwarna kecoklatan karena
terbakar matahari membuat kulitnya terlihat semakin keriput dan tua, Namun
tubuhnya tegak lurus dan tidak membungkuk sama sekali, Tubuhnya juga terlihat
sangat kuat untuk seorang nenek-nenek.
Nenek itu memakai Pakaian berwarna Perak dan kepalanya
di tutupi oleh tudung dari pakaiannya, Dia mengenakan sarung tangan yang
terbuat dari bahan yang tebal sangat cocok untuk seorang petualang, Di kedua
pinggang dia membawa 2 Pedang yang terlihat sudah sangat tua namun di rawat
dengan sangat baik, Di punggungnya dia membawa tas yang cocok untuk seorang
pengelana sepertinya.
Di lehernya ada seperti Masker yang dia gunakan untuk menutup
Mulut dan hidungnya lalu di atas rambutnya ada Kacamata yang terikat di
kepalanya yang ia gunakan untuk melindungin matanya jika terjadi sesuatu.
Dia tidak terlindungi oleh Armor seolah-olah dia sudah
cukup kuat melindungi dirinya sendiri dengan kekuatannya.
Walaupun tua, Dia terlihat sangat kuat bahkan lebih
kuat dari Larla. Dia menangkap anak panah Larla yang melesat sangat kencang ke
arahnya dengan mudah menggunakan tangan kanannya.
Ini sudah sangat jelas kalau dia terlihat lebih kuat
dari pada Larla, Walaupun belum pasti.
“Kau…Benar-benar seorang Nenek Tua”
“Sudah ku bilang sebelumnya bukan, Anak ku”
“…Aku hanya nenek tua yang numpang melewati hutan ini”
Larla kemudian melompat dari atas pohon turun ke bawah
untuk berjumpa dengan Nenek itu.
Larla kemudian mendekati nenek itu dan mulai untuk
berbincang dengannya.
“Maaf atas perbuatan ku yang tidak sopan kepada Anda”
“Tidak Tidak. Aku juga meminta maaf karena telah
mengganggu mu dan membuat mu emosi”
“Tidak, Aku lah yang salah di sini. Kalau boleh biar
kan aku membalas perbuatan ku yang tidak sopan kepada anda”
“Kalau begitu. Apa boleh aku meminta tempat untuk
bersinggah selama beberapa hari ?”
“…Aku sudah berkelana cukup lama dan sekarang ini aku
ke habisan uang untuk menyewa kamar jadi apa boleh aku tinggal sementara
bersama mu ?”
Larla melihat dengan pasti dari setiap sudut nenek
itu.
“Tidak ada yang mencurigakan darinya. Selain kedua
pedang di pinggangnya dan kekuatannya yang hebat itu, Dia tidak kelihatan jahat
sama sekali”
Larla bergumam sendiri di dalam hatinya.
“Sepertinya tidak masalah. Aku harap penduduk desa
yang lain dapat menerima mu dengan ramah”
“Terima kasih banyak kalau begitu. Aku akan membalas
hutang ku padamu nanti”
“T-Tidak itu tidak perlu, Justru aku lah yang harus
membalasnya dan itu sudah termasuk membalas perbuatan ku yang tidak sopan
kepada mu”
“Begitu kah ? Baiklah. Sekali lagi aku mengucapkan
terima kasih yang sedalam-dalamnya”
“Kalau begitu, Apa nenek ada urusan lain ? Atau Nenek
langsung ingin pergi menuju desa kami ?”
“Tujuan utama ku kesini adalah mencari tumbuhan
Herbal, Namun setelah bertemu dengan mu dan melihat sedikit kekuatan mu,
Bagaimana kalau kita berbincang-bincang terlebih dahulu ?”
“Ya, Aku tidak keberatan. Ada banyak hal yang ingin ku
tanyakan kepadamu Nek”
“Ya, Itu sudah sangat jelas. Aku juga ingin menanyakan
beberapa hal kepada mu”
“Kalau begitu bagaimana kalau kita berbicara di atas
sana. Jika berbicara di bawah akan sedikit berbahaya”
“Tidak masalah untuk ku. Aku bisa lompat setinggi itu
juga”
“Ee…Nenek Bisa ?”
“Tentu. Aku sudah terlatih dengan baik”
“…Kalau begitu ayo”
Nenek itu melompat tinggi dan meraih batang pohon dan
menariknya ke atas lalu memegang batang pohon yang di jadikannya tempat untuk
duduk lalu duduk di atasnya.
Larla terkejut melihatnya. Matanya melebar seakan
tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
“Ayo Nak, Aku sudah sampai”
“Haha, Kau memang nenek-nenek yang penuh dengan
kejutan”
Larla pun menyusulnya dengan melompat tinggi dan
menendak batang pohon agar sampai ke atas tempat dimana Nenek itu duduk.
Setelah sampai dan duduk bersama Nenek itu, Mereka mengobrol
bersama di atas pohon tanpa ada yang menggangu.
“Sebelumnya boleh kah saya bertanya Nama anda ?”
“Nama ku ya…Hmmm…Bagaimana kalau kau panggil aku ‘Si
Tua Pengelana’, Bagaimana ?”
“Si Tua Pengelana ?”
“Kenapa ?”
“Apa yang membuat mu menyembunyikan nama mu Nek ?”
“Yaa, Ada beberapa alasan tapi alasan utamanya aku
ingin sesekali di panggil seperti itu”
“Ahh, Rupanya begitu”
“Baiklah itu tidak menjadi masalah untuk ku”
“Pasti ada alasan yang penting mengapa kau
menyembunyikan namamu Nek”
“…Kalau begitu biarkan aku memperkenalkan diri ku
kepadamu”
Larla mulai memperkenalkan dirinya kepada Nenek tua
itu.
“Namaku Larla Lolvrath, Aku bisa di kenal sebagai yang
terkuat di desa ku”
“Aa, Itu tidak di ragukan lagi”
“Dan juga umurku 180 tahun. Itu berarti aku lebih tua
daripada mu Nek”
Dengan nada yang meledek namun terdengar ramah, Larla
menyebutkan umurnya tanpa malu ke Nenek itu.
“Hahahaha, Sudah ku bilang kau terlalu Naif Nak”
“Eh, Kenapa begitu ?”
“Karena sebenarnya, Aku ini lebih tua darimu”
“Ahaha, Nek, Memang benar jika umur Elf yang berumur
180 tahun itu memilik Umur fisik 18 tahun dan umur mental 15-17 tahun, Tapi
jangan hitung seperti itu dalam perhitungan normal Manusia”
“Tidak Tidak Tidak, Aku benar-benar serius. Umur ku
lebih tua darimu”
“Ahaha, Itu tidak mungkin…Tidak mungkun…Mungkinkah…?”
“Apa aku terlihat berbohong ?”
Larla memandang matanya dengan serius berusaha mencari
kebenarannya. Dan benar saja, Nenek itu tidak berbohong. Nenek itu mengatakan
yang sesungguhnya.
Berapa umur Nenek itu ?
“T-Tidak. Nenek tidak berbohong sama sekali. Kalau
begitu, Berapa umur nenek yang sebenarnya ?”
“Umur ku 250+ Tahun, Dan aku tidak berbohong sama
sekali”
“2-250+ T-Tahun…B-Bagaimana bisa ?”
“…Padahal Nenek terlihat seperti Nenek Tua berumur 60+
tahun”
“Sihir anak ku,…Sihir”
“Sihir ?”
“…Nenek pandai menggunakan sihir ?”
“Ya, Tentu, Asal kau tahu saja Nak, Aku ini bisa
menggunakan sihir tingkat 5”
“Tingkat 5 !...Hebat…Nenek bisa menggunakan sihir
Level 5…Nenek pasti dulunya adalah orang yang hebat”
“Ahaha, Terima kasih Nak, Ya, Memang benar dulu aku
ini salah satu orang yang penting. Namun itu sudah sangat lama. Sangat sangat
Lama sekali”
“Apakah, 200 tahun yang lalu ?”
“Ya, Sekitar itu”
“Hebat…Lalu dengan sihir Nenek, Nenek memperpanjang
umur Nenek”
“Ya, Dengan sihir yang ku buat yaitu [Eternal Life]
aku dapat hidup lebih lama. Namun tubuh mu akan sama persis pada tubuh mu saat
kau mengaktifkannya”
Sihir [Eternal Life] adalah sihir tingkat 5 yang
membuat penggunanya dapat hidup lebih lama dari yang seharusnya. Sihir ini di
buat sendiri oleh Nenek Tua Si Pengelana yang membuatnya sampai sekarang ini
masih tetap hidup sampai umur 250+ tetapi terjebak di tubuhnya yang berumur
60+.
“Kalau begitu, Kenapa Nenek tidak menggunakannya saat
Nenek masih muda ?”
“Dulu saat Nenek masih muda, Nenek bukan lah
siapa-siapa melainkan hanya seorang Magic Caster dengan sihir tingkat 3 dan
waktu itu Level kekuatan Nenek hanya sekitar 28-29. Nenek masih sangat lemah”
“Lalu apa yang membuat Nenek menjadi lebih kuat
sekarang ?”
“Nenek dan ketujuh teman Nenek berkelana bersama,
Berpetualang sebagai seorang petualang yang tidak terikat oleh Guild petualang
dan memburu monster bersama yang tidak terikat dengan Guild Hunter. Kami semua
menjadi lebih kuat bersama dan berlatih bersama”
“…Kami mengumpulkan pengalaman berpetualang kami
bersama dan tanpa kami sadari Level kekuatan kami semua bertambah. Nenek yang
dulunya hanya level 28-29 tiba-tiba berubah menjadi lebih tinggi dan itu terus
berlanjut”
“Luar biasa. Berapa lama Nenek berpetualang bersama
teman Nenek ?”
“Mungkin sekitar 45 tahun kita berpetualang bersama
dan ada banyak hal yang kami lewati bersama”
“Jika kejadian itu sekitar 200 tahun yang lalu, Jadi
apa kah Nenek ikut dalam perang melawan Evil Deties dan Demon Lord ?”
“Hm, Hahaha, Kau tahu banyak ya nak”
“Ya, Begitulah, Ada banyak yang kami lalui sampai kami
berdelapan harus menghadapi Evil Deties bersama”
“…Namun untuk Demon Lord, Bukan kami yang
menghadapinya. Dia sedikit lebih kuat dari penggabungan kekuatan kita
berdelapan”
“Apakah teman-teman nenek sekuat itu semua ?”
“Ya, Begitulah, Yang paling kuat adalah Petarung yang
paling lemah dulunya dari kelompok Nenek”
“…Dia bahkan dulu kesusahan dalam menghadapi Goblin
tapi dia sangat berbakat dan setelah terus berlatih dan berlatih dan berusaha
terus menerus, Dia menjadi yang paling kuat dari kita semua. Dia bahkan di
tunjuk oleh salah satu petarung terkuat kita sebelumnya untuk menjadi Kapten
kelompok kami”
“Hebat, Ternyata benar jika manusia yang berlatih
dengan giat dan penuh usaha bisa melewati batasnya”
“…Lalu bagaimana keadaannya sekarang ?”
Nenek itu terdiam sejenak dan melihat kebawah dengan
wajah yang sedih.
Larla yang menyadari akan pertanyaannya yang bodoh dan
salah langsung menyesal kepada Nenek itu.
“Aa, Maaf kan aku, Aku tidak tahu kalau kejadiaannya
seperti itu, Maafkan aku atas kebodohan ku dan pertanyaan ku yang bodoh ini”
“Tidak Tidak, Kau tidak perlu meminta maaf”
“…Orang bodoh itu mati saat berusaha menyelamatkan
teman kami yang di serang oleh salah satu Evil Deties. Tubuhnya tertusuk oleh
serangan Evil Deties tapi dia masih memaksakan untuk bertarung”
“…Lalu teman kami yang dulunya yang paling terkuat
membalas serangan Evil Deties itu dan membunuhnya sekali tebas”
“…Setelah pertarung bersama pasukan Evil Deties dan
Demon Lord, Orang itu menghembuskan nafas terakhirnya. Kami mendengarkan
permintaan terakhirnya sebelum dia Meninggal dan permintaannya itu sangat
menyakitkan kami semua”
Setelah mendengar cerita yang menyedihkan itu, Larla
merasa sangat bersalah karena menanyakan pertanyaan yang membuat Nenek itu
mengingat ingatannya yang menyedihkan.
Tapi Larla juga ingin tahu bagaimana nasib
teman-temannya yang lainnya tapi menanyakan itu sangat tidak sopan setelah
mendengar cerita barusan.
“Sekali lagi aku minta maaf yang sebesar-besarnya
karena telah membawakan ingatan yang buruk kepada anda”
“Tidak, Kau tidak perlu minta maaf. Aku justru merasa
sedikit agak lega”
“Kenapa begitu ?”
“Sudah sangat lama sekali aku bisa bercerita tentang
masa lalu dengan seseorang, Walaupun dia baru saja ku kenal tapi beban itu
akhirnya terangkat”
“Apa nenek tidak pernah lagi bertemu teman-teman nenek
?”
“Haha, Setiap kali bertemu kita tidak berani
membicarakan tentang si Bodoh itu dan selalu berakhir canggung karena umur kita
yang benar-benar tua”
“Apa mereka juga menggunakan sihir yang sama seperti
nenek ?”
“Ya, Aku mengajari mereka sihir [Eternal Life] agar
mereka yang memiliki umur yang tidak banyak dapat hidup lebih lama”
Jika teman-teman nenek itu dapat menggunakan sihir level
5 [Eternal Life] itu artinya teman-temannya juga sama kuatnya dengan Nenek itu.
“Eeeh, Mereka pasti keriput sama kaya nenek”
“Ahahaha, Itu yang membuat ku iri anak ku”
“Hmm ?”
“Asal kau tahu saja, Beberapa dari kami masih sangat
muda dan saat ku ajari mereka sihir level 5 [Eternal Life] mereka
menggunakannya saat umur mereka masih cukup muda”
“…Ahahaha, Sedangkan aku baru menguasainya saat umurku
di 60-an, Bukan kah itu lucu”
“Giggle…Benar sekali”
“Dan sekarang ini aku bertemu dengan Gadis yang bahkan
lebih cantik dari diri ku dan beberapa teman-teman ku dulunya saat masih muda”
“Giggle…Nenek ini, Tapi terima kasih atas pujiannya,
Aku tersanjung”
“Kau pasti selalu kewalahan saat ada yang memanggil mu
Cantik bukan”
Larla tersipu malu dan wajahnya memerah karena ucapan
nenek itu.
“E…Ya…Begitulah…”
“Ahahaha, Kau yang sekarang ini justru tambah Cantik
dan imut lagi, Sudah beratus tahun lebih aku tidak melihat pemandangan ini”
“Hmmm…Kau sama saja dengan adik ku”
Larla mengembungkan pipi kirinya dan cemberut manis ke
si Nenek itu.
“Adik mu pasti sangat menyayangi mu jika dia sampai
seperti itu”
“E, Ya…Dia sangat terobsesi pada ku dan selalu
berharap bisa mendekati ku”
“Mendekati ? Bukannya mlampaui ?”
“Dia selalu berkata kalau dia hanya ingin mendekati ku
tapi tidak ingin melewati ku dengan alasan kalu aku ini sudah sangat sempurna,
Padahal aku ini masih butuh banyak perkembangan”
“Perkembangan kah…”
“Anak ku, Kalau boleh jujur aku ingin mengatakan sesuatu
padamu”
“Ya, Tentu, Apa itu ?”
Nenek tua itu tersenyum tajam dan matanya menjadi
serius.
“Kau…Masih bisa lebih kuat lagi”
Larla terkejut mendengarnya. Matanya melebar seakan
ingin terlepas dari tempatnya, Mulutnya yang terbuka sedikit karena perkataan
Nenek itu, Jantungnya yang berdegup kencang bisa terdengar jika tidak segera
Larla tahan dan menyentuh dada sebelah kirinya untuk menenangkan diri.
“A-Apa maksud anda ?”
“Anak ku, Kalau di lihat dari sihir pendeteksi
kekuatan milik ku”
[Power Calculation] Sihir Tingkat 5 keatas yang
memperbolehkan penggunanya untuk melihat dan menghitung seberapa besar kekuatan
yang dimiliki Orang yang dia lihat.
“Level kekuatan mu adalah 66+, Tingkatan Sihir mu 3,
kau alih dalam Memanah juga memiliki Serangan Fisik yang kuat, Serangan jarak
jauh yang kuat juga, dan kau juga sangat berbakat, Kau memiliki banyak bakat”
Larla menelan ludah karena mendengar semua perkataan
Nenek itu benar.
“Dan anak ku, Biar ku perjelas satu hal lagi…”
“…Kau dapat melebihi ku”
Larla semakin terkejut. Matanya menjadi lebih lebar,
Larla menutup rapat mulutnya dan menggeretakkan giginya, Jantungnya semakin
berdegup kencang dan di tahan olehnya yang memegang dadanya.
“A-Aku…Bisa melampaui mu ?”
“Ya, Tentu, Bagaimana ?”
“B-Bagaimana apanya ?”
Dengan gagap dan penuh kebingungan, Larla berusaha
untuk bertanya kepada nenek itu dan mencari tahu apa maksudnya.
“Bagaimana jika aku melatih mu ?”
“…Akan ku tingkatkan Tingkatan sihir mu menjadi level
5 dan akan ku tingkatkan Level kekuatan mu menjadi lebih kuat dari ku,
Bagaimana ?”
“…Aku…Aku tidak tahu…Aku…”
“Belum pernah ada orang sebaik anda saat menyinggung
kekuatan yang ku miliki”
“Semua orang selalu bilang aku sudah yang paling kuat
dan sudah sangat sempurna jadi tidak perlu lagi meningkatkannya. Tapi anda…Anda
berbeda…Anda manusia pertama yang mendukung ku dan manusia kedua yang sangat
ramah dan baik padaku”
“Begitu kah, Aku senang mendengarnya. Lalu siapa yang
pertama ?”
“Seorang kakek-kakek penjual Barang Sihir di kota
sebrang. Dia selalu membiarkan ku masuk ke tokonya dan dia orang pertama yang
merahasiakan kami para Dark Elf masuk ke kota”
“Ah, Begitu ya”
Masih dalam kondisi perasaan yang beraduk-aduk, Larla
masih memasang wajah yang malu dan wajahnya tersipu dan memerah tidak bisa
menahan banyaknya pujian yang membanjirinya dari si nenek.
“Lalu, Bagaimana ? Kau menerimanya ?”
Larla menocaba untuk menguatkan dirinya dan
menjawabnya dengan lantang.
“Aku Terima. Tolong ajari aku supaya menjadi lebih
kuat lagi Nenek Si pengelana”
“Si Tua Pengelana’ lebih tepatnya”
“Eee, Maaf, Si Tua Pengelana”
“Bagus, Kalau begitu aku akan mengajari mu besok,
Anggap saja kalau itu adalah bayaran ku untuk dapat menginap di tempat mu”
Padahal sebelumnya Larla mengatakan kalau itu adalah
bayarannya karena sudah menembakkan Anak Panah ke arahnya, Tapi jika menolaknya
lagi akan sangat tidak sopan.
“Em, Baiklah. Terima kasih banyak Nek”
“Oi oi, Aku yang seharusnya berterima kasih karena
sudah di izinkan menginap di desa mu dan dapat melatih mu”
“Begitu kah, Giggle…Ya, Sepertinya begitu”
Untuk mengakhiri percakapan mereka, Mereka berdua
tertawa bersama di atas pohon yang tinggi.
Larla resmi menjadi Murid dari Si Tua Pengelana untuk
meningkatkan kekuatannya.
Part Three
Satu hari
kemudian, Setelah Larla resmi menjadi Murid Si Tua Pengelana, Di Rumah Larla di
Desa Dark Elf di tengah Hutan yang besar dan Lebat.
Larla yang seperti biasa terbangun dari tidurnya di
pagi hari yang tidak mengenakan sedikit pun pakaian yang menutupinya.
Larla membuka jendela lebar-lebar dan merasakan
Mentari pagi dan udara yang segar menggunakan wajahnya yang coklat nan Indah
itu.
Dia kemudian mengenakan pakaiannya dengan tenang dan
dengan cepat melompat dari lantai 2 ke lantai 1 seperti biasanya.
“Larla ! Sudah Ibu bilang jangan melompat dari atas
begitu saja dan juga kita memiliki tamu disini, Dia Gurumu ingat, Kau yang
membawanya kesini”
“Giggle…Maaf aku hanya sudah tidak sabar lagi untuk
berlatih dengan Si Tua Pengelana”
“Kau ini. A, Maaf kan perlakuan anak ku Larla yang
seperti ini dia memang terkadang suka melompat dari lantai 2 dan mengejutkan
yang di bawah”
Ibunya meminta maaf kepada Si Pengelana Tua akan
perilaku Larla. Lalu Si Pengelana Tua mengangkat tangannya ke arah ibu Larla
menandakan dia tidak keberatan.
“Tidak tidak, Anda tidak perlu meminta maaf, Justru
aku yang harus meminta maaf atas kedatangan ku yang mendadak dan memenuhi rumah
anda untuk beberapa hari kedepan”
“Tidak tidak, Itu tidak apa, Itu karena kau adalah
Guru Larla dan kami membuka pintu kami untuk mereka yang di bawa oleh Larla”
“Kalau begitu Terima kasih banyak atas kebaikan anda”
“Tidak, Terima kasih juga untuk mengajar anak ku
Larla”
Saat sedang berbicara dengan Ibu Larla, Si Pengelana
Tua melihat ke arah Larla yang baru turun.
“Meski begitu, Anak anda benar-benar sangat cantik ya”
“Ya, Begitulah, Aku jadi tidak mau memberikannya
kepada siapa-siapa”
“Ibu, Nenek…Kalian Ini”
Wajah Larla menjadi tersipu malu dan memerah karena di
ledek oleh Si Pengelana Tua dan Ibunya.
“Kakak ku juga sangat Kuat”
Adiknya datang membawa sarapan dari dapur dan langsung
masuk dalam percakapan mereka.
“Ya, Itu jelas sekali, Kakak mu sangat kuat”
“…Dia bisa menandingi ku loh”
“Benarkah. Kakak luar biasa”
Mata adiknya bersinar setelah mendengar pujian dari Si
Pengelana Tua mengenai Kakak tercintanya.
“Nenek, Likhalri…Kau ini selalu saja”
“Ehehe, Kakak ku imut bukan jika sedang malu begitu”
“Ya, Tentu, Kakak mu semakin tambah cantik dan manis
jika sedang malu”
“Benar kan”
“Omong-omong, Kenapa kakak mu Telanjang saat sedang
tidur ?”
“Hmmm…Kalau itu”
“Likhalri, Sudah lah ! Nenek, Jangan tanya pertanyaan
itu !”
Larla yang semakin merasa malu karena di ledek dan di
puji habis-habis oleh Ibu, Adiknya, dan Si Pengelana tua membuat wajahnya
semakin memerah dan dia akhirnya duduk di kursi yang kosong dan bergabung di
meja makan.
“Aku mengucapkan terima kasih karena ingin mengajari
Anak ku Larla untuk membuatnya tambah kuat, Si Pengelana Tua”
“Tidak, Aku justru yang berterima kasih karena telah
mengizinkan ku untuk tinggal di rumah anda ini dan maaf jika merepotkan”
“Tidak, Anda tidak merepotkan sama sekali, Kami semua
juga sangat senang setelah mendengar dari Larla kalau Anda adalah gurunya dan
anda juga sangat Ramah kepada Larla”
“Terima kasih banyak telah menerima ku dan juga aku
merasa senang karena warga desa ini mau menerima ku yang manusia asing ini
untuk tinggal sementara di Desa kalian”
“Tentu, Itu karena Larla yang membawa anda dan kami
semua percaya kepada anda karena Larla yang mengatakannya kepada kita semua
kalau Anda adalah gurunya dan Orang yang ramah”
“Anak anda
Larla juga sangat ramah dan baik, Larla juga sangat kuat, Dia memiliki
kekuatan dan keahlian memanah yang lebih hebat dari Elf yang ku temui selama
ini dan ahli pemanah kerajaan, Dan juga bakat memanahnya lebih hebat daripada
teman lama ku”
“Begitukah. Aku sangat senang jika anda berkata
demikian menganai kekuatan anak ku Larla, Terima kasih banyak”
“Sudah lah
cukup hentikan kalian berdua, Ayah, Nenek”
Larla tidak bisa berhenti untuk tersipu malu karena
banjir pujian dari Keluarganya dan Gurunya.
“Baiklah bagaimana kalau kita mulai makan saja”
Mereka berlima pun akhirnya mulai sarapan pagi dengan
makanan yang di buat oleh Sang Ibu dan Likhalri.
Makanannya terdiri dari Sayuran, Sup, Roti, dan
Daging, Minumannya juga jus dari buah yang segar.
“Ini sangat lezat. Siapa yang membuatnya ?”
“A, Itu aku, Aku yang membuatnya”
Dengan cepat, Likhalri mengangkat tangannya kegirangan
setelah mendengar makanan buatannya sangat lezat.
“Benarkah. Kau sangat ahli dalam memasak, Kau pasti
bisa menjadi Koki yang handal”
“Benarkah. Ehehe, Terima kasih banyak Pengelana Tua”
“A, Tapi kakak ku yang lebih hebat daripada aku.
Masakannya lebih lezat dan lebih enak dari buatan ku”
“Benarkah begitu. Hmm, Kakak mu memang memiliki banyak
sekali talenta ya”
“Tentu, Itu Karena dia Kakak kesayangan ku”
“Hmmmm, Ayolah sudah lah kalian”
Larla tidak di izin kan untuk tenang, Mereka semua
masih memuji Larla terus menerus dan membuatnya tidak bisa berhenti tersipu
malu. Alasannya karena mereka ingin melihat wajah Larla yang malu yang menjadi
semakin Cantik, Lucu, dan manis.
“Benar, Larla itu sangat pandai dan bisa segalanya”
“Ya, Ayah setuju, Larla bahkan membuat iri banyak
penduduk desa”
“Benar benar, Bahkan tetua juga ingin menjadikan Larla
pimpinan baru Desa ini”
“Ya, Kakak memang yang terbaik”
“Ahaha, Larla ternyata begitu Special ya di desa ini”
“Tentu saja, Larla adalah segalanya untuk kami semua”
“Ya, Tepat sekali”
Mereka semua memanjiri Larla dengan banyak pujian.
Larla tidak bisa menahannya lagi, Wajahnya yang
semakin memerah dan kelihatan sedikit lagi ingin meledak itu sangat lah manis.
Larla yang terkenal akan ke Eleganannya, Ke
cantikannya, Ke ramahannya, dan kebaikannya sekarang seolah-olah gambaran itu
hancur di hadapan keluarganya dan Si Pengelana Tua karena sifatnya yang mudah
tersipu malu jika di puji secara berlebihan.
Saat Larla malu, Wajahnya menjadi sangat memerah dan
dia tidak bisa menahannya, Larla yang elegan berubah menjadi manis saat malu
dan sifatnya yang tenang dan santai bisa berubah begitu saja saat malu dan
menjadi Gugup dan tidak dapat berpikir untuk tenang.
“Kalian ini…Sudah cukup hentikan !”
Dengan nada dan suara yang keras, Suaranya sampai
menggelegar keluar rumah kediaman Keluarga Larla dan suaranya yang keras dapat
di dengar oleh orang-orang di luar.
Setelah sarapan pagi, Larla dan si pengelana tua
beranjak pergi ke dalam Hutan untuk berlatih.
Biasanya Larla berlatih dengan melawan monster-monster
dalam hutan namun sekarang ini karena Larla sudah memiliki Guru, Larla pastinya
lebih mementingkan perkataan dan arahan Gurunya.
Di tengah perjalanan, Larla dan gurunya berbincang
kecil sebelum sampai di tempat latihan.
“Hmph, Nenek ini. Kenapa harus memulai percakapan
seperti itu dengan keluarga ku ?”
Dengan wajah yang bergembung dan memerah sedikit,
Larla membawa percakapan yang terjadi sebelumnya di rumahnya.
Gurunya tertawa sebelum menjawab Larla.
“Maaf ya, Aku kira keluarga mu tidak akan segitunya
dalam memuji mu”
“Mereka selalu berlebihan terutama Likhalri dan juga
penduduk Desa juga sama saja”
Larla membalasnya dengan tampang yang malu-malu dan
melihat ke bawah kirinya.
“Kau sangat di sayangi ya. Bahkan seluruh penduduk
desa juga begitu”
“Aku tidak tahu sejak kapan mereka menjadi seperti
itu, Tapi yang pasti mereka sudah sedikit berlebihan”
“Apakah kau tidak senang untuk di puji oleh orang lain
?”
“Bukannya tidak suka. Hanya saja…”
Larla bingung untuk menjawab dan wajahnya masih
tersipu malu. Larla melihat kebawah kakinya sambil menendang-nendang batu yang
ada di bawah kakinya.
“Hanya saja ?”
Larla mengelengkan kepalanya dengan cepat dan memukul
kedua pipinya untuk membuatnya kembali menjadi dirinya.
“Tidak. Bukan apa-apa”
Larla menutup matanya dan menaikan dagunya berusaha
untuk keluar dari topik pembicaraan.
Larla kemudian melihat ke arah gurunya dan bertanya-
“Omong-omong, Apa yang akan kita pelajari hari ini ?”
Gurunya melihat ke atas dengan raut wajah berpikir.
“Benar juga. Bagaimana kalau Aku melihat keahlian
fisik mu terlebih dahulu baru kekuatan sihir mu. Aku ingin menilainya”
“Tentu. Jika itu yang Nenek mau”
Dengan semangat, Larla menyetujui saran dari Gurunya.
Di tengah hutan, Larla berlatih mengikuti saran dan
arahan gurunya tersebut. Mulai dari Memanah, Menggunakan Tombak, dan Berpedang.
Larla mengeluarkan semuanya membuat gurunya takjub dan senang.
Gurunya juga mengetes kecepatan dan kelincahan Larla
dengan Berlari, Melompat, dan tes Refleks lainnya, Di lihat dari tubuhnya yang
langsing dapat di katakan kalau tubuh Larla sangat fleksibel dan dapat bergerak
dengan mudah sesuai keinginannya.
Larla melatih kekuatan fisiknya dengan melawan Monster
panggilan Level rendah milik Gurunya yang di panggil dengan Sihir Tingkat 3.
Monster itu berlevel 35 dan bentuknya menyerupai seperti Singa yang besar di
kelilingi oleh api.
Dengan mudahnya, Larla dapat mengalahkan Monster itu
tapi latihannya tidak berhenti di situ, Larla masih harus menghadapi Monster
yang di panggil dengan Sihir Tingkat 4 dan sekarang ada 3. Monster itu di kenal
dengan sebutan Cerberus sebuah monster yang menyerupai anjing berwarna Hitam
dan berkepala 3. Cerberus memisahkan dirinya dan sesuai perintah pemanggilnya,
Mereka menyerang Larla.
Level mereka sekitar 40.
Walaupun sedikit ke walahan, Larla berhasil
mengalahkan Cerberus dan ini membuat Gurunya sangat takjub akan ke ahlian
Larla.
Nenek itu seperti melihat bayangan seorang pahlawan
selanjutnya untuk dunia ini.
Gurunya melihat punggung Larla yang coklat dan indah
membuatnya mengingat temannya yang lama dan sudah lama mati. Dia seperti
melihat kembali sosoknya yang hampir sama seperti Larla yang sangat giat dalam
berlatih.
Saat sedang terbayangkan oleh sosok temannya, Larla
menengok kebelakang ke arah gurunya dan meminta lagi.
“Lagi. Aku masih bisa lanjut”
Tidak kenal lelah yang bahkan Larla sudah terlihat
Ngosngosan masih meminta untuk lanjut.
Gurunya memandang Larla dan tersenyum.
“Setiap latihan tentu memiliki batasnya ya kan”
“Ehh ?”
Dengan bingung Larla membalas.
“Cukup di sini dulu. Kau sudah berlatih Non-Stop
selama 3 jam lebih. Apa kau tidak sadar akan hal itu ?”
“Eeee, Tidak. Biasanya aku berlatih 6 jam tanpa henti”
Gurunya bergumam lirih terkejut mendengar pernyataan
Larla yang di bawakan dengan sangat Tenang.
“Segitunya dan bahkan lebih lama lagi…Setengahnya…”
Gurunya kemudian memegang kepalanya dan
menggelengkannya sedikit.
“Larla ku, Dengar lah…”
“…Kau boleh giat dalam berlatih tapi kau juga harus
kenal dengan yang namanya istirahat. Jika kau terus berlatih seperti itu maka
tubuh mu akan-“
Sebelum menyelesaikan perkataannya, Nenek itu melihat
ke arah Tubuh Larla yang sangat indah yang dapat membuat iri seluruh Perempuan
di dunia. Tubuhnya sangat indah dan sangat bagus tidak ada yang rusak sama
sekali.
“-Ya...Aku ingin mengatakan Rusak tapi setelah
melihatnya lagi sepertinya itu tidak pernah terjadi…”
“Ehh ? Apa maksud Nenek dari Rusak ?”
Dengan tenang dan wajah yang bingung Larla bertanya
kepada Gurunya.
Gurunya kemudian memalsukan batuknya dan kembali
berbicara.
“Yang paling penting…Lama kelamaan tubuh mu tidak dapat
bertahan…”
Selanjutnya Nenek itu bergumam lirih yang tidak dapat
di dengar Larla.
“Yak, Aku sendiri tidak tahu sudah berapa puluh tahun
kamu berlatih dan tidak mengalami kerusakan sama sekali…”
Lalu Nenek itu mengeraskan suaranya kembali.
“Tapi ! Kau harus istirahat. Kita tidak tahu kapan dan
apa penyebab dari tubuh mu jika suatu saat sedang berlatih dan terluka”
“Walaupun aku dapat menggunakan Sihir Penyembuh
Tingkat 3 ?”
Larla menjawabnya dengan wajah yang bingung namun
terlihat elegan.
“Semuanya tidak bisa dan tidak selalu di andalkan
dengan Sihir Anak ku”
“Bahkan Sihir Tingkat 5 [Ressurected] tidak bisa
membuat si yang di kembalikan untuk hidup langsung sehat seperti semula, Mereka
yang di bangkitkan harus beristirahat dan harus kembali berlatih untuk mengembalikan
kekuatan mereka”
Sihir Tingkat 5 Ressurected
adalah salah satu sihir Pembangkit yang dapat menghidupkan kembali
seseorang dari kematian. Namun Sihir ini terbilang yang paling lemah dari Sihir
yang dapat menghidupkan kembali seseorang dari kematiannya ketimbang 2 sihir
yang sama lainnya di tingkatan berbeda.
“Tapi…Aku tidak pernah-“
Belum menyelesaikan omongannya, Larla di potong dengan
tangan si nenek yang di angkat.
“Anak ku, Aku tahu kalau kau sangat ingin berlatih dan
aku juga sudah menjanjikan mu untuk membuat mu menjadi lebih kuat, Tapi kau
juga harus istirahat. Istirahat itu penting untuk tubuh mu”
Tidak dapat melawannya kembali, Larla mengangguk
mengerti dan mengikuti perintah Gurunya untuk beristirahat sejenak.
“Baiklah. Aku mengerti”
“Bagus. Kalau begitu kenapa kita tidak beristirahat di
atas pohon sambil memakan bekal yang di buatkan Ibu mu”
“Boleh saja”
Keduanya pun memanjat pohon dan beristirahat di atas
sana. Mereka memakan bekal yang di buat oleh Ibu Larla, Itu terlihat sama
dengan sarapan pagi mereka.
Nenek itu memulai percakapan dengan bertanya kepada
Larla.
“Omong-omong Larla”
Larla menoleh ke arah Gurunya sambil mengunyah makanan
di mulutnya.
“Apa yang biasanya kau lakukan setelah berlatih ?”
Larla menelan makanannya dan menjawab pertanyaan
gurunya.
“Setelah berlatih aku selalu berenang di danau di
dekat Desa ku dan itu aman”
“Sudah sejak kapan kau melakukannya ? Berenang di
danau”
“Emmm, Mungkin semenjak umur ku 76 tahun atau
sekiranya segitu”
“Sejak kecil ya. Itu sudah menjadi kebiasaan mu”
“Tentu. Mungkin jika Nenek tidak datang kemarin aku
akan berenang di danau sekarang”
“Begitu kah. Omong-omong juga”
“Ya ?”
“Apa kau berenang dengan Telanjang ?”
“Tentu. Kalau mengenakan pakaian pastinya akan terasa
berat”
“Ah, Aku tahu itu…Maksud ku yang lain…”
“Hmmm ?”
Dengan santainya, Gurunya menanyakan suatu hal kepada
Larla.
“Kenapa kau telanjang saat sedang tidur ?”
Terkejut dengan pertanyaan Gurunya, Wajah Larla
memerah dan matanya melongo karena kaget dan dengan cepat Larla menjawab.
“Aia ya ya…Nenek tidak perlu menanyakan hal itu.
Sungguh !”
“Lagi pula kenapa Nenek menanyakan hal itu ?”
“Yaa, Hanya saja kau sangat berani”
“B-Berani apanya ?”
“Segalanya”
“Hah ?”
Larla kebingungan dengan jawaban dari Gurunya.
“Maksdu ku, Kau sangat berani dalam…Tidur tanpa
mengenakan pakaian, Membuka jendela dan meregangkan tubuh mu yang padahal di
depannya adalah jalanan umum desa mu tanpa mengenakan pakaian, Berenang di
danau umum di hutan ini tanpa mengenakan Pakaian dan-“
Merasa sangat malu, Wajah Larla memerah dan kesan
Elegan dan tenangnya berubah dengan cepat membawa kesan kekanak-kanakan.
“B-Bagaimana N-Nenek bisa tahu sampai sejauh itu ?”
“Dari Adik mu”
Dengan santainya, Gurunya menjawab.
Merasa terkejut dengan jawaban Gurunya, Larla bergumam
dengan nada yang yercampur dengan Malu dan kesal.
“L-Likhalri…Awas kau nanti…”
“-Oh dan kau juga sangat berani mengenakan pakaian
yang mini dan terbuka”
“Mmm…Ini...Sudah biasa bukan. Bahkan juga ada banyak
yang seperti itu di luar sana”
“Ya, Aku tahu itu. Tapi bagi ku, Kau yang paling cocok
dari semuanya”
“B-Benarkah ?”
“Ya, Jika tidak untuk apa aku memuji mu”
Dengan wajah yang tersipu malu, Larla mengucapkan
terima kasihnya kepada Gurunya.
“T-Terima kasih kalau begitu…”
“Tapi apa ini mengganggu banyak orang ?”
“…Apa berpakaian seperti ini sedikit mengganggu ?”
“Hmm, Larla sendiri apa merasa begitu ?”
“T-Tidak sama sekali. Hanya saja…Aku takutnya ini
mengganggu orang lain”
“Kau sudah berpakaian seperti itu semenjak dulu bukan,
Kalau begitu kau tidak perlu khawatir”
“…Kalau kenyataan akan ada banyak orang yang
memandangi mu maka itu pasti, Tapi itu karena kau memikat banyak mata dan itu
membuktikan kalau kau Percaya Diri”
“Percaya diri ?”
“Tentu, Percaya Diri”
“…Kepercayaan Diri itu sangat penting dan kau memiliki
itu dan Kepercayaan Dirimu sangat lah besar. Bukan berarti kau sombong tapi kau
terlihat sangat Percaya Diri dan itu membuat mu tidak menghiraukan orang lain
di sekitar mu”
“Apa itu buruk ?”
“Yang mananya ?”
“Tidak menghiraukan orang lain. Apa itu Buruk ?”
“Aku tidak bisa mengatakannya baik dan buruk”
“…Itu tergantung dari Situasi dan Kondisi mu, Jika kau
merasa harus menghiraukan mereka maka itu baik tapi jika kau yang seharusnya
menghiraukan mereka tapi justru tidak melakukannya maka itu terdengar buruk”
“…Bagi ku kau
penuh dengan Kepercaya dirian dan kau sangat yakin kalau kau pasti Bisa dan itu
sudah terbukti sangat jelas”
Merasa perasaannya yang campur aduk bingung antara
Senang atau Malu, Larla mengangguk dengan pelan dengan wajah yang memerah.
“Aku tidak bermaksud untuk meminta mu untuk melepaskan
apa yang sudah sering kau lakukan sejak dulu, Hanya saja kau membuat ku
teringat dengan teman lama ku”
“Teman lama mu…Seperti apa dia ?”
Kembali seperti semula dengan cepat, Larla menanyakan
tentang teman lama gurunya.
“Dia hampir sama seperti dirimu”
“Memakai pakaian terbuka ?”
“Tidak, Namun sebaliknya”
“Sebaliknya ?”
“Dia tidak pernah melepas pakaian Full Armornya”
“Tidak pernah…Bukankah itu sedikit susah”
“Bagi beberapa orang pasti iya tapi baginya itu sudah
seperi tubuhnya”
“…Dia tidak pernah melepasnya dimanapun baik saat
sedang berkumpul bersama, Makan bersama, Berlatih, Berpetualang, dan juga saat
tidur”
“…Dia bisa tertidur tanpa harus melepas pakaiannya”
“Bukan kah itu…Akan membuatnya kepanasan di dalam
situ”
“Seharusnya iya, Tapi seperti yang kukatakan, Dia
berbeda sama seperti mu”
“…Dia bahkan bisa tertidur sambil berdiri dan sambil
duduk dengan tegap”
“H-Hebat…Aku heran kenapa dia bisa seperti itu”
“Aku juga sama, Terutama kepada mu. Bagaimana kau bisa
seberani itu…Itu yang ku pikirkan setelah melihat mu untuk pertama kali
kemarin”
“B-Begitukah…Padahal bagi ku ini biasa saja”
Gurunya melihat Larla dengan senyuman dan kembali
berbicara.
“Apa kau merasa malu ? Tidak mungkin kau merasa malu
baru sekarang bukan”
“T-Tentu saja tidak…Aku sudah terbiasa seperti ini”
“Maka dari itu kau tidak perlu khawatir bukan”
“…Teman ku tidak pernah menghawatirkan soal
penampilannya dan juga kebiasaannya, Maka dari itu kau tidak perlu segitunya
khawatir, Larla”
Merasa termotivasi, Larla tersenyum senang dan
kemudian menarik Nafas lalu menghembuskannya.
“Kau benar, Guru Benar, Nenek benar. Kenapa aku harus
khawatir sekarang, Lagi pula ini sudah kebiasaan ku dan gaya ku lalu kenapa aku
harus khawatir sekarang”
Larla tertawa kecil sebelum melanjutkan bicaranya.
“Aku terdengar jadi sedikit pemalu kalau seperti ini”
“Tapi kau memang terkadang menjadi pemalu”
“Hmmmp, Nenek jangan mulai lagi”
“Hahaha, Maaf maaf. Tapi ya…”
“…Mengetahui kalau ada orang seperti mu membuat ku
merasa lega”
“Kenapa begitu ?”
Gurunya tersenyum ke arah Larla sebelum menjawab
pertanyaan Larla.
“Tidak…Bukan apa-apa”
“Hmm…Baik lah kalau begitu”
Tidak menekan Gurunya, Larla kembali memakan
sarapannya yang hampir lupa untuk dimakan karena percakapan dengan Gurunya.
“Bagaimana kalau sehabis ini kita menguji kemampuan
sihir mu”
“Ya, Tentu, Ayo kita lakukan”
“Sehabis ini ok, Aku ingin menilai kekuatan sihir mu”
“Siap. Aku akan bersungguh-sungguh”
“Bagus kalau begitu”
Setelah menyelesaikan sarapan mereka, Larla dan
gurunya melanjutkan latihan mereka dan kali ini Larla di ukur kekuatan
sihirnya.
Larla harus menghadapi berbagai perintah dan arahan
dari Gurunya yang sangat ahli dalam bidang Sihir.
Tidak perlu banyak percobaan yang tidak berarti,
Gurunya meminta Larla untuk mengeluarkan sihir tingkat 3 sampai 4 yang dia
pelajari dan sihir yang merupakan keahlian dari Larla.
Mulai dari Sihir Serangan, Pertahanan, Support, Buff
semuanya di keluarkan oleh Larla.
Sihir Favorit Larla adalah Sihir tingkat 4 yang
merupakan kategori Buff yaitu [Piercing Arrow] dimana membuat Panah yang dia
luncurkan dapat menembus Armor musuh dan tubuh musuh yang sangat kuat, Sihir
ini juga dapat menembus Batu yang besar juga pohon-pohon yang besar dan
berderetan.
Lalu ada Sihir Tingkat 4 yaitu [Rain Arrow] dimana dia
menembakkan satu anak panah ke atas langit dan turun ketanah dengan jumlah yang
cukup banyak.
Dia sering mengkombinasikan ini dengan [Piercing
Arrow] yang membuat musuhnya akan langsung terluka sangat parah atau bahkan
terbunuh.
Dia juga terkadang menembakan semua anak panahnya
menggunakan [Rain Arrow] yang membuatnya lebih banyak lagi Anak Panah yang
berjatuhan layaknya hujan yang deras menghujani orang-orang.
Kehebatan Larla dalam bidang memanah atau dalam kelas Archer
tidak bisa di ragukan lagi. Bahkan Level Class Archernya sudah mencapai level
tertinggi yaitu Level 15.
Sedangkan Rangernya Level 10, Lancer 10 dan Swordman
5.
Masih ada banyak lagi Sihir-sihir yang di pelajari
oleh Larla dan juga kombinasi yang Larla gunakan.
Contohnya adalah [Reload] dimana secara otomatis di
tempat untuk menaruh Anak panahnya akan penuh kembali di isi dengan Anak Panah
yang sesuai sebarapa banyak yang Larla bawa. Sihir ini adalah sihir gabungan
dari Sihir Tingkat 3 dan Tingkat 4 yaitu [Create Item] dan [Create More Item]
juga [Copy Create Item] dimana dia membuat anak panah lalu membuatnya lebih
banyak lagi di tambah menambahkannya 2 kali lipat lagi.
Larla juga mempelajari Sihir Buff tingkat 3 modifikasi
dari Tingkat 2 yaitu [Eye Sight] yang di modifikasi menjadi [Snipe] yang
membuatnya dapat mengeker musuhnya dari jarak jauh jika terbatasi oleh batas
pengelihatannya.
Sebenarnya ini adalah skill pasif dari pemilik Kelas
Ranger tapi Larla meningkatkannya. Milik Ranger yang asli adalah [Zoom] yang
dapat memperbesar dan memperjelas pengelihatan.
Larla juga mempelajari Sihir Tingkat 2 yaitu [Night
Vision] yang membuatnya dapat melihat di malam hari. Ini memperkuat Larla dalam
bertarung di malam hari.
Skill Pasif milik Larla adalah [Deadly Shot] yang
membuat semua tembakannya akan dangat mematikan. Bukan hanya dari Panah namun
juga bisa dari Tombak, Pedang, dan benda mematikan apa saja yang dapat di
lempar.
Skill Pasif lain milik Larla ada [Dark Vision] dimana
dia bisa melihat di tempat yang gelap. Hampir mirip seperti [Night Vision] tapi
[Dark Vision] adalah Skill Pasif yang dimiliki semua makhluk Non-Human.
Kombinasinya dengan [Dark Vision] dan [Night Vision]
sangat mengunungkan Larla.
Larla juga membuat Sihir Tingkat 4 miliknya sendiri
yaitu [Long Shot] dimana dia menembakan Satu anak panah lurus yang akan melesat
sangat kencang dengan jarak yang dapat mencapai 500 Meter bahkan bisa lebih.
Sihir yang dia pelajari dan dia perkuat dan dia buat
sangat membantunya dalam Bakat miliknya. Sebenarnya tanpa sihir pendukung ini,
Larla sudah sangat hebat dalam memanah tapi sihir ini membantu Larla lebih
dalam menggunakan Panah.
Seperti yang di ketahui, Larla adalah Dark Elf yang
sangat sempurna dalam bidang memanah-Tidak. Bukan hanya Dark Elf yang ahli
dalam memanah tapi juga yang paling ahli dari seluruh makhluk yang ada dalam
Memanah.
Entah ini Bakat semenjak lahirnya yang membuatnya
sangat ahli dalam memanah tapi keahliannya ini sudah di luar batas.
Menembak tanpa melihat target, Menembak dengan mata
tertutup, Menembak jauh, Tembakan yang tidak pernah meleset, Tembakan yang
selalu mematikan, dan lain sebagainya itu adalah Kemampuan yang sudah di luar
batas.
Keahliannya mengalahkan Pemanah terbaik Dunia yaitu
salah satu dari 8 Legendary Heroes. Bahkan Pemanah dari 8 Legendary Heroes
tidak bisa seperti itu.
Menurut Si Tua Pengelana, Keahlian memanahnya sudah
melebihi Pemanah terbaik kerajaan manapun. Larla sudah melebihi semua Pemanah
yang ada di dunia.
Level Kelas memanahnya seharusnya melebihi Level
Maksimal.
Masih ada banyak lagi Skill dan Sihir lain yang Larla
miliki, Pelajari, dan ketahui tapi dia hanya menunjukkan beberapa saja kepada
Gurunya.
Si Tua Pengelana mengangkat tangannya menandakan
latihan hari di sudahi dulu.
Mereka sudah berlatih melebihi batas latihan Larla.
Larla yang biasanya berlatih selama 6 jam kini berlatih selama 8 jam dan
latihannya yang baru ini cukup intensif untuknya.
Larla kelelahan, Dia berbaring sambil menarik nafas
yang sangat banyak. Bisa di bilang dia Ngos-ngosan.
Gurunya mendekatinya dan melemparkan botol yang berisi
air putih ke arah Larla yang terbaring.
Larla menangkapnya dengan cekatan tanpa harus melihat
ke arah botolnya.
Larla kemudian mengangkat badannya dan dalam posisi
duduk siap untuk meminum air putih itu.
Walaupun lelah, Larla meminumnya dengan tenang dan
tidak tergesa-gesa seperti orang yang kelelahan.
Air yang mengalir ke tenggorokkannya mengalir dengan
deras, Air yang terjatuh dari mulutnya dan mengalir ke bagian lehernya
menyegarkan bagian luar lehernya. Air yang keluar perlahan dari mulutnya dan
mengalir kebawah lehernya lalu ketubuhnya membasahi Larla.
Larla yang kelelahan tubuhnya di basahi oleh keringat
yang sangat banyak. Di semua sisi tubuhnya Larla basah dengan keringat hasil
dari latihannya.
Selesai meminum air putih itu, Larla mengembalikan
botolnya kepada Gurunya.
Gurunya yang menerima botol itu dengan tangan kanannya
kemudian menaruhnya kembali di Tas kecil, Tapi ada yang aneh dari ta situ.
Saat gurunya membuka tasnya, Terdapat lingkaran sihir
di dalamnya dan saat botol itu di masukan kedalam tas, Botol itu seperti
terlahap masuk kedalam lingkaran sihir itu dan tangan dari Gurunya bisa lebih
dalam dari yang terlihat dari luar tas itu.
Rasa penasaran Larla membuatnya ingin bertanya “Tas
macam apa itu ?” tapi yang dia lihat dari tas itu hanya tas biasa yang di
gunakan oleh kebanyakan petualang.
Larla kemudian mengganti pertanyaannya.
“Sihir macam apa itu ?”
Larla menanyakan gurunya tentang sihir yang ada di
dalam tas milik gurunya.
Lebih tepat bertanya seperti ini jika Larla menanyakan
pertanyaan yang pertama itu hanya akan membuatnya terlihat kampungan yang tidak
pernah melihat dunia luar. Maka untuk membetulkan, Larla bertanya tentang sihir
kepada Gurunya yang sangat ahli dengan sihir dan sebagai murid dari gurunya
yang penasaran dengan Sihir dan ilmu lainnya.
Gurunya melihat ke arah Larla dan memberitahu sihirnya.
“[Expand Inventory] sihir tingkat 3 yang sangat
bermanfaat bagi mereka yang berpetualang atau berpergian membawa barang yang
banyak. Tapi sihir ini juga memiliki Kapasitas, Kau tidak bisa memasukkan
pedang yang besar seperi Broadsword kedalamnya
atau bahkan benda yang besar lainnya”
“Ehhh, Itu cukup menarik. Boleh kau ajarkan mantranya
kepada ku ?”
“Tentu. Tapi tidak sekarang. Waktu latihan mu sudah
melebihi batas mu sendiri dan aku yakin kau sudah sangat kelelahan”
“Ya, Baiklah”
Larla menundukkan tubuhnya melihat ke arah tubuhnya
yang sedang dalam posisi duduk.
Dia berusaha untuk mengistirahatkan tubuhnya yang
benar-benar kelelahan itu. Larla tidak pernah seletih ini dalam latihannya.
Dia kemudian mengingat perkataan Gurunya soal
pentingnya istirahat dalam berlatih dan sekarang ini Larla merasakannya.
“Bagaimana rasanya ? Rasa lelah sehabis latihan yang
intensif dari ku ?”
Larla yang berusaha untuk menarik nafas untuk
menenangkan tubuhnya yang lelah dan jantungnya yang tidak bisa berhenti
berdegup kencang karena rasa capeknya menjawab dengan tenang.
“Apa nenek sengaja ?”
“Apanya ?”
“Melatih ku seperti ini. Apa nenek sengaja ?”
“Tidak. Tapi ini memang latihan yang keras yang ku
hadapi saat masih muda…Seperti mu”
Larla menutup matanya dan ketawa kecil.
“Tunggu sebentar. Muda dalam umur atau fisik ?”
“Tentu fisik yang artinya aku sudah berlatih seperti
itu saat umur ku 18 tahun”
“Heee, Nenek menjalani latihan yang berat ya. Siapa
yang mengajarkan nenek ?”
“Aku tidak tahu siapa dia”
“Heh ?”
Wajah Larla menjadi bingung.
“Aku tidak tahu dia siapa karena dia tidak pernah
menyebutkan namanya, Tapi umurnya kelihatan sudah cukup tua. Mungkin sekitaran 60-70
atau saja lebih waktu itu”
“Jadi kau memanggilnya guru saja”
“Sama sepeerti mu saat ini Larla”
“Apa kau mempercayainya dulu ?”
“Bagaimana dengan mu Nak ?”
“…Kau tidak mengetahui namaku hanya mengetahui
panggilan ku dan kau memanggil ku ‘Nenek’ dan aku menjadi Guru mu. Bagaimana
kau bisa mempercayai ku ?”
Larla berpikir sejenak melihat kebawah kemudian mengangkat
kepalanya lagi untuk menjawab.
Dengan nada yang sedikit bingung untuk menjawab, Larla
mengeluarkan semua isi pikirannya.
“Karena…Kau kuat…Dan…Itu mengejutkan ku untuk pertama
kalinya…Setidaknya begitu…”
“Itu yang terjadi persis dengan ku”
“Guru nenek menawarkan diri untuk melatih nenek (?)
setelah memperlihatkan kekuatannya (?)”
Gurunya menggelengkan kepala lalu berkata.
“Tidak. Justru sebaliknya”
“Sebaliknya ?”
“Aku yang memintanya dengan sifat egois ku untuk di
latih olehnya”
“Hmmm…?”
“Dulu aku masih sangat muda yang belum mengetahui
banyak soal Dunia sihir. Namun Setelah melihatnya mengeluarkan sihir yang mengejutkan
mata ku…Aku memintanya untuk melatih ku”
“…Dia selalu menolak setiap kali aku memintanya. Aku
mengikutinya pergi saat dia pergi menjauh dari tempat tinggal ku dan sepertinya
itu mengganggunya. Ahahaha”
“Giggle…Sifatnya nenek sekali”
“Lucu bukan. Dulu aku dengan egoisnya memaksanya untuk
melatih ku dan sekarang aku memaksa mu untuk menjadi murid ku”
“Walaupun aku tidak merasa seperti di paksa”
“Tidak, Sebenarnya jika kau menolak kemarin maka aku
akan memaksa mu terus sampai kau mau”
“Heh…Sungguh ?”
“Sungguh”
Larla mengembungkan pipinya dan wajahnya sedikit
memerah tidak senang.
“Nenek ini…Untuk saja aku langsung menerimanya”
“Yup, Untung saja ya…Jika kau menolaknya mungkin aku
akan memukul kepala mu untuk menuruti ku. Hahahaha”
“Segitunya kah ?”
“Dulu pernah lebih parah lagi”
“Nenek pernah mengajari orang lain ?”
“Hanya sebentar saat aku di sewa oleh Sekolah sihir
untuk mengajar murid-muridnya. Jujur mereka semua payah”
“Heeehhhh…Lalu bagaimana dengan Guru nenek ?”
“Karena merasa jengkel…Mungkin…Dia akhirnya menerima
untuk mengajari ku”
“Seperti apa dia ?”
“Sebelumnya aku sudah mengatakan kalau dia sudah
tua…Kalau tidak salah, Rambutnya berwarna Putih dan jenggotnya yang lebat dan
cukup panjang berwana putih juga, Matanya berwarna Biru, dia kelihatan sudah
sangat tua dan mengenakan pakaian seperti seorang Perpustakawan berwarna Hitam
dan wajahnya sangat keriput”
“Lebih keriput dari pada nenek ?”
“Ya, Tentu…Dan jangan bawa masalah keriput dengan
ku…Aku tidak lebih muda darinya…Ya, Secara fisik”
“Giggle…Lalu apa yang terjadi selanjutnya ?”
“Selama 2 tahun berturut-turut saat dia sedang luang
dengan pekerjaannya, Dia datang ketempat ku dan mengajari ku banyak ilmu sihir”
“…Mulai dari yang paling rendah yaitu 1 sampai 3 dan
dia mengajari ku tanpa ada waktu istirahat selama 10 jam tanpa henti”
“Aku beruntung kau yang melatih ku Nek. Sekarang aku
tahu bagaimana rasanya”
“Sebenarnya aku hanya memotong 2 jam dari jatah mu. 1
jam Istirahat pertama dan 1 jam istirahat kedua dan untung saja aku
melakukannya dengan benar”
“Apa…Nenek mengikuti cara guru nenek melatih kepada ku
dan murid-murid di sekolah sihir lainnya waktu itu (?)”
“Ya, Dan itu lah alasan Nenek di pecat”
Larla ketawa geli dan berusaja menutup mulutnya
sedikit dengan jari telunjuknya yang di tekuk kedalam.
“Yaaa, Kalu pada sekolah sihir aku sengaja karena aku
tidak melihat sedikit pun dari mereka yang memiliki Potensial…Tidak seperti mu,
Larla”
“Terima kasih, Nek. Aku bersyukur”
“Lalu, Apa yang terjadi selanjutnya ?”
Larla terus meminta Gurunya untuk menceritakan masa
lalunya yang kedengaran menarik untuknya.
“Aku berhasil…Melewati sihir tingkat 3 saat berumur 21
tahun”
Mata Larla terbuka lebar dan matanya bersinar merasa
takjub.
“Selama 2 tahun saat berumur 18 sampai 20, Aku
berhasil menguasai Sihir Tingkat 3, Lalu 1 tahun kemudian Guru ku meminta ku
untuk menjadi petualang jika ingin meningkatkan teknik ku…Dan benar saja Anak
ku, Tanpa di sadari aku berhasil melampaui batas sihir milikku”
“H-Hebat…”
Larla merasa merinding saat mendengar cerita gurunya.
“Setelah merasa latihan ku sudah cukup, Guru ku
kembali ke tempat kerjanya dan tidak pernah kembali lagi. Aku belum sempat
menanyakan namanya dan aku tidak pernah menyangka kalau dia tidak akan kembali
melihat ku”
“Setelah itu…Apa yang terjadi dengan guru Nenek ?”
“Aku tidak tahu. Aku tidak tahu Namanya, Jati dirinya,
Masa lalunya, dan pekerjaannya. Tapi di lihat dari pakaian dan terkadang dia
membawa banyak buku, Sepertinya dia seorang pengurus Perpustakaan”
“Begitukah”
“Lalu aku melanjutkan hidup ku sebagai seorang
Petualang dan bertemu 7 teman ku. Kami akhirnya berpetualang dan menjadi lebih
kuat bersama…Dan akhirnya seperti ini lah Aku”
“Hebat…Apa dengan berpetualang akan meningkatkan
kemampuan orang-orang ?”
“Tentu. Seperti Pengalaman dan yang lainnya. Banyak
sekali yang kau dapatkan dari berpetualang. Melihat dunia yang baru, Dunia yang
luas dan menemukan sesuatu yang baru juga akan mendapatkan koneksi yang luas
mengenai dunia luar”
Mendengar cerita gurunya mengenai seorang petualang
membuat Larla matanya bersinar cerah. Larla mulai penasaran dengan rasanya
menjadi seorang petualang.
“Apa kah menjadi seorang petualang itu Asyik ?”
“Tentu. Hanya saja kami ber-8 adalah seorang petualang
liar yang tidak terikat dengan Guild”
“Apa perbedaanya jika terikat dengan Guild ?”
“Jika kau terikat dengan Guild maka semua tindakan mu
akan di tentukan dengan misi yang kau ambil dan kau akan mendapatkan upah
sesuai harga yang di berikan dan kau tidak akan bisa berpetualang dengan bebas”
“…Tapi jika tidak terikat maka kau bisa berpetualang
bebas seperti ku”
“…Jujur saja Anak ku Larla, Aku juga akan meminta mu
untuk menjadi petualang setelah latihan mu cukup”
“Ya, Keluar lagi sifat Nenek yang satu ini”
“Hahahahaha, Maaf ya. Sudah kebiasaan”
“Tidak. Tidak masalah. Aku sepertinya juga tidak akan
menolak”
“Benarkah ?”
“Em, Tentu. Aku juga ingin meningkatkan kekuatan ku
dan melebihinya lagi”
Gurunya memandang Larla dengan tatapan yang penuh
dengan harapan dan masa depan yang cerah sebagai Petualang yang hebat juga
gurunya tersenyum dengan penuh kepercayaan.
“Aa, Aku percaya itu…Aku percaya kau akan menjadi
petualang yang hebat, Anak ku”
“Benarkah ?”
“Tentu”
“Kalau begitu-“
Larla berdiri dengan cepat dan tenaga yang sudah
pulih.
Sebelum melanjutkan perkataannya, Gurunya mengangkat
tangannya dan menghentikan Larla dalam melanjutkan perkataannya.
“Tapi latihan hari ini selesai. Kita harus segera
kembali”
“T-Tapi…”
“Ingat jangan paksakan tubuh mu”
“B-Baik…Baiklah”
“Bagus. Sekarang ayo kita kembali ke desa”
Setelah menghentikan Larla yang ingin melanjutkan
latihannya yang di luar batas, Gurunya menghentikannya dan mengajaknya kembali
ke desa untuk beristirahat.
Di malam hari yang sunyi dan tenang, Di sebuah danau
yang indah dan airnya yang terpancarkan oleh sinar rembulan malam berwarna biru
memantulkan setiap cahayanya yang indah ke berbagai sudut di tempat itu dan
menyinarinya.
Ini adalah danau yang biasa di gunakan oleh Larla
untuk mandi atau berenang jika dia lelah.
Lalu di danau yang tenang itu, Dari dalam danau ada
yang keluar dengan tenang dan elegan.
Itu adalah seorang Gadis Dark Elf yang cantik dan
indah. Dia adalah Larla
Dia keluar dengan sangat elegan dimana tubuhnya yang
basah dan indah berdiri tegap dan sedikit menunjukkan lengkungan tubuhnya
kebelakang.
Rambutnya yang berwarna perak panjang basah.
Sekarang dia tidak mengenakan apapun. Tubuhnya yang
tidak terlindungi oleh kain dan armor itu sangat lah Indah.
Itu sudah biasa untuk Larla.
Tubuh dan Kulitnya yang halus dan mulus berwarna
coklat basah karena baru keluar dari
dalam air tersinari oleh sinar Rembulan yang berwarna biru indah semakin
mencerahkan dan mengindahkan tubuhnya itu yang memantulkan sinar rembulan yang
menyinarinya.
Larla mandi tengah malam untuk menyegarkan tubuhnya
setelah latihan dengan gurunya.
Dengan tenang dia merasakan air yang membasahinya dan
mengalir di tubuhnya sambil menutup matanya.
Perlahan, Larla membuka matanya dan melihat ke arah
rembulan.
Dia menggapai bulan yang bersinar dengan terang itu di
malam hari…Tentu dia tidak dapat mencapainya.
Dia kemudian menurunkan tangannya dan kembali menutup
matanya.
Dari arah kirinya terdengar seperti suara sihir yang
baru saja di aktifkan.
Larla menoleh ke sumber suara dan melihat gurunya dari
jauh yang sedang merapalkan sebuah mantra sihir.
Karena penasaran, Larla keluar dari dalam danau dan
menyamperi gurunya.
Larla keluar dari dalam danau tanpa mengeringkan
tubuhnya dan mengenakan pakaian. Dia telanjang dan tubuhnya basah sepenuhnya.
Dengan tenang dan tidak peduli dengan kondisinya
sekarang ini, Larla berjalan dengan elegan dan tubuhnya lurus.
Gurunya tidak menyadari kedatangan Larla dan masih
merapalkan sihir.
[Magic Tier 4, Summoning Magic, Summon Moderete Level
Monster]
Dari telapak tangan gurunya, Keluar seperti lingkaran
sihir berwarna Ungu dan di tanah juga ada lingkaran sihir yang sama.
Lalu dari dalam tanah muncul seperti monster yang
terlihat aneh di bungkus dengan cahaya.
Perlahan monster itu melayang ke atas tepat di hadapan
gurunya dan sekejap cahaya yang membalut seluruh tubuhnya hilang saat dia
melebarkan sayapnya.
Monster itu tubuhnya seperti seekor elang tetapi dan
berwarna Biru tua, Di sekujur tubuhnya ada garis-garis berwarna kuning.
Monster itu terbang ke arah gurunya dan berdiri di
atas lengannya.
Larla yang melihat itu dengan seksama menghampiri
gurunya lebih dekat lagi dan bertanya dengan santai.
“Sihir pemanggil ?”
“Hmmm…Eeeiiiikkk (?)”
Gurunya yang menoleh ke sumber suara yang tidak
menyadari kalau Larla datang mendekat terkejut melihat kondisi Larla yang tidak
mengenakan pakaian atau telanjang dan sekujur tubuhnya basah sehabis berenang.
Larla yang merespon suara aneh Gurunya memiringkan
kepalanya.
“L-Larla…Apa itu kamu ?”
Dengan tenang Larla menjawab. “Ya, Tentu”
“K-Kau…Telanjang…Eeh Bukan…Kau…Apa yang kau lakukan di
sini ? Kau basah kuyup”
“Menjalani rutinitas ku. Aku berenang di danau di
malam hari setiap aku selesai Berlatih, Berburu, dan ke kota. Nenek sendiri apa
yang Nenek lakukan di sini ?”
Selesai menjawab pertanyaan gurunya dengan tenang dan
santai, Larla membalikkan pertanyaan kepada gurunya.
Dengan wajah yang masih tidak percaya melihat Larla
yang telanjang dan basah kuyup, Gurunya melihat dari bawah sampai atas tubuh
Larla.
Dia melihat wujud yang sangat cantik dan terkesan
elegan, Kulitnya yang coklat mengkilau, Tubuhnya yang ramping dan terdiri dari
banyak lekukan yang indah, Proporsi badan yang pas untuk seorang gadis yang
masih tumbuh, Dadanya yang ukurannya sangat Pas untuk tubuhnya, Rambutnya yang
Perak berkilauan basah dan terpantulkan sinar rembulan malam yang indah, dan
Matanya yang emas cerah bersinar di malam hari dengan sangat indah.
Sosok Larla menyinari malam hari dengan sangat indah…Dia
adalah makhluk yang sempurna…Begitulah yang di pikirkan Gurunya melihat Kondisi
Larla di malam hari.
Wajah Larla sangat santai dan tenang tidak
menggambarkan ekspresi apapun hanya ekspresi yang tenang dan santai.
“Nek ?”
Gurunya tersadarkan mendengar suara Larla dan
menggelengkan kepalanya.
“Ah, Aku sedang memanggil monster kesayangan ku. Dia
adalah Tsu, Mirip seperti elang tapi sebenarnya dia bukanlah elang. Levelnya
35”
Gurunya menunjukan Monster panggilannya ke arah Larla
dan memperkenalkan.
Larla menggapai monster peliharaan gurunya dengan
tangannya dan mengelur bulunya yang berwarna biru.
“Bulunya halus. Apa tidak apa kalau dia sedikit basah
terkena tangan ku ?”
Gurunya sedikit
bergumam lirih di awal dan kemudian suaranya jadi lebih jelas menjawab pertanyaan
Larla.
“Apa tidak apa jika kau Telanjang dan basah kuyup di
malam hari…Bukan…Tentu, Tidak apa. Dia bisa kering kembali dengan cepat”
Monster itu kemudian menggerakan kepalanya dan
tubuhnya dengan cepat untuk mengeringkan bulunya yang basah terkena air dari
tangan Larla yang basah dan tetesan air dari tubuh Larla yang basah.
Gerakannya yang mengejutkan Larla dan air-air yang
bertebaran ke segala arah terutama ke arah Larla dari si monster itu membuat
Larla sedikit berlindung dengan kedua tangannya.
Larla sedikit tertawa dan terseyum melihat apa yang di
lakukan monster itu.
[Magic Tier 4, Summoning Magic, Summon Moderete Level
Monster]
Sebuah sihir Tingkat 4 yang termasuk Sihir pemanggil
monster tingkat menengah. Sihir ini memperbolehkan si pengguna untuk memanggil
monster level menengah yang ingin mereka panggil. Syaratnya adalah si pengguna
harus mengetahui jenis monster itu.
Ada juga yang melakukan Kontrak dengan si Monster yang
membuat si pemanggil dapat memanggilnya kapan saja tanpa harus mengeluarkan
banyak energi sihir.
Ada juga cara lain selain harus merapalkan mantra
seperti, Menyegel Monster panggilan di dalam Gulungan atau Gem. Cara ini sering
digunakan oleh Penyihir tingkat 1-3 dan bagi mereka yang memiliki Energi sihir
yang sedikit atau menggunakan energi sihir miliknya untuk bertarung.
Gurunya menarik kembali monsternya dan memberikannya
sedikit makanan dari dalam tasnya.
“Apa kehebatannya ?”
“Dia bisa menjadi mata ku di udara dan juga sebagai
mata-mata yang baik, Dia juga bisa menggunakan Sihir tingkat rendah tapi dia
bukan monster atau hewan Mistis jadi serangan sihirnya tidak begitu kuat dan
kekuatan sihirnya hanya dapat di gunakan untuk melihat sekitar”
“…Walaupun begitu aku tetap menyukainya dan dia sangat
berguna”
Larla mengeluarkan sedikit suara menandakan dia paham.
“Apa aku juga bisa menggunakan sihir itu ?”
Gurunya menoleh ke arah Larla dengan suara “Hmm” dari
dalam mulutnya yang tidak terbuka.
“Aku juga ingin menggunakan sihir pemanggil. Apa aku
bisa ?”
Gurunya melihat Larla dengan tatapan yang tajam dan
mulut yang tertutup rapat. Monster bernama Tsu itu kemudian menghilang dan
gurunya meurunkan lengannya.
Mata Larla sangat serius. Dia tidak main-main ingin
mencoba sihir pemanggil itu, Dalam mata Larla yang bersinar serius itu penuh
dengan keinginan untuk menjadi lebih kuat dan menemukan hal baru untuk dia
pelajari.
Gurunya kemudian tersenyum dan tertawa.
“Ya, Ya…Tentu kau bisa”
Jawaban gurunya membawa senyuman ke wajah Larla.
“Tapi Anak ku, Ada satu masalah”
Wajah Larla berubah menjadi wajah yang sedikit
gelisah.
“Setelah melihat keahlian bersihir mu tadi siang, Aku
memperhitungkan Stats Magic Attack mu itu sekitar 6-7/10 dan kau tidak terlalu
memiliki banyak energi sihir MP mu hanya 6/10. Aku sedikit ragu karena kau itu
tipe petarung kelas Archer dan menggunakan Sihir mu untuk membantu mu dalam
kelas Archer dan memperkuat Skill mu. Aku sedikit ragu kalau ini akan sedikit
sulit untuk mu belajar”
“B-Benarkah ? Kalau begitu ajari-“
Di tengah perkataannya, Gurunya langsung memotong dengan
ucapannyayang sedikit menghancurkan harapan Larla.
“Durasi berlatih Sihir pemanggil tingkat rendah adalah
3 Bulan dan menengah 6 Bulan sedangkan aku di sini tidak akan lama”
“Kalau begitu aku akan meminta Orang tua dan penduduk
desa untuk memberikan mu tambahan waktu”
“Mungkin saja mereka menolak dan aku akan merepotkan
mereka dalam jangka waktu yang cukup panjang”
“Kalau begitu aku akan memberikan mu sedikit Koin
untuk menyewa penginapan di Kota seberang”
“Aku ini seorang pengelana dan aku memiliki cukup koin
untuk mengisi Perut ku dan aku tidak perlu menggunakan koin mu”
“Kalau begitu sewa lah penginapan di kota seberang”
“Sekali lagi aku ini seorang pengelana dan tidak akan
menginap di satu tempat dengan waktu yang lama”
“Kalau begitu bawa aku bersama mu”
Perkataan Larla yang penuh dengan Keras Kepala dan
paksaan itu membukakan mata Gurunya. Tapi sekali lagi Gurunya dengan tegas
menolak.
“Aku Tolak. Aku hanya ingin melatih mu dalam waktu 1
bulan dan tidak ada niatan mengajak mu bersama ku”
“Tapi-“
Perkataan Larla sekali lagi langsung di potong.
“Tapi kau bisa menjadi seorang petualang”
“Petualang (?)”
Perkataan gurunya membuat Larla terdiam sejenak.
“Kau bisa menjadi petualang untuk meningkatkan
kemampuan mu dan pengalaman mu. Terserah padamu kalau kau ingin memilih sebagai
Petualang yang terikat dengan Guild atau tidak atau mungkin saja kau ingin
menjadi seorang Pemburu itu terserah padamu”
“…Tapi…Aku tidak akan mengajak mu bersama ku dan
pengalaman yang kau dapatkan tidak akan sebesar saat kau berlatih dengan ku”
Perkataan itu menusuk hati Larla dengan tajam seperti
anak panah yang menusuk ke dadanya dengan kecepatan yang luar biasa.
Dia sedikit merenung dan melihat ke arah bawah kakinya
menyamping ke kiri.
“Anak ku, Ini mungkin terdengar kasar tapi-“
“Kalau begitu…”
“Hm ?”
Larla memotong perkataan Gurunya. Larla dengan penuh
keyakinan mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Gurunya dengan tampang yang
bersungguh-sungguh.
“Kalau begitu…Ajari aku hanya dalam kurun waktu 1
bulan”
Ucapan Larla yang penuh dengan keyakinan dan percaya
diri itu melebarkan mata Gurunya dan menaikan alisnya.
“Hanya dalam sebulan dan aku akan tunjukan kalau aku
dapat menguasai sihir itu”
“Bagaimana ? Berikan seluruh Latihan Nenek yang sangat
keras dan aku yakin aku pasti berhasil”
Gurunya masih menatap Larla dengan mata yang melebar.
1 Bulan ? Itu gila ! Mempelajari Sihir yang harus di
kuasai selama 3-6 bulan itu sangat mustahil hanya dalam waktu 1 bulan. Anak
ini…Bersungguh-sungguh.
Gurunya bergumam di dalam hatinya. Sekejap dia melihat
dirinya dulu yang keras kepala kepada gurunya untuk mengajari berbagai macam
teknik sihir kepadanya.
Dia merasakan itu kembali, Dirinya waktu masih muda.
Dia melihat sosok Larla yang hampir mirip dengan dirinya namun lebih ekstrim
dan pemberani juga percaya diri.
Tapi, Larla penuh dengan paksaan. Melatih teknik sihir
yang sulit dalam waktu 1 minggu itu sama saja membanting dan merusak tubuh mu
dengan keras sampai hancur berkeping-keping.
Larla bisa saja sakit dan tubuhnya mungkin saja tidak dapat
menerima begitu banyak latihan intensif dari gurunya. Larla memang
berbakat-Tidak. Tetapi sangat berbakat. Dia memang di kenal sangat hebat dalam
belajar, Larla bahkan juga di kenal dapat mempelajari sesuatu dengan sangat
cepat dari biasanya setelah melihat seseorang mempraktekannya. Larla justru
lebih hebat daripada orang itu.
Tapi permintaan yang satu ini terdengar gila. Tidak
mungkin Larla bisa melakukannya, Itu sama saja dengan bunuh diri atau
mengakhiri hidup mu sebagai orang paling berbakat di dunia…Walaupun Larla itu
seorang Dark Elf…Dan Larla masih sangat muda…Dalam umur Dark Elf tentunya.
Gurunya ingin berkata “Tidak mungkin! Jangan memaksa!
Kau akan hancur! Ini memang sihir menengah tapi tetap saja susah! Kau itu
Gila!” Gurunya ingin berkata seperti itu, Tapi…
Yang ada di pikirannya sekejap berubah setelah melihat
mata Larla yang penuh dengan harapan dan keinginan untuk menjadi lebih kuat.
Larla penuh percaya diri dan dia bisa mengalahkan
lawanya dengan rasa percaya dirinya itu. Tentu percaya dirinya itu selalu
membawakan hasil yang memuaskan.
Gurunya kemudian menutup mata, Menghela nafas pelan
dan kemudian…Tertawa.
“Akan ku beritahu satu hal, Nak”
“…Kau…Membuat ku bangga”
Mata Larla menjadi lebih lebar dan penuh pertanyaan.
“Kau gila, pemberani, dan kau memiliki rasa percaya
diri yang tinggi di dalam dirimu dan juga…Keras kepala yang hampir sama dengan
ku”
Dengan nada yang bingung, Larla mencoba untuk
mendapatkan jawaban dari gurunya.
“Itu artinya…?”
“Ya, Tentu anak ku Larla. Akan ku latih kau mengenai
Sihir Tingkat Menegah dan atas (4-5) dalam kurun waktu 1 bulan…Tidak, Tapi
kurang dari sebulan”
“…Bagaimana ?!”
Jawaban dari gurunya menyerahkan harapan Larla dan
menyembuhkan hatinya yang sebelumnya merasakan sakit karena ke raguan.
Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Larla baru
pertama kali mendapatkan kesan ragu dari orang lain. Selama ini Larla selalu di
puji habis-habisan dan itu sudah biasa baginya tapi juga membuat dia malu,
Larla tidak pernah di ragukan selama hidupnya kecuali pada hari ini.
Tapi perasaan itu berubah seketika setelah gurunya
memberikan harapan yang cerah kepada Larla. Gurunya menerima tawaran Larla
untuk mengajarinya ilmu sihir dalam kurun waktu 1-Tidak, Tapi kurang dari 1
bulan. Untuk manusia biasa yang mempelajari ilmu sihir memang terdengar cukup
gila, Tapi untuk Larla yang sudah melebihi batas latihan apapun baginya hal ini
adalah…Mungkin.
Larla tersnyum senang dan matanya penuh akan
sinar-sinar kesenangan. Dengan semangatnya yang besar, Larla mengangguk dan
berkata.
“Baik. Tolong bimbingannya Si Tua Pengelana”
Gurunya tersenyum dengan bangga dan membalas.
“Bagus. Aku suka semangat mu itu”
“…Kalau begitu kita akan memulainya besok. Besok kita
akan berlatih 10 jam dengan waktu istirahat 1 jam dua kali. Bagaimana ?”
“Akan ku terima semua keadaannya”
“Hahaha, Itu lah semangat.-Tidak, Itulah Larla yang ku
kenal”
“Kalau begitu keringkat tubuh mu dan pakai pakaian mu.
Kau nanti bisa kedinginan dan terkena penyakit”
“Ehhh, Tapi aku sudah biasa-“
“Sudah ikuti saja apa kata guru mu ini”
“B-Baik!”
Malam yang
indah itu yang di sinari oleh cahaya rembulan malam yang biru dan terang,
Hembusan angin malam yang dingin nan sejuk, Bunyi dari air danau yang
menyegarkan telinga dan juga…Seorang Gadis Dark Elf yang dengan seorang Wanita Tua yang di sinari oleh
sinar dari rembulan yang cerah, Menutup malam itu dengan tenang.
Part Four
Di Hutan yang
lebat pada sore hari menjelang malam.
Suara langkah kaki yang pelan dan dan tidak memiliki
tenaga lagi terdengar di seret secara paksa.
Tubuh yang coklat yang sebelumnya indah itu hancur
penuh dengan luka.
Luka yang sangat banyak dan darah yang keluar dari
dalam luka itu juga sangat banyak.
Tubuhnya gemetar dan terlihat ingin roboh tapi di
paksa untuk tetap berdiri dan berjalan.
Setiap dia berjalan, Tubuhnya merintih kesakitan dan
lukanya perlahan terbuka lebar mengeluarkan darah merah segar dari dalam
tubuhnya.
Darah segar yang keluar dari dalam tubuhnya membuat
lukanya serasa sangat perih. Darahnya tertetes ketanah yang segar dan subur merubah
bau tanah itu menjadi bau darah miliknya.
Seluruh jalan yang dia telah lewati dengan tubuhnya
yang merintih kesakitan membuat setiap tanah yang dia lewati berlumuran dengan
darahnya yang bertetesan kebawah.
Sakit…Ini sangat sakit…Ini menyakitkan!
Gadis Dark Elf itu merintih kesakitan. Dia tidak dapat
menahan rasa sakit ini lebih lama lagi.
Dia tidak bisa berjalan lagi dengan kakinya yang tidak
memiliki sisa tenaga dan bergemetar.
Dia akan roboh. Dia benar benar akan roboh.
Dia berjalan sangat pelan bahkan lebih pelan dari
seekor siput.
Dia memaksa kakinya, Menyeret kakinya untuk tetap
berjalan.
Kemana dia tuju ?
Dia juga tidak tahu.
Dia hanya terus berjalan di tengah hutan yang besar
dan lebat tanpa tujuan.
Matanya yang sudah lelah dan meneteskan air mata penuh
rasa sakit dia paksa untuk tetap terbuka dan sadar.
Pengelihatannya selalu kabur setiap kali dia bergerak.
Dia selalu melihat kunang-kunang yang berputar di depan matanya.
Perlahan matanya menjadi buram dan dia tidak bisa lagi
melihat dengan jelas kedepan.
Dia akan roboh seperti pohon yang di tebang.
Dia roboh pada akhirnya…
Tapi-
Dia menahannya dengan tombaknya yang dia pegang dengan
kedua tangannya.
Dia menahan tubuhnya yang perlahan akan tumbang itu
ketanah.
Tombaknya sudah terlihat ingin patah-Tidak, Tapi
mungkin sedikit lagi akan patah jika dia paksakan.
Saat tubuhnya akan jatuh lalu dia tahan dengan tombak
dan tenaga terakhirnya yang sudah habis, Darah yang keluar dari lukanya semakin
banyak dan deras.
Dia memuntahkan darah segar dan bernanah dari dalam
mulutnya ke tanah dan membuat tanah itu menjadi bau dengan darah miliknya.
Dia batuk mengeluarkan darah dan dia tidak bisa
menghentikan batuknya itu.
Dia terus batuk dan batuk mengeluarkan darah.
Tubuhnya merintih kesakitan, Tubuhnya bergemetar dan
mengeluarkan darah memperlebar lukanya, Tangannya bergemetar dan tidak
bertenaga mencoba menahan tombak yang dia gunakan untuk tetap berdiri, Kakinya
bergemetar sangat hebat dan tidak memiliki sisa tenaga lagi untuk berdiri tapi
dia paksakan.
Sakit…Ini menyakitkan…Tolong hentikan!
Dark Elf itu merintih kesakitan.
Air matanya keluar karena rasa sakit yang sudah tidak
bisa dia tahan lagi.
Tubuhnya dan dirinya terus merintih kesakitan tanpa
henti.
Dia kemudian memaksakan diri untuk terus berjalan di bantu
dengan tombaknya.
Dia berjalan lebih pelan dari biasanya dan bahkan
terlihat kalau dia tidak berjalan sama sekali.
Setiap langkahnya membuat tubuhnya merintih kesakitan
dan mengeluarkan darah.
Setiap langkahnya membuat tubuhnya bergetar tidak
karuan.
Setiap langkahnya membuat kakinya bergetar hebat dan
terlihat akan jatuh sebentar lagi.
Setiap langkahnya membuat tangannya terayun-ayun dan
bergemetar memegang tombak.
Setiap langkahnya membuat pandangan matanya menjadi
semakin buram dan perlahan akan kelihatan pengelihatannya sebentar lagi.
Dia terus dan menerus mengeluarkan air mata yang di
isi oleh rasa sakit yang perih.
Dua langkah kecil kedepan membuatnya batuk dan
mengeluarkan darah dari dalam mulutnya. Dari dalam mulutnya mengalir darah yang
bercampuran nanah tertempel di bawah mulutnya.
Dia terengah-engah, Nafasnya tidak teratur dengan
baik, Dia akan roboh untuk kedua kalinya.
Dia terus berjalan dengan sangat pelan dan bergemetar.
Lalu di depannya di bawah kakinya dia tersandung oleh
batu besar dan mengejutkannya sesaat membuat pikirannya buyar dan mengilangkan
keseimbangannya, Dia dengan cepat dan cekatan mencoba untuk menahan tubuhnya
yang akan jatuh itu dengan tombaknya.
Namun apa boleh buat saat tombaknya menyentuh tanah,
Tombaknya langsung patah menjadi dua. Sekejap tubuhnya akhirnya roboh dan jatuh
ketanah dengan keras.
Di saat tubuhnya jatuh, Tidak ada yang melindungi
pendaratannya. Di bawahnya itu bukan lagi tanah yang halus di tutupi oleh
rumput melainkan tanah kering yang keras.
Dia kesakitan, Dia batuk darah dan memuntahkan banyak
darah dari dalam mulutnya. Dia menangis dan merintih kesakitan tidak tahan
dengan rasa sakit yang dia terima.
Dia kemudian mencoba untuk melihat kedepan. Dengan
penuh tenaga menggerakkan kepalanya untuk melihat kedepan.
Pemandangannya kabur dan buyar, Dia tidak bisa melihat
dengan jelas apa yang ada di depannya.
Dia mencoba untuk berjalan sambil merangkak tapi itu
percuma. Dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya lagi.
Dia mencoba untuk menggerakan sesuatu dari tubuhnya
dan yang bergerak hanya satu saja yaitu…
Lengan kanannya.
Di depannya adalah lahan kosong yang cukup untuk
merapalkan sebuah mantra.
Dia berusaha untuk menggerakkan tangannya yang sudah
lemas dan bargemetar ke depan arah pandangannya, Ke arah lahan yang kosong itu.
Setelah berhasil…Walaupun tangannya bergemetar sangat
hebat dan terayun-ayun, Dia mencoba untuk membuka lebar telapak tangannya.
Dengan nafas yang terengah-engah, Dia mencoba untuk
mengeluarkan sedikit suara dari dalam mulutnya.
Dia berpikir untuk melakukan hal ini supaya bisa
menyelamatkan nyawanya.
Jika seperti ini terus menerus maka cepat atau lambat
dia akan…Mati.
Dia harus cepat jika tidak maka nyawanya tidak akan
terselamatkan.
Apa yang ingin dia lakukan ?
Mengeluarkan sihir penyembuh ?
Sepertinya tidak.
Dengan tenaga terakhirnya dia berusaha untuk
mengeluarkan suara.
Tapi, Setiap dia membuka mulutnya yang keluar bukanlah
suara miliknya melainkan darah.
Dia mengeluarkan darah yang lebih banyak dari biasanya
dia juka terbatuk sangat banyak dan sangat menyakitkan dari biasanya.
Sakit…Sangat sakit…Tidak…Aku tidak ingin mati…Ini
menyakitkan…Tolong…Aku…
Dia merintih kesakitan dan menangis.
Tapi dia harus melakukan usaha terakhirnya yang dapat
menyelamatkan hidupnya dari maut.
Dia kemudian dengan tatapannya yang kesakitan dan
penuh harapan untuk hidup memandang kedepan ke lahan yang kosong.
Tangannya kembali dia kuat kan untuk melakukan usaha
terakhirnya.
Sebelum membuka mulutnya yang penuh dengan darah, Dia
menelan seluruh darahnya yang ingin keluar dari dalam mulutnya ke
tenggorokkannya.
Setelah dia menelan darah yang penuh dengan nanah, Dia
membuka mulutnya dan merapalkan sebuah mantra.
{Magic Tier…] Batuk…
Sebelum menyelesaikan Tingkatan sihirnya, Dia terbatuk
dan sedikit mengeluarkan darah.
Dia kemudian menelan kembali darah yang ingin keluar
dari dalam mulutnya lalu melanjutkan merapalkan mantranya.
[Summoning Magic…] Dengan perlahan dan terbatah-batah,
Dia mencoba untuk merapalkan mantranya.
[Summoning…Mo-…] Dia kembali terbatuk dan mengeluarkan
darah.
Sebentar lagi dia akan kehilangan kesadarannya. Tidak
tahu apa yang akan selanjutnya terjadi kepadanya, Mati atau Pingsan.
Dia melanjutkan rapalan mantranya dengan tenaga
terakhirnya.
[Summoning Hi-…] Dia kembali batuk. Tapi dia terus
melanjutkan sampai akhir.
Selanjutnya tidak terdengar seperti mantra melainkan
terdengar seperti sebuah permintaan dan harapan.
Dia mengatakan itu dengan sisa tenaganya dan berharap
untuk harapannya terwujud.
Walaupun harus memuntahkan darah dan batuk darah, Dia
tetap memaksanya.
Sekejap dari telapak tangannya keluar lingkaran sihir
berwarna ungu dan dari tanah dan di atasnya terdapat lingkaran sihir yang sama
namun lebih besar.
“Dengar kan…Aku…Tolong…Dengarkan aku…Tolong lah
aku…Tolong…Aku…Aku tidak…Tahan lagi…Ini…Menyakitkan…Aku…Tidak tahan…Lagi-“
Menangis dan merintih kesakitan, Dia meminta
pertolongan dari monster yang ingin dia panggil dengan sihirnya.
Dia kemudian menutup matanya dengan perlahan lalu
membukanya lagi dengan sebuah paksaan.
Dia memandang kedepan dengan sebuah harapan yang kuat
dan besar keluar dan terpancarkan dari matanya.
Dia menelan darahnya sekali lagi dan menggigit
lidahnya dengan sangat kuat yang hampir membuat lidahnya putus. Ini untuk
menahan rasa sakitnya.
Dia kemudian bergerak sedikit dengan tenaga
terakhirnya.
Dia menguatkan lengannya yang bergemetar untuk tenang
dan menguatkannya.
Telapak tangannya di buka sangat lebar dan Lingkaran
sihir di telapak tangannya menjadi lebih lebar, Begitu juga lingkaran kedua dan
ketiga yang ada di tanah dan mengambang di langit.
Dia kemudian mengeluarkan seluruh tenaganya untuk
berbicara dengan lantang.
“Dengar kan aku! Aku, Larla Lolvrath, Memanggil mu
dari dunia sana untuk datang di hadapan ku-“
Lingkaran sihirnya menjadi semakin besar dan lebih
besar. Cahaya dari atas lingkaran sihir itu sekejap turun dengan cepat kebawah
lingkaran sihir yang berada di atas tanah.
“Aku memanggil mu dan dengar kan lah permintaan ku-“
Lingkaran sihir itu semakin membesar terutama
cahayanya juga semakin membesar. Semakin besar sihir yang di keluarkan semakin
besar dan banyak pula energi sihir yang harus di keluarkan.
“Selamatkan lah aku…Selamatkan lah aku…Aku ingin
hidup…Aku ingin Hidup…-“
Lingkaran sihir itu menjadi lebih besar dari
sebelumnya dan cahaya itu terlihat ingin meledak karena kelebihan cahaya.
“Aku…Ingin…Hidup…-“
Sebelum dia kehilangan kesadarannya, Dia-Larla,
Mengeluarkan tenaga terakhirnya dan berteriak.
“Selamatkan Aku ! Aku Ingin Hidup !”
Cahaya yang besar itu meledak dan menyebar kearah
Larla dengan sangat cepat dan membuat silau pengelihatan Larla.
Larla menutup matanya sekejap dan melihat kedepan
mencari tahu monster apa yang dia behasil panggil.
Tapi dia tidak dapat melihat dengan jelas monster itu.
Monster itu di tutupi dan di balut oleh cahaya.
Lingkaran sihirnya kemudian menghilang tapi serpihan
cahayanya masih ada dan masih mengambang di udara.
Larla berusaha untuk membuka matanya dan melihat sosok
di depannya yang masih tertutupi oleh cahaya.
Kelihatannya sangat besar...
Dia terlihat seperti kuda…Tidak…Tapi jika di lihat
lebih jelas maka terlihat seperti seseorang menunggangi sebuah kuda.
Larla perlahan demi perlahan kehilangan kesadarannya,
Mencoba untuk melihat sosok itu tapi…
Larla…
Akhirnya…
Kehilangan kesadarannya…
……………………………………………………………………………………….
Keesokan
harinya di kediaman rumah Keluarga Lolvrath.
Pagi hari yang cerah seperti biasanya.
Sinar matahari yang hangat, Udara sejuk yang berhembus
pelan, Suara kicauan burung-burung di pohon…Dan-
Seorang Gadis Dark Elf yang tidak mengenakan pakaian
terbangun dari tidurnya dan meloncat dari kasurnya dengan cepat…Ini tidak
biasa.
Kenapa Larla begitu semangat hari ini ?
Tentu saja…
Hari ini dia akan mulai berlatih beberapa Ilmu sihir
dengan Gurunya, ‘Si Tua Pengelana’.
Walaupun Larla sudah mencapai Sihir Tingkat 4 tetap
saja Larla masih kekurangan pembelajaran dan sedikit ilmu Sihir.
Dia menggunakan Sihirnya selama ini hanya untuk
membantunya dalam Memanah.
Dia beranjak bangun dari kasurnya, Memakai pakaiannya,
dan seperti biasa Melompat ke lantai 1…Kali ini dia melakukannya sangat cepat
dan terburu-buru.
“L-Larl-“
“Pagi Bu. Dimana Nenek ?”
Belum selesai berbicara, Omongan Ibunya langsung di
potong dengan pertanyaan Larla.
“Ehh ? Si Tua Pengelana ? Guru mu ? Dia ada di depan”
“Baik. Terima kasih Bu”
Setelah mengetahui lokasi Gurunya melalui Ibunya,
Larla langsung berlari keluar rumah dan menuju halaman depan rumahnya.
“T-Tunggu…Larla !”
Ibunya berusaha memanggil Larla yang berlari kencang
secepat hembusan angin kencang menuju halaman depan rumahnya.
Pintu depan rumah di buka dengan sangat cepat dan di
tinggal kan terbuka begitu saja. Angin yang berhembus menutup Pintu rumah itu
setelah Larla keluar dari Rumah.
“Ada apa dengan anak itu ? Tidak biasanya”
“E-Entah lah…Omong-omong, Dimana Likhalri ?”
“Dia…”
Dari dapur datang sesosok anak kecil Dark Elf imut
yang membawa 5 piring di nampan.
“Ini dia sarapan pagi har-“
Likhalri yang sebelumnya tersenyum berubah ekspresinya
seketika menjadi terkejut setelah melihat ada 2 orang yang kurang di meja makan.
“Ehhh ! Dimana Kakak dan Gurunya ?”
“Mereka sudah pergi”
“Mereka lebih awal berlatih”
“Entah apa yang Larla minta kepada Gurunya, Tapi
sepertinya Larla benar-benar senang”
“Begitukah. Kalau begitu aku akan melihat Kakak
berlatih sambil membawakan Bekalnya”
“Hari ini kau tidak ada kerjaan ?”
“Ada”
“Apa itu ?”
“Melihat Kakak berlatih”
Matanya di penuhi oleh cahaya dan penuh tidak
kesabaran dan semangat.
“Ahahaha…Anak ini sangat suka dengan Larla”
Ayahnya yang bergumam di dalam hati tersenyum aneh
melihat Likhalri memiliki semangat kepada Larla.
“Ayah yakin ?”
“Tentu, Biarkan Likhalri melihat Kakaknya yang dia
kagumi berlatih, Siapa tahu dia bisa seperti kakaknya nanti”
“Hmm, Benar juga. Kalau begitu Likhalri, Bawakan bekal
kepada mereka berdua dan kau boleh melihat latihan mereka”
“Benarkah. Terima kasih. Kalau begitu. Aku duluan”
“T-Tunggu…”
Likhalri langsung berlari sekencang angin keluar
rumahnya melewati pintu depan dan menghilang di balik pintu itu.
“M-Mereka sama saja…”
“Ahahaha, Kakak-Adik memang mirip”
“Darimananya ? Larla itu Elegan sedangkan Likhalri
Hyper-Active….Mereka memiliki perbedaan”
“Ibu benar juga”
“…Yaa, Kita tidak perlu khawatir soal mereka
sekarang…Waktunya makan. Ayah ambil 3 porsi”
“Tidak boleh”
Ibunya memukul Ayahnya dengan sendok yang terbuat oleh
kayu yang halus dan membuat sang Ayah mengeluarkan sedikit suara sakit candaan.
Di tengah Hutan, Larla dan Gurunya sudah sampai di
tempat latihan mereka kemarin dan bersiap untuk berlatih.
Larla berdiri dengan tegap di depan Gurunya menunggu
arahan.
Yang memulai pembicaraan adalah Gurunya.
“Pertama, Aku tahu kalau kau dapat menggunakan Sihir
Tingkat 4 tapi ilmu sihir mu kurang dan kau tidak mengetahui kebanyakan dasar
dari Sihir Tingkat 4”
“Kedua, Energi Sihir mu kurang dan itu sedikit
menyusahkan mu nanti saat ingin menggunakan sihir”
“Maka dari itu aku akan melatih dasar dari Ilmu sihir
kepada mu terlebih dahulu”
“Tapi, Karena kamu sangat kurang dan lemah dalam
Sihir, Maka…-“
Gurunya kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam
Tasnya.
Dia mengeluarkas sebuah Item Magic berupa Cincin.
Cincin itu tidak ada perhiasan sama sekali selain
berwarna Perak dan ada tulisan aneh yang terukir di atasnya, Tulisan itu adalah
Bahasa Kuno yaitu “Darconic Language” sebuah Bahasa yang di gunakan beribu
tahun lalu saat masih Era para Naga.
Gurunya kemudian mengulurkan Cincin itu kepada Larla
dan memperlihatkannya.
“Cincin apa ini ?”
“Cincin Item Magic bintang 4. Ini akan membantu mu
untuk kedepannya”
“”B-Bintang 4 !? Legendary Item…?!”
“Ya, Tentu. Ambil lah dan gunakan !”
“M-Mana mungkin. Mana mungkin aku akan menerima Item
Magic Bintang 4 atau Legendary Item darimu. Itu benda bergharga-“
“Sudah lah ambil saja. Daripada aku yang
menggunakannya, Lebih baik kamu yang masih bisa berkembang lebih cepat”
Dengan bingung dan bergemetar, Larla menyentuh cincin
itu yang masih berada di atas telapak tangan gurunya.
“N-Nenek yakin ?”
“Ya, Lagi pula aku juga sedang mencari orang yang
cocok untuk memakai cincin ini”
“Kalau begitu”
Dengan pelan dan tenang, Larla mengambil cincin itu
dari telapak tangan gurunya lalu memakainya di jari manis tangan kirinya.
Larla kemudian melihat cincin itu yang terpasang
dengan pas di jarinya.
“Omong-omong, Apa kegunaan cincin ini ?”
“Kau akan mengetahuinya nanti. Sekarang ayo bersiap,
Aku akan menjelaskan mu beberapa hal mengenai Ilmu sihir”
Larla langsung berdiri dengan tegap kembali.
Dari jauh, Likhalri datang sambil membawa bekal untuk
keduanya.
Karena merasa tidak aman jika menonton di bawah,
Likhalri meloncat ke atas pohon dan duduk di sana untuk menonton latihan
kakaknya.
Sihir memiliki beberapa Tingkatan, Yaitu :
·
0th
Tier :
Untung orang-orang yang memiliki sedikit kemampuan atau Bakat. Tingkat ini adalah
untuk orang-orang yang belum bisa atau belum berpengalaman dalam ilmu sihir
atau belum mempelajari Sihir Tingkat 1. Biasanya ini untuk para Murid dan
penduduk desa. Tingkatan ini juga untuk mereka yang memiliki Kelas Fisik seperi
Warrior, Fighter, Dll.
·
1st
Tier : Yang
paling biasa dan sering dimiliki oleh orang-orang. Yang masih belajar Ilmu
sihir banyak di tingkatan ini. Semuanya bisa menggunakan Tingkat 1 melewati
latihan, Terutama bagi mereka yang sebelumnya tidak memiliki Energi Sihir. Tapi
bagi mereka yang tidak memiliki Bakat maka akan sangat lama dalam berlatih.
·
2nd
Tier : Biasanya
yang memiliki Bakat maka akan berada pada Tingkatan ini. Ini adalah tingkatan
sihir yang paling banyak penggunanya.
·
3rd
Tier :
Bagi mereka yang sudah mencapai sihir tingkat 3, Maka mereka mendapatkan
pencapaian terbesar dalam ilmu sihir. Magic Caster pengguna Tingkat 3 sangat
lah langka dan bagi mereka yang melewati tingkat ini maka mereka sudah cukup
kuat dalam Ilmu sihir. Larla di kondisi lain dimana dia masih harus belajar
walaupun sudah berada di tingkat 4.
·
4th
Tier : Adalah
tingkatan Sihir bagi mereka Murid-murid Akademi sihir yang bertalenta dan bagi
mereka seorang Magic Caster yang penuh dengan Talenta biasanya ini adalah
pencapaian terbesar mereka. Larla di kondisi lain juga masih tidak bisa
menggunakan Ilmu sihir di tingkat 4 karena kurangnya pengetahuan.
·
5th
Tier :
Tingkat sihir yang sangat sedikit dan yang paling Langka untuk di capai. Di
ketahui kalau 8 Legendary Heroes
semuanya sudah berada di tingkat ini dan juga 2 dari 3 Strongest Mankind Heroes sudah mencapai Tingkat ini atau bahkan
lebih. ‘Si Tua Pengelana’ sendiri adalah orang yang berhasil mencapai tingkat
ini dengan berpetualang.
·
6th Tier : Tingkatan Sihir
yang paling tertinggi yang dapat di capai Manusia dan Makhluk hidup lainnya.
Melebihi ini maka sama dengan mustahil bagi makhluk hidup. Di ketahui hanya ada
beberapa yang berhasil mencapai Tingkatan sihir ini, Terutama Salah 1 dari 8 Legendary Heroes dan 2 Anggota dari 3 Strongest Mankind Heroes.
·
7th Tier : Di katakan
sebagai Sihir yang hanya ada di Legenda. Tingkatan Sihir yang ada bagi mereka
yang sudah melegenda sejak dulu. Manusia biasa tidak bisa mencapai sihir ini
terutama salah 1 dari 8 Pahlawan Legendaris. Sihir ini dapat di capai oleh Para
Elder Dragons dan Evil Deties atau Deties.
·
8th Tier : Tingkatan ini di katakan hanya
Mitos belaka tapi beberapa orang mempercayai kalau Magic Caster terkuat dapat
menggunakannya. Ada yang bilang kalau ada satu Individual yang sudah berhasil
mencapai Tingkat ini.
·
9th Tier : Belum ada
pengetahuan yang pasti dan informasi pasti bagi mereka yang sudah mencapai
Tingkat ini, Bahkan Ilmu sihir tingkat ini juga belum banyak di ketahui.
·
10th
Tier : Dikatakan sebagai Super-Tier Magic atau Ultimate Magic
of The Gods. Mereka semua yakin kalau hanya para Dewa yang dapat menggunakan
sihir di tingkat ini dan sihir ini sudah ada 1000 Tahun yang lalu. Mereka
percaya kalau hanya ada satu manusia saja yang dapat menggunakan Sihir Tingkat 10
yaitu Pembuat Sihir Pemanggil Makhluk Dunia Lain.
Ada beberapa Mechanics dalam
Penggunaan Ilmu sihir ini, Yaitu :
·
Elements Magic : Sihir yang menghasilkan atau
menggunakan sihir unsur Element.
·
Buff/Boost Magic : Sihir untuk memperkuat
Kekuatan.
·
Delay Magic : Sihir yang
memiliki waktu penggunaan dan pengeluaran yang membutuhkan waktu.
·
Extend Magic : Sihir yang dapat
memperbolehkan penggunanya memperpanjang waktu penggunaan Sihir.
·
Maximum Magic : Sihir yang memperkuat
kehancuran dari Sihir yang di keluarkan.
·
Over Magic : Sihir yang
memerlukan banyak Energi Sihir. Sihir ini dapat memperkuat dan memperbesar satu
sihir yang ingin di gunakan.
·
Defense Magic : Sihir untuk perlindungan.
·
Support Magic : Sihir untuk membantu.
·
Silent Magic : Sihir yang dapat
di keluarkan atau di rapalkan tanpa pengucapan. Hanya ada beberapa Individu
yang bertalenta yang dapat menggunakan Sihir Ini.
·
Twin and Triplet : Sihir ini memperboleh kan
pengguna untuk mengeluarkan 2 atau 3 satu sihir yang sama.
Masih ada beberapa Hal mengenai Ilmu sihir.
Ada sihir yang sudah sangat lama, Yaitu Old-Age Magic yang kebanyakan di gunakan
oleh para Naga.
Ada juga beberapa Tipe dalam penggunaan Ilmu sihir dan
itu semua bervariasi.
Kebanyakan Individu yang tidak bisa menggunakan Sihir
tingkat tinggi, Membawa Magic Scroll
dan Magic Item bersama mereka.
·
Magic
Scroll : Adalah
gulungan sihir yang sudah di segel dan di isi oleh Sihir-sihir dari beberapa
tingkat. Seperti Tingkat 2-3.
·
Magic
Item : Adalah
Barang Sihir yang memiliki efeknya masing-masing saat di gunakan.
·
Magic
Gem : Sebuah
Berlian sihir yang sudah di isi atau di suntikan Energi Sihir untuk dapat di
gunakan. Penggunanya biasanya mereka yang belum ahli Sihir atau bahkan yang sudah
ahli tetapi tidak ingin mengeluarkan banyak Mana.
Sihir adalah unsur Utama dari dunia ini.
Dunia ini di pondasikan oleh Sihir dan Berkembang
dengan sihir jadi keberadaan Sihir dan Ahli Sihir atau Pengguna sihir di dunia
ini sangat lah penting.
Banyak pengetahuan dan barang-barang yang berhasil di
buat dan di hasilkan melalui sihir.
Seperti Lampu yang menggunakan Sihir tingkat 1
[Continous Light] dimana cahayanya tidak akan mati. Sihir ini membuat peradaban
keluar dari jaman Obor.
Ada banyak Ilmu Sihir yang dapat di pelajari Mulai
yang umum sampai yang lanjut dan terakhir yang paling Sulit. Namun ada banyak
dari mereka yang membuat Ilmu Sihir mereka sendiri, Seperti ‘Si Pengelana Tua’
yang membuat Sihir [Eternal Life].
Ada juga dari mereka yang membuat Tipe Sihir atau Gaya
Sihir mereka sendiri.
Seperti salah satu dari Pahlawan Manusia Terkuat yang
membuat sihirnya berdasarkan Matahari dan Bulan.
Lalu salah satu dari Pahlawan Terkuat Manusia yang
membuat sihirnya berdasarkan Bintang, Listrik, dan Cahaya.
Lalu pemimpin dari Kelompok Petualang Terkenal yang di
panggil ‘Galaxy’ yang membuat sihirnya berdasarkan Galaksi. Ini juga karena
bantuan senjata Bintang 5-nya yang membuatnya bisa menggunakan sihir ini.
Sebenarnya Larla sendiri juga sudah membuat Sihir dan
Tipe sihir miliknya sendiri.
Kombo Sihir dan Memanahnya itu dapat di bilang adalah
sihir buatanya sendiri dan bukanlah sebuah Skill
dari kelasnya atau dari dirinya.
Kembali lagi kepada Latihan Larla dan Gurunya.
Setelah mendengar penjelasan Gurunya, Larla di minta
untuk mengeluarkan energi sihirnya dengan memfokuskannya kepada Telapak
tangannya.
Dengan menutup mata dan dengan kondisi yang tenang,
Larla mengulurkan tangannya ke depan ke arah Gurunya dan memfokuskan energi
sihirnya.
Gurunya kemudian mengenakan Kacamata miliknya dan
melihat ke arah Larla.
Dari telapak tangan Larla, Larla mengeluarkan
Lingkaran sihir berwarna Ungu.
Gurunya melihat Aura Energi Sihir dan kekuatan sihir
milik Larla lalu menghitung kekuatannya.
Sama sepeti sebelumnya, Status kekuatan Sihir Larla
masih sama, Yaitu-
Magic Attack : 6-7/10
MP : 6-7/10
Menandakan kalau Larla masih lemah dalam sihir.
Walaupun Larla sudah mencapai Tingkat 4 tapi
kebanyakan yang Larla buat atau ketahui adalah Sihir Buff/Boost.
Gurunya meminta Larla untuk bersiap dengan Panahnya.
Ini sedikit membuat Larla bingung tapi dia menuruti.
Gurunya kemudian Mengeluarkan Monster panggilan yang
sama seperi kemarin latihan.
Dia kemudian meminta Larla untuk melawannya, Tapi
dengan menggunakan Ilmu sihir yang dia ketahui atau Pelajari.
Larla menerimanya dan memfokuskan Ilmu sihirnya pada
Panah dan Anak panahnya.
Dengan gerakan yang sangat cepat dan perapalan Mantra
yang sangat cepat, Larla dapat mengeluarkan beberapa Sihir yang dia ketahui dan
yang sering dia gunakan.
Kebanyakan dari Sihir Buff yang dia gunakan kemarin.
Tapi mengejutkannya lagi, Larla menggunakan sihir
tingkat 4 yang belum pernah dia perlihatkan.
Kelihatannya Sihir ini dia buat sendiri atau mungkin
sudah ada tapi kelihatannya dampaknya lebih besar dari yang sudah ada. Jika ini
modifikasi maka akan lebih kuat, Tapi sepertinya Larla memodifikasi di tambah
membuatnya sendiri.
Dia mengeluarkan [Lighting Arrow] dan [Flame Arrow]
yang dimana anak panahnya di baluti oleh Listrik dan api.
Lalu saat di tembakkan, Dia mengeluarkan [Multiple
Arrow] dimana anak panah itu akan menggandakan dirinya menjadi beberapa anak
panah.
Belum lagi di gabungkan dengan Mechanics Twin and Triplet Magic yang membuat panahnya lebih banyak lagi.
Saat anak panah itu mengenai 2 Monster di depannya,
Mereka Tersengat Listrik dan Terbakar oleh api.
Lalu Larla mengeluarkan 2 anak panah dan mengisinya
dengan [Wind Arrow] dan [Water Arrow] dimana salah satu anak panahnya di balut
oleh Angin dan satunya di balut oleh Air.
Saat di tembakan dan mengenai targetnya, Listik akan
bergabung dengan Air dan Api akan di besarkan dengan Angin.
Hasilnya adalah dampak yang sangat besar dan seketika
mengalahkan 2 Monster di depannya.
Sepertinya Kombo milik Larla benar-benar banyak, Bukan
itu juga tapi sepertinya Larla ahli dalam menggunakan Elements Magic.
Ini membuat Guru dan adiknya tercengang. Mereka tidak
dapat percaya kalau Larla bisa menggunakan sihir dan kombinasi seperti ini.
Adiknya, Likhalri, Menjadi sangat takjup dan
bersemangat. Matanya bersinar-sinar saat melihat Kakaknya yang begitu luar
biasa. Dia melompat-lompat di pohon dan hampir membuat dirinya terjatuh dari
atas pohon.
Gurunya yang sebelumnya terkejut kemudian tertawa lalu
berkata.
“Hebat. Itu menakjubkan Larla”
Larla melihat ke arah gurunya dari kejauhan.
“Tapi…Sayangnya MP mu sangat sedikit dan yang tadi itu
cukup memakan Energi Sihir mu jadi aku ingin kau berhemat dan memikirkan
pengeluaran Energi Sihir mu lebih baik lagi”
Larla mengangguk dengan semangat dan berteriak.
“Baik !” Kearah gurunya yang berada beberapa meter
dari jarak latihannya.
Selama seminggu mereka berlatih dan memperkuat sihir
Buff dan Boost milik Larla, Gurunya juga melatih Larla untuk menggunakan atau
mengeluarkan Energi Sihirnya dengan hemat.
Yang membuat Larla banyak mengeluarkan Energi Sihir
adalah kekurang tahuannya dalam Mengontrol Energi Sihir dan mengeluarkan Sihir
saat di gunakan.
Dia sudah sering menggunakannya untuk membasmi Goblin,
Ogre, dan Troll yang mendekat ke desa. Tapi dia tidak menyadari kalau dia
mengeluarkan banyak energi sihir.
Jika Larla kehabisan Energi Sihirnya maka dia akan
menggunakan keahlian Fisiknya.
Sama seperti waktu itu dimana mereka berlatih dengan
membasmi Goblin di sarangnya dan hanya Larla lah yang beraksi sedangkan Gurunya
hanya memandunya.
Larla dapat membunuh 2 penjaga Goblin yang berjaga di
depan masuk Gua dan jarak mereka berdiri cukup jauh, Tapi Larla hanya dengan 1
anak panah dan sekali tembakan di gabungkan dengan [Piercing Arrow] dan
Pasifnya [Deadly Shot] dia menembak menyamping dari arah kirinya dan dengan
hembusan angin Panah itu berbelok dan menembus kepala Goblin pertama dan kedua.
Dia berhasil menghemat Energi sihirnya, Hanya
menggunakan 1 Sihir atau mungkin saja Skillnya dan memanfaatkan Pasifnya dengan
baik.
Di dalam Gua Larla menggunakan Panah dan Tombaknya
yang keduanya berwarna hitam.
Dia juga memiliki beberapa Skill dalam Kelas Lancer
dan itu cukup mempermudahnya.
Seperti [Thrust Spear] dan [Slashing Spear] yang
sering dia gunakan dalam menggunakan Tombak.
Keahlian bertombaknya juga di perlihatkan menggunakan
kombo yang hampir sama dengan keahlian memanahnya.
Seperti [Lighting Spear] dan [Flaming Spear] dimana
tombaknya di balut Api dan Listrik.
Dengan mudah Larla menghabisi sekumpulan Goblin di
dalam Gua menggunakan Tombak.
Walaupun dia harus merelakan energi sihirnya yang
menipis.
Dia juga di hadang dengan Ogre tetapi dengan kombinasi
Skill Memanah dan Tombaknya membuatnya dapat dengan mudah mengalahkan Ogre itu
dan menyapu bersih semua Goblin di dalam gua itu.
Setiap jam Istirahat, Likhalri yang selalu datang
menonton memberikan bekal dan sarapan kepada mereka berdua dan ini sudah
berjalan selama 2 Minggu.
Di minggu ke-2, Mereka berlatih tentang menggunakan
Sihir Element yang dapat di gunakan Larla dan juga sihir Tingkat 3-4 lainnya.
Kali ini latihannya tidak menggunakan Senjata
melainkan langsung mengeluarkan sihir.
Pertama, Gurunya sangat tertarik dengan sihir Element
milik Larla dan memintanya untuk mengeluarkannya.
Namun Larla yang biasanya menggunakannya dengan
bantuan senjata membuatnya sedikit kesulitan saat tidak menggunakan senjata.
Larla di ajari Sihir Element Umum Tingkat 3 seperti
[Lighting] dan [Fireball] dimana dari telapak tangannya keluar lingkaran sihir
yang mengeluarkan Aliran Listrik lurus dan Bola api yang menembak.
Hanya dengan sekali belajar, Larla dapat memahaminya
lebih.
Larla kemudian mengkombinasikannya seperti biasa dan
sekali lagi ini mengejutkan Gurunya dan adiknya.
Dia mengeluarkan atau mengkombinasikan [Lighting] dengan
[Maximum] juga [Twin] yang dengan hebat Larla mengeluarkan 2 Lisrik besar dari
kedua tangannya.
Sihir ini dinamai atau dapat di rapalkan dengan-
[Magic Tier 3-4, Maximum Magic, Twin Magic, Double
Lighting Force]
Hanya dalam sekali coba dan Larla sudah dapat membuat
dan mempelajarinya dengan sangat baik.
Dia juga mengkombinasikannya dengan Element Api dan
yang lainnya.
Minggu kedua mengeluarkan banyak tenaga untuk Larla
dan mengeluarkan banyak Energi Sihirnya, Tapi Talent Larla yang dapat
mempelajari segala hal dengan cepat mempermudah dirinya.
Lalu…
Di Minggu ke-3 pun tiba.
Minggu yang di janjikan oleh gurunya sebelum
berakhirnya minggu ke-2.
Gurunya berjanji untuk mengajari Larla tentang
[Summoning Magic].
Di malam hari di Danau dimana terlihat di sana kalau
Larla sedang berenang seperti biasanya dan Gurunya duduk di Pohon sedang
melihat sebuah Gulungan.
Gurunya melihat gulungan itu dengan seksama dan dengan
tampang yang serius.
Dia kemudian sedikit menyengir dan melihat ke arah
Larla.
Yang dia lihat bukanlah Larla yang telanjang dan
sedang berenang tetapi dia melihat ke arah Cincin yang Larla pakai di jarinya.
“Sepertinya itu berguna pada Larla”
Dengan senyumannya yang penuh rasa yakin, Gurunya
berkata.
Larla yang berenang sambil mengambang di atas air
melihat ke arah atas rembulan yang terang.
Dia mengangkat tangannya tinggi menggapai rembulan.
Lalu dari jarinya, Cincin itu memantulkan cahaya
bulan.
Melihat cincinnya itu mengundang satu pertanyaan
kepada Larla.
Apa kegunaan Cincin ini ?
Larla bertanya itu di dalam hatinya, Tapi mengetahui
kalau gurunya lah yang memberikannya maka cincin ini sangat lah Special dan
Berharga.
Cincin dengan Bintang 4 atau Rare Item juga di kenal
sebagai Legendary Item.
Barang seperti itu pasti sangat besar efeknya.
“Apa ini cocok untuk ku ?”
“Apa kegunaannya ?”
“Aku belum merasakan sesuatu yang special dari Cincin
ini ?”
Larla bergumam di dalam hati yang bingung dan penuh
pertanyaan.
Lalu di hari selanjutnya.
Di hutan dengan lapangan yang luas saat ingin memulai
latihan, Dari dalam tas milik gurunya ada sesuatu yang bersinar berwarna biru.
Merespon sinar itu, Gurunya membuka tasnya dan
mengambil sesuatu dari dalam.
Itu adalah Gulungan Sihir.
Gurunya membuka Gulungan itu dan cahaya biru itu
menghilang.
Larla penasaran dengan gulungan itu tapi dia tidak
bertanya setelah melihat gurunya yang dengan konsentrasi dan serius
melihat-Tidak, Tapi membaca gulungan itu.
Mata gurunya kemudian menjadi sangat serius.
Ini mengejutkan Larla sedikit. Omong-omong adiknya
tidak datang menonton hari ini.
Gurunya menghela nafas dan menggulung kembali Gulungan
sihir itu dan menaruhnya kembali ke dalam tas.
Helaan nafas milik gurunya membawa pertanyaan kepada
Larla.
“Ada apa ?”
“Larla maaf kan aku”
“Ehh ?” Larla bingung dan memperlihatkan ekspresi bingungnya.
“Aku harus segera pergi”
Pernyataan Gurunya mengejutkan Larla dan membuat
matanya melongo dan membuat dirinya tidak dapat tenang.
“K-Kenapa ? Ada apa ?”
“Teman ku membutuhkan bantuan ku”
“B-Bantuan ?”
“Magic Scroll barusan adalah Magic Scroll yang kami
buat bersama”
“…Namanya adalah [Message Communication Scroll] dimana
jika kau menulis di gulungan itu dengan nama dan energi sihir yang sudah di isi
dengan energi sihir kita maka tulisan itu akan sampai kepada kita yang memegang
Gulungan yang sama”
“Jadi…Bantuan apa yang teman Nenek ingin kan ?”
Neneknya tersenyum tidak menjawab pertanyaan Larla.
Urusan ini pasti sangat rahasia.
Larla dengan sedih melihat ke arah bawah ke tanah.
Lalu gurunya memegang pundak Larla.
“Anak ku, Aku minta maaf kalau aku harus melanggar
janji ku pada mu, Tapi akan ku berikan sesuatu padamu”
Larla menaikan kepalanya dan melihat ke arah Gurunya
dengan wajah yang sedih.
“Aku berikan cincin itu padamu dan akan ku berikan
kamu ini-“
Gurunya memasukan tangannya ke dalam Tas miliknya dan
mengambil sesuatu dari dalamnya.
Itu adalah Gulungan Sihir yang sama seperti
sebelumnya.
Gurunya menyerahkan Gulungan itu kepada Larla dan
Larla mengambilnya.
“Itu adalah Gulungan yang sama seperti sebelumnya dan
Gulungan itu sudah terisi Energi Sihir ku jadi jika kau menuliskan sesuatu di
situ maka aku akan menerimanya. Yaa, Tapi mungkin saja aku tidak akan
membalasnya, Tapi aku akan membacanya”
“Terima Kasih…”
Dengan nada dan wajah yang sedih, Larla menjawab.
Gurunya masih tersenyum kepada Larla, Lalu gurunya
menepuk kedua pundak Larla dengan kencang membuat Larla terkejut dan sadar.
Kepala Larla langsung melihat ke atas, Matanya melebar
dan tubuhnya merinding kaget membuat Larla mengeluarkan suara “Eeeiiikk”.
“Oi apa ini ? Apa ini Larla yang Nenek kenal ? Ini
pasti bukan Larla !”
“A-Aku Larla !”
“Jika kau Larla maka buktikan. Larla itu adalah sosok
yang Elegan, Semangat namun Tenang dan Santai, Multi Talenta dan suka
Telanjang. Buktikan !”
“Eeehhhh…Aku…”
Dengan bingung harus berbuat apa, Larla melirik ke
segala arah dan sedikit tersipu.
“Hahahaha, Seperti itu. Itu baru Larla”
“Darimananya ?”
“Kau tersipu malu dengan mudah”
Larla tersipu malu dan wajahnya memerah sambil
mengembungkan pipinya melihat kebawah karena malu.
Gurunya kemudian mengangkat wajah Larla dengan
tangannya ke arah pandangannya.
“Larla dengar lah, Tanpa sihir pemanggil kau sudah
sangat hebat bahkan dalam 2 minggu terakhir Kekuatan dan kemampuan sihir mu
sudah meningkat Drastis…Bahkan Level mu juga”
Larla terkejut dan matanya melebar. Dia mempertanyakan
tentang kebenaran itu.
“B-Benarkah itu ?”
“Ya, Tentu. Lihatlah ini”
Gurunya memberikan satu gulungan sihir lagi kepada
Larla.
Larla membukanya dan membacanya.
Setelah melihat isi dari gulungan itu, Tangan dan
kaki-Tidak, Tetapi seluruh tubuh Larla gemetar.
Matanya melebar dan dia serasa ingin pingsan hanya
denga melihat isi gulungan itu.
“Itu adalah Statistik/Status kekuatan mu. Kau sudah
berkembang sangat pesat…”
“I-I-Ini………..”
“Larla…Kau sudah melebihi ku…Kau sudah lebih kuat daripada
aku”
Larla yang mendengar perkataan gurunya dan membaca isi
gulungan itu membuat tubuhnya semakin bergemetar.
Gulungan itu berisi tentang Kekuatan milik Larla dan
peningkatannya sangat lah Drastis.
Hanya dalam 2 minggu berlatih, Larla sudah mencapai
Level yang sangat mustahil di capai dengan mudah.
Menurut Gurunya, Larla sudah melebihinya dan juga
sepertinya itu melebihi Monster Legendaris menurut adiknya, Likhalri.
Tidak ada makhluk yang sehebat itu bisa menaikan
kekuatannya secara cepat atau Instan hanya dalam waktu 2 minggu. Tapi Larla
berbeda, Dia berhasil menerobos dinding itu dan menjadi kuat hanya dalam 2
minggu.
Apakah ini berkat Talentnya atau berkat Cincinnya ?
Mungkin saja penggabungan keduanya.
Larla kemudian melihat ke arah Gurunya dan tersenyum
Lebar yang di iringi dengan Air mata bahagia.
“Terima Kasih banyak telah melatih ku, Si Tua
Pengelana”
Gurunya tersenyum bangga dan menjawab dengan santai
“Ya, Tentu”.
Setelah itu Mereka berdua kembali menuju desa untuk
berpamitan.
Si Tua pengelana berpamitan kepada Larla dan
Keluarganya juga para penduduk Desa. Dia mengucapkan terima kasihnya karena
telah menampungnya selama 2 minggu dan melatih Larla.
Penduduk Desa juga mengucapkan Terima Kasih mereka dan
mengatakan kalau Si Tua Pengelana boleh kembali lagi ke desa mereka kapan pun.
Pintu mereka selalu terbuka untuknya.
Setelah Si Tua Pengelana Pergi, Larla meminta Izin
untuk pergi ke kota sebentar…Sendirian.
Sebelumnya permintaan ini di tolak mentah-mentah oleh
Ibunya yang khawatir, Tapi Ayahnya mengizinkannya dan mengingatkannya untuk
berhati-hati.
Ibunya yang melihat Larla yang serius itu harus pasrah
mengizinkan Larla pergi Ke Kota sendirian.
Adiknya yang ingin ikut di tolak oleh Kakaknya,
Ibunya, Dan Ayahnya.
Setelah mendapatkan Izin dari keluarganya, Larla pergi
mengenakan Mantel dan Jubah berwarna coklat untuk menutupinya.
Dia melesat sangat cepat dengan kecepatannya yang luar
biasa menuju Kota seberang.
Apa tujuannya ?
Sebelum Gurunya pergi, Gurunya berkata-
“Kalau kau masih ingin tetap belajar Sihir pemanggil,
Pergi lah ke Toko Sihir yang kau tahu itu dan belilah Gulungan Sihir pemanggil
dan Gem Sihir penyegel Monster pemanggil, Maka kau setidaknya bisa memanggil
Monster Level 30-35 dengan itu”
Mengetahui kalau dia masih ada harapan untuk belajar
Sihir pemanggil, Larla dengan secepat kilat mengikuti saran gurunya dan pergi
ke kota menemui Kakek penjual Item Magic.
Dari Hutan sampai kota memakan waktu setengah hari
dengan berjalan kaki, Tapi tidak dengan kecepatan yang Larla miliki.
Kecepatan ini selalu mengejutkan banyak orang karena
Larla bisa menghindari berbagai macam serangan dan berlari sangat cepat.
Larla sampai di Kota itu hanya 3 jam dan dia juga
sudah sampai di toko Item Magic itu.
Saat sampai dengan cepat Larla membuka pintu toko itu
dan mengejutkan si pemilik.
“Oh, Larla Selamat Dat-“
Sambutan si pemilik toko atau si kakek itu di potong
oleh Larla yang terlihat terburu-buru.
“Kek, Tolong berikan aku gulungan sihir pemanggil dan
Gem Penyegel Monster pemanggil”
“Ehhh…Apa ?”
“Tolong lah”
“A-a-a-a…B-Baik…”
Kakek itu dengan bingung mencari dimana Gulungan sihir
pemanggil dan Gem pemanggil yang dia simpan di belakang.
Di dalam toko itu terdapat banyak sekali barang-barang
sihir yang terlihat sangat berguna dan juga mahal.
Seperti Gulungan sihir, Crystal sihir, Senjata yang
sudah di isi dengan kekuatan sihir, Pakaian yang sudah di isi dengan sihir, dan
masih banyak lagi.
Di Counternya yang terbuat dari kayu dan kaca yang di
dalamnya terdapat banyak sekali barang-barang sihir yang kecil seperti Cincin
sihir dan lainnya.
Kakek itu keluar dari ruangan lain tempat menyimpan
barang-barang sihir lainnya.
Kakek itu berpenampilan sebagai berikut.
Dia pendek dan tubuhnya sedikit gendut dengan wajah
yang keriput dan jenggot berwarna putih yang tebal menutupi Mulutnya, Rambutnya
berwarna putih karena umurnya. Dia mengenakan pakaian kaos berwarna Putih dan
celana berwarna biru.
“Ini dia yang kudapat kan-“
Kakek itu menaruh beberapa gulungan sihir di atas
counter dan botol besar yang berisi banyak sekali Gem sihir bermacam warna.
“Berapa yang kau ingin kan ?”
“3 Scroll dan 5 Gem. Tolong”
“Baik”
Kakek itu memberikan 3 Scroll dan 5 Gem yang diminta
Larla.
Dengan cepat dan terburu-buru Larla membayarnya dan
mengucapkan terima kasih.
“Ini 2 Koin Emasnya kek, Ambil saja kembaliannya”
Larla langsung berlari ingin keluar.
“Larla Tunggu !”
Larla menengok kebelakang dan melihat ke arah Kakek
itu.
“Kenapa kau terburu-buru ?”
Larla tersenyum manis kepada Kakek itu dan menjawab.
“Ada sesuatu yang ingin aku coba”
Dengan tampang yang cerah penuh harapan, Kakek itu
membalas Larla.
“Kau ini…Seperti biasa selalu mengejutkan ku”
“…Kalau begitu pergi lah dan kejutkan aku dengan
hasilnya”
“Em, Baik”
Larla kemudian keluar dari toko dan bergegas lari.
“Hmmm…Sepertinya ini ulah mu…Bukan begitu…Redrit”
“Apa yang di lakukan cincin itu di tangannya ?”
“Kau memberikannya padanya hmmm…Ini akan menarik”
Di tengah perjalanannya, Di tengah kota orang-orang
melihat ke arah Hutan.
Apa yang mereka lihat ?
Larla yang penasaran mencoba untuk melihat ke arah
kemana penduduk warga lihat.
Tapi karena tingginya, Larla kesulitan dalam melihat.
Larla kemudian melompat ke atas atap rumah dengan
cepat dan cekatan.
Saat sampai di atas atap, Larla melihat ke arah hutan.
Saat melihatnya, Mata Larla melebar dan mulutnya
terbuka penuh dengan rasa terkejut dan panik.
Dia berusaha tidak mempercayai apa yang dia lihat dari
kedua bola matanya.
Tapi kenyataannya berkata lain.
Dari arah hutan, Ada asap yang tebal dan seperti bau
hangus pohon yang di bakar dan itu ada di dalam hutan yang dalam.
Walaupun keberadaannya sangat dalam tapi asap itu bisa
di lihat dan di cium sampai ke kota.
Larla yang memiliki pengelihatan sangat tajam bisa
tahu dari mana arah datangnya Asap itu.
Itu berasal dari desanya.
Larla yang panik kemudian berlari dengan cepat menuju
hutan dan menuju desanya.
Kakek pemilik toko itu keluar dari toko melihat
kondisi kota yang ramai.
Dia melihat ke arah Asap besar itu dan wajahnya
terlihat kaget.
“Oh The Great Gods…Apa yang terjadi ?”
Dia kelihatannya menyembah salah satu dewa dari The
Great Gods.
Kejadian ini di luar pengetahuan Larla dan dia sedikit
menyesal, Seharusnya Larla tidak perlu terlalu terburu-buru dan pergi
meninggalkan Desa hanya untuk keinginannya sendiri.
Dengan wajah
yang serius dan panik, Larla melepas mantelnya dan berlari semakin kencang ke
arah Hutan.
Larla sampai
di hutan lebih cepat daripada dia pergi ke Kota.
Sesampainya
di hutan, Larla melihat ke sekelilingnya.
Situasinya
benar-benar kacau.
Banyak
pohon-pohon yang rusak karena sabetan pedang dan ada busur yang menancap di
pohon.
Larla yang
sudah melihatnya langsung berlari menuju desanya.
Dia berlari
dengan kencang dengan penuh harapan…Harapan untuk dapat kembali dengan cepat
dan menyelamatkan keluarganya juga desanya.
Di tengah
jalannya, Dia bertemu dengan 20 Manusia yang sedang melihat keliling hutan.
Terlambat
untuk bersembunyi, Para manusia itu menyadari keberadaan Larla.
Desanya hanya
tinggal beberapa meter lagi kedepan tapi di hadang oleh 20 manusia yang sekarang
tujuan mereka adalah menyerang Larla.
Larla
kemudian mengeluarkan Panahnya dan menembakkan anak panahnya menembus 5 orang
di depannya dan langsung membunuhnya.
Manusia di
sekelilingnya yang kaget dengan serangan mendadak itu dan melihat 5 temannya mati
hanya dengan satu serangan anak panah yang menembus mengeluarkan keringat
dingin dan menelan ludah rasa tajut.
Lalu Larla
mengeluarkan 5 anak panah dan menembaknya sekaligus mengenai 5 orang lainnya
dan membunuhnya langsung.
Tidak sempat
menyerang balik, Larla mendekat dan membunuh 5 orang lainnya yang tidak
menyadari Larla yang mendekat ke arah mereka.
5 Lainnya
yang ingin kabur tidak dapat bergerak setelah dengan sekejap, Larla menembakkan
5 anak panah secara berturut-turut dan membunuh mereka semua.
20 Orang di
kalahkan oleh Larla dalam sekejap dengan kurun waktu 10 detik.
Larla
kemudian melanjutkan larinya menuju Desa, Tapi setiap kali dia mendekat ada
sekelompok manusia lagi yang datang dan menyerang Larla.
Larla tidak
punya pilihan selain melawan balik.
Terus-terus-terus-dan
terus…Larla sudah membunuh lebih dari puluhan Manusia hanya dalam 3 jam.
Larla juga
sudah kehabisan tenaga dan tubuhnya mengalami luka-luka dari besetan pedang dan
anak panah.
Tidak dapat
melanjutkan larinya ke desa, Larla pun memutuskan untuk lari kedalam hutan.
Dia di kejar
oleh 20 orang lainnya dan Larla sudah tidak sanggup melawan balik.
Saat Larla
melompat dari pohon ke pohon, Larla tertembak oleh anak panah di punggungnya
dan terjatuh dengan keras ke tanah.
Larla yang
sudah terluka parah, Tidak dapat bertarung lagi, Mengeluarkan banyak darah dari
lukanya yang membesar, dan tubuhnya yang bergemetar hebat membuatnya tidak bisa
bergerak lagi.
Dia sudah
pasrah dengan hidupnya dan seolah-olah mengatakan kepada kelompok pemburu itu
untuk maju dan menangkapnya.
Saat 5 orang
maju mendekati Larla bagaikan peluru, Larla dengan cekatan menarik Tombaknya di
punggungnya dan menebas 5 leher pemburu yang menyerangnya.
Dengan
kekuatan terakhirnya Larla membunuh mereka ber-5 dengan sekejap.
15 orang
lainnya merasa takut dan tidak berani maju setelah melihat kemampuan mengerikan
Larla.
Larla maju ke
arah mereka dengan perlahan.
Matanya yang
setengah terbuka dan penuh rasa lelah itu menakuti musuhnya.
Badannya
menunduk ke bawah dan bergemetar merintih kesakitan.
Kakinya
bergemetar yang membuatnya susah untuk berdiri.
Tangannya yang memegang Tombak miliknya terayun-ayun
dan bergemetar.
Dia berjalan
perlahan ke arah 15 musuhnya yang tersisa.
15 Manusia
itu bergemetar ketakutan. Mereka mengeluarkan keringat dingin dari balik
tubuhnya.
Gigi mereka
bergemetar merasakan takut.
Beberapa dari
mereka mengucapkan doa kepada Dewa yang mereka sembah memohon pengampunan.
Mereka yang
sebelumnya memandang Larla penuh nafsu dan merasa percaya diri akan menangkap
Larla, Kini merasakan hawa yang berbeda dari Larla.
Dari punggung
mereka keluar keringat dingin penuh rasa takut akan kematian.
Hawa yang di
keluarkan oleh Larla adalah Hawa membunuh.
15 pemburu
itu merasakan kematian yang mendekati mereka.
Mereka tidak
tahu harus berbuat apa selain pasrah di hadapan Kematian…
Di hadapan
malaikat pencabut nyawa…Larla Lolvrath.
……………………………………………………………………………………
Di Tengah Hutan, Di Malam Hari, Waktu sekarang.
Cahaya yang besar itu meledak dan menyebar kearah
Larla dengan sangat cepat dan membuat silau pengelihatan Larla.
Larla menutup matanya sekejap dan melihat kedepan
mencari tahu monster apa yang dia behasil panggil.
Tapi dia tidak dapat melihat dengan jelas monster itu.
Monster itu di tutupi dan di balut oleh cahaya.
Lingkaran sihirnya kemudian menghilang tapi serpihan
cahayanya masih ada dan masih mengambang di udara.
Larla berusaha untuk membuka matanya dan melihat sosok
di depannya yang masih tertutupi oleh cahaya.
Kelihatannya sangat besar...
Dia terlihat seperti kuda…Tidak…Tapi jika di lihat
lebih jelas maka terlihat seperti seseorang menunggangi sebuah kuda.
Larla perlahan demi perlahan kehilangan kesadarannya,
Mencoba untuk melihat sosok itu tapi…
Larla…
Akhirnya…
Kehilangan kesadarannya…
Tapi…
Dia kembali membuka matanya hanya untuk sekejap untuk
melihat sekali lagi apa dia berhasil atau tidak…
Tubuh Monster itu yang di balut dan tertutup oleh
cahaya perlahan mulai terlihat.
Tapi kesadaran Larla juga semakin memburuk.
Pengelihatannya mulai memburam lagi dan tubuhnya sudah
tidak bisa dia gerakan.
Tubuh makhluk itu perlahan terlihat.
Mata Larla perlahan menutup.
Tubuh kuda yang di tunggangi perlahan terlihat.
Larla semakin kehilangan kesadarannya.
Wujud dari seseorang yang menunggangi kudanya perlahan
terlihat.
Larla…Mulai tidak dapat melihat dengan jelas.
Tubuh kuda itu terlihat sepenuhnya.
Kuda yang mengenakan Armor Full-Body berwarna Hitam
legam dengan setiap celah dan lubang kuda itu berwarna Biru api membara.
Hanya dalam hitungan detik terakhir, Larla akan kehilangan
kesadarannya sepenuhnya.
Wujud penunggang kudanya perlahan terlihat.
Di kanan badan kudanya ada Perisai yang besar, Tangan
kanan penunggangnya memegang kendali kudanya, Di pinggang sebelah kanannya ada
sebuah pedang yang cukup panjang. Tubuhnya mengenakan Full Armor-Body berwarna
Hitam legam dan setiap celahnya berwarna Biru api membara.
Larla perlahan demi perlahan mulai menutup matanya.
Kepala dari Penunggangnya terlihat.
Dia mengenakan Helmet dengan lubang mata menyerupai
huruf “T” dan berwarna biru api membara. Di atas kepalanya seperti ada tanduk
kecil seperti mahkota.
Wujudnya sudah terlihat dengan sempurna tapi
Larla…Sepenuhnya kehilangan kesadaran.
………………………………….
Makhluk itu datang…
Makhluk itu datang ke dunia ini…
Makhluk terkejam di dunianya…
Datang secara mendadak…
Seperti di panggil oleh Sihir pemanggil…
Apakah Larla yang memanggilnya ?
Atau sihir yang sudah tertanam di dunia ini selama 500
tahun lebih ?
Itu…Tidak lah penting….
Karena sekarang…
Sosok Kegelapan datang…
Sosok pembawa kehancuran datang…
Sosok pengendali Kegelapan datang…
Seorang Raja…
Seorang pemimpin…
Seorang…Dark Lord…
Datang…Kedunia ini…
“Oui…Xom’Zic ?” (Dimana…Aku ?)
The Dark Lord Arch Vossler Souron
Terpanggil kedunia ini.